Anda di halaman 1dari 5

TUGAS HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA ANALISIS PUTUSAN

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI NEGERI JAKARTA NOMOR:


102/G/LH/2017/PTUN.JKT
Oleh : Wahani Dwicipta Iftitahurohmah (18410586)

Sengketa TUN adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara
orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik
di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha
negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku (Pasal 1 angka 10 Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009).

Berikut adalah analisis yang dibuat sebagai tugas dalam mata kuliah Hukum Acara
Peradilan Tata Usaha Negara dengan mengambil Putusan dari PENGADILAN TINGGI
NEGERI JAKARTA NOMOR: 102/G/LH/2017/PTUN.JKT

1. Analisis terhadap pihak yang bersengketa


“ Sengketa TUN adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara
orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara , baik
di pusat maupun di daerah,…”. Di dalam putusan dari PENGADILAN TINGGI NEGERI
JAKARTA NOMOR: 102/G/LH/2017/PTUN.JKT, pihak-pihak yang bersengketa
adalah sebagai berikut :
Penggugat : PT. MULTAZAM
- Beralamat di Jalan Pengayoman Blok F9 Nomor 6, Makassar
- Diwakili oleh H. Jannuar Irianto (Direktur PT)
- Penggugat didampingi oleh kuasa Hukum atas nama Abdul Malik Karim, S.H.,
M.H. Seorang advokat yang berkantor di kantor advokat Abdul Malik Karim &
Rekan, di jalan Pung Peerumahan Bumi Bung Permai Blok A14/19, Makassar
dengan surat kuasa khusus tertanggal 8 Mei 2017.
MELAWAN
Tergugat : Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
- Beralamat di Gedung Manggala Wanabakti Blok 1 lantai 3, Jalan Jenderal Gatot
Subroto, Jakarta Pusat 10270.
- Tergugat didampingi oleh kuasa hukum yang merupakan Aparatur Sipil Negara
di kementerian Lingkungan Hidup.
Dapat dituliskan bahwa pihak penggugat merupakan sebuah Badan Hukum dengan
nama PT. Multazam, sedangkan Tergugat adalah Pemerintah terkhususnya Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
Berdasarkan teori Hukum Acara Peradilan Tata usaha Negara, Badan Hukum Perdata
yang dapat menjadi Penggugat dalam sengketa TUN harus telah memperoleh ijin
dari Pemerintah. Tentang PT. MULTAZAM :
- PT. MULTAZAM adalah badan hukum yang bergerak di bidang pengumpulan
limbah bahan berbahaya dan beracun;
- Usaha ini telah mendapat izin Pemerintah yaitu Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2013 tentang Izin Pengumpulan
Limbah Berbahaya dan Beracun PT. MULTAZAM;
- Pengangkutan limbah bahan berbahaya dan beracun berdasarkan rekomendasi
pengangkutan limbah bahan berbahaya dan beracun dari Kementerian
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor. B-
14667/Dep.IV/LH/PDAL/12/2014 tanggal 31 Desember 2014.
Sedangkan mengenai badan atau Pejabat TUN adalah Badan atau pejabat yang
melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dalam hal ini Menteri Lingkungan Hidup melaksanakan urusan pemerintahan
berdasar pasal 63 ayat 1 jo pasal 76 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Analisis tentang objek sengketa


“ …. sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara…”. Di dalam putusan
dari PENGADILAN TINGGI NEGERI JAKARTA NOMOR: 102/G/LH/2017/PTUN.JKT, di
temukan fakta sebagai berikut :
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia mengeluarkan
keputusan dengan Nomor SK. 498/Menlhk-PHLHK/PPSA.PHLHK.0/02/2017
TENTANG PENERAPAN SANKSI ADMINISTRATIF PAKSAAN PEMERINTAH
KEPADA PT. MULTAZAM
Berdasarkan fakta di atas objek sengketa TUN ini berupa KTUN yang dikeluarkan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dengan Nomor SK.
498/Menlhk-PHLHK/PPSA.PHLHK.0/02/2017 TENTANG PENERAPAN SANKSI
ADMINISTRATIF PAKSAAN PEMERINTAH KEPADA PT. MULTAZAM.
Yang dimaksud dengan KTUN adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara
yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret,
individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan
hukum perdata (Pasal 1 angka 9 Undang-undang Nomor 51 tahun 2009)
Dapat dijabarkan analisis unsur-unsur KTUN ini adalah sebagai berikut :
1. Tertulis
KTUN ini tertulis dalam SK. 498/Menlhk-PHLHK/PPSA.PHLHK.0/02/2017
TENTANG PENERAPAN SANKSI ADMINISTRATIF PAKSAAN PEMERINTAH
KEPADA PT. MULTAZAM
2. Dikeluarkan oleh badan/ Pejabat TUN
KTUN ini dikeluarkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia
3. Tindakan hukum TUN
KTUN berisi tindakan hukum berupa penerapan sanksi administratif paksaan
pemerintah
4. Berdasarkan Peraturan perundang-undangan
KTUN dikeluarkan dengan berdasar pasal 63 ayat 1 jo pasal 76 ayat 1 Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun
2013 tentang Pedoman Penerapan Sanksi Administratif di Bidang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
5. Bersifat konkret, individual, dan final
Bersifat konkret : objek yang diputuskan dalam KTUN berupa penghentian badan
usaha yang bergerak di bidang pengumpulan limbah bahan berbahaya dan
beracun bukanlah objek abstrak melainkan berwujud.
Bersifat individual : KTUN tidak ditujukan untuk umum, KTUN ditujukan untuk PT.
MULTAZAM
Bersifat final : Keputusan sudah definitif dan tidak memerlukan persetujuan dari
pihak lain karenanya KTUN ini menimbulkan akibat hukum.
6. Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata
Akibat KTUN yang dikeluarkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia, PT. MULTAZAM mengalami.
Berdasarkan hal ini, mengenai objek sengketa merupakan kewenangan absolut dari
PTUN untuk memeriksa dan mengadili perkara ini.

3. analisis kompetensi relative


Dalam Pasal 54 UU No. 5 Tahun 1986 UU No. 9 Tahun 2004 diatur sebagai berikut :
Gugatan sengketa tata usaha negara diajukan kepada Pengadilan yang berwenang
yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan tergugat.
Dalam hal ini penggugat mengajukan gugatan ke PTUN Jakarta. Hal ini telah sesuai
karena kedudukan tergugat yang beralamat Gedung Manggala Wanabakti Blok 1
lantai 3, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat 10270.

4. analisis upaya administratif


Upaya administrative adalah suatu prosedur penyelesaian sengketa TUN yang dapat
ditempuh seseorang atau Badan Hukum Perdata atas dikeluarkannya KTUN yang
dilaksanakan dalam lingkungan administrasi. Pasal 1 angka 16 Undang-undang
administrasi pemerintahan menyatakan “ upaya administrative adalah proses
penyelesaian sengketa yang dilalakukan dalam lingkungan administrasi pemerintahan
sebagai akibat dikeluarkannya keputusan dan/atau tindakan yang merugikan.
Setiap sengketa yang terkualifikasi sebgai sengketa TUN diselesaikan di Pengadilan
TUN diawali dengan mengajukan gugatan (Pasal 53 ayat 1 Undang-undang PTUN).
Namun, beradsarkan Pasal 48 Undang-undang PTUN jika peraturan dasarnya
menentukan suatu mekanisme dalam penyelesaian sengketa TUN maka harus
ditempuh terlebih dahulu upaya administrative.
Penggugat dalam putusan ini mengajukan gugatan tanggal 12 Mei 2017 ke PTUN
Jakarta dan didaftarkan di kepaniteraan PTUN Jakarta tanggal 12 Mei 2017 dan
diperbaiki pada tahap pemeriksaan persiapan tanggal 16 Juni 2017. Tidak terlihat
adanya upaya administrasi yang dilakukan oleh penggugat sebelum mengajukan
gugatan ke PTUN.
Berdasrkan pasal 84 UUPLH penyelesaian lingkungan hidup lebih menekankan
penyelesaian sengketa diluar pengadilan. Proses penyelesaian melalui pengadilan
hanya dapat dilakukan jika proses penyelsain sengketa di luar pengadilan tidak berhasil
menyelesaikan sengketa.
5. analisis sah tidaknya waktu mengajukan gugatan
Penggugat mengajukan gugatan pada tanggal 12 Mei 2017 yang didaftarkan di
kepaniteraan PTUN Jakarta pada tanggal 12 Mei 2017 yang kemudian diperbaiki pada
tahap pemeriksaan persiapan pada tanggal 16 Juni 2017
Berdasarkan ketentuan Pasal 55 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang PTUN
yang menyatakan bahwa Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu
sembilan puluh hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.
KTUN dikeluarkan pada tanggal 16 Februari 2017 dan penggugat mengajukan gugatan
pada tanggal 12 Mei 2017 artinya gugatan dapat diajukan karena gugatan yang
didaftarkan ke PTUN Jakarta belum lewat tenggang waktu 90 hari.

Anda mungkin juga menyukai