Kepada Yth
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Nomor 12/G/2022/PTUN.SBY
Di
Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya
Kepada Yth :
Di
Surabaya
Dengan hormat,
Untuk dan atas nama Penggugat kami menyampaikan Tanggapan atas Jawaban/Eksepsi yang
diajukan oleh Tergugat yang dalam hal ini diwakili kuasanya dkk., yang disampaikan dalam
persidangan tertanggal 20 Juni 2022, sebagai berikut :
Dalam Eksepsi:
1. Bahwa, Pihak para penggugat dengan tegas menolak dalil-dalil tergugat yang tidak memiliki
dasar sama sekali sebagaimana yang diuraikan dalam jawabannya kecuali yang diakui
kebenarannya.
2. Bahwa, ternyata tergugat tidak cermat dalam mempelajari isi dan maksud gugatan penggugat
sehingga telah salah dalam memahami pokok gugatan dalam perkara ini; dan
3. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 4 UU No. 5 tahun 1986 Jo UU No. 9 tahun 2004 Jo UU
No. 51 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua UU No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara : “Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi
rakyat pencari keadilan terhadap sengketa Tata Usaha Negara”;
4. Bahwa, berdasarkan Undang Undang No. 5 tahun 1960 tentang Dasar-Dasar Pokok Agraria
dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran tanah, atas tindakan Kantor
Pertanahan Kota Blitar yang menerbitkan Sertifikat Hak Milik a quo, para para pengggat
berpendapat hal tersebut bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut.
5. Bahwa berdasarkan Tenggang Waktu Pengajuan Gugatan mengikuti pasal 55 Putusan Nomor
134K/TUN/2007 Jo Putusan Nomor 06 PK/TUN/2008 tanggal 5 Mei 2008, sebagai berikut ;
"Kelalaian pejabat TUN didalam pengiriman Keputusan TUN kepada si penerima, yang
menyebabkan tenggang waktu pengajuan gugatan ke Pengadilan bergeser, merupakan
kesalahan pihak administrasi, sehingga tidak dapat menjadi beban yang merugikan hak
Penggugat sebagai pencari keadilan. (Keputusan TUN diterima Penggugat pada saat
pemeriksaan persiapan sehingga penghitungan tenggang waktu harus dihitung sejak pada saat
pemeriksaan persiapan)”.
Pihak pengggat juga mengajukan Surat Keberatan pada tanggal 30 Mei 2022 atas diterbitkannya
SHM No. 182/Blitar Surat Ukur Nomor 70/1992 a.n ABDUL SYUKUR kepada Kepala Kantor
Pertanahan Kota Blitar dan telah diterima pada tanggal 31 Mei 2022. Namun hingga 10
(sepuluh) hari surat diterima tidak ada jawaban atau keputusan yang dikeluarkan oleh Kepala
Kantor Pertanahan Kota Blitar mengenai surat keberatan yang diajukan oleh pihak penggugat
tersebut;
1. Bahwa, penggugat tetap pada dalil-dalil gugatannya dan memohon pula apa yang terurai
dalam gugatan maupun eksepsi mengenai hal itu tetap dianggap diulang dan terulang kembali
dalam replik ini;
2. Bahwa, penggugat dengan tegas menolak dalil-dalil jawaban tergugat selama hal tersebut
bertentangan dengan dalil-dalil penggugat serta tidak diakui secara tegas tentang kebenarannya;
3. Bahwa dalam hal ini Tergugat semata-mata hanya melihat hak/kewenangannya sebagai
Kepala Kantor Pertanahan Kota Blitar.
Atas uraian-uraian diatas, maka dengan ini Tergugat mohon kepada majelis hakim untuk dapat
memutus perkara ini sebagai berikut :
Dalam Eksepsi
2. Segaa hal yang termuat dalam eksepsi diatas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dalam pokok perkara ini.
3. Dengan tidak dibantahnya dalil gugatan Penggugat lainnya, maka menurut hukum pembuktian
sepanjang terkait dengan dalil yang tidak dibantah tersebut merupakan suatu Pengakuan yang
dibenarkan oleh pihak Tergugat, sehingga dalil-dalil yang tidak dibantah tersebut telah terbukti
dengan sempurna.
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (et aequo et bono).
Hormat Kami,
Antara :
Hilal Fajri, S.H
Kuasa Hukum Kepala Kantor Pertanahan Kota Blitar
(Selaku Tergugat)
Lawan
Muhammad Dani Arifianda SH,. MH.
Kuasa Hukum Faiz Imron, Rafly Ahmad, dan Riska Dwiky
(Selaku Penggugat)
Dengan hormat,
Untuk dan atas nama serta guna kepentingan hukum Kepala Kantor Pertanahan Kota Blitar
selaku TERGUGAT, berdasarkan Surat Kuasa Khusus No 07/600.72.71/I/2022 tanggal 14 Juni
2022 Saya yang namanya tersebut dibawah ini:
Adalah Kepala Seksi Sengketa, Konflik, dan Perkara Kantor Pertanahan Kota Blitar,
Kewarganegaraan Indonesia, NIP: 201011217198203100, kedudukan Jl. Bengawan Solo I/ 1
Kota Malang, Jawa Timur dengan ini menyampaikan jawaban sebagai berikut :
I. DALAM EKSEPSI :
1. Bahwa Tergugat dengan tegas menolak dalil-dalil Penggugat ;
2. Bahwa Penggugat dalam mengajukan gugatan pada pokoknya selalu
mempermasalahkan hak kepemilikannya yang dilanggar, bukan tentang proses
penerbitan Keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan oleh Tergugat berupa a
Setifikat Hak Milik (SHM) No. 182/Blitar & Surat Ukur Nomor 70/2003, luas 4000
M2 a.n Abdul Syukur, dalam hal ini Tergugat menilai bahwa perkara a quo adalah
gugatan perdata sehingga Pengadilan Tata Usaha Negara Tidak berkompeten dan tidak
berwenang untuk mengadili Perkara A quo. ;
3. Bahwa dalam penerbitan Setifikat Hak Milik (SHM) No. 182/Blitar tertanggal 01
Januari 2013. Tergugat telah memperhatikan Asas-Asas Pemerintahan yang Baik
yakni asas kepastian hukum, asas fairplay, asas keseimbangan, bertindak cermat /
Tertib dalam Penyelenggaraan Negara dan lain lain. ;
4. Bahwa mempertegas penerbitan Setifikat Hak Milik (SHM) No. 182/Blitar tertanggal
1 Januari 2003 atas nama Abdul Syukur. seharusnya dibuktikan keabsahannya melalui
peradilan perdata, maka bukan objek gugatan Tata Usaha Negara sebagaimana Pasal 1
angka 1 dan 4 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara, dimana tugas dan fungsi administrasi pertanahan telah dilakukan secara
prosedur sebagaimana diatur dalam ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah. ;
5. Bahwa Dalil daripada Tergugat tersebut didukung dengan Yurisprudensi Mahkamah
Agung Nomor 88 K/TUN/1993 tanggal 7 September 1994 yang berbunyi: "Meskipun
sengketa ini terjadi akibat adanya surat keputusan pejabat, tetapi jika dalam perkara
tersebut menyangkut pembuktian hak kepemilikan atas tanah, maka gugatan atas
sengketa tersebut diajukan terlebih dahulu ke Pengadilan Umum karena sudah
merupakan sengketa perdata" Dan juga Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor
22K / TUN/1998 tanggal 28 Februari 2001 yang berbunyi: "Keputusan Tata Usaha
Negara yang berkaitan dengan kepemilikan tanah tidak termasuk wewenang Peradilan
Tata Usaha Negara, melainkan wewenang Peradilan Umum dengan melibatkan semua
pihak yang berkepentingan". ;
6. Bahwa jangka waktu pengajuan gugatan Penggugat sangat tidak berdasar sama sekali
karena tidak sesuai dengan fakta hukum. Oleh karena itu, maka apa yang dijadikan
dasar Penggugat bahwa gugatan yang diajukannya menyebutkan kapan saja bisa
mengajukan gugatan selama ada kepentingannya dirugikan (SEMA Nomor 2/1991)
adalah tidak benar dan tidak berdasar, karena pada pasal 55 UU PTUN sesungguhnya
pernah diputus MK, yang pada intinya menyatakan tenggang waktu 90 hari telah
memberikan kepastian hukum. Oleh karena itu, batasan tenggang waktu, baik di
PTUN, MK, maupun PN bersifat mutlak. Pengajuan gugatan yang terlewat dinyatakan
tidak dapat diterima sehingga dalil Penggugat haruslah dinyatakan tidak dapat diterima
karena adanya penentuan 90 hari dalam pengajuan gugatan di pengadilan tata usaha
negara merupakan pilihan kebijakan hukum terbuka pembentuk undang-undang yang
berlaku bagi semua warga negara Indonesia.
II. DALAM POKOK PERKARA :
Maka berdasarkan segala alasan yang dikemukakan diatas, Tergugat mohon kepada Majelis
Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya agar berkenan memutuskan sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI
Hormat Kami,
Kuasa Hukum Tergugat