Prihal : UTS
Jawaban
8. Penerapan dari ilmu membutuhkan dimensi etika sebagai pertimbangan dan yang
mempunyai pengaruh pada proses perkembangannya lebih lanjut. Tanggung jawab
etika menyangkut pada kegiatan dan penggunaan ilmu. Dalam hal ini
pengembangan ilmu pengetahuan harus memperhatikan kodrat manusia, martabat
manusia, keseimbangan ekosistem, bersifat universal dan sebagainya, karena pada
dasarnya ilmu pengetahuan adalah untuk mengembangkan dan memperkokoh
eksistensi manusia dan bukan untuk menghancurkannya. Penemuan baru dalam
ilmu pengetahuan dapat mengubah suatu aturan alam maupun manusia. Hal ini
menuntut tanggung jawab etika untuk selalu menjaga agar yang diwujudkan
tersebut merupakan hasil yang terbaik bagi perkembangan ilmu dan juga eksistensi
manusia secara utuh.
9. Penerapan dari ilmu membutuhkan dimensi etika sebagai pertimbangan dan yang
mempunyai pengaruh pada proses perkembangannya lebih lanjut. Tanggung jawab
etika menyangkut pada kegiatan dan penggunaan ilmu. Dalam hal ini
pengembangan ilmu pengetahuan harus memperhatikan kodrat manusia, martabat
manusia, keseimbangan ekosistem, bersifat universal dan sebagainya, karena pada
dasarnya ilmu pengetahuan adalah untuk mengembangkan dan memperkokoh
eksistensi manusia dan bukan untuk menghancurkannya. Penemuan baru dalam
ilmu pengetahuan dapat mengubah suatu aturan alam maupun manusia. Hal ini
menuntut tanggung jawab etika untuk selalu menjaga agar yang diwujudkan
tersebut merupakan hasil yang terbaik bagi perkembangan ilmu dan juga eksistensi
manusia secara utuh.
10. Filsafat Ilmu, Dalam bab terdahulu telah dikemukakan ciri-ciri dari suatu ilmu, ciri-
ciri tersebut pada prinsipnya merupakan suatu yang normatif dalam suatu disiplin
keilmuan. Namun dalam perkembangannya ilmu khususnya teknologi sebagai
aplikasi dari ilmu telah banyak mengalami perubahan yang sangata cepat,
perubahan ini berdampak pada pandangan masyarakat tentang hakekat ilmu,
perolehan ilmu, serta manfaatnya bagi masyarakat, sehingga ilmu cenderung
dianggap sebagai satu-satunya kebenaran dalam mendasari berbagai kebijakan
kemasyarakatan, serta telah menjadi dasar penting yang mempengaruhi penentuan
prilaku manusia. Keadaan ini berakibat pada karakterisasi ciri ilmu modern, adapun
ciri-ciri tersebut adalah :
Bertumpu pada paradigma positivisme. Ciri ini terlihat dari pengembangan ilmu
dan teknologi yang kurang memperhatikan aspek nilai baik etis maupun agamis,
karena memang salah satu aksioma positivisme adalah value free yang mendorong
tumbuhnya prinsip science for science.
Namun demikian paradigma yang paling menonjol sekarang ini adalah paradigma
positivistik, dimana kenyataan menunjukan paradigma ini banyak memberikan
sumbangan bagi perkembangan teknologi dewasa ini , akan tetapi tidak berarti
paradigma lainnya tidak berperan , peranannya tetap ada terutama dalam hal-hal
yang tak dapat dijelaskan oleh paradigma positivistik , hal ini terlihat dengan
berkembangnya paradigma naturalistik yang telah mendorong berkembangnya
penelitian kualitatif . oleh karena itu nampaknya paradigma-paradigma tersebut
tidak bersifat saling menghilangkan tapi lebih bersipat saling melengkapi , hal ini
didasari keyakinan betapa kompleksnya realitas dunia dan kehidupan di dalamnya.
11. Filsafat Ilmu, Bidang kajian filsafat ilmu ruang lingkupnya terus mengalami
perkembangan, hal ini tidak terlepas dengan interaksi antara filsafat dan ilmu yang
makin intens. Bidang kajian yang menjadi telaahan filsafat ilmu pun berkembang
dan diantara para akhli terlihat perbedaan dalam menentukan lingkup kajian filsafat
ilmu, meskipun bidang kajian iduknya cenderung sama, sedang perbedaan lebih
terlihat dalam perincian topik telaahan. Berikut ini beberapa pendapat akhli tentang
lingkup kajian filsafat ilmu :
I. Edward Madden menyatakan bahwa lingkup/bidang kajian filsafat ilmu
adalah:
a. Probabilitas
b. Induksi
c. Hipotesis
II. Ernest Nagel
a. Logical pattern exhibited by explanation in the sciences
b. Construction of scientific concepts
c. Validation of scientific conclusions
III. Scheffer
a. The role of science in society
b. The world pictured by science
c. The foundations of science
Dari beberapa pendapat di atas nampak bahwa semua itu lebih bersifat
menambah terhadap lingkup kajian filsafat ilmu, sementara itu Jujun S.
Suriasumantri menyatakan bahwa filsafat ilmu merupakan bagian dari
epistemology yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu.
Dalam bentuk pertanyaan, pada dasar filsafat ilmu merupakan telahaan
berkaitan dengan objek apa yang ditelaah oleh ilmu (ontologi), bagaimana proses
pemerolehan ilmu (epistemologi), dan bagaimana manfaat ilmu (axiologi), oleh
karena itu lingkup induk telaahan filsafat ilmu adalah :
1. ontologi
2. epistemologi
3. axiologi
Ontologi berkaitan tentang apa obyek yang ditelaah ilmu, dalam kajian ini
mencakup masalah realitas dan penampakan (reality and appearance), serta
bagaimana hubungan ke dua hal tersebut dengan subjek/manusia. Epistemologi
berkaitan dengan bagaimana proses diperolehnya ilmu, bagaimana prosedurnya
untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang benar. Axiologi berkaitan dengan apa
manfaat ilmu, bagaimana hubungan etika dengan ilmu, serta bagaimana
mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan.
Ruang lingkup telaahan filsafat ilmu sebagaimana diungkapkan di atas di
dalamnya sebenarnya menunjukan masalah-masalah yang dikaji dalam filsafat
ilmu, masalah-masalah dalam filsafat ilmu pada dasarnya menunjukan topik-topik
kajian yang pastinya dapat masuk ke dalam salahsatu lingkup filsafat ilmu. Adapun
masalah-masalah yang berada dalam lingkup filsafat ilmu adalah (Ismaun) :
1. masalah-masalah metafisis tentang ilmu
2. masalah-masalah epistemologis tentang ilmu
3. masalah-masalah metodologis tentang ilmu
4. masalah-masalah logis tentang ilmu
5. masalah-masalah etis tentang ilmu
6. masalah-masalah tentang estetika
metafisika merupakan telaahan atau teori tentang yang ada, istilah metafisika ini
terkadang dipadankan dengan ontologi jika demikian, karena sebenarnya
metafisika juga mencakup telaahan lainnya seperti telaahan tentang bukti-bukti
adanya Tuhan. Epistemologi merupakan teori pengetahuan dalam arti umum baik
itu kajian mengenai pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah, maupun pengetahuan
filosofis, metodologi ilmu adalah telaahan atas metode yang dipergunakan oleh
suatu ilmu, baik dilihat dari struktur logikanya, maupun dalam hal validitas
metodenya. Masalah logis berkaitan dengan telaahan mengenai kaidah-kaidah
berfikir benar, terutama berkenaan dengan metode deduksi. Problem etis berkaitan
dengan aspek-aspek moral dari suatu ilmu, apakah ilmu itu hanya untuk ilmu,
ataukah ilmu juga perlu memperhatikan kemanfaatannya dan kaidah-kaidah moral
masyarakat. Sementara itu masalah estetis berkaitan dengan dimensi keindahan
atau nilai-nilai keindahan dari suatu ilmu, terutama bila berkaitan dengan aspek
aplikasinya dalam kehidupan masyarakat.
12. Pengetahuan, Ilmu, dan Filsafat memilikis suatu keterkaitan satu sama lain. Ilmu
merupakan kumpulan pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang
membedakan ilmu dengan pengetahuan-pengetahuan lainnya. Ilmu merupakan
pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode
keilmuan yaitu gabungan antara berpikir secara rasional dan empiris. Hal ini
mengindikasikan bahwa tidak semua pengetahuan merupakan ilmu. Tidak semua
pengetahuan dikategorikan ilmu. Sebab, definisi pengetahuan itu sendiri sebagai
berikut: Segala sesuatu yang datang sebagai hasil dari aktivitas panca indera untuk
mengetahui, yaitu terungkapnya suatu kenyataan ke dalam jiwa sehingga tidak ada
keraguan terhadapnya, sedangkan ilmu menghendaki lebih jauh, luas, dan dalam
dari pengetahuan.
Hubungan antara Filsafat dengan Ilmu Ditinjau dari segi historis. Hubungan antara
filsafat dan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat menyolok.
Pada permulaan sejarah filsafat di Yunani, “philosophia” meliputi hampir seluruh
pemikiran teoritis. Tetapi dalam perkembangan ilmu pengetahuan di kemudian
hari, ternyata juga kita lihat adanya kecenderungan yang lain. Filsafat Yunani Kuno
yang tadinya merupakan suatu kesatuan kemudian menjadi terpecah-pecah
(Bertens, 1987, Nuchelmans, 1982)..
Filsafat merupakan disiplin ilmu yang mampu menunjukkan batas-batas dan ruang
lingkup pengetahuan manusia secara tepat. Oleh sebab itu Francis Bacon (dalam
The Liang Gie, 1999) menyebut filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (the great
mother of the sciences).