Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MENGERJAKAN SOAL HUKUM DAGANG (11-13 APRIL 2020)

NAMA : IIS ADE LIA

NPM : 10040018230

KELAS : E

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

1. Apa yang dimaksud dengan PT menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas ?
Jawab : Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan
hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta
peraturan pelaksanaannya

2. Sebagai sebuah badan hukum, Organ PT memiliki pertanggung jawaban yang berbeda
dengan Firma dan CV. Bagaimana pertanggung jawaban organ PT tersebut?
Jawab : Organ PT menurut Pasal 1 angka (2) UUPT adalah – Rapat Umum
Pemegang Saham ( RUPS ), Direksi, dan Komisaris.

- Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS )


a. Penetapan perubahan AD. Pasal 19 ayat (1) UUPT.
b. Pembelian kembali saham. Pasal 38 ayat (1) UUPT.
c. Penetapan penambahan modal perseroan. Pasal 41 UUPT.
d. Penetapan pengurangan modal perseroan. Pasal 44 ayat (1) UUPT.
e. Persetujuan laporan tahunan dan pengesahan perhitungan tahunan. Pasal 69 ayat (1) UUPT.
f. Penentuan penggunaan laba. Pasal 71 ayat (1) UUPT.
g. Pengangkatan/pemberhentian/pembagian tugas dan Wewenang Direksi dan Komisaris.
Pasal 94, 111 UUPT.
h. Persetujuan pengalihan/penjaminan kekayaan perseroan. Pasal 102 ayat (1) UUPT.
i. Persetujuan atas tindakan penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan. Pasal 89, 123
UUPT.
j. Pembubaran perseroan. Pasal 142 UUP

- Direksi
1. Menurut Pasal 97 UUPT Direksi bertanggung jawab atas pengurusan perseroan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat (1).
2. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian
Perseroan apabila yg bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya .
3. Dalam hal Direksi terdiri atas 2 ( dua ) anggota Direksi atau lebih, bertanggung
jawab sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (3) berlaku secara tanggung
renteng bagi setiap anggota Direksi.

- Komisaris
Dalam pasal 114 UUPT menyatakan
(1) Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan Perseroan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 108 ayat (1)
(2) Setiap anggota Dewan Komisaris Wajib dengan itikad baik, kehati-hatian,
dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan
pemberian nasihat kepada Direksi sebagimana dimaksud dalam pasal 108
ayat (1) untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan
(3) Setiap angota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas
kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai
menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
(4) Dalam hal Dewan Komisaris terdiri atas 2(dua) anggota Dewan Komisaris
atau ;ebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku
renteng bagi setiap anggota Dewan Komisaris.

3, Apakah status badan hukum otomatis melekat ketika akta pendirian PT


ditandatangani di hadapan notaris?

Jawab : Tidak, Perseroan akan memperoleh status badan hukum pada


tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan
hukum Perseroan. Pendiri hanya boleh menguasakan permohonan hanya
kepada notaris.

4. Apakah transaksi dengan pihak ke -3 tetap dapat dilakukan PT apabila status badan
hukum belum melekat pada PT karena belum mendapatkan pengesahan dari
Menteri Kehakiman? Bagaimana konsekuensinya apabila transaksi tersebut rugi?
Jawab : Ya dapat, dalam pasal 13 UUPT menyatakan bahwa perbuatan
hukum yg dilakukan calon pendiri untuk keperluan Perseroan yg belum di
dirikan, mengingat Perseroan setelah Perseroan menjadi badan hukum
apabila RUPS pertama Perseroan secara tegas menyatakan menerima atau
mengambil alih semua hak dan kewajiban yg timbul dari perbuatan hukum
yg dilakukan oleh calon pendiri atau kuasanya. Setiap calon pendiri yg
melakukan perbuatan hukum tsb bertanggung jawab secara pribadi atas
segala akibat yg timbul.
Dalam pasal 14 UUPT dinyatakan bahwa perbuatan hukum
atas nama Persero yang belum memperoleh status badan hukum, hanya boleh
dilakukan oleh semua anggota Direksi bersama-sama semua pendiri seta
semua anggota Dewan Komisaris Perseoran dan merea semua bertanggung
jawab secara tanggung renteng atas perbuatan hukum tsb. Perbuatan hukum
tsb diatas, karena hukum menjadi tanggung jawab Perseroan setelah
perseroan menjadi badan hukum
Dalam hal perbuatan hukum atas nama Perseroan yg belum
memperoleh status badan hukum dilakukan oleh pendiri, perbuatan hukum
tsb menjadi tanggung jawab pendiri yang bersangkutan dan tidak mengikat
Perseroan. Perbuatan hukum tsb hanya mengikat dan menjadi tanggung
jawab Perseroan setelah perbuatan hukum tsb disetujui oleh semua pemegang
saham dalam RUPS yg dihadiri oleh semua pemegang Perseroan.

5. Apakah transaksi dengan pihak ke-3 yg telah dilakukan sebelum pengesahan dari
Menteri Kehakiman secara otomatis menjadi tanggung jawab PT setelah PT
mendapat status badan hukum?
Jawab : Dalam hal perbuatan hukum atas nama Perseroan yg belum
memperoleh status badan hukum dilakukan oleh pendiri, perbuatan hukum
tsb menjadi tanggung jawab pendiri yang bersangkutan dan tidak mengikat
Perseroan. Perbuatan hukum tsb hanya mengikat dan menjadi tanggung
jawab Perseroan setelah perbuatan hukum tsb disetujui oleh semua pemegang
saham dalam RUPS yg dihadiri oleh semua pemegang Perseroan.

6. Bagaimana prosedur pendirian PT menurut Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007


tentang Perseroan Terbatas?
Jawab :
Dalam Pasal 29 UUPT, Daftar Perseroan diselenggarakan oleh Menteri.
Daftar Perseroan sebagaimana dimaksud di atas, memuat data tentang
Perseroan yang meliputi:
a. nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha,
jangka waktu pendirian, dan permodalan;
b. alamat lengkap Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5;
c. nomor dan tanggal akta pendirian dan Keputusan Menteri mengenai
pengesahan badan hukum Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (4);
d. nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan persetujuan
Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1);
e. nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan tanggal
penerimaan pemberitahuan oleh Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23 ayat (2);
f. nama dan tempat kedudukan notaris yang membuat akta pendirian dan
akta perubahan anggaran dasar;
g. nama lengkap dan alamat pemegang saham, anggota Direksi, dan anggota
Dewan Komisaris Perseroan;
h. nomor dan tanggal akta pembubaran atau nomor dan tanggal penetapan
pengadilan tentang pembubaran Perseroan yang telah diberitahukan kepada
Menteri;
i. berakhirnya status badan hukum Perseroan;
j. neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan bagi
Perseroan yang wajib diaudit

Daftar Perseroan sebagaimana dimaksud di atas, terbuka untuk umum.


Ketentuan lebih lanjut mengenai daftar Perseroan diatur dengan Peraturan
Menteri.

4. Pengumuman
Dalam Pasal 30 UUPT, Menteri mengumumkan dalam Tambahan Berita
Negara Republik Indonesia: 1) akta pendirian Perseroan beserta Keputusan
Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4);
2) akta perubahan anggaran dasar Perseroan beserta Keputusan Menteri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1);
3) akta perubahan anggaran dasar yang telah diterima pemberitahuannya
oleh Menteri. Pengumuman sebagaimana dimaksud di atas dilakukan oleh
Menteri dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari. Ketentuan lebih
lanjut mengenai tata cara pengumuman dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai