Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mirza Tsani

NIM : 041521709

TUGAS 2
Soal 1: Seorang bernama A bekerja sebagai security pada sebuah Perguruan Tinggi Negeri
dengan status Karyawan outsorching dari PT.BC dengan sistem perjanjian Kerja berlaku 1
tahun. Yang bersangkutan memilih domisili hukum di wilayah Tangerang Selatan. Berdasarkan
evaluasi yang dilakukan, A tersebut tidak diperpanjang kontraknya. Atas dasar tidak dilanjutkan
kontrak tersebut, A membuat pengaduan ke Dinas Tenaga kerja dengan menuntut untuk
mendapat pesangon.
Pertanyaan:
1. a. Apakah pengaduan A tersebut dapat diproses oleh Dinas
Ketenagakerjaan setempat? Jelaskan beserta dasar hukumnya.

b. Jelaskan Jika A tersebut ingin menuntut haknya di Pengadilan Hubungan


Industrial, Pengadilan manakah yang berwenang memeriksa gugatannya?
Soal 2: Ester adalah Karyawan PT. Indri Kolangkaling yang bergerak dalam distributor Solar

m
er as
dengan masa kerja 14 tahun. Karena situasi Covid 19, perusahaan melakukan perampingan
karyawan. Dalam hal ini Ester telah menggunakan Hak Cuti selama 14 hari. Gaji terakhir yang

co
eH w
diterima Ester dari perusahaan adalah Rp.3.000.000,- dengan rincian sebagai berikut:
Gaji Pokok Rp. 2.500.000,- o.
rs e
ou urc

Tunjangan Jabatan Rp. 500.000,-


2. Pertanyaan: Dengan kasus seperti tersebut, hak-Hak apa saja yang dapat diperoleh
Ester!Uraikan berdasar aturan hukum yang ada!
o
aC s

JAWABAN:
vi y re

1(A). Putusan Mahkamah Konstitusi No. 27/PUU-IX/2011, menyatakan bahwa ada


model yang harus dipenuhi dalam perjanjian kerja outsourcing yaitu Pertama, dengan
mensyaratkan agar perjanjian kerja antara pekerja dan perusahaan yang melaksanakan
ed d

pekerjaan outsourcing tidak berbentuk perjanjian kerja waktu tertentu (“PKWT”), tetapi
ar stu

berbentuk perjanjian kerja waktu tidak tertentu (“PKWTT”). Kedua, menerapkan prinsip
pengalihan tindakan perlindungan bagi pekerja yang bekerja pada perusahaan yang
melaksanakan pekerjaan outsourcing. Putusan Mahkamah Konstitusi ini menyiratkan
is

bahwa setiap pekerja outsourcing terjamin kedudukannya dalam perusahaan pengguna


karena perjanjian kerjanya bersifat PKWTT atau tetap.
Th

Dengan adanya ketentuan ini bahwa segala kegiatan otsourcing harus dilaporkan
ke Dinas Tenagakerja Kerja di tingkat Kabupaten/Kota. Sehingga pengaduan A
sh

tersebut dapat diproses oleh Dinas Ketenagakerjaan setempat.

1(B) Kalau pengusaha tidak membayar hak pekerja yang timbul dalam hubungan kerja,
atau pengusaha tidak membayar hak pesangon yang timbul akibat PHK, permasalahan itu
bukan kategori perbuatan melawan hukum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPerdata”), tetapi
perselisihan hubungan industrial sehingga penyelesaiannya masuk ke dalam kewenangan
PHI.

This study source was downloaded by 100000829095877 from CourseHero.com on 07-11-2021 22:13:34 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/92448741/Hukum-Ketenagakerjaan-Tugas2docx/
Pengadilan Hubungan Industrial (“PHI”) berdasarkan Pasal 1 angka 17 Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial (“UU PPHI”) adalah Pengadilan khusus yang dibentuk di lingkungan
pengadilan negeri yang berwenang memeriksa, mengadili dan memberi putusan terhadap
perselisihan hubungan industrial.
Dari Keterangan di atas Maka Pengadilan Pengadilan Hubungan Industrial
yang berwenang memeriksa Gugatan A adalah Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri Tangerang Selatan.

(2) Hak-Hak yang dapat diperoleh Ester. Kriteria PHK Sdr. Ester adalah alasan
karena efisiensi maka sesuai ketentuan, bagi pekerja yang diakhiri hubungan kerjanya
karena efisiensi, pekerja tersebut berhak atas uang pesangon 2 kali ketentuan pasal 156
ayat 2 dan uang penghargaan masa kerja 1 kali ketentuan pasal 156 ayat 3 dan uang
penggantian hak sesuai ketentuan pasal 156 ayat 4 tetapi tidak berhak mendapatkan uang
pisah.
Total uang kompensasi PHK yang diterima Sdr. Ester untuk masa kerja 14 tahun adalah
sebagai berikut:
a. Uang Pesangon: 2x Pasal 156 ayat 2 = 2x9 bulan = 18 bulan upah

m
er as
b. Uang Penghargaan masa kerja: 1x Pasal 156 ayat 3 = 1x5 bulan = 5 bulan upah

co
eH w
c. Uang Penggantian hak: 15% (a+b) + sisa cuti 0 hari karena sudah diambil.
o.
Sesuai ketentuan, untuk menghitung pesangon adalah upah pokok ditambah tunjangan: Rp.
rs e

2.500.000,- + Rp. 500.000,- = Rp. 3.000.000,-


ou urc

Jadi:
Uang Pesangon 18 bulan = 18 x Rp. 3.000.000,- = Rp. 54.000.000,-
o
aC s

Uang Penghargaan Masa Kerja 5 bulan = 5 x Rp. 3.000.000,- = Rp. 15.000.000,-


vi y re

Uang Penggatian Hak = 15% (18+5) = 15% x 23 x Rp. 3.000.000,- = Rp. 10.350.000,-
Sisa Cuti = 0 = Rp. 0,-
ed d

Total : = Rp. 79.350.000,-


ar stu

Maka, Total Uang yang diterima oleh Sdr. Ester adalah sebesar Rp. 79.350.000,-.
is
Th
sh

This study source was downloaded by 100000829095877 from CourseHero.com on 07-11-2021 22:13:34 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/92448741/Hukum-Ketenagakerjaan-Tugas2docx/

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai