100%(2)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
121 tayangan27 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang organ perseroan terbatas menurut undang-undang perseroan terbatas Indonesia, yaitu rapat umum pemegang saham, direksi, dan dewan komisaris. Rapat umum pemegang saham merupakan organ tertinggi dengan kewenangan yang tidak dimiliki direksi atau dewan komisaris. Direksi berwenang mengurus perseroan sehari-hari, sementara dewan komisaris melakukan pengawasan.
Dokumen tersebut membahas tentang organ perseroan terbatas menurut undang-undang perseroan terbatas Indonesia, yaitu rapat umum pemegang saham, direksi, dan dewan komisaris. Rapat umum pemegang saham merupakan organ tertinggi dengan kewenangan yang tidak dimiliki direksi atau dewan komisaris. Direksi berwenang mengurus perseroan sehari-hari, sementara dewan komisaris melakukan pengawasan.
Dokumen tersebut membahas tentang organ perseroan terbatas menurut undang-undang perseroan terbatas Indonesia, yaitu rapat umum pemegang saham, direksi, dan dewan komisaris. Rapat umum pemegang saham merupakan organ tertinggi dengan kewenangan yang tidak dimiliki direksi atau dewan komisaris. Direksi berwenang mengurus perseroan sehari-hari, sementara dewan komisaris melakukan pengawasan.
Pertemuan ke-3 Mata Kuliah Hukum Perusahaan dan Kepailitan Panti Rahayu, SH, MH, MKn Jantarda Mauli Hutagalung, SH, MH. ORGAN PERSEROAN TERBATAS
Berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas, ada 3 organ dalam suatu Perseroan Terbatas yaitu :
1. Rapat Umum Pemegang Saham
2. Direksi 3. Komisaris Tanggung Jawab Organ perseroan Organ Tertinggi Dalam Perseroan Terbatas Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham Di dalam sebuah PT (Perseroan Terbatas) ada yang namanya RUPS. Apa yang Dimaksud dengan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) pada perusahaan? RUPS Menurut UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas adalah Organ atau bagian Perseroan yang memiliki Kewenangan yang tidak diberikan kepada Direksi maupun Dewan Komisaris dalam batas yang telah ditentukan oleh Undang-Undang dan/atau anggaran dasar.
RUPS Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di dalam
Perseroan Terbatas dan pemegang segala kewenangan yang tidak diserahkan Dewan Komisaris dan Direksi. Dari beberapa Pengertian sebelumnya yang dimaksud dengan Kewenangan atau Wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau Dewan Komisaris yaitu hak untuk : Menyetujui Pengajuan Permohonan agar Perseroannya dinyatakan pailit Mengubah anggaran dasar Mengangkat dan memberhentikan Anggota dari Direksi maupun Dewan Komisaris Menyetujui Perpanjangan jangka waktu berdirinya perseroan Terbatas Menyetujui Penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pemisahan Membubarkan Perseroan RUPS dilakukan di tempat Perseroan tersebut melakukan kegiatan Usahanya berdasarkan AD (Anggaran Dasar). Tempat Pelaksanaan RUPS Juga harus masih di wilayah Negara Republik Indonesia. RUPS juga bisa diadakan melalui Video Konferensi, Media telekonferensi atau media elektronik lainnya yang dimana Para Peserta RUPS dapat melihat dan mendengar satu sama lain secara langsung, dan juga pastinya dapat ikut serta berpartisipasi di dalam rapat. Pengajuan dari RUPS melalui media yang disebutkan, haruslah dibuat risalah rapat yang telah disetujui dan ditandatangani oleh semua peserta RUPS. Untuk penyelenggaraan RUPS ada yang RUPS tahunan dan RUPS Lainnya. RUPS tahunan ini adalah Penyelenggaraan Rapat yang wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6 bulan setelah tahun buku berakhir. Di dalam RUPS Tahunan harus terdapat pengajuan semua dokumen Laporan Tahunan Perseroan tersebut. Lalu RUPS Lainnya dapat dilakukan setiap waktu sesuai dengan kebutuhan dan/atau Kepentingan Perseroan. Penyelenggaraan RUPS bisa dilakukan sesuai permohonan 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang mewakili Sepersepuluh atau lebih dari Jumlah seluruh saham, sesuai dengan Surat Tercatat Direksi beserta alasannya lalu disampaikan kepada Dewn Komisaris. Direksi wajib melakukan pemanggilan RUPS dalam waktu paling lambat 15 hari terhitung dari Permohonan penyelenggaraan RUPS yang telah diterima. Jika tidak melakukan Pemanggilan RUPS, maka pemegang saham harus mengajukan kembali permohonan penyelenggaraan RUPS kepada Dewan Komisaris. Sama halnya dengan Direksi, RUPS juga wajib melakukan pemanggilan RUPS paling lambat 15 hari. Direksi Perseroan Pengertian Direksi Berdasarkan Pasal 1 angka 5 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”), pengertian Direksi adalah:
“Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan
bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.” Tugas Direksi Sesuai dengan Pasal 100 UUPT, direksi berkewajiban menjalankan dan melaksanakan beberapa tugas selama jabatannya menurut UUPT, yaitu: Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan risalah rapat direksi; Membuat laporan tahunan dan dokumen keuangan Perseroan; Kewenangan Direksi Mengenai tugas dan wewenang Direksi lebih jauh diatur dalam Pasal 92 (5) UUPT bahwa dalam hal Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi atau lebih, pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS. Jika kemudian ternyata RUPS tidak menetapkan pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi, maka pembagian tugas dan wewenang direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi (Pasal 92 ayat [6] UUPT). Selain berwenang untuk pengurusan sehari-hari Perseroan, Direksi juga berwenang mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan (Pasal 98 ayat [1] UUPT). Dan dalam hal anggota Direksi terdiri lebih dari 1 (satu) orang, yang berwenang mewakili Perseroan adalah setiap anggota Direksi, kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar (Pasal 98 ayat [2] UUPT) Pasal 97 ayat (4) UUPT menyebutkan jika anggota Direksi terdiri dari dua orang, maka tanggung jawab atas pengurusan PT berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota direksi.
Dan dalam hal mewakili perseroan, disebutkan bahwa ketika
anggota Direksi terdiri lebih dari 1 (satu) orang, yang berwenang mewakili Perseroan adalah setiap anggota Direksi, kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar. Makna dari penggunaan kata “setiap” adalah masing-masing (satu per satu) dari orang anggota direksi dapat mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Tidak harus secara bersama-sama kecuali memang dikehendaki demikian dan dituangkan dalam anggaran dasar ASAS KOLEGIAL Sistem Perwakilan Kolegial
Mengenai sistem perwakilan kolegial, dapat dilihat dalam
Penjelasan Pasal 98 ayat (2) UUPT yang berbunyi:
“Undang-Undang ini pada dasarnya menganut sistem
perwakilan kolegial, yang berarti tiap-tiap anggota Direksi berwenang mewakili Perseroan. Namun, untuk kepentingan Perseroan, anggaran dasar dapat menentukan bahwa Perseroan diwakili oleh anggota Direksi tertentu.” sistem perwakilan kolegial diatur pada Pasal 98 ayat (2) yang menegaskan, jika anggota Direksi terdiri lebih dari 1 (satu) orang, maka yang berwenang mewakili perseroan adalah “setiap” anggota Direksi, kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar. Dalam hal ini, Anggaran Dasar (“AD”) dapat menentukan bahwa yang berwenang dan memiliki kapasitas mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan hanya Direktur Utama atau Direktur Utama bersama-sama dengan salah seorang anggota Direksi lain. Sebagai contoh kasus dapat kita lihat dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2332K/Pdt/1985. Menurut putusan ini, anggota Direksi atau Direktur suatu perseroan dapat bertindak langsung mengajukan gugatan untuk dan atas nama Perseroan, dan untuk itu tidak perlu lebih dahulu mendapat surat kuasa khusus dari Presiden Direktur dan para pemegang saham. Sebab Perseroan sebagai badan hukum dapat langsung diwakili oleh setiap anggota Direksi atau Direktur. Bertitik tolak dari putusan tersebut, apabila seorang anggota Direksi Perseroan berfungsi sebagai pengurus untuk melaksanakan pengurusan sehari-hari, demi hukum berhak dan berwenang mewakili Perseroan dalam kedudukan dan kapasitasnya sebagai kuasa menurut undang- undang untuk mewakili Perseroan tanpa memerlukan surat kuasa dari Direktur Utama maupun dari RUPS. Pengertian Komisaris Perseroan Dewan komisaris adalah organ PT yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar dan memberikan nasihat kepada direksi. Berbeda dengan tugas direksi yang menjalankan pengurusan PT, dewan komisaris secara khusus bertugas dalam masalah pengawasan PT. Sama seperti direksi, dewan komisaris juga wajib memberitahukan kepada Perseroan mengenai saham yang dimilikinya dan anggota keluarganya dalam PT dimana ia menjabat dan PT lainnya untuk kemudian dicatat dalam Daftar Khusus. Tugas Dewan Komisaris Anggaran dasar PT dapat menentukan bahwa rencana kerja tahunan yang dibuat oleh direksi wajib mendapat persetujuan dewan komisaris. Dewan komisaris juga wajib untuk memeriksa setiap laporan tahunan perusahaan yang dibuat oleh direksi untuk memastikan kesesuaian dan kebenaran isi laporan tahunan tersebut.
Dewan komisaris bertanggung jawab atas isi laporan keuangan yang
dibuat di dalam laporan tahunan perusahaan dan setiap anggota direksi dan dewan komisaris juga bertanggung jawab secara tanggung renteng terhadap setiap pihak yang dirugikan apabila laporan tahunan yang telah dibuat terbukti tidak benar atau menyesatkan. Kewenangan Dewan Komisaris Selainitu dewan komisaris juga dapat diberikan kewenangan untuk melaksanakan keputusan RUPS yang menyetujui penambahan modal dasar atau modal disetor dalam PT maupun pembelian kembali saham PT yang telah dikeluarkan. Kewenangan ini harus dinyatakan secara tegas dalam RUPS dan memiliki jangka waktu maksimal 30 hari sejak keputusan RUPS tersebut. Dewan komisaris berwenang untuk meminta untuk diadakannya RUPS, baik RUPS Tahunan maupun RUPS luar biasa.
Pada dasarnya penyelenggaraan RUPS dapat dilakukan
berdasarkan pemanggilan RUPS yang dilakukan oleh direksi. Akan tetapi, dalam keadaan tertentu dewan komisaris suatu PT dapat melakukan pemanggilan RUPS. Keadaan tertentu yang dimaksud adalah apabila direksi tidak melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu 15 hari sejak permintaan untuk menyelenggarakan RUPS dari pemegang saham maupun dewan komisaris.
Dalam RUPS Tahunan, dewan komisaris wajib membuat
laporan tugas pengawasan dan melaporkannya dalam RUPS. Syarat Menjadi Komisaris PT Pada dasarnya setiap orang dapat ditunjuk sebagai komisaris atau anggota dewan komisaris PT sepanjang memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh UUPT.
UUPT mengatur bahwa orang yang dapat diangkat menjadi komisaris PT
adalah orang yang dalam jangka waktu 5 tahun sebelum pengangkatannya tidak pernah:
a. dinyatakan pailit;
b. menjadi anggota direksi atau anggota dewan komisaris yang dinyatakan
bersalah menyebabkan suatu PT dinyatakan pailit; dan
c. dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan
negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan. Pengambilan Keputusan Dewan Komisaris Dalam suatu PT, minimal terdapat 1 orang anggota dewan komisaris. Dalam hal dewan komisaris memiliki lebih dari 1 orang komisaris, maka setiap anggota dewan komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan harus melalui keputusan dewan komisaris atau dengan kata lain bertindak bersama-sama atau berdasarkan mekanisme rapat dewan komisaris.