Anda di halaman 1dari 14

BENTUK- BENTUK ALTERNATIF PENYELESAIAN

SENGKETA

DOSEN PEMBIMBING : ANIS SOFIANA, M.S.I

Kelas: Muamalah E

Disusun Oleh Kelompok 2:

1. Bagus Ringgo (1921030195)


2. Nindi Agustina (1921030277)
3. Nur Anisa Husnah (1921030278)
4. Naufal Abiyyu (1921030275)

FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG TAHUN 1442 H / 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Bentuk- Bentuk Alternatif
Penyelesaian Sengketa”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami berusaha untuk dapat menyelesaikan
makalah ini dan kami juga mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang sudah
membantu kami yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi bagi yang membacanya.

Bandar Lampung, 18 Maret 2021

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. I


DAFTAR ISI ............................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sengketa .......................................................................... 3
B. Pengertian Alternatif Penyelesaian Sengketa ..................................... 4
C. Bentuk- bentuk Alternatif Penyelesaian Sengketa .............................. 5
D. Macam-macam Sengketa yang Diselesaikan APS .............................. 7

BAB III PENUTUPAN


A. Kesimpulan ....................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konflik atau sengketa adalah istilah- istilah yang sering ditemukan atau di
dengar dalam kehidupan sehari- hari. Konflik atau sengketa bisa saja terjadi
dikarenakan hal yang sepele, misalnya konflik antar tetangga yang
mempermasalahkan batas tanah, sengketa pelanggaran perjanjian atau kontrak.
Akan tetapi setiap orang sudah pasti tidak menginginkan suatu konflik atau
sengketa terjadi di dalam kehidupannya.
Sebuah konflik, yakni sebuah situasi di mana dua pihak atau lebih
dihadapkan pada perbedaan kepentingan, tidak akan berkembang menjadi
sengketa apabila pihak yang merasa dirugikan hanya memendam perasaan tidak
puas atau keprihatinannya. Sebuah konflik berubah atau berkembang menjadi
sebuah sengketa bilamana pihak yang merasa dirugikan telah menyatakan rasa
tidak atau keprihatinannya, baik secara langsung kepada pihak yang dianggap
sebagai penyebab kerugian atau kepada pihak lain.
Dengan kelebihan dan kekurangan yang diberikan Tuhan kepada manusia,
membawa manusia itu kedalam bermacam- macam konflik atau sengketa,
sengketa itu bisa terjadi dengan manusia lain, alam lingkungannya bahkan dengan
dirinya sendiri. Pada kodratnya Tuhan juga memberikan kelebihan sehingga
manusia tersebut dapat melakukan penyelesaian konflik atau sengketa. Manusia
selalu berusaha mencari bagaimana cara penyelesaian konflik dalam rangka untuk
selalu mencapai posisi yang baik agar dapat tetap bertahan hidup. Apabila ada
manusia yang tidak mau berusaha untuk mencari cara penyelesaian sengketa maka
manusia tersebut memiliki fikiran dan jiwa yang buruk karena menghendaki
adanya persengketaan tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah nya adalah:
1. Apa pengertian dari Sengketa?
2. Apa pengertian dari Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS)?
3. Apa saja Bentuk- Bentuk Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS)?
4. Apa saja Macam- macam Sengketa yang Diselesaikan APS?

C. Tujuan
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka tujuan nya adalah:
1. Dapat mengetahui pengertian dari Sengketa
2. Dapat mengetahui pengertian dari Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS)
3. Dapat mengetahui Bentuk- Bentuk Alternatif Penyelesaian Sengketa
(APS)
4. Dapat mengetahui Macam- macam Sengketa yang Diselesaikan APS

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sengketa
Sengketa adalah perselisihan atau perbedaan pendapat (persepsi) yang
terjadi antara dua pihak atau lebih karena adanya pertentangan kepentingan yang
berdampak pada terganggunya pencapaian tujuan yang diinginkan oleh para
pihak. Sengketa terjadi karena adanya perbedaan kepentingan masing-masing para
pihak, yaitu bila ada interaksi antara dua orang atau lebih, di mana salah satu
pihak percaya bahwa kepentingannya tidak sama dengan kepentingan yang lain.
Penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui dua proses. Proses yang
tertua melalui proses Litigasi yaitu melalui pengadilan. Dan kemudian
berkembang proses penyelesaian sengketa ini melalui kerja sama atau koorpratif
diluar pengadilan. Proses penyelesaian sengketa di luar pengadilan ini disebut
dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
Pada dasarnya dalam cara Litigasi, inisiatif berperkara ada pada diri orang
yang berperkara (dalam hal ini penggugat). Dengan kalimat lain ada atau tidak
adanya sesuatu perkara, harus diambil oleh seseorang atau beberapa orang yang
merasa, bahwa haknya atau hak mereka dilanggar, yaitu oleh penggugat atau para
penggugat. Proses litigasi menghasilkan kesepakatan yang egois yang belum
mampu merangkul kepentingan. bersama, cendrung menimbulkan masalah baru,
lambat dalam penyelesaiannya, membutuhkan biaya yang mahal, tidak responsif,
dan menimbulkan permusuhan di antara pihak yang bersengketa.
Perkembangan penyelesaian sengketa melalui kerja sama (kooperatif)
diluar pengadilan atau yang disebut dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa yang
merupakan kebalikan penyelesaian sengketa melalui Litigasi di dalam pengadilan.
Penyelesaian sengketa melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa menghasilkan
kesepakatan yang bersifat “win-win solution”, dijamin kerahasian sengketa para
pihak, terhindar dari keterlambatan yang diakibatkan karena hal prosedural dan
administratif, menyelesaikan masalah secara komprehensif dalam kebersamaan

3
dan tetap menjaga hubungan baik. Penyelesaian sengketa dengan cara tersebut
merupakan dambaan setiap orang karena memiliki sifat sederhana, cepat dan
biaya ringan.

B. Pengertian Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS)


Dalam Undang- Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa disebutkan bahwa Alternatif Penyelesaian
Sengketa (APS) adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat
melalui prosedur yang disepakati bersama oleh para pihak, yakni penyelesaian di
luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi atau
penilaian ahli.
Undang-undang tersebut memberikan kepastian hukum bagi berlakunya
lembaga penyelesaian alternatif di luar pengadilan yang diharapkan berprosedur
informal dan efisien. Hal ini akan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk
berperan serta dan mengembangkan mekanisme penyelesiaian konfliknya sendiri
serta mendapatkan pilihan untuk mnyelesaikan sengketa yang muhgkin timbul.
Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) merupakan konsep penyelesaian
konflik atau sengketa di luar pengadilan secara kooperatif yang diarahkan pada
suatu kesepakatan atau solusi terhadap suatu konflik atau sengketa yang bersifat
“menang- menang” (win- win). Yang dimaksudkan solusi “menang-menang”
disini adalah solusi atau kesepakatan yang mampu mencerminkan kepentingan
atau kebutuhan seluruh pihak- pihak yang terlibat dalam konflik tersebut.
Walaupun pada awal perkembangannya, terutama di Amerika Serikat, APS
hanyalah mekanisme penyelesaian konflik di luar pengadilan, namun kini APS
juga dikembangkan dalam kerangka beracara di pengadilan atau APS yang
terintegrasi dengan sistem pengadilan APS.

4
C. Bentuk- bentuk Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS)

1. Binding Dispute Resolution dan Nonbinding Dispute Resolution


Binding Dispute Resolution adalah suatu proses penyelesaian sengketa
yang di dalam memutuskan perkara hakim atau orang yang ditunjuk mengikat
para pihak. Sedangkan Nonbinding Dispute Resolution sebaliknya, yaitu suatu
proses penyelesaian sengketa yang di dalam memutuskan perkara hakim atau
orang yang ditunjuk tidak mengikat para pihak.

2. Konsultasi
Marwan dan Jimmy P, menjelaskan arti konsultasi, sebagai berikut:
“Permohonan nasihat atau pendapat untuk menyelesaikan suatu sengketa secara
kekeluargaan yang dilakukan oleh para pihak yang bersengketa kepada pihak
ketiga”. Dengan demikian dapat disimpulan bahwa konsultasi adalah permintaan
pendapat kepada pihak ketiga (konsultan) terkait sengketa yang dihadapi.

3. Konsiliasi
Konsiliasi merupakan mekanisme penyelesaian sengketa dengan intervensi
pihak ketiga. Hanya saja dalam konsiliasi, pihak ketiga lebih bersifat aktif. Pihak
ketiga (konsiliator) mengambil inisiatif menyusun dan merumuskan langkah-
langkah penyelesaian, yang selanjutnya diajukan dan ditawarkan kepada para
pihak yang bersengketa. Konsiliator tidak berwenang membuat putusan, tetapi
hanya berwenang membuat rekomendasi, yang pelaksanaannya sangat tergantung
dari itikad baik para pihak yang bersengketa sendiri.

4. Perdamaian/ Rekonsiliasi (Shulh)


Rekonsiliasi adalah suatu proses penyelesaian konflik atau sengketa dalam
keadaan sebelum terjadinya konflik, pihak- pihak yang terlibat dalam konflik
melakukan tindakan pengakuan kesalahan dan permintaan maaf agar bisa kembali
berdamai dan tidak terjadi sengketa.

5
5. Good Offices
“Good Offices” biasanya diterjemahkan sebagai jasa baik, yang makna
sebenarnya adalah suatu penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak ketiga yang
memberikan jasa baik berupa penyediaan tempat atau fasilitas- fasilitas untuk
digunakan oleh para pihak yang sengketa untuk melakukan musyawarah atau
perundingan guna mencapai penyelesaian. Jadi inisiatif penyelesaian tetap berada
di tangan para pihak, dan pihak ketiga bersifat pasif, tidak ikut campur mengatur
penyelesaian sengketa.

6. Musyawarah dan Negoisasi


Secara harfiah negosiasi berarti musyawarah atau berunding. Negosiasi ini
tidak lain adalah suatu bentuk penyelesaian sengketa oleh para pihak sendiri,
tanpa bantuan pihak lain sebagai penengah, dengan cara musyawarah atau
berunding untuk mencari pemecahan yang dianggap adil oleh para pihak. Hal
yang dicapai dari negosiasi berupa penyelesaian kompromi

7. Mediasi
Mediasi atau penengahan merupakan mekanisme penyelesaian sengketa
dengan bantuan pihak ketiga. Berbeda dengan “good offices”, pihak ketiga dalam
mediasi bersifat aktif. Pihak ketiga aktif memberikan bimbingan atau arahan guna
mencapai penyelesaian namun ia tidak berfungsi sebagai hakim yang berwenang
mengambil putusan. Jadi inisiatif penyelesaian tetap berada pada tangan para
pihak yang bersengketa. Sama halnya dengan negosiasi dan ’’good offices”
penyelesaian sengketa bersifat kompromis.

8. Penilaian Ahli
Maksudnya disini adalah pendapat para ahli untuk suatu hal yang bersifat
teknis sesuai dengan bidang keahliannya masing- masing. Para pihak yang
bersengketa atau salah satu pihak yang terlibat sengketa pada umumnya
mendatangi ahli untuk meminta pendapat, petunjuk dan pertimbangan untuk
menyelesaikan sengketa yang dihadapi.

6
9. Arbitrase (Tahkim)
Sebagaimana penyelesaian sengketa “good offices”, mediasi dan
konsiliasi, Arbitrase juga merupakan bentuk penyelesaian sengketa dengan
bantuan pihak ketiga yang netral. Namun dibanding ketiga mekanisme tersebut,
dalam arbitrase pihak ketiga bertindak sebagai “hakim” yang diberi wewenang
penuh oleh para pihak untuk menyelesaikan sengketa. Oleh karena itu ia
berwenang mengambil putusan yang bersifat mengikat.

D. Macam- macam Sengketa yang diselesaikan melalui APS


Secara rinci dapat disebutkan beberapa macam sengketa yang berpotensi
untuk diselesaikan melalui APS sebagai berikut:
1. Sengketa internasional, termasuk masalah- masalah dalam lapangan hukum
internasional publik.
2. Sengketa konstitusi, administratif dan fiskal, yang mencakup isu-isu yang
berkaitan dengan kewarganegaraan dan status personal, kewenangan lokal
lembaga- lembaga pemerintah dan semi pemerintah, perijinan, perpajakan dan
jaminan sosial.
3. Sengketa perburuhan yang meliputi tuntutan- tuntutan pembayaran dan
sengketa-sengketa hubungan industrial.
4. Sengketa perusahaaan yang meliputi sengketa- sengketa antar pemegang
saham dan masalah- masalah yang timbul pada likuidasi dan penerimaan-
penerimaan.
5. Sengketa komersial yang merupakan bidang yang sangat luas meliputi
sengketa- sengketa kontraktual, sengketa- sengketa yang timbul dalam
hubungan komersial seperti persekutuan, perusahaan patungan dan lain-lain.
6. Sengketa- sengketa perumahan, meliputi sengketa-sengketa antara pemilik
dan penyewa, atau antar penyewa, peninjauan ongkos sewa, sengketa
lingkungan dan sebagainya.
7. Sengketa- sengketa konsumen, antara produsen atau pemasok dan konsumen.
8. Sengketa- sengketa yang timbul dari perceraian, termasuk yang berkaitan

7
dengan anak, harta kekayaan dan masalah-masalah keuangan.
9. Sengketa- sengketa yang berkaitan dengan masalah-masalah antar tetangga,
antar anggota masyarakat, gender, ras dan etnis.
10. Sengketa- sengketa pribadi antar individu.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sengketa adalah perselisihan atau perbedaan pendapat (persepsi) yang


terjadi antara dua pihak atau lebih karena adanya pertentangan kepentingan yang
berdampak pada terganggunya pencapaian tujuan yang diinginkan oleh para
pihak. Sengketa terjadi karena adanya perbedaan kepentingan masing-masing para
pihak, yaitu bila ada interaksi antara dua orang atau lebih, di mana salah satu
pihak percaya bahwa kepentingannya tidak sama dengan kepentingan yang lain.

Penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui dua proses:


1. Proses litigasi yaitu melalui pengadilan.
2. Proses penyelesaian sengketa di luar pengadilan yaitu Alternatif
Penyelesaian Sengketa.

Dalam Undang- Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan


Alternatif Penyelesaian Sengketa disebutkan bahwa Alternatif Penyelesaian
Sengketa (APS) adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat
melalui prosedur yang disepakati bersama oleh para pihak, yakni penyelesaian di
luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi atau
penilaian ahli dan lain sebagainya.

Macam- macam sengketa yang diselesaikan melalui APS:


1. Sengketa internasional 6. Sengketa- sengketa perumahan
2. Sengketa konstitusi 7. Sengketa- sengketa konsumen
3. Sengketa perburuhan 8. Sengketa- sengketa perceraian
4. Sengketa perusahaaan 9.Sengketa antar tetangga,masyarakat & ras.
5. Sengketa komersial 10.Sengketa-sengketa pribadi antar individu.

9
B. Saran
Penyelesaian sengketa di luar pengadilan di Indonesia perlu terus
dikembangkan untuk menyelesaikan sengketa- sengketa perdata dan bisnis seperti
sengketa antar individu dan sengketa perumahan yang terus berkembang dan
menghindari penumpukan perkara di pengadilan, sehingga sengketa- sengketa di
bidang perdata atau bisnis dapat diselesaikan dengan cepat dan dapat memberikan
keputusan win-win solution.

Penyelesaian sengketa secara mediasi di pengadilan harus segera


dilaksanakan secara konsisten sehingga dapat mengurangi penumpukan perkara
dipengadilan. Di samping itu setiap pengadilan hendaknya memiliki hakim- hakim
yang bersertifikat mediator sehingga memudahkan para pihak untuk
melaksanakan mediasi di pengadilan.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://perpustakaan.mahkamahagung.go.id/assets/resource/ebook/36.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/37432/Chapter%20I.pdf?s
equence=4&is Allowed=y

https://business-law.binus.ac.id/2017/05/31/ragam-dan-bentuk-alternatif-
penyelesaian-sengketa/

https://www.gresnews.com/berita/tips/88361-penyelesaian-sengketa-bisnis-
nonlitigasi/

https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/07/171817669/rekonsiliasi-definisi-
dan- penghambatnya?page=all

Anda mungkin juga menyukai