SENGKETA
Kelas: Muamalah E
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG TAHUN 1442 H / 2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Bentuk- Bentuk Alternatif
Penyelesaian Sengketa”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami berusaha untuk dapat menyelesaikan
makalah ini dan kami juga mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang sudah
membantu kami yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi bagi yang membacanya.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sengketa .......................................................................... 3
B. Pengertian Alternatif Penyelesaian Sengketa ..................................... 4
C. Bentuk- bentuk Alternatif Penyelesaian Sengketa .............................. 5
D. Macam-macam Sengketa yang Diselesaikan APS .............................. 7
DAFTAR PUSTAKA
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konflik atau sengketa adalah istilah- istilah yang sering ditemukan atau di
dengar dalam kehidupan sehari- hari. Konflik atau sengketa bisa saja terjadi
dikarenakan hal yang sepele, misalnya konflik antar tetangga yang
mempermasalahkan batas tanah, sengketa pelanggaran perjanjian atau kontrak.
Akan tetapi setiap orang sudah pasti tidak menginginkan suatu konflik atau
sengketa terjadi di dalam kehidupannya.
Sebuah konflik, yakni sebuah situasi di mana dua pihak atau lebih
dihadapkan pada perbedaan kepentingan, tidak akan berkembang menjadi
sengketa apabila pihak yang merasa dirugikan hanya memendam perasaan tidak
puas atau keprihatinannya. Sebuah konflik berubah atau berkembang menjadi
sebuah sengketa bilamana pihak yang merasa dirugikan telah menyatakan rasa
tidak atau keprihatinannya, baik secara langsung kepada pihak yang dianggap
sebagai penyebab kerugian atau kepada pihak lain.
Dengan kelebihan dan kekurangan yang diberikan Tuhan kepada manusia,
membawa manusia itu kedalam bermacam- macam konflik atau sengketa,
sengketa itu bisa terjadi dengan manusia lain, alam lingkungannya bahkan dengan
dirinya sendiri. Pada kodratnya Tuhan juga memberikan kelebihan sehingga
manusia tersebut dapat melakukan penyelesaian konflik atau sengketa. Manusia
selalu berusaha mencari bagaimana cara penyelesaian konflik dalam rangka untuk
selalu mencapai posisi yang baik agar dapat tetap bertahan hidup. Apabila ada
manusia yang tidak mau berusaha untuk mencari cara penyelesaian sengketa maka
manusia tersebut memiliki fikiran dan jiwa yang buruk karena menghendaki
adanya persengketaan tersebut.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah nya adalah:
1. Apa pengertian dari Sengketa?
2. Apa pengertian dari Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS)?
3. Apa saja Bentuk- Bentuk Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS)?
4. Apa saja Macam- macam Sengketa yang Diselesaikan APS?
C. Tujuan
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka tujuan nya adalah:
1. Dapat mengetahui pengertian dari Sengketa
2. Dapat mengetahui pengertian dari Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS)
3. Dapat mengetahui Bentuk- Bentuk Alternatif Penyelesaian Sengketa
(APS)
4. Dapat mengetahui Macam- macam Sengketa yang Diselesaikan APS
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sengketa
Sengketa adalah perselisihan atau perbedaan pendapat (persepsi) yang
terjadi antara dua pihak atau lebih karena adanya pertentangan kepentingan yang
berdampak pada terganggunya pencapaian tujuan yang diinginkan oleh para
pihak. Sengketa terjadi karena adanya perbedaan kepentingan masing-masing para
pihak, yaitu bila ada interaksi antara dua orang atau lebih, di mana salah satu
pihak percaya bahwa kepentingannya tidak sama dengan kepentingan yang lain.
Penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui dua proses. Proses yang
tertua melalui proses Litigasi yaitu melalui pengadilan. Dan kemudian
berkembang proses penyelesaian sengketa ini melalui kerja sama atau koorpratif
diluar pengadilan. Proses penyelesaian sengketa di luar pengadilan ini disebut
dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
Pada dasarnya dalam cara Litigasi, inisiatif berperkara ada pada diri orang
yang berperkara (dalam hal ini penggugat). Dengan kalimat lain ada atau tidak
adanya sesuatu perkara, harus diambil oleh seseorang atau beberapa orang yang
merasa, bahwa haknya atau hak mereka dilanggar, yaitu oleh penggugat atau para
penggugat. Proses litigasi menghasilkan kesepakatan yang egois yang belum
mampu merangkul kepentingan. bersama, cendrung menimbulkan masalah baru,
lambat dalam penyelesaiannya, membutuhkan biaya yang mahal, tidak responsif,
dan menimbulkan permusuhan di antara pihak yang bersengketa.
Perkembangan penyelesaian sengketa melalui kerja sama (kooperatif)
diluar pengadilan atau yang disebut dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa yang
merupakan kebalikan penyelesaian sengketa melalui Litigasi di dalam pengadilan.
Penyelesaian sengketa melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa menghasilkan
kesepakatan yang bersifat “win-win solution”, dijamin kerahasian sengketa para
pihak, terhindar dari keterlambatan yang diakibatkan karena hal prosedural dan
administratif, menyelesaikan masalah secara komprehensif dalam kebersamaan
3
dan tetap menjaga hubungan baik. Penyelesaian sengketa dengan cara tersebut
merupakan dambaan setiap orang karena memiliki sifat sederhana, cepat dan
biaya ringan.
4
C. Bentuk- bentuk Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS)
2. Konsultasi
Marwan dan Jimmy P, menjelaskan arti konsultasi, sebagai berikut:
“Permohonan nasihat atau pendapat untuk menyelesaikan suatu sengketa secara
kekeluargaan yang dilakukan oleh para pihak yang bersengketa kepada pihak
ketiga”. Dengan demikian dapat disimpulan bahwa konsultasi adalah permintaan
pendapat kepada pihak ketiga (konsultan) terkait sengketa yang dihadapi.
3. Konsiliasi
Konsiliasi merupakan mekanisme penyelesaian sengketa dengan intervensi
pihak ketiga. Hanya saja dalam konsiliasi, pihak ketiga lebih bersifat aktif. Pihak
ketiga (konsiliator) mengambil inisiatif menyusun dan merumuskan langkah-
langkah penyelesaian, yang selanjutnya diajukan dan ditawarkan kepada para
pihak yang bersengketa. Konsiliator tidak berwenang membuat putusan, tetapi
hanya berwenang membuat rekomendasi, yang pelaksanaannya sangat tergantung
dari itikad baik para pihak yang bersengketa sendiri.
5
5. Good Offices
“Good Offices” biasanya diterjemahkan sebagai jasa baik, yang makna
sebenarnya adalah suatu penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak ketiga yang
memberikan jasa baik berupa penyediaan tempat atau fasilitas- fasilitas untuk
digunakan oleh para pihak yang sengketa untuk melakukan musyawarah atau
perundingan guna mencapai penyelesaian. Jadi inisiatif penyelesaian tetap berada
di tangan para pihak, dan pihak ketiga bersifat pasif, tidak ikut campur mengatur
penyelesaian sengketa.
7. Mediasi
Mediasi atau penengahan merupakan mekanisme penyelesaian sengketa
dengan bantuan pihak ketiga. Berbeda dengan “good offices”, pihak ketiga dalam
mediasi bersifat aktif. Pihak ketiga aktif memberikan bimbingan atau arahan guna
mencapai penyelesaian namun ia tidak berfungsi sebagai hakim yang berwenang
mengambil putusan. Jadi inisiatif penyelesaian tetap berada pada tangan para
pihak yang bersengketa. Sama halnya dengan negosiasi dan ’’good offices”
penyelesaian sengketa bersifat kompromis.
8. Penilaian Ahli
Maksudnya disini adalah pendapat para ahli untuk suatu hal yang bersifat
teknis sesuai dengan bidang keahliannya masing- masing. Para pihak yang
bersengketa atau salah satu pihak yang terlibat sengketa pada umumnya
mendatangi ahli untuk meminta pendapat, petunjuk dan pertimbangan untuk
menyelesaikan sengketa yang dihadapi.
6
9. Arbitrase (Tahkim)
Sebagaimana penyelesaian sengketa “good offices”, mediasi dan
konsiliasi, Arbitrase juga merupakan bentuk penyelesaian sengketa dengan
bantuan pihak ketiga yang netral. Namun dibanding ketiga mekanisme tersebut,
dalam arbitrase pihak ketiga bertindak sebagai “hakim” yang diberi wewenang
penuh oleh para pihak untuk menyelesaikan sengketa. Oleh karena itu ia
berwenang mengambil putusan yang bersifat mengikat.
7
dengan anak, harta kekayaan dan masalah-masalah keuangan.
9. Sengketa- sengketa yang berkaitan dengan masalah-masalah antar tetangga,
antar anggota masyarakat, gender, ras dan etnis.
10. Sengketa- sengketa pribadi antar individu.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
B. Saran
Penyelesaian sengketa di luar pengadilan di Indonesia perlu terus
dikembangkan untuk menyelesaikan sengketa- sengketa perdata dan bisnis seperti
sengketa antar individu dan sengketa perumahan yang terus berkembang dan
menghindari penumpukan perkara di pengadilan, sehingga sengketa- sengketa di
bidang perdata atau bisnis dapat diselesaikan dengan cepat dan dapat memberikan
keputusan win-win solution.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://perpustakaan.mahkamahagung.go.id/assets/resource/ebook/36.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/37432/Chapter%20I.pdf?s
equence=4&is Allowed=y
https://business-law.binus.ac.id/2017/05/31/ragam-dan-bentuk-alternatif-
penyelesaian-sengketa/
https://www.gresnews.com/berita/tips/88361-penyelesaian-sengketa-bisnis-
nonlitigasi/
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/07/171817669/rekonsiliasi-definisi-
dan- penghambatnya?page=all