Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Setiap melakukan penelitian harus mempunyai masalah penelitian yang akan


dipecahkan. Perumusan masalah ini bukanlah pekerjaan yang mudah, termasuk bagi
peneliti-peneliti yang sudah berpengalaman.Padahal masalah selalu ada di lingkungan
sekeliling kita.

Pemecahan masalah yang dirumuskan dalam penelitian sangat berguna untuk


mengatasi kebingungan kita akan suatu hal, untuk memisahkan kemenduaan, untuk
mengatasi rintangan atau untuk menutup celah antara kegiatan atau fenomena. Karenanya
peneliti harus memilih suatu masalah bagi penelitiannya, dan merumuskannya untuk
memperoleh jawaban terhadap masalah tersebut.Perumusan masalah merupakan hulu dari
penelitian, dan merupakan langkah yang penting dan pekerjaan yang sulit dalam
penelitian ilmiah.

Karena pentingnya perumusan masalah dalam sebuah penelitian maka saya


membuat makalah dengan bahasan perumusan masalah penelitian (research question).

1
BAB II

PEMBAHASAN

II.I Pentingnya Masalah Dalam Penelitian

Penelitian dapat dilihat sebagai proses yang mencakup dua tahap: penemuan
masalah dan pemecahan masalah.

Penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit dan krusial,
karena masalah penelitian mempengaruhi strategi yang akan diterapkan dalam
pemecahan penelitian. Tahap penemuan masalah penelitian meliputi:

1. Identifikasi bidang masalah,

2. Penentuan atau pemilihan pokok masalah (topik), dan

3. Perumusan atau formulasi masalah.

Einstein dan Infeld (1938): formulasi masalah penelitian sering merupakan tahap
penelitian yang jauh lebih esensial dibandingkan dengan tahap pemecahan
masalah. Isaac dan Michael (1989): formulasi masalah penelitian dengan baik
merupakan setengah dari tahap pemecahan masalah.

Masalah penelitian sering dirumuskan terlalu umum sehingga dengan pokok


permasalahan yang tidak jelas akan menyulitkan pemecahan masalah. Tahap
pemecahan masalah meliputi:

1. Penentuan konsep-konsep teoritis yang ditelaah, dan

2. Pemilihan metode pengujian data.

Semakin spesifik perumusan masalah penelitian semakin mudah untuk dilakukan


pengujian secara empiris. Mengingat pentingnya tahap penemuan masalah
penelitian, perlu pendekatan sistematis untuk merumuskan masalah penelitian
yang baik sehingga memudahkan tahap pemecahan masalah.

2
II.II Sumber Masalah Penelitian

Permasalahan dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James H.


MacMillan dan Schumacher (Hadjar, 1996 : 40 – 42), masalah dapat bersumber
dari

1. Observasi

Masalah dalam penelitian dapat diangkat dari hasil observasi terhadap hubungan
tertentu yang belum memiliki penjelasan memadai dan cara-cara rutin yang dalam
melakukan suatu tindakan didasarkan atas otiritas atau tradisi.

2. Dedukasi dari teori

Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsip-prinsip umum yang


penerapannya belum dapat diketahui selama belum diuji secara empiris.
Penyelidikan terhadap masalah yang dianggap dari teori berguna untuk
mendapatkan penjelasan empiris praktik tentang teori.

3. Kepustakaan

Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dilakukan penelitian


ulang (replikasi) baik dengan atau tanpa variasi. Replikasi dapat meningkatkan
validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan lebih luas.
Laporan penelitian sering juga menyampaikan rekomendasi kepada peneliti lain
tentang apa yang perlu diteliti lebih lanjut. Hal ini juga menjadi sumber untuk
menentukan masalah yang menentukan masalah yang perlu diangkat untuk
diteliti.

4. Masalah sosial

Masalah sosial yang ada di sekitar kita atau yang baru menjadi berita terhangat
(hot news) dapat menjadi sumber masalah penelitian.

5. Pengalaman pribadi

3
Pengalaman pribadi dapat menimbulkan masalah yang memerlukan jawaban
empiris untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. (Purwanto
2010:109-111).

II.III. Kriteria Rumusan Masalah

Berikut ini beberapa uraian singkat tentang rumusan masalah dari berbagai
sumber:

A. Drs. Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: PT.


RajaGrafindo Persada, 1995).

Secara ringkas masalah yang biasa diangkat menjadi topik penelitian yang
baik itu seharusnya memenuhi kriteria sebagai berikut

1. Masalah tersebut jika diteliti akan mempunyai arti penting baik bagi
perkembangan ilmu maupun bagi kehidupan sehari-hari
2. Kesimpulan penelitian mempunyai daya simpul yang cukup lama, artinya dapat
digeneralisasikan bukan cuma saat penelitian dilakukan, melainkana sesudahnya.
3. Masalah tersebut memiliki daya tarikkuat baik bagi peneliti pribadi maupun
masyarakat.

4. Secara operasional masalah tersebut bisa diteliti (baik dari sudut prosedural,
metodologi, maupun dari sudut ketersediaan datanya dilapangan).

B. Drs. Hariwijaya, Triton PB. Ssi. Msi., Pedoman Penulisan Skirpsi Dan Tesis,
(Nyutran: Tugu Publisher, 2005). Dalam pembuatan skripsi, tahap ini adalah
kegiatan mencari sebanyak-banyaknya permasalahan. Rumusan permasalahan
berdasarkan pada masalah pokok yang terdapat pada bagian latar belakang
masalah. Masalah-masalah yang hendak dikemukakan pada bagian ini dirumuskan
dalam kalimat pertanyaan yang singkat dan sederhana.
Batasan masalah mempunyai kaitan dengan rumusan masalah. Belum tentu
masalah-masalah yang telah didentifikasikan dapat diteliti. Keterbatasan
mahasiswa memungkinkan masalah yang telah diidentifikasi itu tidak dapat
diteliti semuanya namun hanya sebagian saja. Bahasa lain batasan ini adalah

4
ruang lingkup. Bila anda memiliki keterbatasan dalam waktu, pemikiran, data dan
biaya, maka ruang lingkup yang anda miliki akan sempit.

Manfaat lain dari ruang lingkup yang sempit adalah kupasan materi nantinya
sangat rapat sehingga tidak akan kerepotan dalam mempetahankannya didepan
dewan penguji.

C. P. Joko Subagyo SH., Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2004).

Menurut Joko Subagyo, dalam menentukan rumusan masalah, sebaiknya


kita memperhatikan ketentuan-ketentuan dibawah ini:

1. Dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.

2. Dirumuskan dalam kalimat yang sederhana.

3. Rumusan masalah harus singkat, padat, dan tidak menimbulkan kerancauan


dalam pengertian.

4. Mencerminkan keinginan penulis dalam melakukan penelitian.

5. Tidak mempersulit dalam pencarian data lapangan.

6. Rumusan masalah dapat dipakai sebagai rumusan hipotesa.

7. Rumusan masalah dapat direfleksikan kedalam judul.

D. Drs. Sumadi Surya Brataba MA, Eds, Ph. D., Metodelogi Penelitian, (Jakarta:
CV. Rajawali, 1983).

Menurut Sumadi, rumusan maslah adalah hal yang penting dalam


penelitian, karena akan menjadi panutan dalam penelitian, berikut ketentuan-
ketentuan yang perlu diperhatikan dalam menentukan rumusan masalah.
1. Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.

2. Rumusan masalah harus padat dan jelas isinya.

3. Memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna menjawab


pertanyaaan yang terkandung dalam rumusan masalah itu.

5
E. Purnomo Setiady Akbar. Mpd, dan DR. Husaini Usman. Mpd., Metodelogi
Penelitian Sosial, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1996).

Rumusan masalah ialah suatu usaha untuk menyatakan secara tersurat


pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang spesifik dan perlu dijawab.
Rumusan masalah meurut keterangan dari buku ini di bedakan menjadi 3, yaitu
deskriptif, komparatif dan asosiatif.

F. Menurut Sukardi, permasalah yang akan diteliti (Kerlinger,1986), hendaknya


dapat memenuhi tiga kriteria penting yaitu:

a. Permasalahan atau problematika sebaiknya merefleksikan dua variabel atau


lebih.
b. Sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan tidak
meragukan.
c. Sebaiknya dapat diuji secara empiris.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan Kriteria


rumusan masalah adalah Dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, Dirumuskan
dalam kalimat yang sederhana, Masalah tersebut jika diteliti akan mempunyai arti
penting baik bagi perkembangan ilmu maupun bagi kehidupan sehari-hari, dan
Memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna menjawab
pertanyaaan yang terkandung dalam rumusan masalah itu

II.IV. Bentuk-Bentuk Rumusan Masalah Penelitian

Seperti telah dikemukakan bahwa, rumusan masalah itu merupakan suatu


pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-
bentuk rumusan masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian
menurut tingkat eksplanasi (level of explanation). Bentuk rumusan masalah dapat
digambarkan seperti gambar berikut

6
Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa rumusan masalah
dikelompokkan menjadi bentuk yaitu: rumusan masalah deskriptif,
komparatif,asosiati,dankomparatifasosiatif.

a. Rumusan masalah Deskriptif

Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang


berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya
pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian
ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan
mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini
untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.

Contoh rumusan masalah deskriptif:

1) Seberapa tinggi tingkat kinerja Kabinet Bersatu?


2) Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri
Berbadan Hukum?

3) Seberapa tinggi efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga di


Jakarta?
4) Seberapa tinggi tingkat kepuasan dan apresiasi masyaraka terhadap
pelayanan pemerintah daerah di bidang kesehatan?

7
Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian
berkenaan dengan satu variabel atau lebih secara mandiri (bandingkan dengan
masalah komparatif dan asosiatif)

Peneliti yang bermaksud mengetahui kinerja “Kabinet Indonesia Bersatu”,


sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi berbadan hukum, efektivitas
kebijakan mobil berpenumpang tiga, tingkat kepuasan dan apresiasi masyarakat
terhadap pelayanan pemerintah di bidang kesehatan adalah contoh penelitian
deskriptif.

b. Rumusan Masalah Komparatif

Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang


membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel
yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh Rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut.

1) Adakah perbedaan produktivitas kerja antara Pegawai Negeri,


BUMN dan Swasta? (satu variabel pada 3 sampel)
2) Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B?
3) Adakah perbedaan, kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai
Swasta Nasional, dan Perusahaan asing (dua variabel pada dua
sampel).
4) Adakah perbedaan kenyamanan naik Kereta Api dan Bus menurut
berbagai kelompok masyarakat.
5) Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal
dari kota dan desa, gunung? (satu variabel pada 3 sampel).
6) Adakah perbedaan tingkat kepuasan masyarakat di Kabupaten A
dan B dalam hal pelayanan kesehatan?
7) Adakah perbedaan kualitas manajemen antara Bank Swasta dan
Bank Pemerintah?
8) Adakah perbedaan kualitas lulusan antara Sekolah Bertaraf
Nasional dan Bertaraf Internasional?

8
c. Rumusan Masalah Asosiatif

Rumusan masalah asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang


bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga
bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan
interaktif/resiprokal timbal balik.

1) Hubungan simetris

Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih
yang kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun
interaktif, contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a) Adakah hubungan antara banyaknya bunyi burung prenjak dengan tamu yang
datang? Hal ini bukan berarti yang menyebabkan tamu datang adalah bunyi
burung. (Di pedesaan Jawa Tengah ada kepercayaan kalau di depan rumah ada
bunyi burung Prenjak, maka diyakini akan ada tamu, di Jawa Barat, kupu-kupu
dan tamu).
b) Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat manisnya
buah?
c) Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin?
d) Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah kejahatan?
e) Adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan sepatu yang
dibeli?

Contoh judul penelitiannya adalah sebagai berikut.

(1) Hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan jumlah sepatu yang
terjual.
(2) Hubungan antara tinggi badan dengan prestasi kerja di bidang pemasaran.
(3) Hubungan antara payung yang terjual dengan tingkat kejahatan.

9
Hubungan Kausal

Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini
ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen
(dipengaruhi), contoh:

a) Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja?


b) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan nasional terhadap perilaku
masyarakat?
c) Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja karyawan?
d) Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru
terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah?

Contoh judul penelitiannya:

(a) Pengaruh insentif terhadap disiplin kerja karyawan di departemen X.


(b) Pengaruh gaya kepemimpinan dan tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja di
Departemen X. Contoh pertama dengan satu variabel independen dan contoh
kedua dengan dua variabel independen.

3) Hubungan interaktif/resiprokal/timbal balik

Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak


diketahui mana variabel independen dan dependen, contoh:
(a) Hubungan antara motivasi dan prestasi. Di sini dapat dinyatakan motivasi
mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi.
(b) Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat
menyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan
kecerdasan karena gizi terpenuhi.

d. Rumusan Masalah Komparatif-Asosiatif

Rumusan masalah komparatif-asosiatif adalah rumusan masalah yang


menanyakan perbandingan korelasi antara dua variabel atau lebih pada sampel
atau populasi yang berbeda.

10
Contoh:
1) Adakah perbedaan korelasi kualitas pelayanan dengan nilai penjualan antara di
Toko A dengan Toko B?

2) Adakah perbedaan pengaruh kepemimpinan terhadap disiplin pegawai antara


Lembaga Pemerintah dan Swasta

BAB III

KESIMPULAN
III.I Kesimpulan

 Masalah penelitian sering dirumuskan terlalu umum sehingga dengan


pokok permasalahan yang tidak jelas akan menyulitkan pemecahan
masalah. Tahap pemecahan masalah meliputi:
1. Penentuan konsep-konsep teoritis yang ditelaah, dan

2. Pemilihan metode pengujian data.

 Permasalahan dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James H.


MacMillan dan Schumacher (Hadjar, 1996 : 40 – 42), masalah dapat
bersumber dari:
1. Observasi
2. Dedukasi dari teori
3. Kepustakaan
4. Masalah Sosial
5. Pengalaman pribadi
 Menurut Drs. Hariwijaya, Triton PB. Ssi. Msi., Pedoman Penulisan Skirpsi
Dan Tesis, (Nyutran: Tugu Publisher, 2005). Dalam pembuatan skripsi,
tahap ini adalah kegiatan mencari sebanyak-banyaknya permasalahan.
Rumusan permasalahan berdasarkan pada masalah pokok yang terdapat
pada bagian latar belakang masalah. Masalah-masalah yang hendak
dikemukakan pada bagian ini dirumuskan dalam kalimat pertanyaan yang
singkat dan sederhana. Batasan masalah mempunyai kaitan dengan
rumusan masalah.

11
III.II Saran

1. Di harapkan makalah ini dapat berguna bagi kita semua dalam


pembelajaran Manajemen Strategi
2. Di harapkan makalah ini dapat menjadi pembelajaran bagi teman-teman
semua karena masih banyak hal yang perlu kita pelajari dalam proses
pentingnya manajemen strategi dalam suatu organisasi

DAFTAR PUSTAKA

http://mahasiswauniramalang.blogspot.com/2017/01/makalah-masalah-
penelitian.html?m=l

https://www.asikbelajar.com/bentuk-bentuk-rumusan-masalah-penelitian-
menurut-sugiyono/

https://firdausblogdotcom.wordpress.com/2013/03/30/kriteria-rumusan-
masalah/

https://konsultasiskripsi.com/2017/10/29/sumber-masalah-dalam-
penelitian-skripsi-dan-tesis/

12

Anda mungkin juga menyukai