Anda di halaman 1dari 47

Desi supriyan

ETIKA
PROFESI

PROFESI ????
PROFESIONAL ????
PROFESI, adalah pekerjaan yang
dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dan yang
mengandalkan suatu keahlian

CIRI-CIRI PROFESI
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya
keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat
pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang
bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat
tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi
mendasarkan kegiatannya pada kode etik
profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya
setiap pelaksana profesi harus meletakkan
kepentingan pribadi di bawah kepentingan
masyarakat.

4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu


profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilainilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup dan
sebagainya, maka untuk menjalankan suatu
profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota
dari suatu profesi

Profesional
Bersangkutan dengan profesi
Pekerjaan yang memerlukan kepandaian
khusus untuk menjalankannya
Mengharuskan adanya pembayaran untuk
melakukannya (lawan dari amatir)

1.

7 Syarat Pekerjaan
Profesional
Pekerjaan
tersebut adalah untuk melayani

orang banyak (umum)


2. Bagi yang ingin terlibat dalam profesi
dimaksud, harus melalui pelatihan yang
cukup lama dan berkelanjutan
3. Adanya kode etik dan standar yang ditaati
berlakunya di dalam organisasi tersebut
4. Menjadi anggota dalam organisasi profesi
dan selalu mengikuti pertemuan ilmiah yang
diselenggarakan oleh organisasi profesi
tersebut

5. Mempunyai media/publikasi yang bertujuan


untuk meningkatkan keahlian dan ketrampilan
anggotanya
6. Kewajiban menempuh ujian untuk menguji
pengetahuan bagi yang ingin menjadi anggota
7. Adanya suatu badan tersendiri yang diberi
wewenang oleh pemerintah untuk
mengeluarkan sertifikat

Profesionalisme adalah suatu paham yang


mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan
kerja tertentu dalam masyarakat,
berbekalkan keahlian yang tinggi dan
berdasarkan rasa keterpanggilan -- serta
ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima
panggilan tersebut -- untuk dengan
semangat pengabdian selalu siap
memberikan pertolongan kepada sesama
yang tengah dirundung kesulitan di tengah
gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).

2
Intinya

Proses pendidikan
maupun pelatihan
yang khusus
Semangat pengabdian

Bedakan dengan Kerja Biasa!


Kerja biasa (occupation) yang semata
bertujuan untuk mencari nafkah dan/
atau kekayaan materiil-duniawi

3 Watak Profesionalisme

Tiga watak kerja yang merupakan


persyaratan dari setiap kegiatan
pemberian "jasa profesi" (dan bukan
okupasi) ialah
1. bahwa kerja seorang profesional itu
beritikad untuk merealisasikan
kebajikan demi tegaknya kehormatan
profesi yang digeluti, dan oleh
karenanya tidak terlalu mementingkan
atau mengharapkan imbalan upah
materiil;

2. bahwa kerja seorang profesional itu harus


dilandasi oleh kemahiran teknis yang
berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses
pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang,
ekslusif dan berat;
3. bahwa kerja seorang profesional -- diukur
dengan kualitas teknis dan kualitas moral -harus menundukkan diri pada sebuah
mekanisme kontrol berupa kode etik yang
dikembangkan dan disepakati bersama didalam
sebuah organisasi profesi.

Arahnya?

untuk tetap mempertahankan idealisme yang


menyatakan bahwa keahlian profesi yang
dikuasai bukanlah komoditas yang hendak
diperjual-belikan sekedar untuk memperoleh
nafkah, melainkan suatu kebajikan yang
hendak diabdikan demi kesejahteraan umat
manusia.

Honor/Upah?

Kalau didalam peng-amal-an profesi yang


diberikan ternyata ada semacam imbalan
(honorarium) yang diterimakan, maka hal itu
semata hanya sekedar "tanda kehormatan"
(honour) demi tegaknya kehormatan
profesi, yang jelas akan berbeda nilainya
dengan pemberian upah yang hanya pantas
diterimakan bagi para pekerja upahan saja.

Siapakah Kaum Profesional


itu?

Awalnya:
para dokter dan guru -- khususnya mereka yang

banyak bergelut dalam ruang lingkup kegiatan yang


lazim dikerjakan oleh kaum padri maupun juru
dakhwah agama -- dengan jelas serta tanpa ragu
memproklamirkan diri masuk kedalam golongan
kaum profesional

Bagaimana dengan INSINYUR, apakah


termasuk profesional?

Organisasi Profesi

Kaum profesional secara sadar mencoba


menghimpun dirinya dalam sebuah organisasi
profesi
yang cenderung dirancang secara eksklusif
yang memiliki visi dan misi untuk menjaga

tegaknya kehormatan profesi,


mengontrol praktek-praktek pengamalan dan
pengembangan kualitas keahlian/ kepakaran, serta
menjaga dipatuhinya kode etik profesi yang telah
disepakati bersama

Insinyur
(Accreditation Board of Engineering and Technology, ABET)

penerapan keahlian khusus (matematika, fisika


dan pengetahuan ilmiah lainnya yang relevan)
untuk melakukan perencanaan, perancangan
(design), konstruksi, operasi dan perawatan
dari produk, proses, maupun
sistem kerja tertentu secara efektif-efisien guna
kemaslahatan manusia

SIMPULAN
PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai
profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari
pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu
keahlian yang tinggi. Atau
seorang profesional adalah seseorang yang hidup
dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu
atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu
yang menurut keahlian, sementara orang lain
melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi,
untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu
luang

Kaum profesional adalah orangorang yang memiliki tolak ukur


perilaku yang berada di atas rata-rata.
Di satu pihak ada tuntutan dan
tantangan yang sangat berat, tetapi di
lain pihak ada suatu kejelasan
mengenai pola perilaku yang baik
dalam rangka kepentingan
masyarakat.

Perbedaan Profesi dengan Profesional


PROFESI :
- Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
- Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama
(purna waktu).
- Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
- Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam
PROFESIONAL :
- Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
- Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau
kegiatannya itu.
- Hidup dari situ.
- Bangga akan pekerjaannya

APAKAH ETIKA
PROFESI ITU ?

PENTINGNYA ETIKA
PROFESI
Kata etik (atau etika) berasal dari kata
ethos (bahasa Yunani) yang berarti
karakter, watak kesusilaan atau adat
etika akan berkaitan dengan konsep yang
dimilki oleh individu ataupun
kelompok untuk menilai apakah tindakantindakan yang telah dikerjakannya itu salah
atau benar, buruk atau baik

Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai the


discpline which can act as the performance index or
reference for our control system.
Dengan demikian, etika akan memberikan semacam
batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan
manusia di dalam kelompok sosialnya

etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code)


tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan
prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang
dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk
menghakimi segala macam tindakan yang secara logikarasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari
kode etik.

etika adalah
refleksi dari apa yang disebut dengan self control,
karena segala sesuatunya dibuat
dan diterapkan dari dan untuk kepenringan
kelompok sosial (profesi) itu sendiri.

Simpulan :
profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan
dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit
profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk
mengindahkan etika profesi pada saat mereka
ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada
masyarakat yang memerlukannya

PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI


1. Tanggung jawab
- Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan
terhadap hasilnya.
- Terhadap dampak dari profesi itu untuk
kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya.
2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk
memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya.
3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap
kaum profesional memiliki dan di beri
kebebasan dalam menjalankan profesinya.

SYARAT-SYARAT SUATU PROFESI


- Melibatkan kegiatan intelektual.
- Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
- Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan
sekedar latihan.
- Memerlukan latihan dalam jabatan yang
berkesinambungan.
- Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
- Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
- Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin
erat.
- Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah
kode etik.

PERANAN ETIKA DALAM PROFESI


Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang,
atau segolongan orang saja, tetapi milik setiap kelompok
masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu
keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai
etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan
mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama
Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilainilai yang menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan
kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan
sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional.
Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena
adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara
tertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi
pegangan para anggotanya

Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam


manakala perilaku-perilaku sebagian para
anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilainilai pergaulan yang telah disepakati bersama
(tertuang dalam kode etik profesi), sehingga
terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi
tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi
hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian
juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik
super spesialis di daerah mewah, sehingga
masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya

KODE ETIK PROFESI


Kode; yaitu tanda-tanda atau simbolsimbol yang berupa kata-kata, tulisan
atau benda yang disepakati untuk
maksud-maksud tertentu, misalnya
untuk menjamin suatu berita,
keputusan atau suatu kesepakatan
suatu organisasi. Kode juga dapat
berarti kumpulan peraturan yang
sistematis

Kode etik ; yaitu norma atau azas


yang diterima oleh suatu kelompok
tertentu sebagai landasan tingkah laku
sehari-hari di masyarakat maupun di
tempat kerja
MENURUT UU NO. 8 (POKOK-POKOK
KEPEGAWAIAN)
Kode etik profesi adalah pedoman sikap,
tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan
sehari-hari

kode etik profesi


kode etik profesi adalah
sistem norma atau aturan yang ditulis
secara jelas dan tegas serta terperinci
tentang apa yang baik dan tidak baik,
apa yang benar dan apa yang salah dan
perbuatan apa yang dilakukan dan tidak
boleh dilakukan oleh seorang profesional

TUJUAN KODE ETIK PROFESI :


1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan
para anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota
profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan
pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat
dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri

Fungsi dari kode etik profesi adalah :


1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota
profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan.
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi
masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
3. Mencegah campur tangan pihak di luar
organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi.

Alasan Perumusan Kode Etik


Profesi secara Tertulis
Sebagai sarana kontrol sosial
Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip
profesional yang telah digariskan, sehingga dapat
diketahui dengan pasti kewajiban profesional anggota
baru, lama, ataupun calon anggota kelompok profesi.
Dengan demikian dapat dicegah kemungkinan terjadi
konflik kepentingan antara sesama anggota
kelompok profesi, atau antar anggota kelompok
profesi dan masyarakat. Anggota kelompok profesi
atau anggota masyarakat dapat melakukan kontrol
melalui rumusan kode etik profesi.

Sebagai pencegah campur tangan pihak lain.


Kode etik profesi menstandardisasi kewajiban
profesional anggota kelompok profesi. Pemerintah atau
masyarakat tidak perlu lagi campur tangan untuk
menentukan bagaimana seharusnya anggota kelompok
profesi melaksanakan kewajiban profesionalnya.
Hubungan antara pengemban profesi dan masyarakat
tidak perlu diatur secara detail dengan undang-undang
oleh pemerintah, atau oleh masyarakat.

Sebagai pencegah kesalahpahaman dan


konflik.
Kode etik profesi pada dasarnya adalah norma perilaku
yang sudah dianggap benar atau yang sudah mapan dan
tentunya akan lebih efektif lagi apabila norma perilaku
tersebut dirumuskan sedemikian baiknya, sehingga
memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan. Kode etik
profesi merupakan kristalisasi perilaku yang dianggap
benar menurut pendapat umum karena berdasarkan
pertimbangan kepentingan profesi yang bersangkutan.
Dengan demikian, kode etik dapat mencegah
kesalahpahaman dan konflik, dan sebaliknya berguna
sebagai bahan refleksi nama baik profesi. Kode etik
profesi yang baik adalah mencerminkan nilai moral
anggota kelompok profesi sendiri dan pihak yang
membutuhkan pelayanan profesi yang bersangkutan.

Kelemahan dalam Kode Etik Profesi


Idealisme yang terkandung dalam kode etik profesi
tidak sejalan dengan fakta yang terjadi di sekitar para
profesional, sehingga harapan terkadang sangat jauh
dari kenyataan.
Memungkinkan para profesional untuk berpaling
kepada kenyataan dan mengabaikan idealisme kode
etik profesi. Kode etik profesi bisa menjadi pajangan
tulisan berbingkai.
Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral
yang tidak dilengkapi dengan sanksi keras karena
keberlakuannya semata-mata berdasarkan kesadaran
profesional.
Memberi peluang kepada profesional yang untuk
berbuat menyimpang dari kode etik profesinya.

Alasan Mengabaikan Kode Etik Profesi


Pengaruh sifat kekeluargaan
Pengaruh jabatan
Pengaruh konsumerisme

Upaya Pemenuhan Kode Etik Profesi


Klausul penundukan pada undang-undang
Setiap undang-undang mencantumkan dengan tegas
sanksi yang diancamkan kepada pelanggarnya. Dengan
demikian, menjadi pertimbangan bagi warga, tidak ada
jalan lain kecuali taat, jika terjadi pelanggaran berarti
warga yang bersangkutan bersedia dikenai sanksi yang
cukup memberatkan atau merepotkan baginya.
Ketegasan sanksi undang-undang ini lalu diproyeksikan
dalam rumusan kode etik profesi yang memberlakukan
sanksi undang-undang kepada pelanggarnya.
Dalam kode etik profesi dicantumkan ketentuan:
Pelanggar kode etik dapat dikenai sanksi sesuai dengan
ketentuan undang-undang yang berlaku .

Legalisasi kode etik profesi


Dalam rumusan kode etik dinyatakan, apabila terjadi
pelanggaran, kewajiban mana yang cukup diselesaikan
oleh Dewan Kehormatan, dan kewajiban mana yang
harus diselesaikan oleh pengadilan.
Untuk memperoleh legalisasi, ketua kelompok profesi
yang bersangkutan mengajukan permohonan kepada
Ketua Pengadilan Negeri setempat agar kode etik itu
disahkan dengan akta penetapan pengadilan yang berisi
perintah penghukuman kepada setiap anggota untuk
mematuhi kode etik itu.
Jadi, kekuatan berlaku dan mengikat kode etik mirip
dengan akta perdamaian yang dibuat oleh hakim.
Apabila ada yang melanggar kode etik, maka dengan
surat perintah, pengadilan memaksakan pemulihan itu.

Contoh Kode Etik


Kode Etik Asesor Kemampuan Bada Usaha
1. Bertindak jujur dan adil berlandaskan pada moral
dan profesionalisme untuk menghasilkan
penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan
2. Memberikan informasi kepada Pemberi Tugas
tentang adanya hubungan dengan pihak yang
dinilai, bila hubungan tersebut diperkirakan akan
dapat memperngaruhi obyektivitas penilaian

3. Dalam melaksanakan penilaian, Asesor tidak


boleh meminta atau menerima secara langsung
maupun tidak langsung pemberian dalam
bentuk apapun juga dari pihak yang dibnilai
karena dapat mempengaruhi penilaian mereka
4. Asesor tidak boleh membeberkan temuan atau
informasi yang diperoleh dalam melaksanakan
penilaian kecuali diijinkan secara terulis oleh
pihak yang dinilai
5. Tidak bertindak dengan cara apapun yang
merugikan reputasi atau kepentingan sistem
sertifikasi yang dinimiliki oleh Pemberi Tugas

Pakta Integritas
Merupakan surat pernyataan yang dibuat oleh
asesor untuk menyatakan kesanggupan
melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai
asesor kemampuan badan usaha jasa
konstruksi dengan mematuhi segala
ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan
(kode etik dan tata laku keprofesian).
Pakta integritas ini juga memuat kesanggupan
asesor untuk dikenakan sanksi jika melanggar
ketentuan yang telah ditetapkan.

Contoh Surat Pernyataan


SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama :
Jabatan:
Alamat :
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya akan melaksanakan
segala tugas sebagai Asesor Kemampuan Badan Usaha Jasa
Konstruksi dengan penuh tanggungjawab, penuh dedikasi yang tinggi,
bertindak jujur, serta selalu menjunjung tinggi norma-norma kode etik
beserta tata laku keprofesioan.
Bilamana dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, saya melanggar
kode etik serta tata laku keprofesian maka saya sanggup diberikan
sanksi yang berlaku.
Surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Yang membuat pernyataan,

MEKANISME PEMBERIAN SANKSI


PELANGGARAN
KODE ETIK
OLEH ASESOR

SIDANG
PELANGARAN
KODE ETIK

DEWAN
KEHORMATAN
LPJK

LPJK

PELANG
GARAN

NO

REHABILITASI

YES
BANDING
DARIPEMOHON

SANKSI

EXECUTIE

MULAI

PROSES BANDING

PENGADUAN:
MASYARAKAT,
ASESOR

MATERI
PENGADUAN

PROSES DEWAN
KEHORMATAN

Yes
PELANGGARAN
RINGAN
No
Yes
PELANGGARAN
SEDANG

REKOMENDASI

No
Yes
PELANGGARAN
BERAT

Yes

Yes
BANDING

No

DISETUJUI
LPJKN

REHABILITASI

SELESAI

No
PUTUSAN SESUAI
REKOMENDASI

SANKSI DAN REHABILITASI


a. Pelanggaran Ringan:
bekerja tidak profesional dan ada pelanggaran kode etik
dan tata laku keprofesian.
Sanksi:
Peringatan pertama dengan tidak melakukan pekerjaan
assesment selama 30 (tiga puluh) hari kalender.
Mekanisme ini merupakan pembinaan sehingga asesor
masih diberikan kesempatan kembali untuk melakukan
pekerjaanya.
b. Pelanggaran Sedang :
Melakukan pelanggaran kode etik dan tata laku
keprofesian yang lebih berat.
Sanksi:
Peringatan pertama dengan tidak melakukan assesment
selama 90 (sembilan puluh) hari kalender

c. Pelanggaran Berat:
Pelanggaran kode etik dan tata laku keprofesian secara
berganda yang mengakibatkan terjadinya kerugian
pada masyarakat dan lingkungan atau terjadi
pengulangan pelanggaran kategori sedang.
Sanksi:
Pencabutan sertifikat asesor kemampuan Badan
Usaha Jasa Konstruksi selamanya.
d. Rehabilitasi
Apabila dalam pengajuan banding kepada LPJK
dikabulkan dan dinyatakan tidak melakukan
pelanggaran kode etik dan tata laku keprofesian, maka
Dewan Kehormatan wajib melakukan rehabilitasi.

Anda mungkin juga menyukai