Anda di halaman 1dari 8

Nama : Muhammad Mudin

Kelas : Khusus
Npm : 4301-16-001
Matkul : Hukum Adat
Dosen : Isni Rubiantini, S.H., M.H
1. 1.Uraikan jenis perkawinan ini,pengertiannya dan berasal dari daerah mana
(14 jenis perkawinan)

Jawaban
Perkawinan ideal Minangkabau
Kawin Ideal disebut juga dengan perkawinan awak samo awak atau pulang ka bako.
Menurut alam pikiran orang Minangkabau perkawinan yang paling ideal ialah
perkawinan antara keluarga dekat. seperti perkawinan antara anak kemenakan. Pulang
ke Mamak artinya mengawini anak mamak, sedangkan Pulang ke Bako maksudnya
adalah mengawini kemenakan Ayah. Tingkat perkawinan ideal berikutnya ialah
perkawinan ambil mengambil. Artinya kakak beradik laki-laki dan perempuan A
menikah secara bersilang dengan kakak beradik laki-laki dan perempuan B. Urutan
selanjutnya ialah perkawinan orang sekorong sekampung. Senagari. seluhak. dan
akhirnya sesama Minangkabau. Perkawinan dengan orang luar kurang disukai,
meskipun tidak dilarang. Dengan kata lain. perkawinan ideal bagi masyarakat
Minangkabau ialah perkawinan antara "awak samo awak", ltu bukan menggambarkan
bahwa mereka menganut sikap yang eksklusif. Pola perkawinan "awak sarna awak" itu
berlatar belakang sistem komunal dan kolektivisme yang dianutnya. Sedangkan Kawin
Pantang ialah kawin yang dilarang atau tidak boleh dilakukan oleh orang
Minangkabau, apabila tetap dilakukan akan mendapatkan sanksi hukuman. Di samping
itu ditemui pula semacam perkawinan sumbang, yang tidak ada larangan dan
pantangannya, akan tetapi lebih baik tidak dilakukan.

Perkawinan Pantang Minangkabau


Perkawinan yang dilarang ialah perkawinan yang terlarang menurut'hukum
perkawinan yang telah umum seperti mengawini ibu, ayah. anak saudara seibu dan
sebapak, saudara ibu dan bapak, mamak, adik dan kakak, mertua dan menantu. anak
tiri dan ibu atau bapak tiri. saudara kandung istri atau suami, dan anak saudara laki-
Iaki ayah. Perkawinan pantang ialah perkawinan yang akan merusakkan sistem adat
mereka, yaitu perkawinan orang yang setali damh menurut stelsel matrilineal, sekaum,
dan juga sesuku meskipun tidak ada hubungan kekerabatan dan tidak sekampung
halaman

Perkawinan Jujur gayo/batak/nias/lampung/bali


Perkawinan Jujur atau perkawinan dengan pemberian (pembayaran) uang (barang)
jujur adalah kewajiban adat ketika dilakukan pelamaran yang harus dipenuhi oleh
kerabat pria kepada kerabat wanita untuk dibagikan pada tua-tua kerabat (marga atau
suku) pihak wanita. Perkawinan jujur pada umumnya berlaku di lingkungan
masyarakat hukum adat yang mempertahankan garis keturunan bapak (lelaki) atau
patrilineal, seperti terjadi di daerah Gayo, Batak, Nias, Lampung, Bali, dan Maluku.
Uang atau barang jujur di masing-masing daerah disebut dengan nama yang berlainan,
misalnya :

 di Gayo, uang atau barang jujur disebut Unjuk.


 di Batak, uang atau barang jujur disebut Boli, Tuhor, Parunjuk, atau Pangoli.
Perkawinan Semanda.MinangKabau

Perkawinan semanda pada umumnya berlaku di lingkungan masyarakat adat


yang matrilinial, dalam rangka mempertahankan garis keturunan pihak ibu (wanita).
Dalam perkawinan semanda, calon mempelai pria dan kerabatnya tidak melakukan
pemberian uang jujur kepada pihak wanita, malahan sebagaimana berlaku di
Minangkabau berlaku adat pelamaran dari pihak wanita kepada pihak pria. Selama
perkawinan terjadi, maka suami berada di bawah kekuasaan kerabat isteri dan
kedudukan hukumnya bergantung pada bentuk perkawinan semanda yang berlaku.

Perkawinan Bebas (Mandiri).


Bentuk perkawinan bebas atau perkawinan mandiri pada umumnya berlaku di
lingkungan masyarakat adat yag bersifat parental (keorang-tuaan), seperti berlaku di
kalangan masyarakat Jawa, Sunda, Aceh, Kalimantan, dan Sulawesi, serta di kalangan
masyarakat Indonesia yang moderen, di mana kaum keluarga atau kerabat tidak banyak
lagi campur tangan dalam keluarga/rumah tangga.Bentuk perkawinan ini yang
dikehendaki oleh Undang-undang Nomor : 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, di mana
kedudukan dan hak suami dan isteri berimbang atau sama. Setelah perkawinan suami
dan isteri memisah dari kekuasaan orang tua dan keluarga masing-masing dan
membangun keluarga atau rumah tangga sendiri dan hidup mandiri. Orang tua kedua
pihak hanya memberi bekal bagi kelanjutan hidup rumah tangga kedua mempelai
dengan harta pemberian atau warisan sebagai harta bawaan ke dalam perkawinan
mereka.

Perkawinan Campuran.

Perkawinan campuran menurut hukum adat adalah perkawinan yang terjadi di antara
suami dan isteri yang berbeda suku bangsa, adat budaya, dan atau berbeda agama yang
dianut. Sedangkan perkawinan campuran menurut Undang-Undang Nomor : 1 tahun
1974 tentang Perkawinan adalah perkawinan yang terjadi di antara suami isteri yang
berbeda kewarganegaraan .Terjadinya perkawinan campuran menimbulkan masalah
hukum antara tata hukum adat dan atau hukum agama, yaitu hukum mana dan hukum
apa yang akan diperlakukan dalam pelaksanaan perkawinan itu. Pada dasarnya hukum
adat atau hukum agama tidak membenarkan terjadinya perkawinan campuran. Tetapi
di dalam perkembangannya hukum adat setempat memberikan jalan keluar untuk
mengatasi masalahnya, sehingga perkawinan campuran itu dapat dilaksanakan.

Perkawinan Lari.

Perkawinan lari dapat terjadi di suatu lingkungan masyarakat adat, tetapi yang
terbanyak berlaku adalah di kalangan masyarakat Batak, Lampung, Bali, Bugis atau
Makasar, dan Maluku. Di daerah tersebut, walaupun perkawinan lari itu merupakan
pelanggaran adat, namun terdapat tata tertib cara menyelesaikannya. Sesungguhnya
perkawinan lari bukanlah bentuk perkawinan, melainkan merupakan sistem pelamaran,
oleh karena dari kejadian perkawinan lari itu dapat berlaku bentuk perkawinan jujur,
semenda, atau bebas, tergantung pada keadaan dan perundingan kedua pihak.

Ngedelengin

Untuk sampai ke jenjang pernikahan, sepasang muda-mudi betawi (sekarang) biasanya


melalui tingkat pacaran yang disebut berukan. Masa ini dapat diketahui oleh orangtua
kedua belah pihak, tetapi tidak asing kalau orangtua kedua belah pihak tidak
mengetahui anaknya sedang pacaran.

Sistem pernikahan pada masyarakat Betawi pada dasarnya mengikuti hukum Islam,
kepada siapa mereka boleh atau dilarang mengadakan hubungan perkawinan. Dalam
mencari jodoh, baik pemuda maupun pemudi betawi bebas memilih teman hidup
mereka sendiri. Karena kesempatan untuk bertemu dengan calon kawan hidup itu tidak
terbatas dalam desanya, maka banyak perkawinan pemuda pemudi desa betawi terjadi
dengan orang dari lain desa. Namun demikian, persetujuan orangtua kedua belah pihak
sangat penting, karena orangtualah yang akan membantu terlaksanakannya pernikahan
tersebut.

Pernikahan adat Jawa

melambangkan pertemuan antara pengantin wanita yang cantik dan pengantin pria
yang gagah dalam suatu suasana kerajaan jawa. Sehingga pengantin pria dan pengantin
wanita seperti menjadi raja dan ratu sehari. Biasanya acara pernikahan ini diadakan di
rumah orang tua memnpelai wanita, orang tua dari pengantin wanita lah yang
menyelenggarakan upacara pernikahan ini.

Manjalo Pasu-pasu Parbagason Batak

Pengesahan pernikahan adat kedua mempelai menurut tatacara gereja (pemberkatan


pernikahan oleh pejabat gereja). Setelah pemberkatan pernikahan selesai maka kedua
mempelai sudah sah sebagai suami-istri menurut gereja. Setelah selesai seluruh acara
pamasu-masuon, kedua belah pihak yang turut serta dalam acara pamasu-
masuon maupun yang tidak pergi menuju tempat kediaman orang tua/kerabat orang tua
wanita untuk mengadakan pesta unjuk. Pesta unjuk oleh kerabat pria disebut Pesta
Mangalap parumaen

Perkawinan Masuk Minta Ambon

Adalah hubungan pertunangan antara kedua calon pasangan suami – istri telah
diketahui oleh orang tua kedua belah pihak dimana usia mereka telah cukup dewasa
dalam bertunangan ( berpacaran ).Pada umumnya orang tua dari keluarga laki-laki
sebelum terjadi mereka akan berunding untuk menentukan waktu perkawinan dengan
jelas “ masuk minta “ calon pengantin perempuan yang didahului dengan sepotong
surat dan disampaikan oleh keluarga laki-laki dengan waktu yang telah ditentukan
untuk masuk minta calon pengantin perempuan. Setelah adanya persetujuan dari
keluarga perempuan bahwa mereka setuju untuk menerima kunjungan dari keluarga
laki - laki, maka keluarga laki -laki mulai berunding untuk menentukan waktu masuk
minta perempuan.

Pernikahan adat bali

Sangat diwarnai dengan pengagungan kepada Tuhan sang pencipta, semua tahapan
pernikahan dilakukan di rumah mempelai pria,karena masyarakat Bali memberlakukan
sistem patriarki, sehingga dalam pelaksanan upacara perkawinan semua biaya yang
dikeluarkan untuk hajatan tersebut menjadi tanggung jawab pihak keluarga laki – laki.
hal ini berbeda dengan adat pernikahan jawa yang semua proses pernikahannya
dilakukan di rumah mempelai wanita. Pengantin wanita akan diantarkan kembali
pulang ke rumahnya untuk meminta izin kepada orang tua agar bisa tinggal bersama
suami beberapa hari setelah upacara pernikahan.

Perinakah adat sunda


Pernikahan, upacara sakral yang mengikat janji nikah di hadapan agama, hukum, dan
sosial. Banyaknya adat dan kebudayaan di Indonesia, menjadikan Indonesia memiliki
banyak sekali ragam pernikahan adat. Pernikahan adat Sunda termasuk yang memiliki
prosesi yang cukup panjang. pasalnya, rangkaian prosesi pernikahan tidak hanya
dijalankan pada hari H pernikahan, namun beberapa hari sampai seminggu sebelum
hari pernikahan pun sudah dibuka dengan beberapa prosesi pranikah adat Sunda.

Pernikahan Melayu Riau

Dalam adat melayu kepulauan riau banyak cara atau upacara yang di lakukan sebelum
seseorang menikah.hal ini di lakukan sampai sekarang yang bertujuan menjaga budaya
warisan agar tidak hilang di makan zaman yang semakin modern ini.

Secara umum, tradisi perkawinan masyarakat Melayu Tanjungpinang, Provinsi


Kepulauan Riau, Indonesia terbagi dalam beberapa tahapan, antara lain; (1) Menjodoh,
Merisik, (2) Memberitahu/Menyampaikan Hajat, (3) Meminang, (4) Berjanji Waktu,
(5) Mengantar Belanja, (6) Ajak Mengajak, (7) Beganjal, (8) Betangas, (9) Gantung-
gantung, (10) Berandam, (11) Berinai Kecil, (12) Serah Terima Hantaran, (13) Akad
Nikah, (14) Berinai Besar, (15) Tepuk Tepung Tawar, (16) Berarak, dan (17)
Bersanding (Ishak Thaib, 2009)

2. sebutkan 6 cara jujur atau benda jujur yang dapat diberikan pada perkawinan
patriliniar dan perkawinan semenda Benda bisa di sertai fungsi atau
keterangan lain

patriliniar

1. Perkawinan jujur atau jelasnya perkawinan dengan pemberian (pembayaran)


uang (barang) jujur.
2. Pada umumnya berlaku dilingkungan masyarakat hukum adat yang
mempertahankan garis keturunan bapak (lelaki)
3. Pemberian uang/barang jujur dilakukan oleh pihak kerabat (marga,suku) calon
suami kepada pihak kerabat calon isteri, sebagai tanda pengganti pelepasan
mempelai wanita keluar dari kewargaan adat persekutuan hukum bapaknya,
pindah dan masuk kedalam persekutuan hukum suaminya.
4. Setelah perkawinan, maka isteri berada dibawah kekuasaan kerabat suami,
hidup matinya menjadi tanggungjawab kerabat suami, berkedudukan hukum
dan menetap diam dipihak kerabat suami.
5. Begitu pula anak-anak dan keturunannya melanjutkan keturunan suaminya dan
harta kekayaan yang dibawa isteri kedalam perkawinan kesemuanya dikuasai
oleh suami
6. Pada umumnya dalam bentuk perkawinan jujur berlaku adat pantang cerai, jadi
senang dan susah selama hidupnya isteri berada dibawah kekuasaan kerabat
suami. Jika suami wafat isteri harus melakukan perkawinan dengan saudara
suami (levirat)

perkawinan semenda

 Perkawinan semenda pada umumnya berlaku dilingkungan masyarakat adat


yang matrilinial, dalam rangka mempertahankan garis keturunan pihak ibu
(wanita), merupakan kebalikan dari perkawinan jujur.
 Dalam perkawinan semenda calon mempelai pria dan kerabatnya tidak
melakukan pemberian uang jujur kepada pihak wanita, tetapi diminangkabau
berlaku adat pelamaran dari pihak wanita kepada pihak pria.
 Setelah perkawinan terjadi, maka suami berada dibawah kekuasaan kerabat
isteri dan kedudukan hukumnya bergantung pada bentuk perkawinan semenda
yang berlaku, apakah perkawinan semenda dlam bentuk semenda raja-raja,
semenda lepas, semenda bebas, semenda nunggu, semenda ngangkit, semenda
anak dagang.
 Semenda raja-raja, berarti suami isteri berkedudukan sama (seimbang) baik
dipihak isteri maupun dipihak suami
 Semenda lepas, berarti suami mengikuti tempat kediaman isteri (matrilokal) 
Semenda bebas, berarti suami tetep pada kerabat orangtuanya di minangkabau
disebut sebagai urang sumando
 Semenda nunggu, berarti suami isteri berkediaman di pihak kerabat isteri
selama menunggu adik isteri (ipar) sampai dapat mandiri
 Semenda ngangkit, maka suami ngambil isteri untuk dijadikan penerus
keturunan pihak ibu suami dikarenakan ibu tidak mempunyai keturunan anak
wanita.
 Semenda anak dagang, maka suami tidak menetap ditempat isteri melainkan
sewaktu waktu datang, kemudian pergi lagi seperti burung yang hinggap
sementara, maka disebut juga semenda burung
 Pada umumnya dalam bentuk perkawinan semenda kekuasaan pihak isteri lebih
berperanan, sedangkan suami tidak ubahnya sebagai istilah nginjam jago
(meminjam jantan) hanya sebagai pemberi bibit saja dan kurang tanggung
jawab dalam keluarga/rumah tangga

Anda mungkin juga menyukai