Rahmadana (2021609023)
merdeka.com Seorang jaksa KPK berinisial DLS dihukum atas pelanggaran etik, akibat
selingkuh dengan pegawai KPK berinisial SK. Akibat perbuatan tersebut, DSL kini ditarik
kembali ke Kejasksaan Agung.“Jaksa tersebut saat ini sedang dalam proses penarikan oleh
intansi asalnya, Kejaksaan Agung,” kata anggota Dewas KPK Syamsudin Haris saat
dikonfirmasi awak media,.KPK menyerahkan sepenuhnya proses penegakakan kode etik insan
KPK kepada Dewan Pengawas. “KPK mengajak semua pihak untuk menghormati proses dan
putusannya, sekaligus memetik pelajaran untuk perbaikan kita bersama ke depannya.sanksi dan
hukuman yang diberikan kepada pegawai yang melanggar hal tersebut adalah bentuk zero
tolerance. Sebagai informasi, Perselingkuhan antar pegawai dinilai melanggar Pasal 4 ayat (1)
huruf N dalam Peraturan Dewas Nomor 3 Tahun 2021 tentang Penegakan Kode Etik dan Kode
Perilaku KPK. Kedua diberikan sanksi sedang atas perselingkuhannya.
Hukum.online Dewas juga menghukum keduanya dengan sanksi sedang berupa permintaan maaf
secara terbuka tidak langsung. Terakhir, Dewas juga merekomendasikan kepada pejabat pembina
kepegawaian untuk memeriksa lebih lanjut keduanya guna penjatuhan hukuman disiplin.Putusan
itu dijatuhkan pada pada 7 Maret 2022 oleh Ketua Majelis Tumpak Hatorangan Panggabean
serta Indriyanto Seno Adji dan Syamsuddin Haris masing-masing selaku anggota. Sementara,
putusan dibacakan pada 10 Maret 2022 yang dihadiri oleh para terperiksa.Sementara, Jaksa
Agung Muda Bidang Pengawasan (Jamwas) Kejaksaan Agung RI akan meneliti putusan Dewas
KPK tersebut.
"Apabila ada permasalahan mengenai perbuatan tercela, Jaksa tersebut dan kemudian diserahkan
kepada Kejaksaan sebagai instansi induk, maka Kejaksaan RI akan melakukan penelitian terlebih
dahulu atau putusan dewan pengawas/inspektorat yang dijatuhkan," kata Kepala Pusat
Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung RI Ketut Sumedana dalam keterangan
tertulis yang diterima di Jakarta.
Dalam proses dan kewenangan penegakan kode etik kasus ini diserahkan kepada dewan
pengawas sesuai dengan pasal 37B UU KPK yaitu:
b. memberikan izin atau tidak memberikan izin Penyadapan, penggeledahan, dan/atau penyitaan
c. menyusun dan menetapkan kode etik Pimpinan dan Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi
d. menerima dan menindaklanjuti laporan dari masyarakat mengenai adanya dugaan pelanggaran
kode etik oleh Pimpinan dan Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi atau pelanggaran
ketentuan dalam Undang-Undang ini
e. menyelenggarakan sidang untuk memeriksa adanya dugaan pelanggaran kode etik oleh
Pimpinan dan Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi
f. melakukan evaluasi kinerja Pimpinan dan Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi secara
berkala 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. (2) Dewan Pengawas membuat laporan pelaksanaan
tugas secara berkala 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia dan Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia.
baik D maupun S dinyatakan terbukti bersama-sama salah melakukan perselingkungan dan
melanggar nilai dasar integritas sebagaimana pasal 4 ayat 1 huruf n perdewas Nomor 3 tahun
2021 yaitu:
Pasal 4 (1) Dalam mengimplementasikan Nilai Dasar Integritas, setiap Insan Komisi wajib:
n. menyadari sepenuhnya bahwa seluruh sikap dan tindakannya selalu melekat dalam
kapasitasnya sebagai Insan Komisi
dan pasal 5 ayat 2 a (2) Dalam mengimplementasikan Nilai Dasar Sinergi, setiap Insan Komisi
dilarang: a. melakukan perbuatan yang menimbulkan suasana kerja yang tidak kondusif dan
harmonis,.
Dalam kode etik Profesi Jaksa itu atau dalam istilah lainnya Kode Etik Perilaku Jaksa itu dimuat
apa yang menjadi kewajiban dan larangan bagi seorang Jaksa dalam menjalankan fungsinya.