Anda di halaman 1dari 21

MODUL XII

DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

TIM PENYUSUN

DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN


FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Perkenankanlah pada kesempatan ini, kami mengucapkan puji syukur yang


sedalam-dalamnya kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan modul ini. Modul ini disusun sebagai panduan bagi
peserta mata kuliah Hak Kekayaan Intelektual untuk memahami hal-hal yang terkait
dengan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu di Indonesia. Penulis berharap modul ini
dapat memperkaya teori mahasiswa mengenai perlindungan bidang-bidang Hak
Kekayaan Intelektual di Indonesia. Itulah sebabnya, modul ini ditulis sedemikian rupa
dan lebih banyak menguraikan teori agar nantinya dalam dapat memudahkan
peserta mata kuliah memahami hukum tanah nasional.

Ucapan terima kasih tak lupa disampaikan kepada Dekan Fakultas Hukum
beserta para Pembantu Dekan, ketua dan sekretaris Departemen Hukum
Keperdataan, serta para dosen pengampu mata kuliah Hak Kekayaan Intelektual.
Tanpa mereka yang telah membuat program penulisan modul, tentu modul ini
mungkin masih dalam draft. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para
kolega yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Semoga modul ini dapat
menjadi referensi dan menambah wawasan mahasiswa dan pembaca.

Ttd,

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................
ii
DAFTAR ISI .............................................................................................
iii
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) .................................
iv
MODUL XII DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU........................
1
KEGIATAN BELAJAR: DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU....
2
A. Deskripsi Singkat ................................................................................
2
B. Relevansi ............................................................................................
2
C. Capaian Pembelajaran .......................................................................
2
1. Uraian ...........................................................................................
2
2. Latihan ..........................................................................................
14
3. Rangkuman ..................................................................................
14
4. Pustaka ........................................................................................
15
D. Tugas dan Lembar Kerja ....................................................................
15
E. Tes Formatif ........................................................................................
15
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .........................................................
16
MODUL XII
DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU (DTLST)

Modul ini merupakan modul pertemuan kedua belas dalam mata kuliah Hak Kekayaan
Intelektual. Dalam modul ini, akan dipaparkan secara detail mengenai Sejarah DTLST,
Pengertian dan ruang lingkup DTLST, Cara memperoleh hak DTLST, Sanksi terhadap
pelanggaran DTLST serta kasus-kasus berkaitan dengan DTLST.
Dalam mempelajari modul ini, peserta kuliah diharapkan membaca tahapan demi
tahapan terlebih dahulu agar mudah memahami materi yang terdapat di dalamnya. Setelah
itu, peserta kuliah kemudian membaca keseluruhan materi yang disediakan dalam modul ini.
Untuk keperluan tersebut, peserta kuliah diharapkan mengikuti langkah-langkah berikut
dalam mempelajari modul ini.
Pada modul ini, peserta kuliah akan menyelesaikan satu kegiatan belajar yaitu, kegiatan
belajar untuk mengkaji ruang lingkup dan pengertian DTLST, sejarah DTLST, menjelaskan
cara memperoleh hak DTLST, dan untuk mengklasifikasikan pelanggaran DTLST. Untuk
mendapatkan capaian pembelajaran yang optimal, peserta kuliah diharapkan mengikuti
tahapan berikut dalam mempelajari modul ini.
a. Bacalah bagian uraian dari setiap kegiatan belajar. Tahapan ini diperlukan agar peserta
kuliah mendapat informasi atau akhir dari setiap tahapan;
b. Setelah itu, peserta kuliah membaca kembali bagian uraian dengan seksama agar dapat
memahami penjelasan dengan baik;
c. Kerjakan latihan sesuai instruksi yang telah disediakan;
d. Bacalah Rangkuman yang disediakan untuk memberikan ringkasan tentang aspek-aspek
penting dari setiap kegiatan belajar. Namun, peserta kuliah juga diminta untuk membuat
rangkuman yang menurut peserta kuliah tersebut merupakan inti dari kegiatan belajar
dalam materi ini;
e. Kerjakan tes formatif yang disediakan untuk mengecek seberapa baik peserta kuliah
mencapai tujuan pembelajaran setiap kegiatan belajar tanpa melihat rambu-rambu jawaban
yang disediakan;
f. Bila peserta kuliah telah menjawab tes formatif dengan baik, bandingkanlah jawaban
anda dengan rambu-rambu jawaban yang telah disediakan. Bila nilai peserta kuliah
ternyata telah mencapai tingkat penguasaan sama atau lebih besar dari 80% setelah
dihitung, peserta kuliah dipersilahkan ke kegiatan belajar berikutnya.
KEGIATAN BELAJAR
DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU (DTLST)
A. Deskripsi Singkat
Pada kegiatan belajar ini, peserta kuliah akan mempelajari mengenai
Sejarah DTLST, Pengertian dan ruang lingkup DTLST, Cara memperoleh hak
DTLST, Sanksi terhadap pelanggaran DTLST serta kasus-kasus berkaitan
dengan DTLST.
B. Relevansi
Materi dalam kegiatan belajar ini sangat penting peranannya dalam
melengkapi wawasan ketujuh bidang HKI. Dengan mengetahui tentang
DTLST ini, akan membantu peserta kuliah lebih memahami jenis-jenis
perlindungan yang diberikan dalam bidang HKI Indonesia. Pengembangan dan
penerapan materi dalam modul ini akan menjadi dasar pada matakuliah-
matakuliah lain pada jenjang semester yang lebih tinggi. Oleh karena itu,
peserta kuliah diharapkan dapat mempelajari kegiatan belajar ini dengan baik
sesuai dengan tahapan yang disiapkan.
C. Capaian Pembelajaran
1. Uraian
 Pengertian dan Sejarah DTLST
Desain Tata Letak Sirkust Terpadu (Integrated Circuit) adalah
merupakan bagian dari temuan yang didasarkan pada kreativitas
intelektual manusia yang menghasilkan fungsi elektronik. Istilah
Integrated Circuit (IC) adalah merupakan istilah yang dikenal dalam
teknik digital. IC adalah merupakan komponen elektronik yang terdiri
dari kombinasi transistor, dioda, resistor, dan kapasitor. Menurut
tipenya IC dikiasifikasikan dalam 2 (dua) bagian:
1. Monolithic (single chip)
2. Hybrid (multichip)
Menurut tipe sinyal, IC dapat diklasifikasikan dalarn 2 (dua)
kelompok:
1. Digital IC
2. Linear IC
Perkembangan teknologi IC mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Dengan penemuan IC, memungkinkan beberapa bahkan beribu-
ribu komponen elektronik seperti tahanan, kapasitor dan transistor
dapat dimasukkan dalam sebuah paket yang berukuran sebesar jari
masusia, dan inilah titik awal pembuatan IC rangkaian logika. Diitinjau
dari segi fungsinya dapat beberapa jenis IC berfungsi sama tapi
rangkaian di dalamnya dapat berlainan, ini tergantung pada cara
merangkai antara jenis-jenis komponen yang digunakan. Di sinilah
letak keahlian, dari si perangkai, yang sangat ditentukan oleh
kemamnpuan intelektualitas. Oleh karena itu wajarlah jika temuan
rangkaian ini dilindungi sebagai hak atas intelektual.
Dalam terminologi normatif Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2000 Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau
setengah jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan
sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif,
yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara
terpadu di dalam sebuah semikonduktor yang dimaksudkan untuk
menghasilkan fungsi elektronik.
Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakas tiga
dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elernen
tersebut adalah elemen, aktif sebagian atau semua interkoneksi dalam
suatu Sirkuit Terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan
untuk persiapan pemuatan Sirkuit Terpadu.
Perlindungan atau hukum atas desain tata letak sirkuit terpadu,
bertujuam untuk memajukan sektor industri dan merangsang minat
peneliti dan pendesain untuk lebih kreatif dan secara ekonomis desain
mereka dapat memberikan kontribusi bagi menambah penghasilan
bilamana desain mereka digunakan untuk kepentingan industri.
Indonesia sebagai negara berkembang perlu memajukan sektor
industri dengan meningkatkan kemampuan daya saing. Salah satu daya
saing tersebut adalah dengan memanfaatkan peranan Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu yang merupakan bagian dari Hak Kekayaan
Intelektual. Untuk itu, secara khusus perlu dikembangkan kemampuan
para peneliti dan pendesain, khususnya yang berkaitan dengan
teknologi mutakhir.
Dalam kaitan dengan globalisasi perdagangan Indonesia telah
meratifkasi Agreement Establishing the World Trade Organization
(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yang
mencakup pula Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual
Property right (Persetujuan TRIPs) sebagaimana diratifikasi dengan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994.
Dalam hubungan dengan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu,
Persetujuan TRIPs memuat syarat- syarat minimun pengaturan tentang
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang selanjutnya dikembangkan
sendiri oleh setiap negara anggota, Persetujuan TRIPs juga mengacu
pada Treaty on Intellectual Property in Respect of Intergrated Circuits
(Washington Treatry).
Mengingat hal-hal tersebut di atas, Indonesia perlu memberikan
perlindungan hukum untuk menjamin hak dan kewajiban pendesain
serta menjaga agar pihak yang tidak berhak tidak menyalahgunakan
Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadlu serta untuk membentuk alur
alih teknologi, yang sangat penting unuk merangsang aktivitas kreatis
pendesain guna terus-menerus menciptakan desain orisinal. Oleh
karena itu, perundang-undangan tata letak sirkuit Terpadu perlu
dituangkan dalam bentuk undang-undang agar perlindungan hak atas
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dapat berkepastian hukum.
Perlindungan hukum Desain Tata Letak sirkuit Terpadu
menganut asas orisinalitas. Suatu Desain Tata Letak sirkuit Terpadu
dapat dianggap orisinal apabila merupahan hasil upaya intelektual
pendesain dan tidak merupakan suatu hal vang sudah bersifat umum
bagt para pendesain. Selain itu, Desain Tata Letak sebuah Sirkuit
Terpadu dalam bentuk setengah jadi juga merupakan objek
perlindungan dari undang undang ini sebab sebuah Sirkuit Terpadu
bentuk setengah jadi dapat berfungsi secara elektronik.
Perkembangan teknologi yang berkaitan Sirkuit Terpadu
berlangsung sungat cepat. Oleh karena itu, jangka waktu perlindungan
hak atas Desain Tata Letak Sirkut Terpadu hanya diberikan untuk masa
10 tahun, yang hitung sejak tanggal penerimaan ataau sejak tanggal
Desain Tata Letak Terpadu tersebut pertama kall dieksploitasi secara
komersial dan tidak dapat diperpanjang.
Untuk dapat melaksanakan pendaftaran Hak Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu, pada saat ini pemerintah menunjuk Departemen
Kehakiman dan hak asasi manusia c.q. Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual untuk melakukan pelayanan di bidang Hak
Kekayaan Intelektual. Mengingat cukup luasnya tugas dan tanggung
jawab tersebut, tidak tertutup kemungkinan pada waktu yang akan
datang, Direktorat Jenderal yang membidangi Hak Kekayaan
Intelektual ini berkembang menjadi suatu badan lain yang bersifat
mandiri di lingkungan pemerintah, termasuk mandiri dalam
pengelolaan keuangan.
 Ruang Lingkup Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu diberikan untuk Desain
'Tata Letak Sirkuit Terpadu yang orisinal. Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu dinyatakan orisinal apabila desain tersebut merupakan hasil
karya mandiri pendesain, dan pada saat Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu tersebut dibuat tidak merupakansesuatu umum bagi para
pendesain.
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dinyatakan "orisinal" apabila
desain tersebut merupakan hasil karya pendesain itu sendiri dan bukan
merupakan tiruan dari hasil karya pendesain lain. Hak Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu tidak dapat diberikan jika Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu tersebut bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, ketertiban umum, agama, atau kesusilaan.
 Jangka Waktu Perlindungan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Perlindungan terhadap Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
diberikan kepada pemegang hak sejak pertama kali desain tersebut
dieksploitasi secara komersial di mana pun, atau sejak tanggal
penerimaan pendaftaran. Yang dimaksud dengan "dieksploitasi secara
komersial" adalah dijual, digunakan, dipakai atau diedarkannya barang
yang di dalamnya terdapat seluruh atau sebagian Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu dalam kaitan transaksi yang menandatangani
keuntungan.
Dalam hal Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu telah dieksploitasi
secara komersial, permohonan harus diajukan paling lama 2 (dua)
tahun terhitung sejak tanggal pertama kali dieksploitasi. Perlindungan
diberikan selama 10 tahun. Tanggal mulai berlakunya jangka waktu
perlindungan dicatat dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu dan diumumkan dalam Berita Resmi Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu.
Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah sarana
penghimpunan pendaftaran yang dilakukan dalam bidang Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu yang memuat keterangan tentang nama
Pemegang Hak, jenis desain, tanggal diterimanya permohonan, tanggal
pelaksanaan pendaftaran, dan keterangan lain tentang pelaksanaan
pendaftaran, dan keterangan lain tentang pengalihan hak (bilamana
pemindahan hak sudah pernah dilakukan). Yang dimaksud dengan
"Berita Resmi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah sarana
pemberitahuan kepada masyarakat dalam bentuk lembaran resmi yang
diterbitkan secara berkala bentuk lembaran resmi yang diterbitkan
secara berkala oleh Direktorat Jenderal, yang memuat hal-hal yang
diwajib olehundang-undang ini.

 Subjek Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu


Yang berhak memperoleh Hak Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu adalah pendesain atau yang menerima hak tersebut dari
pendesain. Dalam hal pendesain terdiri atas beberapa orang secara
bersama. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu diberikan kepada mereka
secara bersama kecuali jika diperjanjikan lain.
Jika suatu desain industri dibuat dalam hubungan dinas dengan
pihak lain dalam lingkungan pekerjaannya pemegang hak adalah pihak
yang untuk dan/atau dalam dinas Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu itu
dikerjakan kecuali ada perjanjian lain antara kedua belah pihak dengan
tidak mengurangi hak pendesain apabila penggunaan Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu itusampai keluar hubungan dinas, Yang
dimaksud dengan "hubungan dinas" adalah hubungan kepegawaian
antara pegawai negeri dan instansinya.
Ketentuan tersebut berlaku pula bagi Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu yang dibuat orang lain berdasarkan pesanan yang dilakukan
dalam hubungan dinas. Ketentuan ini dimaksudkan untuk menegaskan
prinsip bahwa Hak DesainTata Letak Sirkuit yang dibuat oleh
seseorang berdasarkan pesanan, misalnya dari instansi pemerintah,
tetap dipegang oleh instansi pemerintah tersebut selaku pemesan,
kecuali diperjanjikan lain. Ketentuan ini tidak mengurangi hak
pendesainan untuk mengklaim haknya apabila Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu digunakan untuk hal-hal di luar hubungan kedinasan
tersebut.
Jika suatu Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dibuat dalam
hubungan kerja atau berdasarkan pesanan, Orang yang membuat
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu itu dianggap sebagai pendesain dan
pemegang hak, kecuali jika diperjanjikan lain antara kedua pihak.
Ketentuan sebagaimana tersebut di atas tidak menghapus hak
pendesain untuk tetap dicantumkan namanya dalam sertifikat Desain
Tata Letak Sirkuit Terpadu. Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu dan Berita Resmi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
Pencantuman nama pendesain dalam Berita Resmi Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu pada dasarnya adalah yang lazim di lingkungan
Hak Kekayaan Intelektual. Hak untuk mencatumkan nama pendesain
dikenal sebagai hak moral (moral rights).
 Lingkup Hak
Pemegang Hak memiliki hak eksekutif untuk melaksanakan
Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang dimilikinya dan untuk
melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat, memakai,
menjual, mengimpor, mengekspor dan/atau mengedarkan barang yang
di dalamnya terdapat seluruh atau sebagai desain yang telah diberi Hak
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
Hak eksekutif adalah hak yang hanya diberikan kepada
pemegang hak untuk dalam jangka waktu tertentu melaksanakan
sendiri atau memberikan izin kepada pihak lain. Dengan demikian,
pihak lain dilarang melaksanakan Hak Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu tersebut tanpa persetujuan Pemegang Hak.Pemberian hak
kepada pihak lain dapat dilakukan melalui pewarisan, hibah,wasiat,
perjanjian atau sebab-sebab lain. Dikecualikan dari ketentuan tersebut
adalah pemakai Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu untuk kepentingan
penelitian dan pendidikan sepanjang tidak merugikan kepentingan yang
wajar dari pemegang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Pemakaian yang dimaksud di sini adalah pemakaian hanya
untuk kepentingan penelitian dan pendidikan, termasuk di dalamnya uji
penelitian dan pengembangan, Namun, pemakaian itu tidak boleh
merugikan kepentingan yang wajar dari pendesain, sedangkan yang
dimaksud dengan "kepentingan yang wajar" adalah penggunaan untuk
kepentingan pendidikan dan penelitian itu secara umum tidak termasuk
dalam penggunaan hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tersebut.
Dalam bidang pendidikan, misalnya kepentingan yang wajar dari
pendesain akan dirugikan apabila Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
tersebut digunakan untuk seluruh lembaga pendidikan yang ada di kota
tersebut. Kriteria kepentingan yang wajar tidak semata-mata diukur
dari ada tidaknya unsur komersial, tetapi juga dari kuantitas
penggunaan.
 Permohonan Pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu diberikan atas dasar
permohonan.Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia ke Direktorat Jenderal dengan membayar biaya sebagaimana
diatur dalam undang-undang ini.
Permohonan tersebut ditandatangani oleh pemohon atau
kuasanya. Permohonan harus memuat:
1. tanggal, bulan, dan tahun surat permohonan
2. nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pendesain
3. Nama, alamat lengkap dan kewarganegaraan pemohon
4. Nama dan alamat lengkap kuasa apabila permohonan diajukan
melalui kuasa
5. tanggal pertama kali dieksploitasi secara komersial apabila sudah
dieksploitasi sebelum permohonan diajukan.
Permohonan tersebut juga harus dilampiri dengan:
1. salinan garnbar atau foto uraian dari Desain Tata Letak Sirkuit Ter
yang dimohonkan pendaftaran;
2. surat kuasa khusus, dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa;
3. surat pernyataan bahwa Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang
dimohonkan pendaftarannya adalah miliknya;
4. surat keterangan yang menjelaskan mengenai tanggal sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) huruf e.
Dalam hal permohonan diajukan secara bersama-sama oleh
lebih dari satu pemohon, permohonan tersebut ditandatangani oleh
salah satu pemohon dengan melampirkan persetujuan tertulis dari para
pemohon lain.
Dalam hal permohonan diajukan oleh bukan pendesain,
permohonan harus disertai pernyataan yang dilengkapi dengan bukti
yang cukup bahwa pemohon berhak atas Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan "bukti yang
cukup" adalah bukti yang sah, benar serta memadai yang menunjukkan
bahwa pemohon berhak mengajukan permohonan.
Ketentuan tentang tata cara permohonan diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah. Setiap permohonan hanya dapat
diajukan untuk satu Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Pemohon yang
bertempat tinggal di luar wilayah Negara Repubrik Indonesia, harus
mengajukan permohonan melalui kuasa.
Pada prinsipnya permohonan dapat dilakukan sendiri oleh
pemohon. Khusus untuk pemohon yang bertempat tinggal di luar
negeri, permohonan harus diajukan melalui kuasa untuk memudahkan
pemohon yang bersangkutan, antara lain mengingat dokumen
permohonan seluruhnya menggunakan bahasa Indonesia. Selain itu,
dengan menggunakan kuasa (yang adalah pihak Indonesia) akan
teratasi persyaratan domisili hukum pemohon. Pemohon tersebut
menyatakan dan memilih domisili hukumnya di Indonesia.
Ketentuan mengenai syarat-syarat untuk dapat diangkat sebagai
Konsultan Hak Kekayaan Intelektual diatur dengan Peraturan
Pemerintah, sedangkan cara pengangkatannya diatur dengan keputusan
presiden. Tanggal penerimaan adalah tanggal diterimanya permohonan
syarat pemohon telah:
1. mengisi formulir permohonan;
2. melampirkan salinan gambar atau foto dan uraian Desain Tata Leta
Terpadu yang dimohon; dan
3. membayar biaya.
Persyaratan ini adalah persyaratan minimal untuk
mempermudah pemohon mendapatkan tanggal penerimaan seperti
didefinisikan tanggal tersebut menentukan saat mulai berlakunya
perhitungan jangka wakta perlindungan atas Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu.
Apabila ternyata terdapat kekurangan pemenuhan syarat-syarat
dan kelengkapan sebagaimana yang telah ditetapkan, Direktorat
Jenderal mem. beritahukan kepada pemohon atau kuasanya agar
kekurangan tersebur dipenuhi dalam waktu 3 (tiga) bulan terhitung
sejak tanggal pengiriman suratpemberitahuan pemenuhan kekurangan
tersebut. Tenggang waktu 3 (tiga) bulan yang diberikan kepada
pemohon untuk melengkapi syarat-syarat yang kurang dihitung sejak
tanggal pengiriman pemberitahuan kekurangan tersebut, bukan
dihitung sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan oleh
pemohon.mTanda pengiriman dibuktikan dengan cap pos, dokumen
pengiriman atau bukti pengiriman lainnya.
Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang untuk paling lama 1
(satu) bulan atas permintaan pemohon. Apabila kekurangan tidak
dipenuhi dalam jangka waktu yang telah ditentukan tersebut, Direktorat
Jenderal memberitahukan secara tertulis kepada Pemohon atau
Kuasanya bahwa Permohonannya dianggap ditarik kembali. Dalam hal
Permohonan dianggap ditarik kembali, segala biaya yang setelah
dibayarkan kepada direktorat jenderal tidak dapat ditarik kembali.
Biaya seluruhnya yang telah dibayarkan kepada Direktorat Jenderal
tidak apat ditarik kembali terlepas apakah permohonan diterima,
ditolak ataupun ditarik kembali.
 Pemberian Hak dan Pengumuman
Direktorat Jenderal melakukan pemeriksaan kelengkapan
persyaratan adninistratif terhadap permohonan. Yang dimaksud dengan
"pemeriksaan" adalah pemeriksaan administratif (formality check)
yang berkaitan dengan kelengkapan persyaratan administratif
permohonan. Di samping itu, untuk tujuan pengumuman permohonan,
Direktorat Jenderal melakukan klasifikasi dan memeriksa hal-hal yang
dianggap tidak jelas atau tidak patut jika permohonan tersebut
diumumkan. Terhadap permohonan yang telah memenuhi persyaratan,
Direktorat Jenderal memberikan hak atas permohonan tersebut, dan
mencatatnya dalam daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
serta mengumumkannya dalam Berita Resmi Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu atau saran lain. Yang dimaksud dengan "sarana lain" adalah
media penyimpanan misalnya CD-ROM dan optical disk
Dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan terhitung sejak
dipenuhinya persyaratan, Direktorat Jenderal mengeluarkan Sertifikat
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Pihak yang memerlukan salinan
Sertifikat Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dapat memintanya kepada
Direktorat Jenderal dengan membayar biaya sebagaimana diatur dalam
undang-undang ini. Yang dimaksud dengan salinan adalah salinan
keterangan yang menyangkut Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
tersebut, antata lain nama pendesain, pemegang hak dan/ atau kuasa
atas Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Ketentuan mengenai syarat
dan tata cara pemberian, salinan sertifikat diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Presiden.
 Pengalihan Hak
Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dapat beralih atau dengan:
1. pewarisan;
2. hibah;
3. wasiat;
4. perjanjian tertulis; atau
5. sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan-peraturan
undangan.
Pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu disertai
dengan dokumen tentang pengalihan hak. Yang dimaksud dengan
"sebab-sebab lain", misalnya putusan pengadilan yang menyangkut
kepailitan. Segala bentuk pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu wajib dicatat dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu pada Direktorat Jenderal dengan membayar biaya
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
Pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang tidak
dicatatkan dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
tidak berakibat hukum pada pihak ketiga. Pengalihan Hak Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu diumumkan dalam Berita Resmi Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu. Pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu tidak menghilangkan hak Pendesain untuk tetap dicantumkan
nama dan identitasnya, baik dalam Sertifikat Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu, Berita Resmi Desain Tata Letak sirkut Terpadu maupun
dalam daftar umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
 Pembatalan Pendaftaran Berdasarkan Permintaan Pemegang Hak
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu terdaftar dapat dibatalkan
oleh Jenderal atas permintaan tertulis yang diajukan oleh pemegang
hak.
Pembatalan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tidak dapat
dilakukan apabila penerima lisensi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
yang tercatat dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
yang tercatat dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
tidak memberikan persetujuan secara tertulis, yang dilampirkan pada
permintaan pembatalan pendafaran tersebut.
Ketentuan ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan
penerima lisensi yang telah memberikan pembayaran royalti penerima
lisensi yang telah memberikan pembayaran royalti kepada pemberi
lisensi. Keputusan pembatalan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
diberitahukan secara tertulis oleh Direktorat Jenderal kepada:
1. pemegang hak;
2. penerima lisensi jika telah dilisensikan sesuai dengan catatan dalam
Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu;
3. pihak yang mengajukan pembatalan dengan menyebutkan bahwa
Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang telah diberikan
dinyatakan tidak berlaku lagi terhitung sejak tanggal keputusan
pembatalan.
Keputusan pembatalan pendaftaran tersebut dicatatkan dalam
Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan diumumkan
dalam Berita Resmi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
 Akibat Pembatalan Pendaftaran
Pembatalan pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
menghapuskan segala akibat hukum yang berkaitan dengan Hak Desain
Tata Letak Sirkuit Terpadu dan hak-hak lain yang berasal dari Desain
Tata Letak Sirkuit Terpadu. Dalam hal pendaftaran Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu dibatalkan berdasarkan gugatan tersebut, penerima
lisensi tetap berhak melaksanakan nya sampai dengan berakhirnya
jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian lisensi.
Penerima lisensi tersebut tidak lagi wajib meneruskan
pembayaran royalti yang seharusnya masih wajib dilakukannya kepada
pemegang hak yang haknya dibatalkan, tetapi wajib mengalihkan
pembayaran royalti untuk sisa jangka waktu lisensi yang dimilikinya
kepada pemegang hak yang sebenarnya.
Pada saat dibatalkan, ada orang lain yang benar-benar berhak
atas Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang bersangkutan. Keadaan
seperti itu dapat terjadi la terdapat dua pemegang Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu, tetapi salah satu di antaranya kemudian secara hukum
dinyatakan sebagai pihak yang berhak. Seiring dengan kejelasan yang
diatur dalam ketentuan yang bayaran royalti selanjutnya harus
dilakukan oleh penerima lisensi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
kepada pemegang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang benar-benar
berhak.
 Tuntutan Pidana
Tindak Pidana terhadap pelanggaran sirkuit terpadu merupakan
delik aduan, jadi bukan delik biasa. Penyidikan hanya dapat dilakukan
bila adapengaduan dari yang berhak, yakni pemegang hak atau
penerima hak.
Ada banyak perdebatan di kalangan ahli hukum tentang
penempatan delik atas tindak pidana terhadap desain tata letak sirkuit
terpadu (termasukjuga hak atas kekayaan intelektual lainnya, kecuali
hak cipta) antara lain ada pendapat yang mengatakan karena hak atas
desain tata letak sirkuit terpadu itu adalah merupakan hak privat
seseorang. Jadi apabila ada pelanggaran atas hak tersebut maka yang
dirugikan hanya si pemilik hak, jadi tidak merugikan kepentingan
umum. Padahal tidak ada bedanya seseorang yang melakukan
pencurian atas barang yang dimiliki oleh orang lain, justru dalam
KUHPidana Indonesia ditempatkan sebagai delik biasa.
Delik aduan terhadap kejahatan yang objeknya adalah hak atas
kekayaan intelektual termasuk hak atas desain tata letak sirkuit terpadu
adalah merupakan kekeliruan oleh karena dapat saja si pemegang hak
tidak mengetahui bahwa haknya telah dilanggar karena peristiwa
pelanggaran itu mungkin terjadi di tempat yang jauh tempat tinggalnya.
Tentu saja dalam kasus ini si pemilik hak terus-menerus dirugikan
tetapi ia tidak mengetahuinya. Bila kejahatan itu termasuk delik aduan
maka tentu si pelaku tindak pidana tersebut tidak dapat dijatuhi
hukuman selama yang bersangkutan tidak melakukan pengaduan.
Lebih dari itu kreativitas pencipta, penemu atau pendesain akan
terhambat karena longgarnya perlindungan hak yang diberikan kepada
mereka. Tentu saja pada akhirnya keadaan ini akan memengaruhi
pertumbuhan ekonomi, teknologi, industri dan ilmu pengetahuan serta
mundurnya peradaban umat manusia dan termasuk pada kategori
merugikan kepentingan masyarakat yang lebih luas.
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 ancaman pidana
terhadap kejahatan tersebut dirumuskan sebagai berikut.
1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan salah satu
perb yaitu membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor
dan/atau gedarkan barang yang di dalamnya terdapat seluruh atau
sebagian Desain yang telah diberi Hak Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp300.000.000,00.
2) Barangsiapa dengan sengaja melakukan perbuatan yaitu tidak
menghapus hak pendesain untuk tetap dicantumkan namanya dalam
Sertifikat Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Daftar Umum Desain
Tata Letak Sirkuit dan Berita Resmi Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu, seluruh pegawaiDirektorat Jenderal atau orang yang
karena tugasnya bekerja untuk dan/atau atas nama Direktorat
Jenderal tidak menjaga kerahasiaan permohonan sampai dengan
diumumkannya permohonan yang bersangkutan atau pengalihan
hak desain tata letak sirkuit terpadu tidak menghilangkan hak
pendesain untuk tetap dicantumkan nama dan identitasnya, baik
dalam Sertifikat Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Berita Resmi
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu maupun dalam Daftar Umum
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dipidana dengan pidana penjara
paling lama I (satu) tahun dan atau denda paling banyak
Rp45.000.000,00.
Sedangkan untuk penyidik atas tindak pidana tersebut, selain
Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, Penyidik Pejabat
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan departemen yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya meliputi Hak Kekayaan Intelektual diberi
wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu.
Penyidik sebagaimana dimaksudkan di atas berwenang:
a. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran pengaduan atau keterangan
berkenaan dengan tindak pidana di bidang Desain Tata Letak
Terpadu;
b. Melakukan pemeriksaan terhadap pihak yang melakukan tindak
pidana di bidang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu;
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari para pihak sehubungan
dengan peristiwa tindak pidana di bidang Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu;
d. Melakukan pemeriksaan atas pembukuan, pencatatan dan dokumen
lain yang berkenaan dengan tindak pidana di bidang Desain Tata
Letak SirkuitTerpadu;
e. Melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapat
barang bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen lain;
f. Melakukan penyitaan terhadap bahan dan/atau barang hasil pela
yang dapat dijadikan bukti dalam perkara tindak pidana di bidang
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu; dan/atau
g. Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana di bidang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
Penyidik Pegawai Negeri Sipil dalam tugasnya
memberitahukan dimulainya penyidikan dan melaporkan hasil
penyidikannya kepada penyidik pejabat polisinegara repubrik
Indonesia. Dalam hal penyidikan sudah selesai, Penyidik Pejabat
Pegawai Negeri Sipil menyampaikan hasil penyidikannya kepada
Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia dengan mengingat ketentuan Pasal 107 Kitab Undang-
undang Hukum Acara Pidana.
2. Latihan
Dalam latihan ini, peserta kuliah diharapkan menjawab kedua soal berikut ini.
Setelah menjawab, peserta kuliah diharapkan dapat menelusuri jawabannya pada
bagian uraian.
Soal Pertama. Jelaskan dengan memberikan contoh ruang lingkup DTLST dalam
kehidupan sehari-hari!
Soal Kedua. Jelaskan perbedaan antara Desain Industri dan Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu!
Hasil pekerjaan dapat didiskusikan dengan peserta lainnya. Tentu saja, kolaborasi
membahas jawaban dilakukan setelah semua peserta kuliah telah menyelesaikan
jawaban kedua soal secara mandiri.
3. Rangkuman
Diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 Sirkuit Terpadu.
Pengertian Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah
jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu
dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling
berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah semikonduktor yang
dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.
Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi
dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elernen tersebut adalah
elemen, aktif sebagian atau semua interkoneksi dalamn suatu Sirkuit Terpadu dan
peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pernuatan Sirkuit
Terpadu.
4. Pustaka
OK. Saidin. 2015. Hak Kekayaan Intelektual. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
D. Lembar Kerja
Pada tugas ini, peserta kuliah diharapkan membuat resume tentang DTLST dari
berdasarkan UU No. 32 Tahun 2000. Tugas ini dikerjakan secara individu dan akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya, baik pertemuan di kelas maupun via daring.
E. Tes Formatif
1. Orisinil adalah salah satu syarat desain mendapat perlindungan DTLST.
a. Benar
b. Salah
2. Jenis delik biasa adalah yang diatur dalam UU DTLST.
a. Benar
b. Salah
3. Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari
berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elernen tersebut adalah elemen,
aktif sebagian atau semua interkoneksi dalamn suatu Sirkuit Terpadu dan
peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pernuatan Sirkuit
Terpadu.
a. Benar
b. Salah
4. Dasar hukum DTLST adalah UU No. 32 Tahun 2000.
a. Benar
b. Salah
5. Perlindungan DTLST adalah selama 10 tahun.
a. Benar
b. Salah
Kunci Jawaban :
1. A
2. B
3. A
4. A
5. A

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Apabila peserta kuliah telah menjawab tes formatif dengan baik, bandingkanlah
jawaban anda tersebut dengan rambu-rambu jawaban yang disediakan. Jika hasil
perhitungan menunjukkan anda telah mencapai tingkat penguasaan sama atau lebih
besar dari 80%, maka peserta kuliah dipersilahkan untuk meneruskan ke kegiatan
belajar selanjutnya.
Untuk mengetahui persentase penguasaan materi pada kegiatan belajar ini, anda
dapat menghitung menggunakan rumus berikut:

Jumlah Jawaban Benar


X 100
Jumlah Seluruh Soal

Anda mungkin juga menyukai