Nim : 010001700166
Mata Kuliah : Teknik Penyusunan Perundang-Undangan
Nama Dosen : 1. Dr. Tri Sulistyowati, SH. Mhum
2. Ninuk Wijiningsih, SH.,MH
3. Dr. Intan Nevia Cahyana, SH.,MH
6. a. Atribusi:
7. a). Materi Muatan Peraturan Pemerintah Dalam Pasal 5 ayat (2) UUD Tahun
1945
menyebutkan : Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk
menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya. Ketentuan tersebut
menegaskan bahwa PP hanya dapat ditetapkan oleh Presiden jika ada UU
induknya. Kewenangan Presiden untuk menetapkan PP adalah merupakan salah
satu wujud dari fungsi Presiden sebagai kepala pemerintahan, yakni kepala
kekuasaan eksekutif dalam negara, sehingga dalam rangka menjalankan UU ,
Presiden mempunyai kekuasaan untuk menetapkan PP ( pouvoir reglementair).
Hal yang sama juga diatur dalam Pasal 12 UU No,12 Tahun 2011 yang
menentukan bahwa materi muatan Peraturan Pemerintah berisi materi untuk
menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya. Dengan demikian maka
PP berisi pengaturan lebih lanjut dari UU.J.A.H Logemann mengatakan:Dit is een
zeer ruime bevoegheid, maar het moet uitvoering blijven, geen aan vulling ( ini
adalah suatu kewenangan yang sangat luas, tetapi ia (PP) harus tetap sebagai
pelaksana belaka, tidak ada penambahan). Terkait materi yang memuat sanksi
pidana, atau pemaksa, bila UU tidak mencantumkannya maka dalam PP tidak
boleh mencantumkan sanksi pidana maupun sanksi pemaksa.
Materi Muatan Peraturan Presiden Pasal 13 UU No.12 Tahun 2011
menyebutkan
bahwa materi muatan Peraturan Presiden berisi materi yang diperintahkan
oleh Undang-Undang, materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah, atau
materi untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan.
Materi Muatan Peraturan Daerah Propinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten
Dalam Pasal 14 UU No.12 Tahun 2011
disebutkan bahwa Materi muatan Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota berisi materi muatan dalam rangka penyelenggaraan
otonomi daerah dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus daerah
dan/atau penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi
Sedangkan dalam Pasal 236 ayat (1) UU No.23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa: Untuk menyelenggarakan Otonomi
Daerah dan Tugas Pembantuan, Daerah membentuk Perda. Selanjutnya dalam
Pasal 236 ayat (3) ditentukan bahwa: Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat materi muatan:
a. penyelenggaraan Otonomi Daerah dan Tugas Pembantuan; dan b. penjabaran
lebih lanjut ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Dalam
ayat (4) : Selain materi muatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Perda dapat
memuat materi muatan lokal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Namun khusus untuk materi yang terkait dengan ketentuan pidana,
Pasal 15 UU No.12 Tahun 2011 menentukan: (1) Materi muatan mengenai
ketentuan pidana hanya dapat dimuat dalam:
a. Undang-Undang
b. Peraturan Daerah Provinsi
c.Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. (2) Ketentuan pidana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c berupa ancaman pidana kurungan
paling lama 6 (enam) bulan atau pidana denda paling banyak Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah). (3) Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota dapat memuat ancaman pidana kurungan atau pidana denda
selain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan yang diatur dalam
Peraturan Perundang-undangan lainnya. Selain rumusan dalam UU No.12 Tahun
2011 penjabaran lebih lanjut tentang materi muatan Perda Propinsi dan Perda
Kabupaten diatur lebih lanjut dalam Permendagri N.80 Tahun 2015.
Dalam Pasal 4 ayat (2) Permendagri No.80 Tahun 2015 menentukan bahwa
materi muatan Perda adalah:
a. penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan dan
b. penjabaran lebih lanjut ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi. Dalam Pasal 4 ayat (3) ditentukan bahwa selain materi muatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Perda dapat memuat materi muatan lokal
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selanjutnya dalam
Pasal 5 ditentukan bahwa Perda provinsi memuat materi muatan untuk mengatur:
a. kewenangan provinsi
b. kewenangan yang lokasinya lintas daerah kabupaten/kota dalam satu provinsi;
c. kewenangan yang penggunanya lintas daerah kabupaten/kota dalam satu
provinsi
d. kewenangan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas daerah
kabupaten/kota dalam satu provinsi; dan/atau e. kewenangan yang penggunaan
sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh daerah provinsi. Perda
kabupaten/kota memuat materi muatan untuk mengatur:
a. kewenangan kabupaten/kota
b. kewenangan yang lokasinya dalam daerah kabupaten/kota
c. kewenangan yang penggunanya dalam daerah kabupaten/kota
d. kewenangan yang manfaat atau dampak negatifnya hanya dalam daerah
kabupaten/kota dan/atau
e. kewenangan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila
dilakukan oleh daerah kabupaten/kota.
b). Undang-undang: UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. PP: PP No. 35
Tahun 2021 tentang Peranjian Kerja Waktu Tertentu. PERPRES: PERPRES No.9
Tahun 2021 tentang Badan Percepatan Penyelenggaraan Perumahan PERDA:
PERDA PROVINSI Jawa Barat No. 2 tahun 2006 tentang Pengelolaa Kawasan
Lindung.