SKRIPSI
Oleh
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
SKRIPSI
Oleh
Disetujui Oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H Dr. Marianne Ketaren, S.H., M.Kn
NIP: 19590511198 6011001 NIP. 19840215201 4042002
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
skripsi yang berjudul “Analisis Yuridis Hak Atas Pangan Bagi Warga Negara
Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menempuh ujian sarjana hukum pada Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak mungkin dapat selesai
tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moral maupun materil. Untuk
itu penulis mengucapakan terima kasih banyak kepada semua pihak yang terlibat:
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas
2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H, M.Hum, selaku Dekan Fakultas
3. Bapak Prof. Dr. OK. Saidin SH, M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas
4. Ibu Puspa Melati Hasibuan, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan II Fakultas
5. Bapak Dr. Jelly Leviza S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan III Fakultas
6. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution SH.,MH selaku Ketua Departemen Hukum
pembimbing I dalam penulisan skripsi ini, terima kasih atas masukan dan
7. Ibu Tri Murti Lubis, SH.MH, Selaku Sekretaris Departemen Hukum Ekonomi
8. Ibu Dr. Marianne Ketaren, S.H., M.Kn selaku Dosen Pembimbing II, yang
9. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
10. Kedua orang tua saya, Ayahanda Henri Nainggolan dan Ibunda Ernawati Sitanggang
yang telah dengan sabar dan penuh kasih sayang memberikan yang terbaik selama
11. Keluarga Besar yang selalu memberikan perhatian dan semangat dalam mendukung
tidak hanya dalam menyelesaikan skripsi tetapi juga untuk banyak hal dalam hidup
saya, terutama untuk Jhordy Moses H Nainggolan, Richard J Nainggolan dan Bebby
12. Ara, Ewik, Katila, Payi, Meli, Iki, Ayuk yang selalu menemani selama masa
13. Didi, Biu, Bang Bebek, dan Keluarga Besar Manusia Serigala lainnya yang selalu
14. Melva Nava yang sudah seperti saudara untuk penulis, yang selalu mendengar cerita
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas semua bantuan
yang diberikan, penulis menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk skripsi ini dimasa yang
akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah dan
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
F. Metode Penelitian....................................................................... 21
Pangan ................................................................................... 63
A. Kesimpulan .................................................................................. 73
B. Saran ............................................................................................ 74
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hukum dibuat berdasarkan dari kumpulan pemikiran yang rasional dan mendalam
sehingga produk hukum yang dihasilkan sesuai dengan tujuan itu ditegakkan.
undangan. Positivisme hukum dikenal juga sebagai teori yang memisahkan antara
merupakan peraturan yang sifatnya mengikat dan memaksa, dan sudah tentu harus
dimasyarakat. Karena sifatnya itulah, produk hukum yang buruk tetaplah disebut
Hak asasi manusia (HAM) adalah hak dasar yang melekat pada diri
seorang manusia sejak ia lahir dan merupakan anugrah Tuhan yang Maha Esa.
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa mengabaikan bahkan mencabut hak
asasi ini, HAM ini merupakan pemberian Tuhan yang diberikan pada makhluknya
sejak dalam kandungan ibu sampai dia terlahir dalam keadaan hidup. HAM
bersifat universal artinya semua manusia memilikinya. Kemudian hak ini lalu
2
Sudiyana, Suswoto. Kajian Kritis Terhadap Teori Positivisme Hukum Dalam Mencapai
Keadilan Substansif. Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum QISTIE Vol 11 No. 1, 01 Mei 2018, hlm 21
diturunkan ke dalam hak dasar di mana hak dasar ini dilakukan penegakan dan
memegang peranan dalam mengatur hak-hak dasar ini dalam kehidupan warga
negaranya untuk memastikan hak-hak ini bisa terpenuhi dengan baik serta tidak
ada pelanggaran di dalamnya karena itu dibuatkan dalam instrumen hukum baik
Awal tahun 2020, semua negara di dunia mengalami hal yang sama yaitu
menghadapi virus yang disebut dengan virus Corona. Virus ini mulai menyebar ke
beberapa negara, dimana awalnya hanya berada di China tepatnya di kota Wuhan,
yang pertama kali merasakan adanya virus ini kemudian akhirnya satu persatu
penyebarannya Virus ini. Saat ini hampir bisa dikatakan tidak ada satupun negara
yang tidak terkena dengan virus yang menular dan mematikan ini, di mana
penyebaran virus ini sangat cepat dapat menyerang beberapa orang sekaligus
bahkan seluruh penduduk atau masyarakat yang ada di dalamnya. 4Krisis pangan
ini diperparah dengan krisis energi yang menyebabkan sektor industri dan
langsung ataupun tidak menyerahkan kedaulatan ke tangan pihak lain. Pada sisi
3
Iin Karita Sakharina, Hak Atas Pangan di Masa Pandemi Coronavirus Disease Covid-
19, Jurnal Legislatif, Vol. 3 No. 2 Tahun 2020, hlm 367-368
4
Ibid, hlm 368
lain produsen seperti petani, Nelayan, masyarakat adat, serta masyarakat desa,
baik laki-laki dan perempuan sering kali tidak menjadi faktor penting yang
pangan lebih mendapatkan banyak perhatian dari pada pemenuhan harga pangan
dilihat dari sisi keadilan tata ruang, baik di darat dan di laut. Ancaman kedaulatan
Krisis pangan berkala terjadi, karena misalnya ada bencana alam konflik
sosial, fluktuasi harga dan sebagainya, adapun krisis pangan kronis adalah krisis
yang terjadi secara berulang-ulang dan terus menerus krisis ini ditengarai adanya
akses terbatas terhadap persediaan pangan serta harga pangan yang melambung
tinggi.5
impor pangan dari negara maju. Ketergantungan suatu negara akan impor pangan
segala aspek kehidupan menjadi tidak bebas atau tidak merdeka, dan karenanya
5
Adrianus Suyadi , “Krisis Pangan dan Solidaritas”, Kompas No. 43, Th. XLIII, Sabtu,
14 Juni 2008, hlm. 8.
6
Bustanul Arifin, Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia. (Jakarta: Buku Kompas, 2004),
hlm 21
telah terkonfirmasi bahwa jumlah kasus positif mencapai 4.557 kasus. Dari
permasalahan di setiap aspek, baik sosial, ekonomi dan politik. Pada tanggal 10
Maret 2020 Direktur Jenderal World Health Organization telah mengirim surat
oleh Presiden pada 13 April 2020. Penetapan ini tentu sangat terlambat karena
negara asal virus telah mengumumkan 4 bulan akan bahayanya virus ini. WHO
sendiri telah memberikan peringatan keras dan jelas dengan menetapkan Corona
manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019.
Covid-19 memiliki penyebaran yang lebih luas dan sangat cepat ke hampir semua
Negara termasuk Indonesia. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan
infeksi pernapasan ringan seperti flu, sakit tenggorokan, batuk, dan demam.
Namun virus ini bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat seperti infeksi paru-
7
Latipah Nasution, Hak Kesehatan Masyarakat dan Hak Permintaan Pertanggungjawaban
Terhadap Lambannya Penanganan Pandemi Global Coranavirus Covid-19, Buletin Hukum dan
Keadilan Volume 4 Nomor 1 (2020), hlm 20
8
Ibid
paru (pneumonia) dan sesak nafas. Virus ini bisa menyerang siapa saja, termasuk
kelompok rentan mulai dari bayi, anak-anak, orang dewasa, ibu hamil dan
menyusui, dan paling beresiko adalah lansia. Penyakit ini dapat menyebar melalui
tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin.9
Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah Covid-19, itulah
dengan menggunakan masker, rajin cuci tangan, tingkatkan daya tahan tubuh,
distancing yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan tidak keluar
rumah kecuali ada keperluan mendesak atau stay at home. Situasi terkini
kasus dengan 238.730 kematian (CFR 7%) di 212 Negara Terjangkit. Sementara
Provinsi (1.954 sembuh dan 864 meninggal). Dan untuk Provinsi Gorontalo
terdapat 15 jumlah kasus (2 sembuh dan 1 meninggal). (Sumber Data WHO dan
memastikan bahwa informasi yang akurat dan kredibel dapat diakses oleh
pengusaha pangan dan masyarakat luas. Otoritas yang berwenang perlu memiliki
strategi komunikasi yang kuat untuk mencegah rumor dan informasi yang salah
serta untuk memberikan informasi terkini yang andal kepada semua pemangku
9
https://kabarpublik.id/2020/05/06/opini-ketersediaan-pangan-di-tengah-pandemi-covid-
19-refleksi-pemberlakuan-psbb-di-provinsi-gorontalo/diakses tanggal 8 Oktober 2020, Pukul
21.07 Wib
10
Ibid.
kepada masyarakat bahwa sementara tidak ada kasus COVID-19 yang dilaporkan
yang ditularkan melalui konsumsi makanan dan bahwa COVID-19 sangat tidak
juga harus diterapkan oleh konsumen saat berbelanja atau mengolah makanan.
Rekomendasi dan pesan yang diterbitkan oleh WHO dapat diadaptasi dan
salah satunya terlihat dari tidak cekatannya pemerintah dalam membentuk Gugus
pemerintah pusat. Polemik baru pun muncul, karena berdasarkan hukum yang
berlaku penanganan pandemi global ini berada di bawah satu kordinasi dan
11
https://www.who.int/docs/default-source/searo/ indonesia/covid19/covid-19-dan-
keamanan-pangan.pdf/diakses tanggal 1 Desember 2020, Pukul 20.21 Wib
12
Siti Nurhalimah, Covid-19 dan Hak Masyarakat atas Kesehatan , Jurnal Sosial dan
Budaya Syar-i. Volume 7 Nomor 6 (2020), hlm 544
pangan, dan rantai pasokan (perdagangan luar negeri). Ada risiko terjadinya krisis
pangan global kecuali diambil tindakan cepat untuk melindungi mereka yang
paling rentan dan miskin, menjaga rantai pasokan pangan global tetap berjalan
pangan.13
bagi warga negaranya. Negara dalam memenuhi hak atas pangan bagi warga
negara, terdapat empat tipe kewajiban negara. Pertama ialah “respect”, yaitu
negara. Yang kedua ialah “protect”, yaitu negara harus melaksanakan kebijakan
yang mengatur keterlibatan pihak bukan negara. Kewajiban ketiga ialah “fulfill”
ialah negara wajib melakukan realisasi yang menitikberatkan pada kelompok yang
paling rentan. Kewajiban keempat ialah “promote” yang berarti pemerintah harus
disebutkan secara spesifik apakah hak tersebut harus terpenuhi pada saat terjadi
13
Tri Rini Puji Lestari , Upaya Penerapan Protokol Kesehatan dalam Percepatan
Penanganan Pandemi Covid-19, Parliamentary Review, Vol. II No. 3 (September 2020), hlm 106
14
Amalia Zuhra, Ketahanan Pangan Dan Tanggung Jawab Negara Saat Konflik
Bersenjata: Sebuah Tinjauan Hukum, Vol 1 No. 1 Tahun 2019, hlm 99-100.
kerawanan pangan dan gizi. Rusaknya infrastruktur dan sulitnya akses atas bahan
baku dan pangan menyebabkan harga menjadi tinggi dan sering kali tidak
tersedia.15
dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak
dasar dan salah satu hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang
sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih
Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga terjadi jika ketahanan
pangan terganggu. Kondisi pangan yang kritis ini bahkan dapat membahayakan
stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional. Ketahanan pangan sangat urgen untuk
ekonomi secara prediktif hanya di kisaran 5 % (lima persen) masih harus berjuang
15
Ibid, hlm 100
16
Anururrochman/ https://www.kompasiana.com/00472/5f0c0992d541df563e5c6b84/
ketahanan-pangan-untuk-kesejahteraan-di-masa-pandemi-covid-19/diakses tanggal 8 Oktober
2020, Pukul 20.01 Wib.
dan Kecukupan pangan saat musim pandemi ini merupakan sebuah "senjata
saat ini. Kedaulatan pangan menjadi modal penting negara untuk melindungi
negaranya. Hal ini berarti bahwa modal utama sebuah negara saat ini adalah
memberikan kekuatan bagi setiap warga negara untuk memenuhi kebutuhan dasar
nasional yang cukup sesuai persyaratan operasional logistik yang luas dan
pandemi seperti ini, masyarakat cenderung menjadi lebih kreatif dan bisa
berkreasi untuk mengakali situasi yang ada. Termasuk halnya dalam menjaga
sendiri. Ada banyak sekali cara untuk melakukan penanaman mandiri seperti
17
Ibid
penelitian lebih lanjut dalam skripsi yang berjudul Analisis Yuridis Hak Atas
B. Perumusan Masalah
akan diteliti, sehingga akan lebih memudahkan dalam penelitian yang dilakukan
dan akan sesuai sasaran yang diharapkan. Berdasarkan latar belakang di atas,
3. Bagaimana hak atas pangan bagi warga negara di masa pandemi virus corona?
1. Tujuan Penelitian
negara.
18
https://www.umy.ac.id/ketahanan-pangan-indonesia-di-masa-pandemi.html/diakses
tanggal 9 Oktober 2020.
c. Untuk mengetahui dan menganalisis hak atas pangan bagi warga negara di
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini dapat dilihat dari dua
sisi yaitu :
bidang hukum ekonomi pada umumnya hak atas pangan bagi warga
pangan bagi warga negara di masa pandemi virus corona bagi pemerintah.
D. Keaslian Penulisan
Indonesia, baik secara fisik maupun online, judul tersebut tidak ditemukan namun
ada beberapa penelitian yang membahas hak atas pangan bagi warga negara,
antara lain:
adalah:
Kesimpulan dalam penelitian Hak atas pangan merupakan hak dasar yang
harus dipenuhi oleh negara demi menjamin terpenuhinya Hak Asasi Manusia
bagi setiap warga negaranya tanpa terkecuali. Terpenuhinya hak atas pangan
di masa pandemi covid-19 ini adalah menjadi bagian dari kewajiban HAM
Negara. Negara harus memastikan di masa pandemi yang juga melanda ini
tidak akan ada masyarakat yang menderita kelaparan atau tidak bisa
atas pangan di masa pandemi ini, jika Negara gagal maka itu berarti dapat
disebut sebagai pelanggaran HAM. Tulisan ini bertujuan untuk melihat upaya
Atas Pekerjaan.
penelitian sebelumnya. Bahan skripsi ini terdiri atas pendapat para ahli, jurnal,
E. Tinjauan Pustaka
adalah: Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah
maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan
pembuatan makanan atau minuman. Pangan adalah hak yang harus dijamin
19
https://www. mongabay.co.id/2020/04/15/ pandemi-corona-akankah-terjadi-krisis-
pangan-di-indonesia/diakses tanggal 20 November 2020, Pukul 17.01 Wib
zat gizi (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air) menjadi landasan
kehidupan. Janin dalam kandungan, bayi, balita, anak, remaja, dewasa maupun
usia lanjut membutuhkan makanan yang sesuai dengan syarat gizi untuk
Hak atas pangan merupakan hak yang melekat pada diri setiap manusia
yang tidak dapat dicabut oleh siapapun. Selanjutnya, United Nations Special
Rapporteur on The Right to Food mendefinisikan hak atas pangan “the right to
to the cultural traditions of the people to which the costumer belongs, and which
ensure a physical and mental, indiviual and collective, fulliling and dignified life
free of fear”.21
Pasal 11 Ayat (1) ICESCR menyatakan bahwa hak pangan merupakan hak
kebebasan dari kelaparan ditegaskan dalam Pasal 11 Ayat (2) yang menyatakan
bahwa “Negara Pihak pada Kovenan ini, dengan mengakui hak mendasar dari
setiap orang untuk bebas dari kelaparan, baik secara individual maupun melalui
20
ES. Karsin, Peranan Pangan dan Gizi dalam Pembangunan dalam Pengantar Pangan
dan Gizi. (Jakarta: Penebar Swadaya, 2004), hlm 1.
21
Ibid
yang efisien;
b. Memastikan distribusi pasokan pangan dunia yang adil yang sesuai kebutuhan,
pengekspor pangan.22
Komite hak-hak ekonomi, sosial dan budaya beranggapan bahwa inti dari
hak atas bahan pangan yang layak adalah (a) Ketersediaan bahan pangan dalam
individu, bebas dari substansi yang merugikan, serta bisa diterima dalam budaya
berpenghasilan rendah yang tidak tercover oleh Raskin dari pemerintah pusat,
diperuntukkan bagi warga yang benar-benar miskin. Banyak warga yang benar-
22
Ismail Hasani, Dinamika Perlindungan Hak Konstitusional Warga: Mahkamah
Konstitusi Sebagai Mekanisme Nasional Baru Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia,
(Jakarta, Pustaka Masyarakat Setara, 2013), hlm 383
benar miskin akan tetapi tidak mendapatkan bantuan Raskin. Kualitas raskin
masyarakat menjual kembali raskin tersebut agar bisa membeli beras dengan
pada bidang ketahanan pangan pada tahun 2014 menunjukkan kondisi meningkat
tajam. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2014, realisasi anggaran mencapai
9,85 milyar, dan tahun 2015 realisasi anggaran mencapai sebesar 10,01 milyar
rupiah.
pokok bagi setiap manusia dalam memenuhi kelangsungan hidup. Pangan yang
dikonsumsi harus pangan yang aman, bermutu dan bergizi. Pangan yang aman
akan memberikan dampak yang baik bagi kesehatan, bermutu artinya pangan
manusia, sedangkan pangan yang bergizi adalah pangan tersebut bermanfaat bagi
2. Warga Negara
Pasal 26 ayat (1) UUD 1945, ditegaskan bahwa yang menjadi warga
negara ialah orang-orang bangsa indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
menjadi Warga Negara Indonesia harus disahkan terlebih dahulu dengan undang-
undang
Hak dan kewajiban warga negara ini diatur dalam Pasal 27 – Pasal 34
2) Setiap warga negara berhak ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
10) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan
11) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan
13) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya,
mengeluarkan pendapat.
tersedia.
17) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas
rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau
18) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlaskuan yang
19) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
20) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
22) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut
23) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah HAM yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apapun.
24) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
25) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
4) Setiap orang wajib menghomati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan
masyarakat demokratis.
6) Tiap warga negara wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.
virus Corona yang menyerang saluran pernapasan. Penyakit ini pertama kali
pandemi global yang belum ditemukan vaksinnya hingga saat ini, maka
Seluruh provinsi telah terdampak wabah, maka layanan kesehatan juga harus
terdampak maupun yang telah dinyatakan sebagai zona merah penyebaran virus.
Jakarta memang menjadi episenter (lebih dari 40% kasus ada di sana), namun ada
standar (quality) kesehatan. Dokter, perawat, obat, alat kesehatan, termasuk alat
F. Metode Penelitian
hukum normatif adalah penelitian hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah
bangunan sistem norma. Sistem norma yang dibangun adalah mengenai asas-asas,
23
Heldavidson ,First Covid-19 case happened in November, China government records
show – report2020, diakses dari https://www.theguardian.com/world/2020/mar/13/first-covid-19-
case-happened-in-november-china-government-records-show-report Pada 20 Maret 2020/diakses
tanggal 8 Oktober 2020, Pukul 20.07 Wib
24
https://theconversation.com/yang-luput-dari-psbb-kewajiban-pemerintah-untuk-penuhi-
hak-kesehatan-warga-136747/diakses tanggal 8 Oktober 2020, Pukul 21.01 Wib
doktrin (ajaran).25
Penelitian deskriptif analitis sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis,
yang ada atau fakta yang ada dan mendeskripsikan sebuah masalah yang terdapat
pada Analisis Yuridis Hak Atas Pangan Bagi Warga Negara Di Masa Pandemi
Virus Corona.
2. Sumber data
kepustakaan atau penelaahan terhadap berbagai literatur atau bahan pustaka yang
a. Bahan hukum primer. Bahan hukum primer terdiri atas peraturan perundang-
otoritas.28 Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain :
25
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,
Cetakan IV, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), hlm.33
26
Ronny Haniatjo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurumetri, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2001),hlm. 97-98
27
Mukti Fajar, Yulianto Achmad, Op. Cit., hlm. 156.
28
Ibid
Kekarantinaan Kesehatan
b. Bahan hukum sekunder. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang
sekunder tersebut adalah Buku-buku ilmiah yang terkait dan hasil penelitian.29
c. Bahan hukum tersier. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang dapat
4. Analisis Data
metode kualitatif, yaitu metode analisis data dengan cara mengelompokkan dan
menseleksi data yang diperoleh dari penelitian lapangan menuru tkualitas dan
29
Roni Hanitjo Soemitro, Op.Cit, hlm 20
30
Ibid.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang disusun secara sistematis,
yang mana antar bab demi bab saling terkait sehingga merupakan suatu rangkaian
yang berkesinambungan. Untuk mengetahui isi dari penulisan skripsi ini, dengan
demikian disusunlah sistimatis penulisan skripsi yang terdiri dari 5 (lima) bab,
yaitu:
tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penulisan, tinjauan pustaka dan metode
Bab II, tanggung jawab negara atas warga negara, bab ini kewajiban
negara atas warga negara. Ruang lingkup tanggungjawab negara atas warga
Bab III, pengaturan dan penjabaran hak atas pangan warga negara, bab ini
Bab IV, hak atas pangan bagi warga negara di masa pandemi virus corona,
bab ini berisikan Hak Atas Pangan Warga Negara pada Masa Pandemi Virus
31
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum. (Bandung: Citra Aditya Bakti,
2004), hlm. 50
Negara dan Kewajiban Negara atas Pangan Warga Negara pada Masa Pandemi
Virus Corona.
Bab V, Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap hasil analisis yang
permasalahan yang diajukan dalam skripsi ini, sedangkan saran yang ada
diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat berguna
bagi pemerintah.
kompleks, terdiri atas unsur-unsur yang membentuknya, meliputi (a) adanya unsur
wilayah negara, (b) unsur warga negara dan penduduk, dan (c) unsur
pemerintahan yang sah dan efektif menjalankan tugasnya, serta (iv) unsur
bersifat universal yang dalam Pasal 28D ayat (4) UUD 1945 juga diakui sebagai
bagi warga negaranya. Dalam memenuhi hak atas pangan bagi warga negara,
terdapat empat tipe kewajiban negara. Yang pertama ialah “respect”, merupakan
negara. Yang kedua ialah “protect”, yaitu negara harus melaksanakan kebijakan
yang mengatur keterlibatan pihak bukan negara. Kewajiban ketiga ialah “fulfill”
ialah negara wajib melakukan realisasi yang menitikberatkan pada kelompok yang
paling rentan. Kewajiban keempat ialah “promote” yang berarti pemerintah harus
Hak dan kewajiban warga negara dan hak asasi manusia dewasa ini menjadi amat
32
Amalia Zuhra, Op.Cit, hlm 991-100
25
kehidupan demokrasi. Di lain pihak hanya dalam suatu negara yang menjalankan
sistem pemerintahan demokrasi, hak asasi mnusia maupun hak dan kewajiban
warga negara dapat terjamin. Hak asasi manusia marupun hak dan kewajiban
warga negara sebagai salah satu elemen penting dari demokrasi disamping
supremasi hukum, telah diatur dalam UUD 1945. Pengaturan tersebut bersifat
Universal Hak Asasi Manusia yang dibuat tahun 1948. Deklarasi ini diratifikasi
hak dan kewajiban seseorang dalam kehidupan pribadinya, secara historis tidak
pernah dirumuskan secara sempurna, karena organisasi negara tidak bersifat statis.
berjalan seiring. Hak dan kewajiban asasi marupakan konsekwensi logis dari pada
hak dan kewajiban kenegaraan juga manusia tidak dapat mengembangkan hak
33
Ibid, hlm 2-3
34
Amalia Zuhra, Loc.Cit.
35
Theo Huijbers Filsafat Hukum, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), hlm 103
Hak asasi manusia marupun hak dan kewajiban warga negara sebagai
salah satu elemen penting dari demokrasi disamping supremasi hukum, telah
diatur dalam UUD 1945. Pengaturan tersebut bersifat pokok-pokok saja sehingga
daerah, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Dalam hal ini, pemenuhan
tersebut, tetapi juga semua orang dan warga negara. Namun demikan, di dalam
UUD 1945 sudah ditegaskan bahwa tanggung jawab dalam pelaksanaan HAM
dipahami orang, akan tetapi karena setiap orang melakukan akitivitas yang
beraneka ragam dalam kehidupan kenegaraan, maka apa yang menjadi hak dan
warga negara lebih banyak dituntut sementara hak-hak warga negara kurang
hak dari pada warga negara (rakyat Indonesia) yang terjamin/tergaransi dalam
36
Ibid.
37
Hernadi Affandi, Hak Asasi Manusia, Pemerintahan yang Baik, dan Demokrasi di
Indonesia (Bandung: Kancana Salakadomas, 2013), hlm. 34.
warga negara, maka negara harus melaksanakan kewajiban tersebut, paling tidak
ada 2 (dua) mekanisme/jalur dalam melihat hak-hak warga negara untuk dijadikan
Agar hak atas pangan dapat dipenuhi, dibutuhkan akses fisik dan ekonomi.
Aksesibilitas fisik berarti bahwa makanan harus dapat diakses oleh semua orang,
termasuk anak-anak, orang tua atau orang cacat, serta orang-orang yang tinggal di
tempat terpencil. Akses ekonomi berarti bahwa makanan harus terjangkau tanpa
atau perumahan. Namun, harga makanan terus meningkat sehingga banyak orang
memenuhi kebutuhan nutrisi minimum. Ini terutama berlaku untuk kaum miskin
38
Naya Amin Zaini, Politik Hukum Dan Ham (Kajian Hukum Terhadap Kewajiban
Pemenuhan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi Indonesia), Jurnal Panorama
Hukum, Vol. 1 No. 2 Desember 2016, hlm 3
Kewajiban negara yang merupakan bagian tidak terpisahkan hak dari pada
penyebaran hak-hak yang dimiliki oleh warga negara, maka negara harus
melihat hak-hak warga negara untuk dijadikan indikator parameter praktik dalam
kerangka hak asasi manusia39, yaitu paradigma HAM melihat hak sebagai nilai
yang harus dipenuhinya dalam hal ini adalah hak-hak dasar yang berkaitan dengan
dipenuhi, maka akan sangat mempengaruhi kualitas hidup warga negara, hak
ekonomi, sosial, budaya yang harus dipenuhi paling tidak ada beberapa contoh
hak mendapatkan kemakmuran, kesejahteraan dari sumber daya alam yang kaya
HAM melihat hak sebagai nilai yang harus dilindunginya, dilindungi dalam hal ini
adalah hak-hak dasar yang berhubungan/berkaitan dengan hak sipil dan politik,
39
Ibid.
40
Ibid.
negara harus berperan aktif membantu warganya dalam upaya memenuhi hak atas
pangannya, dengan tidak mengurangi hak atas pangan warganya yang lain.
kesempatan yang sama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, jika hal tersebut
pemegang kewajiban pemenuhan hak atas pangan yang layak, yaitu (a) negara-
dalam kaitannya dengan kewajiban eksternal mereka; (c) individu, dan (d)
hak. Kedua, kewajiban untuk melindungi orang-orang dari perampasan oleh orang
lain atas satu-satunya sarana penghidupan yang ada, atau kewajiban untuk
41
https://binadesa.org/ kewajiban-negara-dalam-hak-atas-pangan/diakses tanggal 21
November 2020, Pukul 21.01 Wib
bagi penghidupan masyarakat yang tidak mampu menyediakan untuk diri sendiri,
Indonesia sebagai negara hukum kesejahteraan adalah tidak jauh berbeda dengan
sebagai instrumen pemerintah untuk secara aktif turut campur dalam kehidupan
kehidupan masyarakat maka hak dan kewajiban harus dijalankan secara seimbang.
kewajibannya.44
antara keduanya. Persoalan yang paling mendasar adalah bagaimana hak dan
kewajiban itu terpenuhi oleh masing-masing pihak,baik oleh negara dan warga
terpenuhinya hak dan kewajiban seseorang. Hak dan kewajiban negara beserta
warga negara di atur dalam Undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia Pasal 1 yakni; hak asasi merupakan seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya
yang wajib dihormati,, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, dan
pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta untuk melindungi harkat
dalam hak asasi manusia, sebagaimana terlihat dalam Pasal 28I (4) dan (5), yang
menegakkan dan melindungi HAM sesuai dengan prinsip negara hukum yang
44
Gustiayuoktavianihttps://www.kompasiana.com/9853/5eb28b1ed541df5dd602f262/hak
-dan-kewajiban-negara-beserta-warga-negara?page=all/diakses tanggal 1 November 2020. Pukul
20.10 Wib.
45
Ibid.
demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan
melihat tanggung jawab konstitutional yang harus dilakukan oleh negara, dalam
manusia.46
negara harus berperan aktif membantu warganya dalam upaya memenuhi hak atas
pangannya, dengan tidak mengurangi hak atas pangan warganya yang lain.
kesempatan yang sama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, jika hal tersebut
Ekosob, terdapat empat kategori utama pemegang kewajiban pemenuhan hak atas
pangan yang layak, yaitu (a) negara-negara dalam kaitannya dengan kewajiban
mereka; (c) individu, dan (d) komunitas internasional. Bila mengikuti kategori
46
R.Herlambang Perdana Wiratraman, Konstitusionalisme dan Hak Asasi Manusia
(Konsepsi Tanggung Jawab Negara dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia)‖ , dalam Jurnal
Hukum Yuridika Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Vol. 20 No. 1, Januari-Februari 2005,
hlm 9
47
https://binadesa.org/kewajiban-negara-dalam-hak-atas-pangan/diakses tanggal 1
November 2020. Pukul 21.06 Wib
kewajiban tersebut, maka dapat dikategorikan jenis kewajiban dalam konteks hak
atas pangan ini. Pertama, kewajiban untuk tidak meniadakan satu-satunya sarana
perampasan oleh orang lain atas satu-satunya sarana penghidupan yang ada, atau
untuk memenuhi, secara singkat berarti negara harus berperan aktif membantu
warganya dalam upaya memenuhi hak atas pangannya, dengan tidak mengurangi
hak atas pangan warganya yang lain. Negara harus memastikan setiap individu
kebutuhan hidupnya, jika hal tersebut tidak dapat dilakukan mereka sendiri.49
Pengaturan HAM maupun hak dan kewajiban warga negara secara lebih
48
Ibid.
49
Ibid
Pengaturan demikian itu akan menjadi acuan bagi penyelenggara negara agar
Tanggung jawab negara dalam pemenuhan hak warga negara tidak bisa
raja misalnya kedaulatan yang dimiliki oleh raja dari segi politik adalah
kedaulatan atas rakyatnya sementara dari segi ekonomi adalah kedaulatan atas
kekayaan atau harta benda sebagaimana dalam konsep perdata termasuk kekayaan
Dilihat dari segi perkembangan negara demokrasi, dua hal ini merupakan unsur
dari kesatuan pengertian kekuasaan. Dewasa ini hampir tidak ada suatu kekuasaan
yang tidak diikuti oleh tanggung jawab dan kewajiban. Sebab bila tidak, hal
negara menurut Hingorani54 muncul sebagai akibat dari adanya prinsip persamaan
dan kedaulatan negara (equality and sovereignty of state) yang terdapat dalam
memberikan jawaban yang merupakan perhitungan atas suatu hal yang terjadi dan
ditimbulkan.55
Tanggung jawab negara bersifat melekat pada negara, artinya suatu negara
pelanggaran tersebut dilakukan oleh pejabat resmi negara. Ini mewajibkan negara
Sebab, diyakini tidak ada vonis pengadilan yang dapat menghukum secara efektif
52
Eep Saefulloh Fatah, “Betapa Lemahnya Pemerintah”, Kompas, 6 September 2006,
hlm 5
53
Darmawan T dan Sugeng B, Memehami Negara Kesejahteraan: beberapa catatan bagi
Indonesia, Jurnal politika, 2006, hlm 21
54
Elizabeth A. Martin ed., A Dictionary of Law (Oxford University Press 2002), hlm 477
55
Sugeng Istanto, Hukum Internasional, (Yogyakarta: Atma Jaya Yogyakarta, 1998), hlm
105
tindakan sendiri dan dimintai tanggung jawab atas tindakannya. Berkaitan dengan
aspek termasuk hak ekonomi, sosial dan budaya (ekosob) merupakan bagian dari
tujuan pendirian suatu negara, bahkan dalam perspektif teori Locke Perlindungan
hak-hak Kodrati (hak asasi manusia) merupakan dasar pendirian suatu negara.56
Hak asasi manusia terbagi menjadi tiga generasi hak asasi manusia yaitu
hak sipil dan politik, hak ekonomi, sosial dan budaya, hak dalam pembangunan.
masyarakat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pemenuhan hak sipil dan
politik tidak dapat berjalan dengan baik tanpa terpenuhinya hak ekonomi, sosial
dan budaya, begitu pula dengan hak atas pembangunan. Indonesia terikat dengan
hukum internasional sebagai pemenuhan hak ekonomi dan sosial bagi masyarakat
indonesia.57
menjunjung tinggi HAM telah ditegaskan dalam UUD 1945. Disamping itu diatur
mengenai HAM sebagai hak konstitusional bagi setiap orang, penduduk dan
Warga Negara Indonesia, UUD 1945, ditentukan dalam Pasal 28I ayat (4) juga
56
Yahya Ahmad Zein, Problematika Hak Asasi Manusia (HAM), (Yogyakarta: Liberty
2012), hlm. 57
57
Y Gunawan, Endyka Yovi Cajapa, The Protection of Small and Medium Enterprises in
Yogyakarta: The Challenges of ASEAN Economic Community, Pertanika J. Soc. Sci. & Hum. 25
(2017), hlm 24
1. Pasal 8
2. Pasal 71
3. Pasal 72
menjunsjung tinggi HAM tidak hanya dalam konteks nasional melainkan juga
58
Hesti Armiwulan, Reformasi Birokrasi Wujud Tanggung Jawab Negara Atas Hak
Asasi Manusia, Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013, hlm 112-122
menyatakan “tanggung jawab adalah suatu akibat lebih lanjut dari pelaksanaan
peranan, baik peranan itu merupakan hak maupun kewajiban atau pun
jawab. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mampu melaksanakan
59
Sapriya. Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan. (Bandung: Laboratorium PKn
UPI Press, 2010), hlm 17
60
Nurmalina dan Syaifullah. Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. (Bandung: Lab
PKn, 2010), hlm 43
61
Bryan A. Garner, Black’s Law Dictionary, Edisi Kesepuluh, (New York: Claitors Pub
Division, 2014), hlm. 211
dulu disebut batang tubuh UUD 1945 mengalami banyak perubahan, konsepsi
hak-hak asasi manusia yang terdapat dalam UUD 1945 pasca amandemen
mengalami banyak sekali perubahan dan tambahan, yang tampak mencolok dan
Di dalam UUD 1945 tersebut, terselip konsepsi tanggung jawab negara dalam hak
asasi manusia (state responsibilities), sebagaimana terlihat dalam Pasal 28I ayat
pemerintah dan untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai
dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi
harus dilakukan oleh negara, dalam hal ini pemerintah, untuk melaksanakan
sebagai faktor dasar, yaitu: adanya kewajiban hukum internasional yang masih
berlaku di antara kedua negara yang bersangkutan telah terjadi suatu perbuatan
atau kelalaian yang melanggar kewajiban itu dan mewajibkan negara tersebut
62
R. Herlambang Perdana Wiratraman, Op.Cit, hlm. 9
63
Ibid.
jawab negara telah dipenuhi, maka negara penerima dalam hal ini dapat diminta
Tanggung jawab ini timbul dari setiap kesalahan atau kelalaian yang
dilakukan oleh suatu negara terhadap orang asing di dalam wilayahnya atau
Tanggung jawab ini terjadi jika suatu melanggar perjanjian atau kontrak yang
3. Tanggung jawab atas konsesi. Perjanjian konsesi antara Negara dengan warga
sengketa yang timbul dari perjanjian tersebut dan sengketa yang timbul itu
harus diajukan ke peradilan nasional negara pemberi konsesi dan tunduk pada
64
Mardiyono, Tanggung Jawab Negara Dan Mekanisme Penyelesaian Extrajudicial
Killings 1965, Refleksi Hukum, Vol. 1 No. 1 tahun 2016, hlm 33
pangan dan keamanan pangan, dalam situasi seperti saat ini maka bisa dipastikan
banyak rumah tangga atau masyarakat yang mengalami masalah pangan seperti
yang tercantum dalam dalam UU No 18 tahun 2012, karena itu sudah menjadi
pangan bagi setiap warga negaranya dalam hal ini tentu harus dilakukan oleh
pemerintah.66
jawab negara dapat dilihat dalam alinea ke-IV Pembukaan UUD 1945 yaitu
dan keadilan sosial. Empat tanggung jawab di atas merupakan amanah oleh para
pendiri bangsa bagi para penyelenggaraan negara. Kemudian, telah kita ketahui
65
Widya Krulinasari, Tanggung Jawab Negara Dalam Upaya Pencegahan Global
Warming Akibat Dari Pencemaran Udara Lintas Batas Negara, Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum
Volume 5 No.3, September – Desember 2011,hlm 241
66
Iin Karita Sakharina, Op.Cit, hlm 381
posisi yang prinsipil sebagai pedoman atas tata dan laksana kehidupan
dalam pundak pemerintah. Meski pada saat pandemi COVID-19, negara wajib
dan kesejahteraan masyarakat. Tanggung jawab negara dapat dilihat dalam alinea
ke-IV Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan
Empat tanggung jawab diatas merupakan amanah oleh para pendiri bangsa
bagi para penyelenggaraan negara. Kemudian, telah kita ketahui bersama, bahwa
bukan berdasarkan kekuasaan semata. UUD 1945 memiliki posisi yang prinsipil
sebagai pedoman atas tata dan laksana kehidupan kenegaraan, pemerintahan, dan
67
Fradhana Putra Disantara, Tanggung Jawab Negara Dalam Masa Pandemi Covid-19
Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 6, No 1, September 2020, hlm 51
68
Ibid, hlm 49
telah ditegaskan pada Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi bahwa “Negara
negara harus didasarkan atas instrumen hukum yang bermuara pada tujuan negara,
masyarakat baik dalam kondisi normal maupun tidak normal, seperti halnya pada
69
Ibid
70
Ibid, hlm 52
A. Peraturan Perundang-undangan
undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hokum yang mengikat
secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang
undangan.71
kewajiban untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pangan dan gizi yang
terjangkau dan memadai. Oleh karena itu, pengabaian terhadap pangan dan gizi
ini sendirinya bisa dianggap sebagai pelanggaran hak-hak asasi manusia oleh
negara. Bahkan, ketika hak atas pangan diabaikan secara terus menerus, maka
laten (silent genocide).72Di Indonesia, realisasi hak atas pangan juga merupakan
kewajiban konstitusional negara. Tugas pokok negara sudah jelas telah termaktub
71
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan
72
https://binadesa.org/Loc.Cit
46
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan pada
(DUHAM), Konvenan Internasional tentang hak sipil dan politik serta Konvenan
Internasional tentang hak ekonomi, sosial dan budaya dalam UU Nomor 11 Tahun
2005 dan UU Nomor 12 Tahun 2005, yang mana dalam Pasal 23 ayat (1)
DUHAM menyebutkan “setiap orang berhak atas tingkat hidup yang memadai
untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya, termasuk hak atas
yang diperlukan, dan berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit,
cacat, menjadi janda atau duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang
hak yang ada dalam Kovenan. Segala tindakan yang bersifat retrogresif
dapat dibenarkan dengan acuan keseluruhan hak yang diatur dalam Kovenan dan
dalam konteks bahwa seluruh sumber daya yang tersedia telah dipergunakan.75
semaksimal mungkin sumber daya yang ada. Cara-cara yang digunakan untuk
73
Ibid
74
https:// pedomanbengkulu.com/2020/04/negara-tidak-siap/diakses tanggal 20
November 2020
75
HRI/GEN/l/Rev.7, Komite Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Komentar Umum No. 3
mengenai Sifar-Sifat Kewajjiban Negara, paragraf 9
2 ayat (1), Kovenan yaitu "semua cara yang dianggap layak, termasuk khususnya
yang lain.76
pelanggaran HAM terhadap warga negaranya atau warga negara lain, maupun
yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional
lokal. Selanjutnya ditegaskan bahwa dengan sumber daya alam dan sumber
76
Ibid.
77
Maidah Purwanti dan Widyaiswara, Kewajiban Dan Tanggung Jawab Negara Dalam
Pemenuhan Hak Asasi Manusia, Kementerian Hukum dan HAM, Legal Smart Channel - Artikel
Site (bphn.go.id)/diakses tanggal 21 November 2020, Pukul 21.00 Wib
sendiri merupakan cara yang efektif di saat terjadi kedaduratan bencana seperti
wabah yang dapat menimbulkan dampak dan kerugian besar bagi negara. UU
daerah yang telah dinyatakan sumber wabah, termasuk mengatur pula tentang
adanya perintah untuk melakukan isolasi, karantina wilayah, vaksinasi dan lain
Negara Indonesia
dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak
asasi manusia yang dijamin dalam UUD 1945 sebagai komponen dasar untuk
78
Pocut Eliza, Laporan Akhir Analisis Dan Evaluasi Hukum Dalam Rangka Peningkatan
Kedaulatan Pangan, (Jakarta: Pusat Analisis Dan Evaluasi Hukum Nasional Badan Pembinaan
Hukum Nasional Kementerian Hukum Dan HAM RI Tahun 2016), hlm 18
79
Yusufa Ibnu Sina Setiawan, Penetapan Karantina Wilayah Menurut Pandangan Legal
Positivisme Dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Pandemi Coronavirus Disease
(Covid)-19, Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, 2020, hlm
2
kita betapa pentingnya masalah pangan ditangani dan merupakan tanggung jawab
Pangan dibutuhkan oleh setiap individu, hal ini memacu sebagian besar
dan perkembangan industri barang dan jasa di satu pihak membawa dampak yang
positif, antara lain dapat disebutkan: tersedianya kebutuhan dalam jumlah yang
mencukupi, mutunya yang lebih baik, serta adanya alternatif pilihan bagi
pangan bagi warga negara adalah bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di
dalam UUD 1945. Hal ini berarti ketersediaan bahan pangan harus dapat diakses
bagi warga negara. Tidak hanya sampai pada ketersediaan, jumlah dan kualitas
pangan menjadi kriteria penting untuk jaminan hak tersebut. Pemerintah Indonesia
pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi,
80
Dian Lestari Hura, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Makanan Olahan
Mengandung Bahan Berbahaya Di Jawa Tengah, DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5,
Nomor 4, Tahun 2016, hlm 2
81
Ibid
menjadi persoalan yang masih menghantui bangsa saat ini. Berbagai kebijakan
dibuat oleh PBB pada bulan Desember 1948 dan diratifikasi oleh hampir semua
negara, hak asasi manusia yang sangat mendasar diproklamasikan. UDHR diakui
sebagai standar umum pencapaian untuk semua orang dan semua bangsa dalam
hal hak asasi manusia. UDHR menyebutkan hak atas makanan dalam Pasal 25,
yakni bahwa setiap orang memiliki hak atas standar kehidupan yang memadai
untuk melakukan pekerjaan dari rumah (working for home) dan menjaga jarak
yang baru di hampir semua aspek kehidupan, termasuk perubahan pola rantai
pasok pangan. Sistem atau pola kerja di sektor pangan memang tampaknya
berubah sangat signifikan di tengah pandemi COVID-19 ini, mulai dari proses
82
https:// kedaulatanpangan.org/hak-atas-pangan/diakses tanggal 19 November 2020,
Pukul 21.09 Wib
83
Amalia Zuhra, Op.Cit, hlm 101
84
Fajar B. Hirawan, Kebijakan Pangan di Masa Pandemi COVID-19, CSIS
Commentaries DMRU-048-ID 14 April 2020, hlm 2
tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,
Krisis pangan menjadi salah satu persoalan yang kini dihadapi oleh
terjadinya kedaulatan pangan. krisis beras dijawab dengan impor beras, yang tentu
saja semakin membuat petani kita semakin tak berdaya menghadapi situasi krisis
ini. Disituasi yang lain, lahan-lahan sumber pangan petani semakin terhimpit dan
tambang dan perkebunan besar kelapa sawit. Di tengah situasi sulit ini, kebijakan
Pangan ini masih belum banyak diketahui oleh publik. Padahal, RUU ini akan
pilihan yang dapat mengeluarkan rakyat Indonesia dari ancaman krisis pangan ini
dan sekaligus dapat berdaulat menentukan produksi dan konsumsi pangan negara
sendiri.86
85
https://kabarpublik.id/ 2020/05/06/opini-ketersediaan-pangan-di-tengah-pandemi-
covid-19-refleksi-pemberlakuan-psbb-di-provinsi-gorontalo/diakses tanggal 21 November 2020,
Pulkul 14.02 Wib
86
https://pusaka.or.id/2011/09/ menanti-kedaulatan-pangan/diakses tanggal 21 November
2020. Pukul 20.10 Wib
Hak atas pangan merupakan hak yang melekat pada diri setiap manusia
yang tidak dapat dicabut oleh siapapun. Selanjutnya, United Nations Special
Rapporteur on The Right to Food mendefinisikan hak atas pangan “the right to
to the cultural traditions of the people to which the costumer belongs, and which
ensure a physical and mental, indiviual and collective, fulliling and dignified life
free of fear”. 87
tentunya pemenuhan hak atas pangan bagi masyarakat juga akan sangat besar
ekonomi menengah ke bawah. Hal ini disebabkan karena adanya penutupan besar-
besaran sejumlah toko, pabrik, tempat usaha dan sebagainya yang tentu saja
Pemerintah harus sangat hati-hati mengambil tindakan apa pun agar tidak
87
Dyana Lifiani Patriana Bhakti, Pemenuhan Hak Ekosob Dibidang Pekerjaan, Pangan
Dan Perumahan Bagi Masyarakat Miskin Kelurahan Pucangsawit Kota Surakarta,
88
Iin Karita Sakharina, Op.Cit, hlm 377-378
89
Siti Nurhalimah, Op.Cit, hlm 551
sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 1 angka 2, yaitu hak negara dan bangsa
yang secara mandiri menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas
Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan
kebijakan yang diilakukan oleh negara-negara lain tentu berdampak besar bagi
pada pemenuhan hak atas pangan warga negara. Sebelum ini jumlah orang miskin
yang tercatat dalam Badan Pusat Statistik Nasional adalah mencapai 25,14 juta
Negara Indonesia
sangat jelas diatur dalam konstitusi Negara, yaitu UUD 1945. Didalam UUD 1945
yang telah diamandemen terdapat ketentuan yang tegas dan jelas mengenai hak
90
Iin Karita Sakharina, Loc.Cit
91
Ibid, hlm 370
didalam beberapa pasal didalam UUD 1945 terutama didalam Pasal 28 dalam Bab
mengenai HAM.
manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019.
Covid-19 memiliki penyebaran yang lebih luas dan sangat cepat ke hampir semua
Negara termasuk Indonesia. Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah
distancing dan physical distancing yaitu menjaga jarak minimal satu meter dari
orang lain, dan tidak keluar rumah kecuali ada keperluan mendesak atau stay at
home.92
Meluasnya wabah yang disebabkan oleh virus corona atau disebut dengan
dengan segala sisi menjadi terhenti dan tidak pasti, membuat social shock di
tengah-tengah masyarakat. Keadaan seperti ini, pangan harus tetap dipenuhi dan
tidak bisa ditunda. “Pangan merupakan hak asasi bagi semua warga negara.
Pemenuhan pangan menjadi tanggung jawab negara sebagai bagian dari hak
ekonomi, sosial dan budaya. Pengabaian terhadap hak atas pangan dapat dianggap
92
https://kabarpublik.id/Loc.Cit
sebagai pelanggaran HAM oleh negara. Bahkan apabila hal ini diabaikan dan
berdampak serius maka sama saja dengan silent genocide. Pemenuhan hak atas
pangan harus dilakukan dalam situasi apapun, termasuk saat wabah melanda suatu
negara.93
Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya untuk
menekan meluasnya outbreak virus corona. Kampanye bekerja di rumah saja juga
tanpa resiko, pergerakan masyarakat yang dibatasi dan bahkan terhenti, membuat
agar tahan terhadap tekanan krisis dan memiliki daya pulih yang cepat setelah
wabah berlalu,94
kualitas kehidupan. Contoh standar kumulatif tentang prinsip hidup layak warga
negara. Prinsip hidup layak dapat dikatakan telah terpenuhi jika tersedia dan
tersedia dan terpenuhinya akses kesehatan rakyat. Ketiga poin tersebut wajib
dipenuhi untuk mencapai kehidupan layak yang ideal. Kedudukan standar dalam
93
https://kedaulatanpangan.org/ lumbung-komunitas-menjaga-pangan-tersedia-di-saat-
pandemi-covid-19/diakses tanggal 21 November 2020, Pukul 17.08 Wib
94
Ibid.
Pasal 23 ayat (1) DUHAM menyebutkan: Setiap orang berhak atas tingkat
hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya,
termasuk hak atas pangan, pakaian, perumahan, dan perawatan kesehatan serta
pelayanan sosial yang diperlukan, dan berhak atas jaminan pada saat menganggur,
menderita sakit, cacat, menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan
kekuasaannya.96
menyatakan bahwa negara pihak harus melakukan segala sesuatu yang diperlukan
pangan meliputi:
a. Pengadaan pangan, berupa makanan siap saji dan penyediaan bahan makanan.
95
James Reinaldo Rumpia, Hukum dan Bahasa: Refleksi dan Transformasi Pemenuhan
Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Intera Hukum, Volume 5 Issue 2 (2018), hlm 250
96
https://news.detik.com/ kolom/d-4942715/wabah-corona-dan-tanggung-jawab-
negara/diakses tanggal 21 November 2020, Pukul 20.01 Wib
97
Ibid.
b. Pengadaan segala bentuk suplemen dan vitamin kepada tenaga medis dan
pasien
c. Pengadaan dapur umum, berupa dapur lapangan siap pakai, alat dan bahan
pembuatan dapur umum seperti batu bata, semen, tenda, dan perlengkapan
makan darurat;
darat, air, udara, dan atau pembelian bahan bakar minyak. Sarana transportasi
kejadian, maupun dari dapur umum ke tempat pengungsian dan atau tempat
untuk melakukan pekerjaan dari rumah (working for home) dan menjaga jarak
yang baru di hampir semua aspek kehidupan, termasuk perubahan pola rantai
pasok pangan. Sistem atau pola kerja di sektor pangan memang tampaknya
berubah sangat signifikan di tengah pandemi COVID-19 ini, mulai dari proses
produksi hingga konsumsi, dari hulu hingga hilir. Dari perspektif produksi atau
hulu, para petani dan produsen makanan mulai merasakan perubahan terkait
98
Safrizal, Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid 19 Bagi Pemerintah Daerah
(Jakarta: 2020 Kementerian Dalam Negeri, 2020), hlm 81-82
hukum bagi Indonesia. Hal itu tertuang dalam Pasal 2 Kovenan tersebut, yakni
segera setelah negara pihak melakukan ratifikasi kovenan ini maka negara pihak
Standar pada sisi lain perlu dibangun dalam kerangka relasional, dan
Tantangan yang muncul adalah pada kesesuaian standar dan cara yang
dipergunakan untuk memenuhi hak. Negara tak jarang terjebak pada standar kaku
sesungguhnya.
99
Fajar B. Hirawan, Op.Cit, hlm 2
100
James Reinaldo Rumpia, Loc.Cit
Hak atas pangan yang layak, juga diatur dalam Deklarasi Umum Hak
bahwa: “Everyone has the right to a standard of living adequate for health and
well being of himself and of his family, including food, clothing, housing and
medical care and necessary social services, and the right to security in the event
Universal Hak Asasi Manusia), Pasal 25 ayat (1) bahwa: “Setiap orang berhak
atas taraf hidup yang layak untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan
kebutuhan sosial layanan, dan hak atas keamanan jika terjadi pengangguran, sakit,
cacat, janda, usia tua atau kurangnya mata pencaharian dalam keadaan di luar
kendalinya.101
101
Iin Karita Sakharina, Op.Cit, hlm 376-377
A. Hak Atas Pangan Warga Negara pada Masa Pandemi Virus Corona
pertanian menjadi sorotan karena memiliki kaitan erat dengan ketahanan pangan
nasional. Tentunya pada masa pandemi yang sulit seperti sekarang ini ketahanan
pangan menjadi sesuatu yang harus diupayakan untuk menghindar dari krisis
memenuhi hak asasi setiap warga yang tertuang dalam berbagai instrument hukum
Covid-19 saat ini, pemerintah (pusat dan daerah) tidak sekadar wajib memberikan
102
https://dialeksis.com/dialog/t-saiful-bahri-ketahanan-pangan-di-masa-pandemi/diakses
tanggal 11 November 2020, Pukul 23.01 Wib
103
https://lbhmakassar.org/ publikasi/opini/mengurai-pelanggaran-ham-di-masa-pandemi-
covid-19/diakses tanggal 21 November 2020, Pukul 21. 01 Wib
61
dari hak atas kesehatan namun harus juga menjamin pemenuhan hak asasi lainnya
yang dibutuhkan secara mendasar dan sehari-hari oleh warganya dengan prinsip
bahwa ketahanan pangan rumah tangga disamping faktor ketersediaan dan daya
beli juga ditentukan oleh faktor akses pangan itu sendiri. Ada 4 (empat)
komponen yang harus dipenuhi untuk mencapai kondisi ketahanan pangan yaitu:
yang cukup, baik jumlah dan mutunya, aman, terjangkau dan merata.105
pangan yang berasal dari tanaman, ternak, dan ikan untuk memenuhi kebutuhan
atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi
pertumbuhan kesehatan manusia. Kondisi pangan aman, bebas dari bahan kimia
mudah dijangkau dan diperoleh rumah tangga dengan harga yang juga mudah
terjangkau. Selain itu, terpenuhinya pangan yang tersedia setiap saat dan merata di
Pokok dan Pangan lainnya yang diberikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
meningkatkan akses Pangan bagi masyarakat miskin dan/atau rawan Pangan dan
Gizi, dan kerja sama internasional”. Pasa masa pandemi ini di mana sebagian
masyarakat mengalami kesulitan akan akses terhadap pemenuhan hak atas pangan
sebelumnya, maka Bantuan Pangan terutama bantuan bahan makan pokok, kepada
HAM adalah seperangkat hak-hak dasar yang melekat pada setiap orang.
itu ada ketika manusia ada di muka bumi dan diakui manusia itu sendiri secara
universal, maka karena itu perlu adanya jaminan konstitusional sebagai bentuk
pemerintahan tersebut, tetapi juga semua orang dan warga negara. Namun
demikan, di dalam UUD 1945 sudah ditegaskan bahwa tanggung jawab dalam
107
Iin Karita Sakharina, Op.Cit, hlm 380-381
108
Majda El-Muhtaj, Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia, (Jakarta: Prenada
Media, 2017), hlm. 6.
kaitan yang erat antara HAM dengan konstitusi di mana konstitusi akan
memberikan jaminan atas HAM, sedangkan HAM selalu menjadi materi muatan
konstitusi. Oleh karena itu, konstitusi selalu mengatur masalah HAM di dalamnya
negara dan memberikan tanggung jawab kepada negara dalam pemenuhan atau
pelaksanaannya.110
Hak asasi manusia merupakan hak dasar seluruh umat manusia tanpa ada
perbedaan . Mengingat hak dasar merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha
Esa, maka pengertian hak asasi manusia adalah hak sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa yang melekat pada diri manusia, bersifat kodrati, universal dan abadi,
bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara. Oleh
sebab itu, dalam perspektif pemenuhan hak dasar warga negara atas kesehatan,
109
Hernadi Affandi, Op.Cit, hlm. 223
110
Hernadi Affandi, Tanggung Jawab Negara Dalam Pemenuhan Hak Atas Pendidikan
Menurut Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Jurnal Hukum POSITUM Vol. 1, No. 2, Juni 2017,
hlm 221
111
Satya Arinanto, Indonesia, Hak Asasi Manusia dalam Transaksi Politik di Indonesia
(Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018), hlm 52.
pemerintah terikat tanggung jawab untuk menjamin akses yang memadai bagi
setiap warga negara atas pelayanan kesehatan yang layak dan optimal. Sebagai
upaya untuk menghormati (to respect), melindungi (to protect) dan memenuhi (to
Ekonomi Sosial dan Budaya ini kedalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2005
bersamaan dengan Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik kedalam Undang-
Undang No 12 tahun 2005. Kovenan ini memang sering disebut kovenan kembar,
karena keduanya merupakan dua Instrumen penting dari HAM yang mengikat
secara hukum dan biasa disebut dengan bill of rights, kovenan ini memang
dikeluarkan secara bersamaan oleh Komisi HAM PBB dan di sahkan secara
bersamaan oleh Majelis Umum PBB melalui Resolusi Majleis Umum 2200 (xxi)
tertanggal 16 Desember 19776 dan mulai berlaku pada tanggal 23 Maret 1976. 113
untuk memenuhi, secara singkat berarti negara harus berperan aktif membantu
warganya dalam upaya memenuhi hak atas pangannya, dengan tidak mengurangi
hak atas pangan warganya yang lain. Negara harus memastikan setiap individu
kebutuhan hidupnya, jika hal tersebut tidak dapat dilakukan mereka sendiri.114
Virus Corona
sosial dan perekonomian baik skala individu, rumah tangga, pelaku usaha,
wilayah, negara bahkan skala dunia. Sampai saat ini vaksin atau obat Covid-19
dilakukan.115
guna mencegah penyebaran yang lebih banyak. Hal ini menyebabkan dampak
114
Ibid, hlm 375-376
115
Dishanpangternak/pelayanan keamanan pangan dimasa pandemi covid-19 – dinas
ketahanan pangan dan peternakan (sumutprov.go.id)/diakses tanggal 1 Desember 2020, Pukul
20.29 Wib
dengan mengeluarkan kebijakan keuangan sebagai langkah cepat dan luar biasa
116
Wildan Rahmansyah, Pemetaan Permasalahan Penyaluran Bantuan Sosial Untuk
Penanganan Covid-19 Di Indonesia, hlm 91 http://www.aeaweb.org/jel/guide/jel.php]/diakses
tanggal 1 Desember 2020, Pukul 20.28 Wib
117
Ibid, 91-92
menyatakan bahwa pemerintah tidak sedikit pun melakukan antisipasi dari wabah
yang telah diketahui sejak awal Desember 2019 tersebut. Gerak lambat
pandemi global melalui surat tertanggal 10 Maret 2020 kepada Presiden Republik
pernah terjadi sebelumnya bagi otoritas yang bertanggung jawaba atas sistem
banyak negara, sebagian besar staf otoritas yang berwenang bekerja dari rumah,
teleworking menjadi praktik normal, dan semua pertemuan tatap muka dibatalkan
rutin seperti inspeksi untuk bisnis makanan, sertifikasi ekspor, kontrol produk
118
Siti Nurhalimah, Op.Cit, hlm 545
tentang masalah keamanan pangan dengan publik tanpa ada kendala menjadi
tantangan.119
menjaga kesehatan dan keselamatan para staf sambil memfokuskan kembali upaya
sangat penting bagi keamanan pangan. Sesuai prioritas nasional, beberapa otoritas
program kerja mereka dan terus memberikan layanan penting yang menjaga
Pangan dan Keamanan Pangan, dalam situasi seperti saat ini maka bisa dipastikan
119
WHO, Sistem Pengawasan Keamanan Pangan Nasional dijelaskan dalam Codex
Guidelines for the Validation of Food Safety Control Measures (CAC/GL 69-2008), hlm 1
120
Ibid.
banyak rumah tangga atau masyarakat yang mengalami masalah pangan seperti
yang tercantum dalam dalam UU No 18 tahun 2012, karena itu sudah menjadi
pangan bagi setiap warga negaranya dalam hal ini tentu harus dilakukan oleh
Pemerintah.121
saja memerlukan pasokan pangan yang terus meningkat, sementara itu kapasitas
sektor pertanian, penurunan kesuburan tanah dan perubahan iklim global sehingga
berdampak pula pada pasokan pangan dunia yang semakin langka dan terbatas.
Sejauh ini, masih banyak perbaikan yang perlu pemerintah lakukan untuk
saat ini, pemerintah belum berhasil melakukan ini secara baik. Berbagai media
serta fasilitas medis yang lain. Kedua, pemerintah wajib memastikan bahwa
seluruh layanan dan fasilitas kesehatan dapat diakses oleh semua orang baik dari
pandemi global yang belum ditemukan vaksinnya hingga saat ini, maka
pembiayaan perawatan dan penyembuhan pasien harus ditanggung oleh negara. 123
harus menyeluruh dan menjangkau seluruh wilayah Indonesia, baik yang potensial
terdampak maupun yang telah dinyatakan sebagai zona merah penyebaran virus.
Jakarta memang menjadi episenter (lebih dari 40% kasus ada di sana), namun ada
perawat, obat, alat kesehatan, termasuk alat pelindung diri yang berkualitas perlu
dijaga. Faktanya, puluhan dokter meninggal diduga karena terpapar virus. Situasi
memastikan bahwa layanan dan fasilitas kesehatan diberikan tepat sasaran dan
layanan tes masih terbatas. Kelompok rentan, seperti penyandang disabilitas, juga
semakin terpojokkan.124
kewajiban untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pangan dan gizi yang
terjangkau dan memadai. Oleh karena itu, pengabaian terhadap pangan dan gizi
123
https://theconversation. com/yang-luput-dari-psbb-kewajiban-pemerintah-untuk-
penuhi-hak-kesehatan-warga-136747/diakses tanggal 21 November 2020, Pukul 21. 19 Wib
124
Ibid.
ini sendirinya bisa dianggap sebagai pelanggaran hak-hak asasi manusia oleh
negara.125
untuk mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit dan/atau faktor
kesehatan masyarakat.” Maka dari itu jika ada pemerintah daerah yang merasa
tentunya hal ini inkonstitusional dan perlu adanya konsul dari kepala daerah
125
Iin Karita Sakharina,Op.CIt, hlm 373
BAB V
A. Kesimpulan
1. Tanggung jawab negara atas warga negara, terhadap pemenuhan hak atas
pangan rakyat adalah tanggung jawab negara. Ketahanan pangan hanya bisa
dicapai jika ada kecukupan lahan bagi produksi pangan, distribusi yang baik,
tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik mutu dan
jumlahnya, aman, merata dan terjangkau. Pemenuhan hak atas pangan rakyat
adalah tanggung jawab negara. Ketahanan pangan hanya dapat dicapai apabila
ada kecukupan lahan bagi produksi pangan, distribusi yang baik, produksi
yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik mutu dan
2. Pengaturan dan penjabaran hak atas pangan warga negara, Hak konstitusional
adalah hak warga negara yang dijamin dalam UUD 1945. Hak warga negara
Dalam Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak
3. Hak atas pangan bagi warga negara di masa pandemi virus corona, di masa
B. Saran
mampu khususnya pada masa pandemi secara bertahap hingga warga tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Affandi, Hernadi, Hak Asasi Manusia, Pemerintahan yang Baik, dan Demokrasi
di Indonesia, Bandung: Kancana Salakadomas, 2013.
Fajar, Mukti dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan
Empiris, Cetakan IV, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017.
Garner, Bryan A. . Black’s Law Dictionary, Edisi Kesepuluh, New York: Claitors
Pub Division, 2014.
Karsin, ES. Peranan Pangan dan Gizi dalam Pembangunan dalam Pengantar
Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya, 2004.
Peraturan Perundang-Undangan
Jurnal/Artikel/Skripsi
Adrianus Suyadi , “Krisis Pangan dan Solidaritas”, Kompas No. 43, Th. XLIII,
Sabtu, 14 Juni 2008.
Dedi Afandi, Hak Atas Kesehatan Dalam Perpektif HAM, Jurnal Ilmu
Kedokteran, Jilid 2 Nomor 1 - Maret 2008.
Fradhana Putra Disantara, Tanggung Jawab Negara Dalam Masa Pandemi Covid-
19 Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 6, No 1, September 2020.
Iin Karita Sakharina, Hak Atas Pangan di Masa Pandemi Coronavirus Disease
Covid-19, Jurnal Legislatif, Vol. 3 No. 2 Tahun 2020.
Naya Amin Zaini, Politik Hukum Dan Ham ( Kajian Hukum Terhadap Kewajiban
Pemenuhan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi
Indonesia ), Jurnal Panorama Hukum, Vol. 1 No. 2 Desember 2016.
Pocut Eliza, Laporan Akhir Analisis Dan Evaluasi Hukum Dalam Rangka
Peningkatan Kedaulatan Pangan, (Jakarta: Pusat Analisis Dan Evaluasi
Hukum Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum
Dan HAM RI Tahun 2016).
Siti Nurhalimah, Covid-19 dan Hak Masyarakat atas Kesehatan , Jurnal Sosial
dan Budaya Syar-i. Volume 7 Nomor 6 (2020).
Tri Rini Puji Lestari , Upaya Penerapan Protokol Kesehatan dalam Percepatan
Penanganan Pandemi Covid-19, Parliamentary Review, Vol. II No. 3
(September 2020)
Website
https://kabarpublik.id/2020/05/06/opini-ketersediaan-pangan-di-tengah-pandemi-
covid-19-refleksi-pemberlakuan-psbb-di-provinsi-gorontalo/diakses
tanggal 8 Oktober 2020, Pukul 21.07 Wib
Anururrochman/
https://www.kompasiana.com/00472/5f0c0992d541df563e5c6b84/
ketahanan-pangan -untuk- kesejahteraan-di-masa-pandemi-covid-
19/diakses tanggal 8 Oktober 2020, Pukul 20.01 Wib.
https://www.umy.ac.id/ketahanan-pangan-indonesia-di-masa-
pandemi.html/diakses tanggal 9 Oktober 2020.
Gustiayuoktavianihttps://www.kompasiana.com/9853/5eb28b1ed541df5dd602f26
2/hak-dan-kewajiban-negara-beserta-warga-negara?page=all/diakses
tanggal 1 November 2020. Pukul 20.10 Wib.
https://binadesa.org/kewajiban-negara-dalam-hak-atas-pangan/diakses tanggal 1
November 2020. Pukul 21.06 Wib
https://kabarpublik.id/ 2020/05/06/opini-ketersediaan-pangan-di-tengah-pandemi-
covid-19-refleksi-pemberlakuan-psbb-di-provinsi-gorontalo/diakses
tanggal 21 November 2020, Pulkul 14.02 Wib
https://pusaka.or.id/2011/09/ menanti-kedaulatan-pangan/diakses tanggal 21
November 2020. Pukul 20.10 Wib
https://kedaulatanpangan.org/ lumbung-komunitas-menjaga-pangan-tersedia-di-
saat-pandemi-covid-19/diakses tanggal 21 November 2020, Pukul 17.08
Wib
https://news.detik.com/ kolom/d-4942715/wabah-corona-dan-tanggung-jawab-
negara/diakses tanggal 21 November 2020, Pukul 20.01 Wib
https://dialeksis.com/dialog/t-saiful-bahri-ketahanan-pangan-di-masa-
pandemi/diakses tanggal 11 November 2020, Pukul 23.01 Wib
https://lbhmakassar.org/ publikasi/opini/mengurai-pelanggaran-ham-di-masa-
pandemi-covid-19/diakses tanggal 21 November 2020, Pukul 21. 01 Wib
https://theconversation. com/yang-luput-dari-psbb-kewajiban-pemerintah-untuk-
penuhi-hak-kesehatan-warga-136747/diakses tanggal 21 November 2020,
Pukul 21. 19 Wib
https://www.who.int/docs/default-source/searo/ indonesia/covid19/covid-19-dan-
keamanan-pangan.pdf/diakses tanggal 1 Desember 2020, Pukul 20.21 Wib