PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Puji syukur kita panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
(CITIZEN LAWSUIT)
penyusunan skripsi.
dosen pembimbing dan semua pihak yang telah memberikan dukunga moril
maupun materil.Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik guna
membangun demi kesempurnaan proposal skripsi ini. Semoga proposal skripsi ini
(CITIZEN LAWSUIT)
B. LATAR BELAKANG
1945) Pasal 1 ayat (3) hasil Amandemen, dan tentunya hal ini sudah cukup
jelas dan memberikan isyarat bahwa segala aspek yang terjadi di dalam negara
hukum tentunya di atur melalui sebuah peraturan (Hukum), dan hal tersebut
juga mengisyaratkan bahwa UUD 1945 telah menjamin hak-hak warga Negara
agar setiap warga Negara mendapat perlindungan dari Pemerintah Negara. Dan
diatas yang tertuang di dalam Pasal 1 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 yang
ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 menegaskan bahwa “Kedaulatan berada di
yang memerintah dalam negara bukanlah manusia melainkan pikiran yang adil
kekuasaan tertinggi dalam suatu negara adalah hukum, bukan tercermin pada
adanya jaminan hak asasi manusia (HAM). Sejatinya negara terbentuk karena
sangat perlu akan adanya sebuah mekanisme untuk menjamin dan melindungi
2
Mukthie Fadjar. 2004. Tipe Negara Hukum. Malang:Bayu Media,h.19.
3
Hestu Cipto Handoyo. 2015. Hukum Tata Negara Indonesia. Yogyakarta: Cah
Kll aya Atma Pustaka, h.17.
penyelesaian di Pengadilan. Pada Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 yang mana
Peradilan menjadi salah satu ujung tombak dalam upaya penegakkan Hukum
dan Keadilan, lembaga Peradilan juga berperan penting sebagai pengawal bagi
Sejarawan Moralis Inggris Lord Acton (John Emerich Edward Dalberg Acton)
untuk korup, dan kekuasaan yang mutlak pasti mutlak untuk korup), dan dari
sini dapat kita pahami bahwa, tidak menutup kemungkinan sebuah Negara
kesalahan yang kemudian dianggap tidak adil, tidak berpihak kepada rakyat
Pengadilan.
memang adanya sebuah sistem atau mekanisme guna terlaksananya check and
model gugatan yang sebelumnya tidak dikenal dalam proses beracara dalam
lain. Model gugatan tersebut dikenal dengan istilah gugatan “Citizen Lawsuit”
Pada masalah yang penulis teliti, upaya penegakan hukum sebagai salah satu
metode Check and Balances seperti Gugatan warga Negara ini sangat penting.
sistem hukum acara tentunya harus lengkap, namun hingga sampai saat ini
atau Citizen Lawsuit, ternyata prosedur dan tatacara ber-acara gugatan ini
masih belum diatur secara jelas. Dari praktik yang ada selama ini di
yang diterima sebagai dasar hukum, meski begitu Citizen Lawsuit tetap dapat
yang memadai, baik menyangkut penuntutan hak oleh seseorang atau oleh
suatu sarana yang dapat dipergunakan oleh sekelompok orang dalam jumlah
yang besar atau masyarakat luas untuk menuntut haknya melalui pengadilan
atau lembaga lainnya diluar pengadilan, misalnya lembaga DPR, dapat
terarah dan jelas bagi Masyarakat untuk dapat menuntut apa yang menjadi
haknya.
tidak percaya terhadap penegak hukum atau Negara selain itu juga dapat
apabila sifat pesimistis ini muncul disetiap Individu yang ada di negara ini,
bagi sebuah Negara Hukum untuk memberikan sebuah jalan atau upaya
5
Bruce J. Choen, Sosiologi, Suatu Pengantar, Rineka Cipta, Jakarta, 1992, hlm. 338
6
Kerawanan Sosial ialah suatu keresahan sosial yang berkepanjangan, yang diakibatkan oleh
proses konflik yang ditimbulkan dari perbedaan pendapat suatu masyarakat/kelompok golongan
tertentu, dengan pemecahan dan penyelesaian masalah yang tidak memuaskan
masyarakat/kelompok golongan tersebut. Indra Kertati, dalam Majalah Ilmiah FISIP UNTAG
Semarang, Volume 1 No. 21 Oktober 2020
usaha Check and Balance apabila memang suatu ketika Negara dianggap
yang ditempuh melalui jalur perdata ada 2 (dua) macam yaitu sebagai berikut:
Litigasi.
Dan didalam gugatan perdata melalui pengadilan (litigasi) seperti yang sudah
penulis sampaikan pada uraian diatas ada gugatan yang merupakan adopsi
dari Hukum di Negara lain yang dapat dilakukan oleh sekelompok Warga
Negara yang merasa memiliki kesamaan tujuan dan merasa dirinya dirugikan
oleh Negara atas dasar kesalahan yang dilakukan oleh penyelenggara Negara
Citizen Lawsuit ini dengan gugatan Class Action, mengingat keduanya sama-
sama diajukan lebih dari 1 orang sehingga masih banyak orang yang masih
sulit membedakan gugatan Citizen Lawsuit ini dengan gugatan Class Action,
masyarakat diganggu oleh adanya suatu perbuatan hukum yang mana dalam
hak-hak warga negara secara umum. Yang dimajukan dalam hal ini adalah
(mewakili seluruh warga yang dilingkupi peraturan yang akan jadi objek)
7
J.B.J.M. Ten Berge, dan A.Q.C. Tak, Hoofdlijnen van het Nederlands Administratief
Processrecht, Zwolle: W. E. J. Tjeenk Willink, 1987, hlm. 65.
mana satu orang atau lebih yang mewakili kelompok mengajukan gugatan
untuk diri atau diri‐sendiri dan sekaligus mewakili sekelompok orang yang
jumlahnya banyak, yang memiliki kesamaan fakta atau dasar hukum antara
1. Wakil kelompok yaitu satu orang atau lebih yang menderita kerugian
kelompok di pengadilan
dianggap membuat suatu peraturan atau kebijakan yang dianggap keliru dan
bisa merugikan rakyat atau Warga Negara, atau bisa juga karena terjadi Omisi
lanjut dalam hasil penelitiannya “Class Action & Citizen Lawsuit Laporan
perbuatan melawan Hukum. Oleh karena itu atas kelalaian tersebut, Negara
kebijakan yang bersifat pengaturan umum agar kelalaian tersebut tidak terjadi
Bentuk
Penggugat Tergugat Tuntutan Keterangan
Gugatan
8
H.Anwar Usman, SH., MH. Dalam Class Action dan Citizen Lawsuit Laporan penelitian 2009
Hal. 57
mengalmi
4. Individu kerugian
‐ individu Ganti rugi
‐ Kelompok maupun
Masyarakat Pemerintah pemulian suatu
Citizen Lawsuit ‐ Badan keadaan
Hukum
‐ Ngo/LSM
Action dengan gugatan Citizen Lawsuit, baik dari para pihak yang terlibat di
Gugatan Citizen Law Suit atau Action Popularis9 atau gugatan Warga Negara
adalah sebuah mekanisme gugatan yang sudah cukup lama dikenal dan
mekanisme bagi warga Negara untuk menggugat tanggung jawab Negara atas
gugatan Citizen Law Suit ini merupakan salah satu upaya hukum yang jarang
diketahui secara jelas oleh Masyarakat awam. Oleh karena itu salah satu
memang karena belum ada aturan beracara yang jelas mengenai Citizen
9
adalah prosedur pengajuan gugatan yang melibatkan kepentingan umum secara perwakilan
Syahdeini, Dikutip dari Sudikno Mertokusumo, Actio Popularis, http://sudikno.blogspot.com, 07-
03-2008.
10
Kesalahan (schuld) dapat berupa kesengajaan (dolus) maupun kelalaian (culpa).
11
Isrok dan Rizki Emil Birham, Citizen Lawsuit: Penegakan Hukum Alternatif Warga Negara,
Malang: Universitas Brawijaya Press, 2010, hlm. 21.
Lawsuit ini dan batas kewenangan kehakiman, adalah bentuk ketidaktahuan
Gugatan Citizen Lawsuit ini sudah dikenal lebih dulu dan lahir di luar negeri
Tahun 1970 yang dikenal dengan Clean Air Act (Pasal 304), selain itu hak
gugat ini juga dapat ditemui pada beberapa undang-undang lainnya, antara lain
Melihat dari penjelasan diatas, tentunya hasil atau output daripada gugatan
Warga Negara ini menimbulkan dampak yang sangat luar biasa apabila
pelanggaran. Dari praktik yang ada selama ini dan berdasarkan yurisprudensi-
yurisprudensi yang kemudian dijadikan sebagai dasar hukum, maka saat ini
Citizen Lawsuit ini dapat digunakan sebagai salah satu mekanisme gugatan
atas kesalahan dalam memenuhi hak-hak Warga Negara, yang mana bahwa
setiap Warga Negara berhak dan memiliki kedudukan yang sama untuk
menggugat Negara di muka hakim agar Negara memenuhi hak-hak yang
dilanggar oleh Negara. Namun tentunya dalam sebuah mekanisme itu sudah
seharusnya terdapat sebuah pengaturan yang jelas dan baku mengenai tata
gugatan Warga Negara ini karena Beberapa referensi menyatakan bahwa hak
gugat warga Negara (Citizen Law Suit) masih belum diatur di Indonesia namun telah
Karakteristik utama yang membedakan antara sistem Common Law dan Civil
sumber hukum utama, menganut doktrin stare decisis,12 dan adanya adversary
system13 dalam proses peradilan. Berbeda halnya dalam sistem hukum Civil Law
tersebut, maka beberapa pakar menyimpulkan bahwa citizen law suit tidak
diterapkan di negara yang menganut sistem hukum Civil Law dengan dalih untuk
menjamin kepastian hukum. Hal ini tentu perlu ditelaah lebih lanjut, apakah
memang demikian bahwa citizen law suit hanya dianut oleh negara-negara yang
13
Adversary system merupakan sistem yang umumnya berlaku di negara yang menganut Common Law.Sistem
ini men- empatkan hakim sebagai wasit yang tidak berpihak dan menjaga supaya para pihak dan pengacaranya
bertindak sesuai prosedur pengadilan. Kemudian hakim memutuskan perkara berdasarkan bukti-bukti yang
dikemukakan oleh para pihak dan hukum yang berlaku.
14
Inkuisitorial maksudnya bahwa dalam sistem itu, hakim mempunyai peranan besar dalam mengarahkan dan
memutus- kan perkara. Hakim aktif dalam menemukan fakta dan cermat dalam menilai alat bukti.
Dalam sistem Common Law, prinsip citizen law suit sama dengan prinsip actio
umum secara perwakilan. Gugatan dapat ditempuh dengan acuan bahwa setiap
warga negara tanpa kecuali mempu- nyai hak membela kepentingan umum.
Namun ironisnya Citizen Lawsuit menjadi wacana publik yang tidak pernah
warga Negara. Akhir-akhir ini, pro dan kontra terhadap permasalahan gugatan
masyarakat. Perdebatan yang terjadi pun menjadi tidak jelas dan jauh dari
penyelesaian.
15
E. Sundari, 2000, Pengajuan Gugatan Secara Class Action (Suatu Studi Perbandingan dan Penerapannya di
Indone- sia), Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, h.18.
Sebenarnya keberadaan Undang-undang No. 32 tahun 2009 tentang
Dan masih banyak undang undang yang terkait dengan gugatan perwakilan
7 tahun 2004 tentang sumber daya air, undang undang No. 31 tahun 2004
istilah class action dan Citizen Lawsuit serta legal standing yang sering
anglo amerika yang umumnya menganut system common law, dimana system
ini banyak menitik beratkan pada penciptaan kaidah hukum melalui putusan
putusan hakim.
Namun Dari beberapa contoh perkara yang pernah terjadi di Indonesia dapat
dapat menerima kehadiran gugatan Citizen Lawsuit, namun ada pula Hakim
yang masih tidak dapat menerima bentuk Citizen Lawsuit. Hal ini dimaklumi
karena hingga saat ini prosedur gugatan Citizen Lawsuit memang belum
Undang-Undang Hukum Acara Perdata itu sendiri, lain halnya dengan bentuk
gugatan Class Action yang telah tercantum dalam beberapa Undang-undang
(PERMA) No. 1 Tahun 2002. Pada intinya Citizen Lawsuit adalah mekanisme
Dalam Laporan Penelitian Class Action dan Citizen Lawsuit yang dibuat oleh
Mahkamah Agung tahun 2009, ada sedikit gambaran mengenai isi petitum
yang dapat diajukan dalam citizen law suit antara lain, adalah:16
1. Petitum dalam gugatan tidak boleh meminta adanya ganti rugi materiil,
karena warga negara yang menggugat bukan kelompok yang dirugikan secara
hukum berupa kelalaian dalam pemenu- han hak warga negara tersebut di
16
Mahkamah Agung, 2009, Laporan Penelitian Class action dan Citizen Lawsuit, Bogor:
Badan Penelitian, Pengemban- gan, Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Mahkamah
Agung RI, h. 65.
3. Petitum citizen law suit tidak boleh berupa pembatalan atas keputusan
individual, dan final karena hal terse- but merupakan kewenangan dari
4. Petitum citizen law suit juga tidak boleh berupa pembatalan atas suatu
Konstitusi (MK). Selain itu, citizen law suit juga tidak boleh meminta
Seperti halnya dengan prosedur citizen law suit di beberapa negara, maka
tergugat yang sudah berisi dasar pelanggaran dan tuntutan spesifik yang dim-
tetap saja belum ada pengaturan yang jelas baik itu tata cara beracaranya
yang jelas mengenai Citizen Lawsuit agar tidak terjadi kebingungan seorang
hakim dalam memutus sebuah perkara, karena apabila kita telaah dalam Pasal
adil serta perlakuan sama di depan hukum. Apabila hak tersebut dilanggar
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana prosedur gugatan warga negara (citizen lawsuit) dalam sistem
peradilan di Indonesia?
D. TUJUAN PENULISAN
E. MANFAAT PENELITIAN
secara teoritis maupun praktis, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
adalah :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dimaksudkan sebagai wahana pengembangan ilmu
2. Manfaat Praktis
Diharapkan karya ilmiah ini dapat menjadi masukan dan referensi bagi
F. TINJAUAN PUSTAKA
dimana terdapat pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lainnya, yang
c. Teori Identitas
yang lainnya.
e. Teori Transformasi
pihak.
daya hutan dan lahan dari hutan yang dapat dimanfaatkan guna
masyarakat setempat.
pengadilan.
Jalur Litigasi
Penyelesaian sengketa melalui jalur litigasi dapat diartikan sebagai
melalui jalur pidana, perdata dan tata usaha negara (TUN). Hasil akhir
menyatakan bahwa ada pihak yang menang dan ada pihak yang kalah,
Jalur Non-Litigasi
Penyelesaian sengketa melalui jalur non-litigasi dapat diartikan
kebutuhan kliennya.
5. Penilaian ahli: pendapat para ahli untuk menjawab suatu hal yang
G. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
2. Sifat Penelitian
asas, kaidah, norma dan aturan hukum yang terdapat dalam peraturan
3. Tipe penelitian
Tipe penlitian ini adalah Prosedur beracara dan kepastian hukum
i) Undang-Undang:
1945;
tentang Kehutanan
Kekuasaan Kehakiman.
Kamus Hukum
penelitian.
6. Metode Analisis
H. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I Pendahuluan
BAB IV Penutup