NIM : 010001700127
MATKUL : TEKNIK NEGOSIASI
SOAL KASUS
PT Andalan Bersama (“PT AB”) adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha konstruksi
yang berdomisili di Jakarta.
Dari Modal Ditempatkan, diambil bagian oleh pemegang saham sebagai berikut:
Tuan Daniel : 1.800 saham atau ekuivalen dengan Rp 1.800.000.000,- (60%)
Tuan Christian: 600 saham atau ekuivalen dengan Rp 600.000.000,- (20%)
Nyonya Elsa : 600 saham atau ekuivalen dengan Rp 600.000.000,- (20%)
Jumlah : 3.000 saham atau ekuivalen dengan Rp 3.000.000.000,- (100%)
Saat ini, Tuan Daniel mengalami kesulitan sehingga hendak menjual seluruh sahamnya kepada
Tuan Christian. Keadaan sekarang adalah saham Tuan Daniel sedang digadaikan ke PT Bank
ABC untuk jaminan utang yang diperolehnya dari PT Bank ABC.
Setelah perpindahan saham dari Tuan Daniel ke Tuan Christian telah tuntas, PT AB berniat
untuk berpartisipasi dalam proyek pembangunan jembatan di Kalimantan dan dengan demikian
memerlukan modal kerja sebesar Rp 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah) ("Nilai
Investasi").
PERTANYAAN:
2. Apakah proses jual beli saham yang dilakukan dalam butir 1 di atas harus dilakukan
dengan akta notaris? Kapankah hak kepemilikan atas saham beralih dari penjual kepada
pembeli? Kapankan hak pemegang saham mulai efektif berlaku? Jelaskan argumentasi
Saudara disertai dasar hukumnya!
JAWAB :
Iya, menurut saya proses jual beli saham yang dilakukan dalam butir 1 di atas harus dilakukan
dengan akta notaris dikarenakan Rancangan Pengambilalihan yang telah disetujui RUPS
dituangkan ke dalam akta Pengambilalihan yang dibuat di hadapan notaris dalam Bahasa
Indonesia. Akta pengambilalihan saham yang dilakukan langsung dari pemegang saham
jugawajib dinyatakan dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia.
Hak kepemilikan atas saham beralih dari penjual kepada pembeli ketika jual beli sudah
dilakukan secara sah menurut hukum maka objek dari perjanjian jual beli tersebut beralih
dari penjual dan pembeli. Oleh karena pengalihan hak maka saham tersebut sepenuhnya
menjadi pemegang saham terbaru akibat adanya transaksi jual beli.Walaupun pihak pembeli
dan penjual telah menandatangani Akta Jual Beli, namun hal tersebut tidak serta merta
membuat hak milik atas saham beralih dari penjual kepada pembeli.
Hak milik baru beralih kepada penjual setelah dilakukannya levering atau penyerahan.
Kepemilikan saham tersebut tidak serta merta berlaku efektif terhadap pemilik saham baru.
Dalam pasal 48 UU PT persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam anggaran
dasar dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemindahan hak atas saham
didasarkan dalam Angaran Dasar Persoroan. Pasal 55 UU PT mengatur Anggaran Dasar
Perseroan ditentukan cara pemindahan hak atas saham sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Agar peralihan saham berlaku efektif maka hal yang harus dipenuhi diatur dalam
Pasal 56 UU PT.
Sebagaimana dijelaskan Pasal 56 mengatur sebagai berikut :
Pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak. Akta pemindahan hak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau salinannya disampaikan secara tertulis kepada
Perseroan. Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan
hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2) dan memberitahukan perubahan susunan pemegang saham
kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak. Dalam hal pemberitahuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) belum dilakukan, Menteri menolak permohonan persetujuan atau
pemberitahuan yang dilaksanakan berdasarkan susunan dan nama pemegang saham yang
belum diberitahukan tersebut. Ketentuan mengenai tata cara pemindahan hak atas saham yang
diperdagangkan di pasar modal diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal.
Hak pemegang saham yang baru yaitu Tuan Christian berlaku efektif setelah proses
pemindahan hak tersebut sebagaimana dimaksud pada Pasal 56 UU PT dan telah diserahkan
kepada pembeli dan telah dapat dijadikan bukti otentik atas peralihan kepemilikan saham dan
dicatat oleh Direksi dalam daftar pemegang saham.
3. Sebutkan 10 (sepuluh) hal-hal pokok yang harus ada dalam perjanjian pengambil
alihan saham di atas! jelaskan jawaban saudara disertai dengan argumentasinya!
JAWAB :
10 hal-hal pokok yang harus ada dalam perjanjian pengambil alihan saham yaitu :
1. Pengumuman
2. Resolusi RUPS
3. Perjanjian jual beli
4. Akta pemindahan
5. Daftar pemegang saham
6. Sertifikat saham kolektif
7. Persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia atau lembaga terkait lainnya
Nomor Identifikasi Bisnis
8. Laporan legal audit
9. Informasi perusahaan
10. Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham
Menurut saya, pengambil alihan saham atau jual beli saham dilakukan dengan membuat
perjanjian jual beli saham. Apabila jual beli saham tersebut tidak menyebabkan perubahan
pengendalian (misalnya jual beli saham di bawah 50% dari total seluruh saham ditempatkan
dan disetor), maka perjanjian jual beli saham tersebut dapat dilakukan di bawah tangan. Namun
apabila jual beli saham tersebut menyebabkan adanya perubahan pengendali, maka perjanjian
jual beli saham tersebut harus dibuat dalam akta notaris. Selain memeriksa persyaratan hukum
yang diperlukan, seorang investor atau calon pembeli juga harus memperhatikan masalah
finansial atau keuangan PT yang sahamnya akan diambilalih. Untuk itu, biasanya diperlukan
pemeriksaan atau uji tuntas terhadap keuangan PT yang akan diambilalih. Pemeriksaan atau uji
tuntas ini biasanya akan berfokus pada permasalahan hal dan kewajiban finansial apa saja
yang dimiliki oleh PT yang bersangkutan.
4. Dalam setiap Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas Saham (PPJB), biasanya terdapat
pasal tentang Conditions Precedent (CP). Apa yang dimaksud dengan CP? Buatkan
klausula CP dalam PPJB yang akan ditandatangani oleh Tuan Daniel dan Tuan Christian!
JAWAB :
Condition Precedent (CP) adalah suatu kondisi untuk menyelesaikan perjanjian, memiliki dua
karakter: condition subsequent dan condition precedent. Contoh CP adalah persetujuan M&A
dari otoritas persaingan usaha. CP juga merupakan persyaratan yang harus dipenuhi sebelum
CSPA dikonversi menjadi SPA (Sale and Purchase Agreement) sehingga akuisisi efektif. Jika
CP tidak dipenuhi maka CSPA tidak akan pernah dapat dikonversi menjadi SPA.
Klausula CP dalam PPJB yang akan ditandatangani oleh Tuan Daniel dan Tuan Christian
yaitu :
1. Segera setelah ditandatanganinya Perjanjian ini, Para Pihak sepakat bahwa:
- Penjual akan memberikan kesempatan dan akses pada jam kerja kepada Pembeli, karyawan
dan konsultan yang ditunjuk oleh Pembeli untuk melakukan pemeriksaan atas dokumen-
dokumen legal dan/atau keuangan yang dimiliki oleh Penjual termasuk tetapi tidak terbatas
pada dokumen-dokumen terkait pendirian, perijinan, aset, liabilitas, kontrak, operasional dan
bisnis sehubungan dengan uji tuntas yang akan dilakukan oleh Pembeli terhadap PT Andalan
Bersama.
- Pengumuman dan/atau keterbukaan infomasi terkait rencana pengambilalihan Saham akan
dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku khususnya ketentuan dalam UUPT dan ketentuan
pasar modal yang berlaku.
2. Penandatanganan Akta Jual beli Saham akan dilakukan segera setelah terpenuhi (atau
dikesampingkannya) seluruh ketentuan yang terdapat dalam Syarat-syarat Tangguh.
Syarat-syarat Tangguh
Para Pihak setuju dan sepakat bahwa Akta Jual Beli Saham baru akan ditandatangani oleh
Para Pihak apabila telah dipenuhinya syarat-syarat Tangguh yang selanjutnya disebut Syarat
Tangguh.
5. Apa yang dimaksud dengan Affirmative Covenant dan Negative Covenant dalam
Syndicated Loan Agreement? Buatkan pasal yang berisi Affirmative Covenant dan
Negative Covenant tersebut !
JAWAB :
Loan covenant merupakan persyaratan yang tertuang dalam suatu perjanjian kredit yang
mensyaratkan bahwa pihak debitur wajib melakukan atau tidak boleh melakukan syarat-syarat
yang disepakati oleh pihak pemberi pinjaman. Covenant kredit umumnya terdiri dari dua
jenis klausula yaitu affirmative covenant dan negative covenant.
Affirmative covenant adalah sebuah janji/kesepakatan yang mewajibkan pihak yang
berhutang akan melakukan hal-hal yang diwajibkan oleh pemberi pinjaman, misalnya menjaga
liquidity ratio minimal 150%, menyediakan laporan keuangan home statement (unaudited
financial statement) minimal enam bulan sekali dan menyediakan laporan keuangan audited per
tahun, maupun melakukan taksasi atas jaminan per tahun.
Sedangkan negative covenant adalah hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh penerima
pinjaman selama jangka waktu kredit, meliputi pelarangan dalam pembagian dividen, melunasi
hutang kepada pihak terafiliasi, menjaminkan harta perusahaan kepada pihak ketiga,dst.
Atas seluruh covenant yang disyaratkan dalam perjanjian kredit awal, tentunya dapat dilakukan
perubahan jika mendapatkan persetujuan dari pihak pemberi pinjaman (lender) dengan cara
pemberian waiver kepada pihak debitor.
6. Terkait dengan skenario masuknya investor asing sebesar 30% dari Nilai Investasi ke
dalam PT AB, apakah diperkenankan berdasarkan Daftar Negatif Investasi (DNI)
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku? Jika diperkenankan,
bagaimana prosedur dan dokumen apa saja yang harus disiapkan?
JAWAB :
Dimana investasi asing di Indonesia wajib dalam bentuk Perseroan Terbatas (“PT”)
berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia,
kecuali undang-undang menentukan lain.
Investasi asing sebesar 30% ke dalam PT AB yang berusaha di bidang konstruksi dan akan
berkontribusi dalam proyek pembangunan jembatan menyatakan bahwa kepemilikan investor
asing atas PT AB adalah seluruhnya, dimana Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016, kepemilikan modal atau saham asing maksimal sekitar 67% saja. Sisanya dimiliki
oleh pemodal dalam negeri atau WNI. Namun jika dengan persyaratan tertentu diperkenankan
maka Prosedur Pendirian PT PMA Pastikan perusahaan Anda telah memiliki kelengkapan
pendirian PT pada umumnya, seperti Akta pendirian PT Surat Keputusan Menteri Hukum dan
HAM tentang pengesahan badan hukum PT Memiliki NPWP Perusahaan Untuk dapat
mendirikan PT PMA, perusahaan Anda wajib memenuhi persyaratan nilai investasi dan
permodalan untuk memperoleh Perizinan Penanaman Modal, yakni memiliki kekayaan bersih
lebih dari Rp10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha berdasarkan laporan
keuangan terakhir atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp50 miliar berdasarkan
laporan keuangan terakhir; memiliki total nilai investasi lebih besar dari Rp10 miliar, di luar
tanah dan bangunan memiliki nilai modal ditempatkan yang sama dengan modal disetor, paling
sedikit Rp 2,5 miliar. Mengenai persentase kepemilikan saham dihitung berdasarkan nilai
nominal saham, dan untuk masing-masing pemegang saham, kepemilikan sahamnya paling
sedikit Rp 10 juta. Memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan perizinan berusaha lainnya yang
dapat diajukan dengan sistem Online Single Submission (OSS) atau BKPM sesuai dengan
sektor bisnis perusahaan NIB adalah identitas pelaku usaha yang diterbitkan oleh Lembaga
OSS setelah pelaku usaha melakukan pendaftaran. NIB sekaligus berlaku sebagai: Tanda
Daftar Perusahaan (TDP) Angka Pengenal Impor (API), jika pelaku usaha akan melakukan
kegiatan impor Akses Kepabeanan, jika pelaku usaha akan melakukan kegiatan ekspor
dan/atau impor. Lokasi kegiatan berusaha harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang wilayah
setempat. Namun dalam hal perusahaan berlokasi di dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),
ketentuan tentang bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan tidak berlaku, kecuali bidang
usaha yang dicadangkan untuk UMKM dan Koperasi serta bidang usaha yang tertutup untuk
Penanaman Modal. Melengkapi perizinan khusus lainnya yang dibutuhkan kepada
kementerian/instansi terkait, yang bersangkutan dengan sektor perusahaan Dalam hal
perusahaan yang telah memiliki izin prinsip, izin investasi, pendaftaran penanaman modal, atau
izin usaha, yang masih berlaku, permohonan layanan perizinan lain yang diperlukan harus
mencantumkan NIB sebagai persyaratan.
Dokumen yang harus disiapkan yaitu :
- Akta pendirian perusahaan yang telahmendapatkan pengesahan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
- NPWP perusahaan yang telah dilakukan Konfirmasi Status Wajib
Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
- NIB aspek legalitas tempat kedudukan, berupa Akta Jual Beli (AJB)
7. Apakah yang membedakan antara Perjanjian Kredit pada umumnya dengan Perjanjian
Kredit Sindikasi? Jelaskan alasan-alasan yang melatarbelakanginya! Sebutkan
argumentasi Saudara disertai dengan penjelasan!
JAWAB :
Menurut saya, perjanjian kredit dapat diartikan sebagai perjanjian pinjam-meminjam antara
bank sebagai kreditur dengan pihak lain sebagai debitur yang mewajibkan debitur untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Perjanjian kredit
selalu bertujuan dan tujuan tersebut biasanya berkaitan dengan program pembangunan,
biasanya dalam pemberian kredit sudah ditentukan tujuan penggunaan uang yang akan
diterima, sedangkan dalam perjanjian pinjam-meminjam tidak ada ketentuan tersebut dan
debitor dapat menggunakan uanganya secara bebas. Dalam perjanjian kredit sudah ditentukan
bahwa pemberi kredit adalah bank atau lembaga pembiayaan dan tidak dimungkinkan diberikan
oleh individu, sedangkan dalam perjanjian pinjammeminjam pemberian pinjaman dapat oleh
individu. Sedangkan, Kredit sindiksi merupakan solusi bagi pembangunan dan proyek-proyek
berskala besar yang membutuhkan dana besar. Besarnya jumlah kredit dan mengingat bisnis
perbankan, khususnya perkreditan, mempunyai tingkat risiko (degree of risk) yang cukup tinggi
membuat perbankan menerapkan prinsip- prinsip kehati-hatian (prudential banking principle)
serta memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat dalam menyalurkan kredit. Kredit
sindikasi adalah kredit yang diberikan berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan yang sama bagi
masing-masing peserta sindikasi (hanya ada satu perjanjian kredit antara nasabah dengan
semua bank peserta sindikasi).
9. Sebutkan 10 (sepuluh) hal-hal pokok yang harus ada dalam Perjanjian Kredit Sindikasi!
Jelaskan jawaban saudara disertai dengan argumentasinya!
JAWAB :
10 hal-hal pokok yang harus ada dalam Perjanjian Kredit Sindikasi yaitu :
1. Lender atau pemberi pinjaman
2. Borrower atau penerima pinjaman
3. Arranger atau yang mengatur proses kredit, penawaran, kepada bank atau lembaga
keuangan lainnya
4. Lead manager atau pihak yang memimpin proses kredit sindikasi
5. Security agent atau agen yang bertugas mengatur jaminan-jaminan borrower; dan
6. Facility agent atau agen fasilitas kredit.
7. Enforcement hak-hak anggota sindikasi.
8. Hukum dan yuridiksi: sebagian besar kredit sindikasi dengan Bank-bank asing diatur
berdasarkan hukum negara lain (jika porsi dalam pemberian kredit sindikasi lebih besar
pada Bank dari LN).
9. Penandatanganan kontrak kredit sindikasi (loan signing ceremony.)
10. Pernyataan cidera janji termasuk cross default dan technical default
Menurut saya, apabila bank telah menerima permohonan kredit tersebut, maka debitur memberi
mandat kepada bank untuk melakukan pembiayaan secara sindikasi. Mandat adalah
kewenangan yang diberikan oleh calon penerima kredit kepada arranger (lead manager) atau
kepada arrangers (managing group) untuk membentuk sindikasi kredit yang terdiri dari bank-
bank yang akan menyediakan pembiayaan yang dibutuhkan oleh calon penerima kredit. Mandat
ini biasanya didahului dengan telepon terlebih dahulu baru bentuk tertulis. Bank yang diberi
mandat dalam pembiayaan secara sindikasi (arranger) meminta dokumen-dokumen atau
informasi yang terkait dengan perusahaan atau proyek yang akan dibiayai. Dokumen atau
informasi ini disiapkan oleh nasabah sendiri. Dokumen dan informasi tersebut sebagai dasar
untuk pembuatan info memo dan indikasi term and condition atas proyek yang akan dibiayai.
Arranger akan membua memo yang berisi data tentang informasi nasabah dan proyek yang
akan dibiayai ini tentu akan dijadikan pertimbangan bagi bankbank atau lembaga keuangan
untuk menerima penawaran tersebut atau tidak. Setelah didapat bank atau lembaga keuangan
yang menerima penawaran tersebut maka dilakukan presentasi proyek dan kunjungan ke lokasi
proyek oleh debitur, calon kreditur dan arranger.. Selanjutnya surat keputusan kredit gabungan
disampaikan kepada debitur tembusannya kepada kreditur. Hal penting lainnya yang dilakukan
adalah persiapan draft dokumentasi. Draft dokumentasi ini antara lain kontrak kredit, akte
pengikatan jaminan, dan akte-akte lainnya. Draft dokumentasi ini memegang peranan penting
karena penerimaan atas penawaran kredit sindikasi kadang masih dibuat bersyarat dan
tergantung pada dokumen ini. Setelah dokumen-dokumen siap dilakukan penandatanganan
kontrak kredit sindikasi. Biasanya dilakukan dengan upacara khusus yang disebut loan signing
ceremony. Semua pihak yang terlibat ikut tandatangan. Kontrak kredit sindikasi ini merupakan
dokumen yang paling penting, sebagai pedoman dalam pelaksanaan kredit sindikasi dan
merupakan bukti autentik. Setelah terjadinya penandatanganan kontrak sebagai tanda adanya
kesepakatan dan dimulainya kontrak tersebut, tugas arranger selesai. Publisitas dilakukan
setelah terjadi penandatanganan kontrak kredit sindikasi. Hal ini dilakukan dengan membuat
press conference atau press release yang biasanya dihadiri oleh media cetak maupun
elektronik.
10. Buatkan pasal tentang Representations and Warranties terkait dengan Perjanjian
Kredit Sindikasi, baik dari sisi Kreditur dan Debitur!
JAWAB :
Pasal mengenai Representative and Warranties dan Covenants tersebut yang terdapat pada
Perjanjian Kredit Sindikasi No. 61 dan No. 62 sebagaimana diatur pada Pasal 6 (Pembayaran).
6.1 Pembayaran.
Huruf (a): Debitur wajib membayar kembali pokok Kredit pada setiap Tanggal Pembayaran Cicilan
Kredit sesduai dengan jadwal pembayaran sebagaimana terdapat pada Lampiran 5 (Jadwal
Huruf (b) : Debitur harus melunasi seluruh sisa dari pokok Kredit,
bunga dan jumlah lain yang terhutang sehubungan dengan Kredit pada Tanggal Jatuh Tempo
Kredit.