Anda di halaman 1dari 6

Tugas 1

Nama : Fitria Hasanah

NIM : 041409548

Mata Kuliah : Ilmu Perundang-Undangan

1. Jelaskanlah mengenai sistem norma statis dan sistem norma dinamis!


a. Sistem Norma Statis
Sistem Norma statis adalah sistem norma yang melihat keberlakuan dari isi
norma. Keberlakuan norma statis ini berdasaran apakah isi dari norma
tersebut memang dapat diterima oleh masyarakat. Apabila isi dari norma
tersebut memang dapat diterima maka norma tersebut dinyatakan berlaku.
Menurut sistem norma statis, norma umum itu dapat ditarik menjadi norma
khusus atau norma khusus itu dapat ditarik dari suatu norma yang umum.
Penarikan norma umum menjadi norma khusus diartikan sebagai rincian dari
norma umum menjadi norma khusus yang dilihat dari segi isinya.
Contah dari sistem norma yang statis
- Dari sebuah norma umum yang menyatakan “hendaknya engkau
menghormati orang tua”dapat ditarik/dirinci menjadi norma-norma
khusus seperti kewajiban menbantu orang tua kalau ia dalam kesusahan
atau kewajiban merawatnya kalau orang tua itu sedang sakit dan
sebagainya.
- Dari suatu norma yang umum menyatakan “hendaknya engkau
menjalankan perintah agama” dapat ditarik/dirinci menjadi norma-norma
khusus seperti kewajiban menjalankan sholat lima waktu, menjalankan
puasa pada waktunya, membayar zakat fitrah dan lain sebagainya.

b. Sistem norma dinamis


Sistem norma dinamis adalah sistem norma yang melihat keberlakuan norma
dari cara pembentukan dan penghapusannya. Kalsel lebih lanjut menjelaskan
bahwa norma itu berjenjang dan berhierarki, norma yang ada dibawah berlaku,
bersumber, dan berdasar pada norma yang lebih tinggi lagi, demikian
seterusnya dan berakhir sampai pada norma yang tertinggi yang disebut
dengan norma dasar (grundnorm). Norma dasar (grundnorm) dianggap sebagai
norma dasar yang tidak dapat ditelusuri lagi siapa pembentuknya atau dari
manakah asal norma tersebut. Istilah lain dari grundnorm dikenal juga dengan
sebuta basic norm atau fundamental norm. norma dasar ini dianggap berlaku
secara presupposed yaitu ditetapkan terlebih dahulu oleh masyarakat.

2. Jelaskan hubungan antara Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945!

HUBUNGAN PANCASILA DENGAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945


Pancasila dan UUD 1945 adalah dasar negara bahkan disebut prioritas negara.
Pancasila merupakan ideologi dasar negara sedangkan UUD sebagai bingkai kita
dalam bernegara.
Hubungan pancasila dengan UUD 1945 adalah :
a. Pancasila merupakan kaidah negara
Ketika suatu negara telah menyatakan kemerdekaannya, maka negara tersebut
harus mempunyai tujuan atau kebijakan yang dapat disebut dengan kaidah
untuk tujuan negara tersebut kedepannya. Maka dari itu negara kita membuat
pancasila sebagai dasar negara, serta pasal dan ayat yang terkandung dalam
UUD 1945, sehingga dinyatakan juga sebagai dasar negara.
b. Dalam pembukaan UUD 1945 terdapat Pancasila
Di alinea ke-4 pada pembukaan UUD 1945 terdapat rumusan pancasila, maka
secara tidak langsung tujuan UUD 1945 adalah yang terdapat dalam pancasila
sehingga keduanya saling berhubungan.
c. Kesimpulan dari UUD 1945 adalah pancasila
Ketika mulai mempelajari pasal serta setiap ayat dari UUD 1945, maka dapat
menyimpulkan bahwa apapun isi didalam UUD 1945 tetap saja kembali lagi
kepada Pancasila sebagai dasar kita bernegara.

3. Sebutkan dan jelaskan peraturan perundang-undangan yang namanya disebutkan


dengan jelas di dalam UUD NRI Tahun 1945! Sebutkan juga Pasal yang mengatur
hal tersebut!
Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011, definisi Peraturan
Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang
mengikat secara umum. Peraturan Perundang-undangan dibentuk dan ditetapkan
oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang
ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.

Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan adalah sesuai dengan hierarki


Peraturan Perundang-undangan. Berikut ini penjelasan masing-masing Peraturan
Perundang-undangan tersebut:
a. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)
UUD 1945 adalah hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan. UUD
1945 merupakan peraturan tertinggi dalam tata urutan Peraturan Perundang-
undangan nasional.
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Tap MPR)
Ketetapan MPR adalah putusan MPR yang ditetapkan dalam sidang MPR
meliputi Ketetapan MPR Sementara dan Ketetapan MPR yang masih berlaku.
Sebagaimana dalam Pasal 2 dan Pasal 4 Ketetapan MPR RI Nomor
I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum
Ketetapan MPR Sementara dan MPR 1960 sampai 2002 pada 7 Agustus 2003
Berdasarkan sifatnya, putusan MPR terdiri dari dua macam yaitu Ketetapan
dan Keputusan.
Ketetapan MPR adalah putusan MPR yang mengikat baik ke dalam atau
keluar majelis. Keputusan adalah putusan MPR yang mengikat ke dalam
majelis saja.
c. UU atau Perppu
UU adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dengan persetujuan bersama Presiden. Perppu
adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam
hal ihwal kegentingan yang memaksa.
Mekanisme UU atau Perppu adalah sebagai berikut:
- Perppu diajukan ke DPR dalam persidangan berikut.
- DPR dapat menerima atau menolak Perppu tanpa melakukan perubahan.
- Bila disetujui oleh DPR, Perppu ditetapkan menjadi UU.
- Bila ditolak oleh DPR, Perppu harus dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
d. Peraturan Pemerintah (PP)
PP adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden
untuk menjalankan UU sebagaimana mestinya.
PP berfungsi untuk menjalankan perintah Peraturan Perundang-undangan
yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.
e. Peraturan Presiden (Perpres)
Perpres adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden
untuk menjalankan perintah Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi
atau dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.
f. Peraturan Daerah (Perda) Provinsi
Perda Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi dengan persetujuan
bersama Gubernur.
Termasuk dalam Peraturan Daerah Provinsi adalah Qanun yang berlaku di
Provinsi Aceh dan Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) serta Peraturan
Daerah Provinsi (Perdasi) yang berlaku di Provinsi Papua dan Provinsi Papua
Bara.
g. Perda Kabupaten atau Kota
Perda Kabupaten atau Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang
dibentuk oleh DPRD Kabupaten atau Kota dengan persetujuan bersama
Bupati atau Walikota. Termasuk dalam Peraturan Daerah Kabupaten atau
Kota adalah Qanun yang berlaku di Kabupaten atau Kota di Provinsi Aceh.

Dalam Penjelasan Pasal 7 ayat 2 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011, yang


dimaksud dengan hierarki adalah penjenjangan setiap jenis Peraturan
Perundang-undangan. Penjenjangan didasarkan asas bahwa Peraturan
Perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan
Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. Asas tersebut sesuai dengan
Stufen Theory atau Teori Tangga dari ahli hukum Hans Kelsen dalam General
Theory of Law and State (1945).
4. Jelaskan perbedaan antara teori hierarki norma yang dikemukakan oleh Hans
Kelsen dan cc!
a. Teori hierarki norma Hans Kelsen
Hans Kelsen mengemukakan teori jenjang norma hukum (Stufentheorie). Dalam
teori tersebut Hans Kelsen berpendapat bahwa norma-norma hukum itu
berjenjang-jenjang dan berlapis-lapis dalam suatu hierarki (tata susunan)
dalam arti suatu norma yang lebih tinggi berlaku, bersumber dan berdasar
pada norma yang lebih tinggi lagi, demikian seterusnya sampai pada suatu
norma yang tidak dapat ditelusuri lebih lanjut dan bersifat hipotetis dan fiktif
serta abstrak, yaitu Norma Dasar (Grundnorm).
Norma Dasar merupakan norma tertinggi dalam suatu sistem norma tersebut
tidak lagi dibentuk oleh suatu norma yang lebih tinggi lagi, tetapi Norma Dasar
itu ditetapkan terlebih dahulu oleh masyarakat sebagai Norma Dasar yang
merupakan gantungan bagi norma-norma yang berada di bawahnya, sehingga
suatu Norma Dasar itu dikatakan pre-supposed.
Teori jenjang norma hukum dari Hans Kelsen ini diilhami dari oleh muridnya
Adolf Merkl yang mengemukakan bahwa suatu norma hukum itu ke atas ia
bersumber dan berdasar pada norma yang diatasnya, tetapi kebawah ia juga
menjadi sumber dan menjadi dasar bagi norma hukum di bawahnya, sehingga
suatu norma hukum itu mempunyai masa berlaku (rechtskracht) yang relative,
oleh karena itu masa berlakunya suatu hukum itu tergantung norma hukum
yang ada diatasnya.
Menurut Hans Kelsen suatu norma hukum itu selalu bersumber dan berdasar
pada norma yang di atasnya, tetapi ke bawah norma hukum itu juga menjadi
sumber dan menjadi dasar bagi norma yang lebih rendah daripadanya. Dalam
hal tata susunan/hierarki sistem norma, norma yang tertinggi (Norma Dasar)
itu menjadi tempat bergantungnya norma-norma di bawahnya, sehingga
apabila Norma Dasar itu berubah akan menjadi rusaklah sistem norma yang
ada di bawahnya.

b. Teori hierarki norma Hans Nawiasky


Teori perkembangan dimaksud dinamakan die Theorie vom Stufenordnung der
Rechtsnormen dari Hans Nawiasky. Hans adalah salah seorang murid Hans
Kelsen yang mengembangkan teori gurunya tentang jenjang norma hukum
dalam kaitannya dengan suatu negara. Hans Nawiasky mengatakan suatu
norma hukum dari negara manapun selalu berlapis-lapis dan berjenjang-
jenjang.
Norma yang di bawah berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih
tinggi, norma yang lebih tinggi berlaku, bersumber dan berdasar pada suatu
norma yang tertinggi yang disebut Norma Dasar. Hans Nawiasky juga
berpendapat bahwa selain norma itu berlapis-lapis dan berjenjang-jenjang,
norma hukum dari suatu negara itu juga berkelompok-kelompok, dan
pengelompokan norma hukum dalam suatu negara itu terdiri atas empat
kelompok besar antara lain:
- Kelompok I : Staatsfundamentalnorm (Norma Fundamental Negara);
- Kelompok II : Staatsgrundgesetz (Aturan Dasar/Aturan Pokok Negara);
- Kelompok III : Formell Gesetz (Undang-Undang ”Formal”);
- Kelompok IV : Verordnung & Autonome Satzung (Aturan pelaksana/Aturan
otonom).

Perbedaan Teori hierarki norma Hans Kelsen dan Hans Nawiasky


- Hans Kelsen tidak mengelompokkan norma-norma itu, sedangkan Hans
Nawiasky membagi norma-norma itu ke dalam empat kelompok yang
berlainan.
- teori Hans Kelsen membahas jenjang norma secara umum (general) dalam arti
berlaku untuk semua jenjang norma (termasuk norma hukum Negara),
sedangkan Hans Nawiasky membahas teori jenjang norma itu secara lebih
khusus, yaitu dihubungkan dengan suatu Negara.

Referensi :
- Modul Perundang-undangan HKUM4403
- https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/02/200000269/peraturan-
perundang-undangan-jenis-dan-hierarkinya?page=all
- http://rajawaligarudapancasila.blogspot.com/2016/10/memahami-hirarki-
norma-hukum-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai