Anda di halaman 1dari 8

Lex Crimen Vol. V/No.

4/Apr-Jun/2016

TINJAUAN YURIDIS TENTANG SAH ATAU mengatur dan menjalankan urusan


TIDAKNYA SUATU KEPUTUSAN ADMINISTRASI pemerintahan dan kemasyarakatan, seperti
PEMERINTAHAN (BESCHIKKING)1 peraturan perundang-undangan, keputusan-
Oleh : Samgeri Ezra Repi2 keputusan, peraturan kebijakan, perizinan,
instrumen hukum keperdataan, dan
ABSTRAK sebagainya. Salah satu tolak ukur untuk menilai
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk apakah tindakan pemerintah itu sejalan dengan
mengetahui bagaimana syarat-syarat tentang negara hukum atau tidak adalah dengan
sah atau tidaknya suatu keputusan Administrasi menggunakan asas-asas umum pemerintahan
Pemerintahan (Beschikking) dan bagaimana yang baik.3
penyelesaian sengketa suatu keputusan Pasal 1 angka 7 Undang-undang nomor 30
Administrasi Pemerintahan. Dengan Tahun 2014 Tentang Administrasi
menggunakan metode penelitian yuridis Pemerintahan, merumuskan :
normatif disimpulkan: 1. Setiap Keputusan Keputusan Administrasi Pemerintahan yang
Administrasi Pemerintahan/Tata Usaha Negara, juga disebut Keputusan Tata Usaha
selalu dianggap sah dan benar serta harus Negara atau keputusan Administrasi Negara
dijalankan apabila belum ada penetapan yang selanjutnya disebut Keputusan adalah
pengadilan yang menyatakan bahwa Keputusan ketetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
Administrasi Pemerintahan/Tata Usaha Negara Badan dan/atau Pejabat
tersebut tidak sah.Keputusan Administrasi Pemerintahan dalam penyelenggaraan
Pemerintahan/Tata Usaha Negara yang pemerintahan.
dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Pasal 1 angka (9) Undang-undang Republik
Usaha Negara harus senantiasa berdasarkan Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang
ketentuan peraturan perundang-undangan dan perubahan kedua Undang-undang Republik
asas-asas umum pemerintahan yang baik. 2. Indonesia Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Dalam setiap sengketa, perlu adanya suatu Peradilan Tata Usaha Negara, merumuskan:
penyelesaian terhadap sengketa tersebut agar Keputusan Tata Usaha Negara adalah
supaya terjamin kepastian hukum dan rasa penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
keadilan. Penyelesaian sengketa Administrasi Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
Pemerintahan/Tata Usaha Negara, dapat yang berisi tindakan hukum Tata Usaha
dilakukan dengan Upaya Administratif, Negara berdasarkan perundang-
Gugatan, dan Perdamaian. undangan yang berlaku yang bersifat
Kata kunci: Sah atau tidaknya, Keputusan konkrit,individual, final dan tindakan yang
Administrasi Pemerintahan menimbulkan akibat hukum bagi seseorang
atau badan hukum perdata.
PENDAHULUAN Perumusan ini mengandung arti bahwa
A. Latar Belakang Masalah suatu Keputusan Tata Usaha Negara, yang
Dalam menjalankan tugas-tugas memenuhi unsur-unsur tersebutlah sebagai
pemerintahan, pemerintah atau administrasi syarat formal (kumulatif) yang dapat
negara melakukan berbagai tindakan hukum, dimohonkan penyelesaiannya di Peradilan Tata
dengan menggunakan sarana atau instrumen Usaha Negara.Yang dipersamakan dengan
seperti alat tulis-menulis, sarana transportasi Keputusan Tata Usaha Negara yaitu Keputusan
dan komunikasi, gedung-gedung perkantoran, Tata Usaha Negara yang tidak ada wujudnya
dan lain-lain, yang terhimpun dalam publiek tetapi merupakan suatu sikap diam atau tidak
domain atau kepunyaan publik. Disamping itu, mengeluarkan keputusan yang telah
pemerintah juga menggunakan berbagai dimohonkan kepadanya sedangkan hal itu
instrumen yuridis dalam menjalankan kegiatan menjadi kewajibannya. Terhadap sikap badan
atau pejabat Tata Usaha Negara tersebut dapat
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Henry R. Ch.
dijadikan objek gugatan diperadilan Tata Usaha
Memah, SH, MH; Audi H. Pondaag, SH, MH
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM.
3
120711625 Ridwan HR, Op-Cit, hal. 125

52
Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016

Negara sebagaimana dalam pasal 3 Undang-


Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun C. Metode Penelitian
1986.4 Oleh karena ruang lingkup penelitian ini
Dengan demikian kompetensi Peradilan Tata adalah pada disiplin ilmu hukum, maka
Usaha Negara mempunyai ciri-ciri: penelitian ini merupakan bagian dari penelitian
1. Yang bersengketa adalah orang atau badan hukum kepustakaan yakni dengan “cara
hukum perdata dengan Badan atauPejabat meneliti bahan pustaka” atau yang dinamakan
Tata Usaha Negara. penelitian hukum normatif.6
2. Objek sengketa adalah Keputusan Tata
Usaha Negara berupa penetapan tertulis, PEMBAHASAN
termasuk yang dipersamakan dengan A. Syarat-Syarat Tentang Sah Atau Tidaknya
keputusan Tata Usaha Negara, yang Suatu Keputusan Administrasi
dikeluarkan oleh badan atau pejabat Tata Pemerintahan (Beschikking)
Usaha Negara. Didalam membuat suatu keputusan
3. keputusan yang dijadikan objek sengketa (beschikking), pemerintah harus
bersifat konkrit, individual, final, memperhatikan ketentuan-ketentuan atau
yangmenimbulkan akibat hukum bagi syarat-syarat tertentu. Apabila syarat-syarat
seseorang atau badan hukum perdata. tertentu dimaksud tidak dipenuhi berakibat
4. bukan merupakan keputusan-keputusan keputusan yang dibuat tidak sah. Keputusan
sebagaimana diatur dalam pasal 2 dan 49 yang dibuat pemerintah adalah merupakan
Undang-Undang Republik Indonesia tindakan hukum publik yang memiliki akibat
Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan hukum, oleh karena itu tidak sahnya suatu
Tata Usaha Negara.5 keputusan yang dibuat pemerintah akan berkait
Dalam kenyataan sehari-hari, masih ada dengan tidak sahnya tindak pemerintahan.
keputusan-keputusan Badan atau Pejabat TUN Dengan kata lain apabila syarat-syarat
yang disengketakan dengan dasar baik pembuatan keputusan tidak diperhatikan, maka
bertentangan dengan peraturan perundang- akan memungkinkan adanya kekurangan,
undangan yang berlaku, maupun bertentangan sehingga berakibat tidak sahya keputusan.7
dengan asas-asas umum pemeintahan yang
baik. 1. Keabsahan Keputusan dan Tindakan
Hal tersebut dapat menjelaskan bahwa Pemerintah
Keputusan Tata Usaha Negara masih seringkali Didalam lapangan hukum administrasi istilah
disengketakan, baik karena bertentangan keabsahan merupakan terjemahan dari istilah
dengan peraturan perundang-undangan dan hukum belanda rechtmatig, sedangkan
asas umum pemerintahan yang baik. Dalam hal perbuatan melanggar hukum merupakan
ini, maka penulis tertarik mengkaji mengenai terjemahan dari istilah onrechtmatig yang
“Tinjauan Yuridis Tentang Sah Atau Tidaknya merupakan istilah dalam lapangan hukum
Suatu Keputusan Administrasi Pemerintahan perdata. Dalam lapangan hukum perdata sudah
(Beschikking)” sebagai tugas akhir dalam lazim digunakan istilah perbuatan melanggar
bentuk Skripsi untuk mendapatkan gelar hukum, namun demikan penggunaan istilah
Sarjana Hukum di Universitas Sam Ratulangi dalam lapangan hukum pemerintahan
Manado. hendaknya dibedakan, karena itu penggunaan
istilah onrechtmatig dalam bahasa hukum
B. Perumusan Masalah terutama dalam lapangan hukum
1. Bagaimana syarat-syarat tentang sah pemerintahan lebih tepat diartikan dengan
atau tidaknya suatu keputusan cacat yuridis, sehingga memaknai keputusan
Administrasi Pemerintahan(Beschikking)? Tata Usaha Negara yang onrechmatig diartikan
2. Bagaimana penyelesaian sengketa suatu
keputusan Administrasi Pemerintahan?
6
SoerjonoSoekanto& Sri Maudji, Penelitian Hukum
4
Ibid Normatif, Rajawali Jakarta. 1985, hal. 14.
5 7
Ibid Sadjijono, Op-Cit, hal. 95.

53
Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016

sebagai keputusan Tata Usaha Negara yang dengan cara dibuatnya keputusan harus
cacat yuridis.8 dipenuhi.
Seorang raja atau penguasa yang f. Keputusan harus diberi bentuk yang
“bijaksana” adalah yang memiliki baik sifat-sifat ditentukan.
yang berdasarkan pada kebijakan maupun g. Syarat-syarat yang ditentukan
kebajikan atau dengan kata lain ia telah banyak berhubungdengan dilakukannya
menjelmakan kebijaksanaan dalam bentuk keputusan harus dipenuhi.
kebijakan dan kebajikan.9 Berdasarkan hal h. Jangka waktu yang ditentukan antara
tersebut, penulis berpendapat bahwa Badan timbulnya hal-hal yang menyebabkan
atau Pejabat Tata Usaha Negara harus selalu dibuatnya keputusan dan diumumkannya
bijaksana dalam mengeluarkan Keputusan Tata keputusan itu tidak boleh dilewati.10
Usaha Negara, agar tidak menimbulkan cacat Penulis berpendapat bahwa, baik syarat-
yuridis. syarat materil maupun syarat-syarat formil
Dalam tindakan hukum administrasi dianut harus senantiasa dipenuhi oleh Badan atau
asas presumtio justae cause yang maksudnya Pejabat Tata Usaha Negara untuk sahnya suatu
bahwa suatu keputusan Tata Usaha Negara Keputusan Tata Usaha Negara dan tidak
harus selalu dianggap benar dan dapat merugikan seseorang atau badan hukum
dilaksanakan, sepanjang hakim belum perdata yang dituju oleh keputusan tersebut.
membuktikan sebaliknya.Badan peradilan yang
diberi wewenang oleh undang-undang untuk B. Penyelesaian Sengketa Suatu Keputusan
menyatakan batal atau tidak sah keputusan Administrasi Pemerintahan
Tata Usaha Negara adalah Peradilan Tata Usaha Setiap keputusan Tata Usaha Negara rentan
Negara berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 menimbulkan sengketa antara pejabat Tata
Tahun 1986 Jo. Undang-Undang Nomor 9 Usaha Negara dengan individu atau badan
Tahun 2004 Jo. Undang-Undang Nomor 51 hukum perdata. Dalam setiap sengketa, perlu
Tahun 2009. adanya suatu penyelesaian terhadap sengketa
Bahwa secara umum syarat-syarat untuk tersebut agar supaya terjamin kepastian hukum
sahnya suatu keputusan Tata Usaha Negara dan rasa keadilan. Dalam hal penyelesaian
adalah sebagai berikut: sengketa suatu Keputusan Administrasi
Syarat materil: Pemerintahan/Tata Usaha Negara, sudah diatur
a. Keputusan harus dibuat oleh alat negara lewat ketentuan peraturan perundang-
(organ) yang berwenang. undangan yang berlaku baik ketentuan materil
b. Karena keputusan itu suatu pernyataan dan ketentuan formilnya.
kehendak (wilsverklaring) maka Sebelum suatu keputusan mempunyai
pembentukan kehendak itu tidak boleh ketetapan hukum mutlak harus diadakan
memuat kekurangan yuridis.Keputusan pengumuman terlebih dahulu, atau
harus diberi bentuk (vorm) yang yangbersangkutan harus diberi kesempatan
ditetapkan peraturan dasarnya dan membela ataupun didengar keterangan
pembuatnya harus memperhatikan cara terlebih dahulu.11
(prosedur) membuat keputusan itu, 1. Upaya Administratif
bilamana hal ini ditetapkan dengan tegas Upaya administratif adalah seperti yang
dalam peraturan dasar tersebut. disebutkan dalam penjelasan Pasal 48 ayat (1)
c. Isi dan tujuan keputusan harus sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986, yaitu
dengan isi dan tujuan peraturan dasar. suatu prosedur yang dapat ditempuh oleh
d. Syarat formil: seseorang atau badan hukum perdata apabila
e. Syarat-syarat yang ditentukan ia tidak puas terhadap suatu Keputusan Tata
berhubungan dengan persiapan Usaha Negara.
dibuatnya keputusan dan berhubungan

8 10
Ibid. hal. 96. Titik Triwulan T, Ismu Gunadi Widodo,Op-Cit, hal. 323.
9 11
Willy DS Voll,Dasar-Dasar Ilmu Hukum Administrasi R.Soegijatno Tjakranegara,Hukum Acara Peradilan Tata
Negara, Sinar Grafika, 2013, hal. 133. Usaha Negara Di Indonesia, Sinar Grafika, 2002, hal. 14.

54
Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016

(1) Dalam hal suatu Badan atau Pejabat Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
Tata Usaha Negara diberi wewenang yang mengeluarkan Keputusan Tata
oleh atau berdasarkan peraturan Usaha Negara yang dimaksud.
perundang-undangan untuk Contoh yaitu prosedur yang dapat
menyelesaikan secara administratif ditempuh oleh Pegawai Negeri Sipil
sengketa Tata Usaha Negara tertentu, yang merasa nomor urutnya dalam
maka sengketa Tata Usaha Negara Daftar Urut Kepangkatan tidak tepat,
tersebut harus diselesaikan melalui yaitu dengan mengajukan permohonan
upaya administratif yang tersedia; kepada Pejabat Pembuat Daftar Urut
(2) Pengadilan baru berwenang memeriksa Kepangkatan agar nomor urutnya
dan menyelesaikan sengketa Tata tersebut dapat diperiksa kembali.12
Usaha Negara sebagaimana dimaksud b. Banding administratif, yaitu prosedur
dalam ayat (1), jika seluruh upaya yang dapat ditempuh oleh seseorang
administratif yang bersangkutan telah atau badan hukum perdata yang tidak
digunakan. puas terhadap Keputusan Tata Usaha
Dari ketentuan yang terdapat dalam Pasal Negara, yang penyelesaian sengketa
48 tersebut, dapat diketahui adanya beberapa Tata Usaha Negara sebagai akibat
petunjuk sebagai berikut. dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha
a. Upaya administratif sebagai penyelesaian Negara tersebut, dilakukan oleh atasan
sengketa Tata Usaha Negara yang sudah dari Badan atau Pejabat Tata Usaha
ada tetap dipertahankan bahkan kini Negara yang mengeluarkan Keputusan
terbuka kemungkinan untuk mengajukan Tata Usaha Negara atau instansi lain
lebih lanjut ke pengadilan dilingkungan dari Badan atau Pejabat Tata Usaha
Peradilan Tata Usaha Negara. Negara yang mengeluarkan Keputusan
b. Dengan dipergunakan kalimat “sengketa Tata Usaha Negara.
Tata Usaha Negara tertentu” maka Contoh yaitu, prosedur yang ditempuh
penyelesaian sengketa Tata Usaha oleh Pegawai Negeri Sipil dengan
Negara melalui upaya administratif tidak mengajukan permohonan kepada
berlaku untuk semua sengketa Tata atasan Pejabat Pembuat Daftar Urut
Usaha Negara, tetapi hanya sengketa Kepangkatan agar nomor urutnya
Tata Usaha Negara yang penyelesaiannya dalam Daftar Urut Kepangkatan
tersedia upaya administratif saja. diperiksa kembali.13 Karena merasa
c. Pengadilan dilingkungan Peradilan Tata tidak puas terhadap penolakan
Usaha Negara baru mempunyai permohonan dari Pembuat Daftar Urut
wewenang untuk memeriksa, memutus Kepangkatan.
dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Jika orang atau badan hukum perdata masih
Negara yang tersedia upaya belum puas terhadap keputusan dari upaya
administratif, jika seluruh upaya administratif, Undang-Undang Nomor 5 Tahun
administratif tersebut telah digunakan 1986 jo. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004
dan mendapat keputusan. jo. Undang-Unang Nomor 51 Tahun 2009
Dari penjelasan Pasal 48 ayat (1) Undang- memberikan petunjuk sebagaimana dalam
Undang Nomor 5 Tahun 1986, dapat diketahui Pasal 51 yang secara terbatas menentukan:
bentuk dari upaya administratif dapat berupa: ayat (3): Pengadilan Tinggi Tata Usaha
a. Keberatan, yaitu prosedur yang dapat Negara bertugas dan berwenang memutus
ditempuh oleh seseorang atau badan dan menyelesaikan ditingkat pertama
hukum perdata yang tidak puas sengketa Tata Usaha Negara sebagaimana
terhadap Keputusan Tata Usaha maksud Pasal 48.
Negara, yang penyelesaian sengketa
Tata Usaha Negara sebagai akibat 12
Pasal 9 ayat (1)Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun
dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha 1979 tentang Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri
Negara tersebut dilakukan sendiri oleh Sipil.
13
Ibid, pasal 11 ayat (1).

55
Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016

ayat (4): Terhadap putusan Pengadilan 2. Gugatan


Tinggi Tata Usaha Negara sebagaimana Selain upaya administratif, penyelesaian
dimaksud dalam ayat (3) dapat diajukan sengketa Tata Usaha Negara dapat dilakukan
permohonan kasasi. melalui gugatan. Penyelesaian sengketa melalui
Mahkamah Agung telah mengeluarkan upaya administratif lebih sedikit jika
petunjuk pelaksanaan beberapa ketentuan dibandingkan dengan penyelesaian sengketa
dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 melalui gugatan. Karena penyelesaian sengketa
yang ada dalam Surat Edaran Mahkamah Agung melalui upaya administratif hanya terbatas
Nomor 2 Tahun 199114 yaitu: pada beberapa sengketa Tata Usaha Negara
a. jika dalam peraturan perundang- saja.
undangan yang menjadi dasar Seseorang atau badan hukum perdata yang
dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu
Negara yang mengakibatkan terjadinya Keputusan Tata Usaha Negara dapat
sengketa Tata Usaha Negara, maka upaya mengajukan gugatan tertulis kepada
administratif yang tersedia adalah Pengadilan yang berwenang berisi tuntutan
keberatan, maka penyelesaian agar Keputusan Tata Usaha Negara yang
selanjutnya adalah dengan mengajukan disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak
gugatan ke Pengadilan Tata Usaha sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti
Negara; rugi/atau rehabilitasi.16
b. jika dalam peraturan perundang- Pasal 56 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
undangan yang menjadi dasar 1986 menyatakan:
dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha (1) Gugatan harus memuat:
Negara yang mengakibatkan terjadinya a. nama, kewarganegaraan, tempat tinggal,
sengketa Tata Usaha Negara, upaya dan pekerjaan penggugat, atau kuasanya;
administratif yang tersedia adalah b. nama, jabatan, dan tempat kedudukan
banding administratif atau keberatan dan tergugat;
banding administratif, maka c. dasar gugatan dan hal yang diminta untuk
penyelesaian selanjutnya adalah dengan diputuskan oleh Pengadilan.
mengajukan gugatan ke Pengadilan (2) Apabila gugatan dibuat dan ditandatangani
Tinggi Tata Usaha Negara. oleh seorang kuasa
Tersedia atau tidaknya upaya administratif penggugat,makagugatan harus disertai
terhadap suatu Keputusan Tata Usaha Negara surat kuasa yang sah.
itu ditentukan oleh suatu perundang-undangan. (3) Gugatan sedapat mungkin juga disertai
Keberatan atau pengaduan yang tidak ada Keputusan Tata Usaha Negara yang
dasar hukumnya tidaklah dapat disebut sebagai disengketakan oleh penggugat.
usaha untuk menyelesaikan sengketa Tata Berdasarkan hal tersebut penulis
Usaha Negara melalui upaya administratif. Oleh berpendapat bahwa syarat-syarat dalam
karena itu harus jelas dasar hukumnya.15 gugatan tersebut harus diperhatikan dan harus
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis dipenuhi oleh pengugat. Karena jika hal-hal
berpendapat bahwa ada baiknya jika seseorang tersebut tidak terpenuhi, maka dapat menjadi
atau badan hukum perdata yang merasa gugatan tidak diterima atau tidak berdasar
kepentingannya dirugikan akibat dikeluarkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 62 ayat (1)
Keputusan Tata Usaha Negara, dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986.Identitas
penyelesaian sengketa melakukan upaya dari Penggugat yang tercantum dalam surat
administratif terlebih dahulu sebelum gugat, harus sesuai dengan tanda bukti
mengajukan gugatan. identitas yang ada pada Penggugat, misalnya
sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk, jika
Penggugat adalah badan hukum perdata, maka
14
Lihat butir IV.2 huruf a dan b dari Surat Edaran
pengurus yang mewakili badan hukum perdata,
Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 1991.
15
Zairin Harahap, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha
16
Negara, PT Raja Grafindo Persada, 2014, hal. 94. Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986.

56
Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016

harus pengurus yang telah ditentukan dalam “Seseorang atau badan hukum perdata yang
Anggaran Dasar dari badan hukum perdata merasa kepentingannya dirugikan oleh
tersebut. suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat
Mengenai apa yang yang dimaksud mengajukan gugatan tertulis kepada
(Jabatan) dalam perumusan Pasal 56 ayat (1) Pengadilan yang berwenang berisi tuntutan
huruf b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986, agar Keputusan Tata Usaha Negara yang
yang menyebutkan “nama jabatan”, maka disengketakan itu dinyakan batal atau tidak
nama dari pemangku jabatan jangan sampai sah”.17
dicantumkan pula dalam surut gugatan, karena Selanjutnya mengenai tenggang waktu
yang diberi wewenang untuk mengeluarkan harus diperhatikan oleh seorang atau badan
Keputusan Tata Usaha Negara yang hukum perdata yang akan mengajukan gugatan
menimbulkan sengketa Tata Usaha Negara ke pengadilan Tata Usaha Negara, karena
adalah Badan, misalnya Badan Pertimbangan apabila lewat tenggang waktu gugatan, maka
Kepegawaian atau Jabatan, misalnya Jaksa Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara akan
Agung. mempunyai alasan untuk memutuskan dengan
Uraian mengenai dasar gugatan pada surat penetapan bahwa gugatan tidak diterima atau
gugatan, untuk penyelesaian sengketa Tata tidak berdasar seperti dimaksud dalam Pasal 62
Usaha Negara dapat berpedoman pada uraian yat (1) huruf e Undang-Undang Nomor 5 Tahun
mengenai dasar gugatan dalam surat gugatan 1986.
untuk penyelesaian perkara perdata, yang Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
terdiri dari: 1986 menentukan bahwa gugatan hanya dapat
a. uraian tentang kejadian atau peristiwa; diajukan dalam tenggang waktu 90 (sembilan
(feitelijk gronden, factual gronden) puluh) hari terhitung sejak saat diterimanya
b. uraian tentang dasar hukum gugatan; atau diumumkan Keputusan Tata Usaha
(rechts gronden, legal gronden) Negara.Mengenai yang dimaksud dengan
c. uraian tentang tuntutan. (petitum) “diumumkannya” dalam perumusan ketentuan
ad. A dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor Tahun
Uraian tentang kejadian atau peristiwa 1986 dan penjelasannya, Mahkamah Agung18
merupakan uraian mengenai duduk perkara, memberikan petunjuk bahwa berita adanya
terutama tertuju pada dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara melalui surat
Keputusan Tata Usaha Negara oleh Tergugat kabar dianggap saat mulai berlakunya tenggang
yang oleh Penggugat dirasa merugikan waktu gugatan. Oleh karena itu seorang atau
kepentingannya. badan hukum harus senantiasa memperhatikan
Ad. B hal mengenai tenggang waktu tersebut agar
Uraian tentang dasar hukum gugatan adalah gugatan dapat diterima oleh Ketua Pengadilan
uraian mengenai segi hukum dari dasar gugatan Tata Usaha Negara.
yang diajukan oleh Penggugat. Dalam surat
gugatan, dasar gugatan ini harus dikemukakan 3. Perdamaian
bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang Gugatan untuk penyelesaian sengketa Tata
disengketakan memenuhi ketentuan Usaha Negara menyangkut tentang sah atau
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (2) tidaknya Keputusan Tata Usaha Negara,
huruf a dan b Undang-Undang Nomor 5 Tahun sebanarnya tidak mengenal adanya perdamaian
1986. Dasar gugatan adalah sama dengan dasar jika dilihat pada Undang-Undang Nomor 1986
pengujian yang dilakukan terhadap Keputusan jo. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 jo.
Tata Usaha Negara. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tidak
Ad. C ada ketentuan mengenai perdamaian. Maka
Dalam penyelesaian sengketa Tata Usaha sudah tepat jika Mahkamah
Negara hanya dikenal satu petitum pokok, yaitu
tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara 17
Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986.
yang disengketakan dinyatakan batal atau tidak 18
Lihat butir VI pada Surat Ketua Muda Mahkamah Agung
sah. Urusan Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara tanggal
24 Maret 1992 Nomor 052/Td.TUN/III/1992.

57
Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016

Agung19memberikan petunjuk bahwa dengan ketentuan peraturan perundang-


kemungkinan adanya perdamaian antara para undangan dan asas-asas umum
pihak-pihak hanya terjadi di luar persidangan pemerintahan yang baik. Sehingga tidak
dengan petunjuk. menimbulkan kerugian bagi seseorang
a. Penggugat mencabut gugatannya secara atau badan hukum perdata.
resmi dalam sidang terbuka untuk umum 2. Pemerintah seharusnya mengeluarkan
dengan menyebutkan alasan ketentuan bahwa sebelum adanya
pencabutannya. putusan pengadilan atau sebelum ada
b. Apabila pencabutan gugatan dimaksud upaya hukum dari seseorang atau badan
dikabulkan, maka Hakim memerintahkan hukum perdata, maka sebaiknya
agar panitera mencoret gugatan tersebut Keputusan Tata Usaha Negara tersebut
dari register perkara. belum bisa dilaksanakan.
c. Perintah pencoretan tersebut diucapkan
dalam persidangan yang terbuka untuk DAFTAR PUSTAKA
umum. Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, PT
RajaGrafindo Persada. 2014.
PENUTUP C.S.T Kansil, Christine S.T Kansil, Modul Hukum
A. Kesimpulan Administrasi Negara, PT Pradnya
1. Setiap Keputusan Administrasi Paramita. 1997.
Pemerintahan/Tata Usaha Negara, selalu van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, PT
dianggap sah dan benar serta harus Pradnya Parramita, 2008.
dijalankan apabila belum ada penetapan SoerjonoSoekanto& Sri Maudji, Penelitian
pengadilan yang menyatakan bahwa Hukum Normatif, Rajawali Jakarta. 1985.
Keputusan Administrasi Titik Triwulan T, Ismu Gunadi Widodo, Hukum
Pemerintahan/Tata Usaha Negara Tata Usaha Negara Dan Hukum Acara
tersebut tidak sah.Keputusan Peradilan Tata Usaha Negara Indonesia,
Administrasi Pemerintahan/Tata Usaha Kencana Prenadamedia Group, 2014.
Negara yang dikeluarkan oleh Badan atau R. Wiyono, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha
Pejabat Tata Usaha Negara harus Negara, Sinar Grafika. 2015.
senantiasa berdasarkan ketentuan Sadjijono, Memahami Beberapa Bab Pokok
peraturan perundang-undangan dan Hukum Administrasi, Laksbang Pressindo
asas-asas umum pemerintahan yang Yogyakarta, 2008.
baik. Hans Kelsen, Teori Umum Tentang Hukum dan
2. Dalam setiap sengketa, perlu adanya Negara, Nusa Media, 2011.
suatu penyelesaian terhadap sengketa Willy DS Voll, Dasar-Dasar Ilmu Hukum
tersebut agar supaya terjamin kepastian Administrasi Negara, Sinar Grafika, 2013
hukum dan rasa keadilan. Penyelesaian R.Soegijatno Tjakranegara, Hukum Acara
sengketa Administrasi Peradilan Tata Usaha Negara Di Indonesia,
Pemerintahan/Tata Usaha Negara, dapat Sinar Grafika, 2002.
dilakukan dengan Upaya Administratif, Zairin Harahap, Hukum Acara Peradilan Tata
Gugatan, dan Perdamaian. Usaha Negara, PT Raja Grafindo Persada,
2014.
B. Saran Titik Triwulan Tutik, Pengantar Hukum Tata
1. Agar tidak terjadi sengketa Tata Usaha Usaha Negara, Prestasi Pustaka Publisher,
Negara, sebaiknya Badan atau Pejabat 2010
Tata Usaha Negara mempertimbangkan
dengan baik-baik Keputusan Administrasi Perundang-undangan:
Negara/Tata Usaha Negara yang akan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
dikeluarkan, jangan sampai tidak sesuai Peradilan Tata Usaha Negara. Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang
19
Lihat butir VIII pada Surat Edaran Mahkamah Agung Perubahan Pertama Undang-Undang Nomor
Nomor 2 Tahun 1991.

58
Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016

5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha


Negara.Undang-Undang Nomor 51 Tahun
2009 Tentang Perubahan Kedua Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara.
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
Tentang Administrasi Pemerintahan.
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008
Tentang Ombudsman Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
Tentang Penyelenggaraan Negara Yang
Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan
Nepotisme.
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1979
tentang Daftar Urut Kepangkatan Pegawai
Negeri Sipil.
Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2
Tahun 1991 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Beberapa Ketentuan Dalam Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata
Usaha Negara.
Surat Ketua Muda Mahkamah Agung Urusan
Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara
tanggal 24 Maret 1992 Nomor
052/Td.TUN/III/1992.

Internet:
HelmyBoemiya, Tinjauan Yuridis Tentang Tidak
Sahnya Keputusan TUN Karena Mengalami
Kekurangan Yuridis, diaksesdari: https
:/boeyberusahasabar.word.com pada
[25/02/2016].
https://zkakangmas.wordpress.com, pada
[07/06/2016]
Dandy Hernady Pahusa, Asas-Asas Umum
Pemerintahan yang Baik, diakses dari:
https//dandyhernadypahusa.blogspot.com,
pada [07/06/2016].

Sumber Lain:
Suara Pembaruan (SP), Edisi Sabtu 10
September 2011.

59

Anda mungkin juga menyukai