Anda di halaman 1dari 5

SURAT GUGATAN

Lamp:

Hal: Kepada Yang Terhormat,

Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Di-

Jakarta Pusat

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini

mengaku dan menerangkan telah memberikan kuasa kepada :

Rangga Fernando, S.H., M.H. adalah advokat pada KANTOR ULTIMUM REMEDIUM
LAW FIRM, baik sendiri-sendiri maupun bekerjasama. Berdasarkan surat kuasa khusus dan
bermaterai pada tanggal 15 Februari 2021 dengan ini bertindak untuk mewakili kepentingan
hukum klien kami, yaitu :

Nama : Mei Rizky Setiawan

Tempat, tanggal lahir : Teluk Kuantan, 14 Mei 1967

Umur : 60 Tahun

Pekerjaan : Direktur Utama PT. Bank Bumi Dunia

Alamat : Jl. Sudirman No. 66, Kuningan, Setia Budi, Jakarta

Yang dalam hal ini memilih berdomisili di kantor kuasa hukumnya yang telah disebut diatas
yang selanjutnya mohon disebut sebagai :

==========================PENGGUGAT========================

Dengan ini mengajukan gugatan wanprestasi kepada :

Nama : Yella Septia Amanda

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 26 November 1990

Umur : 32 Tahun
Pekerjaan : Direktur Utama PT. Manca Negara

Alamat : Jl. Jend. Sudirman No.26, Gowongan, Kec. Jetis,


Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta

Selanjutnya mohon disebut sebagai :

==========================TERGUGAT==========================

Adapun alasan-alasan yang menjadi dasar dari penggugat mengajukan gugatan wanprestasi,
adalah sebagai berikut :

1. Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat sekitar tanggal 3 Februari 2019 pernah
membuat Perjanjian Kesepakatan Hutang Piutang yang tertuang dalam Surat Perjanjian
Hutang Piutang tertanggal 3 Februari 2019 bermaterai cukup dan sudah dilegalisir di
Kantor Notaris Meiranda Dwi Silta yang berkedudukan di Jl. RS. Fatmawati No. 80G,
Cilandak Barat, Jakarta Selatan. PT. BANK BUMI DUNIA memberikan pinjaman uang
senilai Rp. 90.000.000.000,00 (sembilan puluh miliar rupiah) kepada Yella Septia Amanda
yang dalam hal ini sebagai Direktur Utama PT. MANCA NEGARA.
2. Bahwa sebagaimana tertuang dalam Surat Perjanjian Hutang Piutang antara Penggugat dan
Tergugat tertanggal 3 Februari 2019 telah disepakati peminjaman uang senilai Rp.
90.000.000.000,00 (sembilan puluh miliar rupiah) dimana pembayarannya dilakukan
dengan cara mencicil per bulan dalam jangka waktu 2 tahun (selanjutnya disebut Obyek
Sengketa);
3. Bahwa pada tanggal 3 Februari tahun 2020, Tergugat terhitung telah melakukan
pembayaran cicilan Obyek sengketa sebesar Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah). Sehingga kekurangan pelunasan Obyek sengketa senilai total Rp.
40.000.000.000,00 (empat puluh miliar rupiah);
4. Bahwa setelah tanggal 3 Februari 2020, tergugat tidak melakukan pembayaran
peminjaman uang sampai pada tenggat waktu yang telah ditentukan yaitu tanggal 3
Februari 2021;
5. Bahwa dalam hal ini Tergugat juga wajib melunasi hutang beserta dengan seluruh bunga
yang telah disepakati di perjanjian;
6. Bahwa pada 6 Februari 2021 Penggugat melalui Kuasa Hukum mengirimkan Surat Somasi
(Peringatan Hukum) pertama kepada Tergugat dengan bermaksud mengingatkan Tergugat
untuk membayar kekurangan pelunasan pembayaran Obyek sengketa yaitu sebesar Rp.
40.000.000.000,00 (empat puluh miliar rupiah), namun tergugat tidak mengindahkan surat
somasi tersebut;
7. Bahwa pada 13 Februari 2021 Penggugat kembali mengirimkan surat somasi kedua kepada
Tergugat dengan bermaksud kembali mengingatkan kepada Tergugat untuk membayar
kekurangan pelunasan pembayaran Obyek sengketa yaitu sebesar Rp. 40.000.000.000,00
(empat puluh miliar rupiah), Dalam hal ini Tergugat merespon surat somasi tersebut
dengan meminta keringanan jangka waktu pembayaran selama dua minggu, dikarenakan
kondisi force majeure yaitu pandemic covid-19 yang menyebabkan Tergugat mengalami
krisis keuangan;
8. Bahwa karena alasan tersebut, pihak Penggugat menerima permohonan pihak Tergugat
tersebut;
9. Bahwa terhitung selama 14 (empat belas) hari keringanan pihak Tergugat tidak kunjung
melakukan pembayaran pelunasan peminjaman;
10. Bahwa pada tanggal 27 Februari 2021, pihak penggugat kembali mengirimkan surat
somasi ketiga/terakhir kepada pihak Tergugat untuk membayar kekurangan pelunasan
pembayaran obyek sengketa yaitu sebesar Rp. 40.000.000.000,00 (empat puluh miliar
rupiah), dalam hal ini pihak Tergugat tidak mengindahkan surat somasi yang dikirimkan
oleh Penggugat;
11. Bahwa pihak Tergugat dalam hal ini tidak memiliki itikad baik untuk melunasi utang
pinjaman;
12. Bahwa atas perbuatan Tergugat tersebut mengakibatkan Penggugat mengalami kerugian
materiil, dengan rincian sebagai berikut Kerugian Materiil yaitu kekurangan pelunasan
pembayaran Obyek sengketa yaitu sebesar Rp. 40.000.000.000,00 (empat puluh miliar
rupiah);
13. Bahwa dengan tidak dilaksanakannya kewajiban Tergugat tersebut, maka Tergugat telah
terbukti melakukan ingkar janji (wanprestasi) sesuai dengan Pasal 14 Ayat (1) dan (2)
perjanjian kredit yaitu dengan tidak melunasi kekurangan pembayaran Obyek sengketa
yaitu sebesar Rp. 40.000.000.000 (empat puluh miliar rupiah);
14. Bahwa meminta kepada Tergugat agar segera melunasi kekurangan pembayaran obyek
sengketa yaitu sebesar Rp. 40.000.000.000,00 (empat puluh miliar rupiah);
15. Bahwa sesuai dengan Pasal 8 Ayat (1) perjanjian kredit maka Tergugat dikenakan denda
keterlambatan 5%;
16. Bahwa Penggugat mohon agar Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berkenan meletakkan sita
jaminan terhadap aset Tergugat untuk melunasi utang yang tidak mampu dilunasi oleh
Tergugat;
17. Bahwa Tergugat telah melanggar Pasal 12 perjanjian kredit tentang kewajiban segera
memberitahukan kepada Bank BD secara tertulis tentang adanya setiap perkara yang
menyangkut DEBITOR, baik perdata, tata usaha negara, tuntutan pajak, penyidikan
maupun perkara pidana yang akan mempengaruhi usaha maupun harta kekayaan
DEBITOR;
18. Bahwa oleh karena gugatan ini didasarkan atas bukti-bukti yang kuat, maka Penggugat
mohon agar Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menyatakan bahwa putusan dalam perkara
ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu (uitvoerbaar bij voorraad) meskipun para Tergugat
mengajukan upaya hukum berupa Verset, Banding, Kasasi maupun upaya hukum lainnya;
19. Bahwa segala biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan sesuai hukum.

PRIMAIR:

1. Menerima dan Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya.


2. Menyatakan Akta Perjanjian Hutang Piutang antara Penggugat dan Tergugat yang dibuat
di hadapan Notaris Meiranda Dwi Silta, S.H.,M.H. di Jakarta Selatan dengan nomor akta
91 tertanggal 3 Februari 2019 sah dan berkekuatan hukum.
3. Menyatakan Tergugat telah terbukti melakukan wanprestasi.
4. Menyatakan bahwa TERGUGAT telah melakukan Tindakan wanprestasi dengan segala
akibat hukumnya terhadap hak penggugat.
5. Meminta sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap tanah yang dijadikan jaminan
6. Meminta denda keterlambatan 5% kepada Tergugat.
7. Menyatakan bahwa putusan ini dapat dijadikan terlebih dahulu (UItvoerbaar Bij
Voorraad) meskipun ada upaya hukum lain dari tergugat.

SUBSIDER:

Atau apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Yogyakarta berpendapat lain, mohon
kiranya memberikan putusan yang seadil-adilnya dari suatu peradilan yang baik dan bijaksana
(Ex Aequo Et Bono).
Demikian gugatan ini kami ajukan, atas perkenaan dan dikabulkannya tuntutan kami
dalam surat gugatan ini diucapkan terima kasih.

Pemohon Kuasa Hukum

Rangga Fernando, S.H., M.Hum

Anda mungkin juga menyukai