NPM : 10040018230
KELAS : E
FAKULTAS HUKUM
1. Apa yang dimaksud dengan PT menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas ?
Jawab : Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan
hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta
peraturan pelaksanaannya
2. Sebagai sebuah badan hukum, Organ PT memiliki pertanggung jawaban yang berbeda
dengan Firma dan CV. Bagaimana pertanggung jawaban organ PT tersebut?
Jawab : Organ PT menurut Pasal 1 angka (2) UUPT adalah – Rapat Umum
Pemegang Saham ( RUPS ), Direksi, dan Komisaris.
- Direksi
1. Menurut Pasal 97 UUPT Direksi bertanggung jawab atas pengurusan perseroan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat (1).
2. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian
Perseroan apabila yg bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya .
3. Dalam hal Direksi terdiri atas 2 ( dua ) anggota Direksi atau lebih, bertanggung
jawab sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (3) berlaku secara tanggung
renteng bagi setiap anggota Direksi.
- Komisaris
Dalam pasal 114 UUPT menyatakan
(1) Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan Perseroan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 108 ayat (1)
(2) Setiap anggota Dewan Komisaris Wajib dengan itikad baik, kehati-hatian,
dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan
pemberian nasihat kepada Direksi sebagimana dimaksud dalam pasal 108
ayat (1) untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan
(3) Setiap angota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas
kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai
menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
(4) Dalam hal Dewan Komisaris terdiri atas 2(dua) anggota Dewan Komisaris
atau ;ebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku
renteng bagi setiap anggota Dewan Komisaris.
4. Apakah transaksi dengan pihak ke -3 tetap dapat dilakukan PT apabila status badan
hukum belum melekat pada PT karena belum mendapatkan pengesahan dari
Menteri Kehakiman? Bagaimana konsekuensinya apabila transaksi tersebut rugi?
Jawab : Ya dapat, dalam pasal 13 UUPT menyatakan bahwa perbuatan
hukum yg dilakukan calon pendiri untuk keperluan Perseroan yg belum di
dirikan, mengingat Perseroan setelah Perseroan menjadi badan hukum
apabila RUPS pertama Perseroan secara tegas menyatakan menerima atau
mengambil alih semua hak dan kewajiban yg timbul dari perbuatan hukum
yg dilakukan oleh calon pendiri atau kuasanya. Setiap calon pendiri yg
melakukan perbuatan hukum tsb bertanggung jawab secara pribadi atas
segala akibat yg timbul.
Dalam pasal 14 UUPT dinyatakan bahwa perbuatan hukum
atas nama Persero yang belum memperoleh status badan hukum, hanya boleh
dilakukan oleh semua anggota Direksi bersama-sama semua pendiri seta
semua anggota Dewan Komisaris Perseoran dan merea semua bertanggung
jawab secara tanggung renteng atas perbuatan hukum tsb. Perbuatan hukum
tsb diatas, karena hukum menjadi tanggung jawab Perseroan setelah
perseroan menjadi badan hukum
Dalam hal perbuatan hukum atas nama Perseroan yg belum
memperoleh status badan hukum dilakukan oleh pendiri, perbuatan hukum
tsb menjadi tanggung jawab pendiri yang bersangkutan dan tidak mengikat
Perseroan. Perbuatan hukum tsb hanya mengikat dan menjadi tanggung
jawab Perseroan setelah perbuatan hukum tsb disetujui oleh semua pemegang
saham dalam RUPS yg dihadiri oleh semua pemegang Perseroan.
5. Apakah transaksi dengan pihak ke-3 yg telah dilakukan sebelum pengesahan dari
Menteri Kehakiman secara otomatis menjadi tanggung jawab PT setelah PT
mendapat status badan hukum?
Jawab : Dalam hal perbuatan hukum atas nama Perseroan yg belum
memperoleh status badan hukum dilakukan oleh pendiri, perbuatan hukum
tsb menjadi tanggung jawab pendiri yang bersangkutan dan tidak mengikat
Perseroan. Perbuatan hukum tsb hanya mengikat dan menjadi tanggung
jawab Perseroan setelah perbuatan hukum tsb disetujui oleh semua pemegang
saham dalam RUPS yg dihadiri oleh semua pemegang Perseroan.
4. Pengumuman
Dalam Pasal 30 UUPT, Menteri mengumumkan dalam Tambahan Berita
Negara Republik Indonesia: 1) akta pendirian Perseroan beserta Keputusan
Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4);
2) akta perubahan anggaran dasar Perseroan beserta Keputusan Menteri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1);
3) akta perubahan anggaran dasar yang telah diterima pemberitahuannya
oleh Menteri. Pengumuman sebagaimana dimaksud di atas dilakukan oleh
Menteri dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari. Ketentuan lebih
lanjut mengenai tata cara pengumuman dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.