Masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan atau kesenjangan antara
teori dengan praktik yang memerlukan jawaban, penjelasan atau pemecahan. Kenyataan bahwa
tidak semua mahasiswa menunjukkan hasil belajar yang memuaskan (seperti yang diharapkan”
adalah masalah, tidak semua mahasiswa lulus matakuliah dalam setiap semester seperti yang
diharapkan merupakan masalah, tidak semua mahasiswa lulus tepat waktu delapan semester
seperti yang diharapkan juga merupakan masalah. Jadi semuanya adalah masalah yang
memerlukan penjelasan, jawaban dan pemecahan masalah.
1. Masalah harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih.
2. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk pertanyaan.
3. Masalah dan pernyataan masalah harus dirumuskan dengan cara tertentu yang
menyiratkan adanya kemungkinan pengujian empiris.
Menurut Ibnu (2003:13) terdapat tiga hal yang harus dinyatakan atau dirumuskan dengan
jelas sebelum suatu penelitian dilakukan. Ketiga hal tersebut adalah:
Dari beberapa pengertian diatas menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa :
A. IDENTIFIKASI MASALAH
Konsep identifikasi masalah (problem identification) adalah proses dan hasil pengenalan
masalah atau inventarisasi masalah. Dengan kata lain, identifikasi masalah adalah salah satu
proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting di antara proses lain. Masalah penelitian
(research problem) akan menentukan kualitas suatu penelitian, bahkan itu juga menentukan
apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa
ditemukan melalui studi literatur (literature review) atau lewat pengamatan lapangan (observasi,
survey), dan sebagainya.
1. Bacaan
Sumber bacaan bisa dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan hasil-
hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang
baik tentu saja mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan
dengan tema penelitian bersangkutan. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan
semua masalah yang telah teridentifikasi karena ada berbagai keterbatasan peneliti atau
ruang lingkup penelitian itu. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan
mengangkat masalah-masalah yang belum terpecahkan. Selain jurnal penelitian, bacaan
lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah misalnya buku-buku
bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-gejala dalam suatu kehidupan
yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau bacaan yang berupa tulisan yang
dimuat dimedia cetak.
2. Pertemuan Ilmiah
Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figure publik
yang dianut oleh orang-orang yang ada dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh
pemegang otoritas tersebut dapat dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini
dapat mencakup aspek formal dan non formal.
4. Observasi (pengamatan)
Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru yang paling baik. Tetapi tidak semua
pengalaman yang dimiliki seseorang (peneliti) itu selalu positif, tetapi kadang-kadang
sebaliknya. Pengalaman seseorang baik yang diperolehya sendiri maupun dari orang
(kelompok) lain, dapat dijadikan sumber masalah yang dapat dijawab melalui penelitian.
7. Intuisi
Ketujuh faktor di atas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu pokok
permasalahan penelitian, dan itu dapat juga berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu masalah.
Jadi, untuk mengindentifikasi masalah dapat dilakukan melalui sumber-sumber bacaan yang
memungkinkan lahir masalah-masalah penelitian seperti di atas. Sumber-sumber keilmuan yang
membawa masalah-masalah tersebut dapat saling berinteraksi dalam menentukan masalah
penelitian, dapat juga melalui salah satu sumber saja.
Hal yang penting dijadikan pegangan dalam memilih masalah penelitian ini adalah bahwa
keputusan dan penentuan terakhir adalah terletak pada peneliti itu sendiri. Sebelum memilih
masalah, terlebih dahulu peneliti harus menentukan topik penelitian.
Untuk menentukan topik penelitian Narbuko dan Achmadi (2002) menyampaikan bahwa
sebelum menentukan topik penelitian, seorang peneliti harus terlebih dahulu menanyakan pada
diri sendiri tentang beberapa pertanyaan berikut :
“Apakah topik tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji (interested topic)?”
Setelah topik ditentukan selanjutnya peneliti harus memilih masalah penelitian yang
sesuai dengan topik tersebut. Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian agar masalah
yang dipilih layak dan relevan untuk diteliti diungkapkan oleh Notoatmodjo (2002), meliputi :
“Baru” dalam hal ini adalah masalah tersebut belum pernah diungkap atau diteliti
oleh orang lain dan topik masih hangat di masyarakat, sehingga agar tidak sia-sia usaha
yang dilakukan, sebelum menentukan masalah, peneliti harus banyak membaca dari
jurnal-jurnal penelitian maupun media elektronik tentang penelitian terkini.
2. Aktual
3. Praktis
Masalah penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai praktis, artinya hasil penelitian
harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis, bukan suatu pemborosan atau penghamburan
sumber daya tanpa manfaat praktis yang bermakna.
4. Memadai
Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak terlalu luas, tetapi juga
tidak terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas akan memberikan hasil yang kurang jelas
dan menghamburkan sumber daya, sebaliknya masalah penelitian yang terlalu sempit
akan memberikan hasil yang kurang berbobot.
Tidak setiap masalah layak untuk diangkat sebagai topik penelitian. Untuk memilih masalah
mana yang layak untuk diteliti, ada beberapa kriteria yg. dapat dipakai, yaitu sebagai berikut
(Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 91-92).
1. Apakah masalah itu sesuatu yang baru, relatif belum banyak diteliti?
2. Apakah masalah itu mengundang rasa ingin tahu peneliti atau pihak luar yang akan
membaca atau memanfaatkan hasil penelitian itu ?
b. Nilai teortis hasil penelitian bagi pengembangan ilmu sebagaimana yang diteliti.
c. Nilai praktis hasil penelitian bagi dirinya dan juga bagi profesinya.
3. Apakah masalah yang diplih berada dalam lingkup keilmuan yang ditekuni oleh peneliti
selama ini ?
4. Adakah alat, bahan, dan metoda kerja yang akan dipakai memungkinkan terlaksananya
pengkajian terhadap fakus masalah yang dipilih ?
d. Metode penelitian yang dipakai menurut situasi dan karakteristik spesifik subjek
penelitian.
Sumber masalah penelitian Menurut Turney dan Noble (1971, dalam Danim, 2003)
sumber masalah penelitian empiris dapat berasal dariPengalaman pribadi, Keterangan yang
diperoleh secara kebetulan, Kerja dan kontak professional, Pengujian dan pengembangan teori
yang ada, Analisis literatur profesional dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.
C. PERUMUSAN MASALAH
Dalam sebuah penelitian, setelah ditentukan latar belakang masalah, maka dilanjutkan
dengan menyusun rumusan masalah. Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan
secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah
merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan
diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam
bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang
diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian.
Tuckman (dalam Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 99) mengemukakan beberapa
kirteria dalam merumuskan masalah, yaitu :
3. Dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, lebih baik dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan.
4. Tidak mencerminkan ambisi pribadi atau masyarakat, dan tidak pula menuntut jawaban
dengan pertimbangan moral subjektif.
Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti
memungkinkan dikumpulkan-nya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan (UM, 2000:12
& Ibnu, 2003:110). Contoh: Apakah terdapat hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan
jauhnya tendangan pada sepakbola?
Ary, dkk. (1979) mengemukakan, perumusan masalah yang baik harus memenuhi dua
syarat:
Kedua syarat ini dapat dipenuhi apabila peneliti menyebutkan dengan jelas hal-hal
sebagai berikut:
c. Populasi terkait atau sasaran kajian yang merupakan subjek-subjek yang paling jelas
keterkaitannya dengan permasalahan yang dikaji
d. Berbagai atribut (lokasi, waktu dsb.) berfungsi membatasi lingkup kajian yang berkaitan
dengan tempat dan waktu terjadinya permasalahan maupun identitas khusus dari
populasi/bagian populasi yang bersangkutan.
Pada umumnya masalah penelitian dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, mengandung
variabel-variabel penelitian yang terkait danhubungan antara variabel-variabel tersebut. Ditinjau
dari cakupan aspek yang terkait rumusan masalah penelitian dibedakan menjadi dua tingkatan
rumusan masalah umum yang menunjukkan keseluruhan permasalahan penelitian secara utuh,
dan rumusan masalah khusus yang berfokus pada aspek-aspek tertentu dari permasalahan yang
dikaji.
Berikut ini disajikan beberapa contoh rumusan masalah untuk jenis penelitian deskriptif,
korelasional, dan penelitian eksperimen.
Demikian juga kegiatan penelitian, seseorang melakukan aktivitas penelitian karena ada
alasan tertentu yang melatarbelakangi, mengapa penelitian tersebut dilakukan? Latar belakang
masalah berisi tentang kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik
ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti.
Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil
penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang
terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk
diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh. (UM, 200:11 dan Ibnu, 2003:110). Pada
prinsipnya peneliti harus mampu menjawab pertanyaan: "Mengapa masalah ini dipilih untuk
diteliti?"
Untuk menemukan latar belakang penelitian, kata kunci yang biasa digunakan adalah
“mengapa (why)” penelitian tersebut dilakukan? Mungkin ada alasan-alasan tertentu yang
melatarbelakangi, misalnya: sesuatu yang diteliti tidak sesuai dengan harapan masyarakat, tidak
selaras dengan idealisme, tidak sesuai dengan teori, dan sebagainya. Alasan-alasan yang
memerlukan jawaban, penjelasan atau pemecahan itulah yang dapat digunakan sebagai indikator
bahwa sebuah penelitian tersebut layak atau tidak untuk dilakukan.
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan
rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya
terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan
kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat
pernyataan.
Contoh: (1). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan mengajar
mahasiswa PPL Program Studi Pendidikan Jasmani FIK UM (deskriptif), (2). Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui kekuatan hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan jauhnya
tendangan pada sepakbola (korelasional), (3). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan keterampilan bermain bolavoli antara siswa yang melakukan latihan keseluruhan
dengan latihan bagian (eksperimen).
Berbeda dengan rumusan masalah yang lazim menggunakan kalimat pertanyaan, dalam
rumusan tujuan biasanya menggunakanpernyataan. Rumusan tujuan penelitian merupakan
sesuatu yang ingin dijawaban, dijelaskan atau dipecahkan melalui penelitian. Dengan demikian
tujuan penelitian merupakan sasaran yang akan diselesaikan melalui penelitian tersebut.
F. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian menjadi salah satu bentuk tulisan yang perlu disampaikan dalam bab
pendahuluan. Manfaat penelitian ini erat hubungannya dengan tujuan penelitian. Oleh
karenannya hampir setiap karya tulis, baik skripsi, makalah, karya ilmiah, proposal penelitian,
dan lain sebaginya selalu menyertakannya. Sebagai penjelasan lebih lanjut dalam artikel ini akan
menjelaskan tentang contoh-contoh penulisan manfaat penelitian.
Manfaat penelitian adalah kelebihan dan keuntungan pembuatan karya tulis melalui
program-program yang diterapkan. Dalam tulisannya manfaat penelitian ini tidak lebih dari 3
paragram, bahkan sebagai syarat utamanya penulisan manfaat penelitian haruslah lebih pendek
daripada pendahuluan dalam karya tulis.Jenis-Jenis Manfaat Penelitian:
1. Teoritis
Sebutan dalam penulisan kegunaan penelitian seringkali di dasari atas landasan teoriris.
Landasan ini sendiri seiring pada keguanaan penelitian yaitu sebagai penambah wawasan dan
rujukan dalam ilmu pengetahuan berdasarkan pada teori-teori yang ada.
2. Akademis
Tujuan yang terdapat dalam manfaat penelitian berhubungan erat dalam akademis.
Hubungan ini sendiri atas alasan dengan penelitian menjadi refrensi penulisan bagi segenap
pembaca yang berasal dari banyak kalangan, misalnya masyarakat, mahasiswa, pelajar,
ataubahkan dosen atau guru.
3. Praktis
Penulisan manfaat penelitian bertujuan secara praktis yang lebih mendekatkan pada
dampak yang ditimbulkan di dalam masyarakat. Penulisan manfaat ini sendiri seringkali menjadi
di akhiri dengan memeprluas wawasan bagi pembaca atupun penulisanya.
G. ASUMSI
Asumsi merupakan anggapan dasar, yang diakui kebenarannya atau dianggap benar tanpa
harus dibuktikan terlebih dahulu. Keberadaan asumsi dalam sebuah penelitian bukan merupakan
suatu keharusan, namun menjadi pertimbangan untuk disajikan. Dengan kata lain dapat
dinyatakan sepanjang diperlukan asumsi dapat dicantumkan, tetapi kalau keberadaannya tidak
diperlukan, maka tidak perlu dicantumkan. Tidak semua penelitian memerlukan asumsi, jadi
peneliti tidak perlu memaksa-kan suatu asumsi jika memang tidak secara fungsional dibutuhkan.
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan
pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya, peneliti mengajukan
asumst bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini ia
tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung
memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substahtif atau
metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi
metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian. (UM, 2000:13 & Ibnu, 2003:112)
Contoh orang yang melakukan senam aerobik tiga kali seminggu, maka dia akan
memiliki kebugaran jasmani yang bagus. Kalimat tersebut merupakan suatu anggapan bahwa
semua aktivitas senam aerobik dengan menggunakan prinsip; frekuensi, intensitas, time dan
tempo (FITT) sesuai dengan prinsip-prinsip latihan akan meningkatkan atau mempertahankan
kebugaran jasmani seseorang. Hal itulah yang menyebabkan seseorang memiliki kebugaran
jasmani yang baik.
1. Agar ada dasar berpijak yang kukuh bagi masalah yang sedang diteliti.
Ruang lingkup penelitian berisi tentang konsep, variabel, indikator dan deskriptor (jika
ada) secara rinci,dengan tujuan mengarahkan penelitian sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan, sehingga memudahkan bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Makin rinci jabaran
yang disajikan dalamruang lingkup penelitian, dimungkinkan akan makin memudahkan peneliti
dalam menyusun instrumen penelitian.
Untuk memudahkan penyusunan ruang lingkup penelitian dan analisis terhadap isi, yang
berupa konsep, variabel dan indikator, maka digunakan bantuan berbentuk matrik. Berikut ini
contoh ruang lingkup penelitian untuk mengukur keterampilan bermain sepaktakraw.
Tabel 2.1 Ruang Lingkup Penelitian Keterampilan Bermain Sepaktakraw Peserta Ekstra
Kurikuler SMP Negeri Gondanglegi Malang
http://dosensosiologi.com/contoh-manfaat-penelitian/
http://metodologinurelghazy.blogspot.com/2015/06/memilih-masalah-penelitian.html?m=1
http://ppisb.unsyiah.ac.id/berita/identifikasi-masalah-batasan-masalah-dan-rumusan-masalah