Anda di halaman 1dari 21

ANALISA PUTUSAN HUKUM ACARA PERDATA

KASUS WANPRESTASI

TUGAS HUKUM ACARA PERDATA


IDRIS WASAHUA SH. MH

Oleh
RAYMOND (20170401275)

Universitas Esa Unggul


Jakarta
2019
ANALISA
Nomor Putusan : 101/Pdt.G/2019/PN.Jkt. Brt.
Pengadilan : Pengadilan Negeri Jakarta Barat
Tanggal Register : 04-02-2019
Putusan : 06-08-2019
Majelis Hakim :
1. ACH. FAUZI, S.H., M.H = Hakim Ketua
2. MOHAMMAD NOOR S.H., M.H = Hakim Anggota
3. STEERY M. RANTUNG S.H., M.H = Hakim Anggota
4. LENE S.H = Panitera Pengganti

I. Para Pihak :
a. Penggugat :
Nama : JULIET GOZALI
Selaku : Direktur PT. ADIPERKASA WARNA GRAFIS
Alamat : Komplek Delta Kedoya, Jl. Pilar Mas Raya, Kav I
No.2, Jakarta Barat.
Kuasa Hukum : Law Office PRUDENTIBUS & ASSOCIATES
b. Tergugat :
1. Nama : IRANDA ADRIAANSZ
Alamat : Jalan Flamboyan No.17, RT.007, RW.008, Kel.
Kota Bambu Utara, Kec. Palmerah, Jakarta Barat
Sebagai : TERGUGAT I
2. Nama : PT. INTI SURYA PERKASA
Alamat : Jl. Raya Tanjung Barat No.17A, Pejaten Timur
Pasar Minggu, Kota Administrasi Jakarta Selatan
Sebagai : TERGUGAT II

II. Posisi Kasus :


 Gugatan
Penggugat merupakan perwakilan dari suatu Perseroan Terbatas
yang bergerak dibidang Perdagangan, Pembangunan Jasa, Pengangkutan,
Percetakan, Perbengkelan, Pertanian, Perindustrian, dan Pertambangan
dengan status status Penanaman Modal Dalam Negeri. Bahwa dalam
perkara ini Tergugat I adalah pihak yang bertanggung jawab terkait
dengan adanya hutang dari Tergugat II, dimana di dalam Surat
Pernyataan Pengakuan Hutang, tanggal 23 Februari 2018 disebutkan
Tergugat I secara pribadi bertanggung jawab terhadap hutang
Tergugat II. Dimana Tergugat II merupakan Perseroan Terbatas yang
bergerak di bidang, Pembangunan, Perdagangan, Perindustrian,
Pengangkutan Darat, Pertanian, Perbengkelan dan Jasa dengan status
Penanam Modal Dalam Negeri.
Bahwa Penggugat dan Tergugat II telah mengikatkan diri secara
lisan untuk kerjasama Penayangan Iklan pada Media Televisi berupa
Produk Khong Zuan Tahun 2017 (Ozlo, Khong Guan Kaleng Merah,
Malkist Abon) tertanggal 01 Februari 2017 yang dimana Penggugat
dalam hal ini sudah melaksanakan seluruh kewajibannya kepada
Tergugat II.
Dasar kesepakatan secara lisan yang dibuat oleh Penggugat
dengan Tergugat II, bedasarkan Pasal 1313, Pasal 1320, Pasal 1338 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.

Pasal 1313

Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau


lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih.

Pasal 1320

Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipenuhi empat syarat;


1. kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;
2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. suatu pokok persoalan tertentu;
4. suatu sebab yang tidak terlarang.
Pasal 1338

Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang


berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan
kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang
ditentukan oleh undangundang. Persetujuan harus dilaksanakan
dengan itikad baik.

Pada tanggal 23 Februari 2018, Penggugat I dan Penggugat II


bersama-sama membuat pernyataan hutang kepada Penggugat
dikarenakan Para Penggugat tidak melaksanakan kewajibannya kepada
Penggugat yaitu membayarkan Agency fee kepada Penggugat sebesar
Rp. 2.867.745.304,- ( dua milyar delapan ratus enam puluh tujuh juta
tujuh ratus empat puluh lima ribu tiga ratus empat Rupiah).
Seiring dengan berjalannya waktu, Para Tergugat melakukan
wanprestasi, sehingga Penggugat memberikan Surat Terguran/Somasi
terhadap Para Tergugat sebanyak 2 (dua) kali, sebagaimana ternyata
dalam :
1. Somasi I (Pertama) No. 123/SO/LO-AH&P/X/2018, tertanggal
31 Oktober 2018.
2. Somasi II (Kedua) No. 182/SO/LO-AH&P/X/2018, tertanggal
09 November 2018.

Walaupun sudah diberikan somasi oleh Penggugat kepada Para


Tergugat, Para Tergugat tidak menjawab somasi tersebut sehingga dapat
dilihat bahwa Para Tergugat tidak memiliki itikad baik untuk membayar
hutang tersebut diatas. Berdasarkan Pasal 1238 KUHPerdata bahwa
“Debitur dinyatakan lalai dengan surat perintah, atau dengan akta
sejenis itu, atau berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri, yaitu bila
perikatan ini mengakibatkan debitur harus dianggap lalai dengan
lewatnya waktu yang ditentukan.” Maka atas tindakan Para Tergugat
yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya yang telah
diperjanjikan secara lisan setelah diberikan suatu teguran berdasarkan
surat somasi, maka secara patut oleh Penggugat merupakan suatu bentuk
adanyaPerbuatan Ingkat Janjji/Wanprestasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1338 KUHPerdata dan 1243 KUHPedata yiatu :

Pasal 1338

Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang


berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan
kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang
ditentukan oleh undangundang. Persetujuan harus dilaksanakan
dengan itikad baik.

Pasal 1243

Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya


suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah
dinyatakan Ialai, tetap Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika
sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat
diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang melampaui waktu
yang telah ditentukan.

Bahwa Penggugat memiliki hak untuk memaksa Para Tergugat


untuk melaksanakan kewajibannya sesuai dengan Pasal 1267 KUHPerdata
“Pihak yang terhadapnya perikatan tidak dipenuhi, dapat memilih;
memaksa pihak yang lain untuk memenuhi persetujuan, jika hal itu masih
dapat dilakukan, atau menuntut pembatalan persetujuan, dengan
penggantian biaya, kerugian dan bunga.” Maka dari itu, atas wanprestasi
yang dilakukan oleh Para Tergugat, Penggugat mengalami kerugian baik
secara Materiil maupun Immateriil sejumlah Rp. 3.367.745.304,- (tiga
milyar tiga ratus enam puluh tujuh juta tujuh ratus empat puluh lima
ribu tiga ratus empat Rupiah). yang dimana kerugian tersebut terdiri
atas :
 Kerugian Materiil : Rp. 2.867.745.304,- (dua milyar delapan
ratus enam puluh tujuh juta tujuh ratus empat puluh lima ribu
tiga ratus empat Rupiah).
 Kerugian Immateriil : Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta Rupiah)

Bahwa dalam hal ini Penggugat meminta atas wanprestasi yang


dilakukan oleh Para Tergugat dikenakan bunga moratoir yaitu sebesar 6
(enam) % dari Rp. 3.367.745.304,- yaitu sebesar Rp. 202.064.718,- (dua
ratus dua juta enam puluh empat ribu tujuh ratus delapan belas
Rupiah). Bunga moratoir ini terhitung sejak 23 Februari 2018 setiap
tahun keterlambatan sampai Para Tergugat menjalankan putusan Aquo.
Penggugat juga meminta agar Para Tergugat membayar Uang Paksa
(Dwangsom) sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta Rupiah) perhari setiap
ketelambatan melaksanakan Putusan Perkara aquo 7 (tujuh) hari kalender
setelah berkekuatan hukum tetap (In Kracht Van Gewisjde).
Agat gugatan tidak menjadi gugatan sia-sia (illusoir), dan Para
Penggugat mematuhi dan atau melaksanakan Putusan Perkara Aquo, maka
Penggugat bersamaan dengan gugatan ini memohon kepada Ketua
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan/Ketua dan Anggota Majelis Hakim
perkara aquo, untuk meletakan Sita Jaminan (Convervatoir Beslag) yang
akan diajukan kemudian. Penggugat juga meminta agar putusan dalam
perkara aquo dapat dilaksanakan terlebih dahulu (Uit Voerbaar bij
Vooraad) walaupun dikemudian hari ada Upaya Hukum Banding, Kasasi
maupun Perlawanan (Verzet) atau lainnya, karena gugatan ini didukung
oleh bukti-bukti yang sah.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, maka dengan ini Penggugat mohon


kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Barat/Ketua dan Anggota Majelis Hakim
Pemeriksa Perkara aquo untuk memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara
aquo dengan amar putusan sebagai berikut:
1. Menerima dan Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Para Tergugat telah melakukan Wanprestasi atas
hutangnya kepada Penggugat berdasarkan Surat Pernyataan Hutang
tanggal 23 Februari 2018;
3. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya ganti kerugian
senilai Rp. 3.367.745.304 (tiga milyar tiga ratus enam puluh tujuh
juta tujuh ratus empat puluh lima ribu tiga ratus empat puluh
Rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
a. Kerugian Materiil sejumlah Rp. 2.867.745.304,- (dua milyar
delapan ratus enam puluh tujuh juta tujuh ratus empat puluh
lima ribu tiga ratus empat rupiah);
b. Kerugian Immateriil Akibat perbuatan ingkar janji/ wanprestasi
yang dilakukan oleh Para Tergugat Penggugat kehilangan
banyak waktu, pikiran, kesempatan, dividen dari penjualan
tersebut yang dapat dinilai sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus
juta rupiah);
4. Menghukum Para Tergugat untuk membayar Bunga Moratoir sebesar
6% dengan rincian sebagai berikut: 6% x Rp. 3.367.745.304,- = Rp.
202.064.718,- (dua ratus dua juta enam puluh empat ribu tujuh ratus
delapan belas rupiah) sejak 23 Februari 2018 setiap tahun
keterlambatan sampai Para Tergugat menjalankan Putusan Aquo;
5. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan (Consevatoir Beslaag) yang
diletakkan kemudian dalam perkara ini;
6. Menghukum Para Tergugat untuk membayar uang paksa (Dwangsom)
sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta Rupiah) perhari setiap keterlambatan
melaksanakan putusan perkara aquo 7 (tujuh) hari kalender setelah
putusan berkekuatan hukum tetap (In Kracht Van Gewisjde);
7. Menyatakan putusan dalam perkara aquo dapat dilaksanakan terlebih
dahulu (Uitvoerbaar bij vooraad) walaupun ada upaya hukum Banding,
Kasasi maupun Verzet (Perlawanan) atau lainnya;
8. Menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar biaya perkara ini;
atau Ex Aqueo Et Bono.

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan,


kedua belah pihak telah datang menghadap, dari pihak Penggugat hadir
kuasanya Advokat/Penasehat Hukum pada Law Office PRUDENTIBUS &
ASSOCIATES, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 17 Januari 2019,
sedangkan dari pihak Tergugat I dan Tergugat II hadir kuasanya
MURDIPIN HADI, S.H. dan SETIA DHARMA, S.H., Advokat dan
Konsultan Hukum pada Kantor Hukum M HADI & REKAN berdasarkan
Surat Kuasa Khusus tanggal 27 Maret 2019;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mengupayakan
perdamaian diantara para pihak melalui mediasi sebagaimana diatur dalam
Perma Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan
dengan menunjuk Dr. Hanry Hengky S, S.H., M.H., Hakim pada
Pengadilan Negeri Jakarta Barat sebagai Mediator;
Menimbang, bahwa berdasarkan laporan Mediator tanggal 7 Mei
2019, perdamaian tersebut tidak berhasil;
Menimbang, bahwa oleh karena itu pemeriksaan perkara
dilanjutkan dengan pembacaan surat gugatan yang isinya tetap
dipertahankan oleh Penggugat;

 Replik
Tanggal 28 Mei 2019, Tergugat I dan Tergugat II mengajukan
jawabannya yaitu sebagai berikut :
 Dalam Eksepsi :
A. ERROR IN PERSONA
1. Bahwa, Tergugat I dan Tergugat II menolak keras
seluruh dalil-dalil Penggugat dalam Gugatannya
kecuali yang dengan tegas diakui kebenarannya oleh
Tergugat I dan Tergugat II;
2. Bahwa Penggugat keliru dengan menarik Tergugat
I sebagai Tergugat karena Tergugat I adalah
personal, sedangkan Tergugat II adalah badan
hukum dimana Tergugat I sebagai Direkturnya.
Sehingga keduanya harus dipisahkan secara
professional dan tidak dapat dicampur-adukkan baik
tindakannya maupun tanggung jawab hukumnya,
menarik Tergugat I dan Tergugat II secara
bersama-sama untuk tuduhan wanprestasi yang
dilakukan oleh Tergugat II adalah kekeliruan yang
fatal;
3. Bahwa apa-apa yang dilakukan oleh Tergugat I
untuk kepentingan Tergugat II adalah perbuatan
hukum Tergugat II yang merupakan badan hukum
dan dipertanggung jawab dalam kerangka badan
hukum. Oleh karenanya, mencampur-adukkan
keduanya dalam satu tindakan dan satu
pertanggungjawaban adalah kekeliruan fatal dan
bertentangan dengan Undang-Undang Perseroan
Terbatas;
4. Bahwa kekeliruan dan/atau kesengajaan Penggugat
dengan mengajukan gugatan kepada Tergugat I
berpotensi merugikan Tergugat I untuk perbuatan
yang tidak ia lakukan. Oleh karena itu, beralasan
dan berdasar hukum apabila majelis menyatakan
gugatan tidak dapat diterima karena error in
persona/salah subjek;
B. GUGATAN PENGGUGAT TIDAK JELAS DAN
KABUR (OBSCUUR LIBEL)
5. Bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat tidak jelas atau
obscuur libel, Penggugat sama sekali tidak jelas
dan tegas menyampaikan perjanjian yang mana
berdasarkan Pasal 1320 KUH Perdata yang telah
dilanggar oleh Para Tergugat;
6. Penggugat mengklaimkan surat pernyataan hutang
yang telah ditandatangi oleh Tergugat I sebagai
alas hak adanya wanprestasi Tergugat I, namun
Penggugat sama sekali tidak menjelaskan dengan
terang bagaimana surat pernyataan bisa berubah
kedudukannya sebagai surat perjanjian yang
memenuhi Pasal 1320 KUH Perdata, hingga
Penggugat dapat menuduhkan adanya wanprestasi
karena secara hukum surat pernyataan tidak dapat
digugatkan dalam kerangka wanprestasi;
7. Penggugat tidak jelas dan terang menguraikan apa
bentuk perjanjian antara Penggugat dengan
Tergugat II dan apa isinya serta hak dan kewajiban
masing-masingnya;
8. Penggugat tidak jelas dan terang menguraikan apa
kewajiban yang sudah Penggugat laksanakan
sehingga Penggugat merasa berhak atas prestasi
dari Tergugat II;
9. Penggugat tidak jelas dan terang menguraikan
darimana dan atas dasar apa hutang agency fee
sebesar Rp.2.867.745.304,- (dua milyar delapan
ratus enam puluh tujuh juta tujuh ratus empat
puluh lima ribu tiga ratus empat rupiah) yang
diklaimkan oleh Pengugat;
10. Bahwa gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak
dapat diterima (niet ontvankelijke verklard)
disebabkan di dalam posita Penggugat sama sekali
tidak menyebutkan bagaimana perjanjian mengatur
prestasiprestasi para pihak apabila memang ada
perjanjian;
11. Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah Tergugat I
uraikan di atas, beralasan dan berdasar hukum
apabila Tergugat I mohon kepada Majelis Hakim
untuk menerima seluruh eksepsi Tergugat I dan
dinyatakan gugatan tidak dapat diterima (niet
ontvankelijke verklard);
 Dalam Pokok Perkara
12. Bahwa dalil-dalil yang telah diuraikan di atas
menjadi satu kesatuan dalam Jawaban sebagaimana
yang akan disampaikan di bawah ini;
13. Bahwa Tergugat I menolak dalil Penggugat angka
2 karena Tergugat I ketika membuat pernyataan
tidak dalam kehendak bebas, dimana saat itu
Tergugat I diajak bertemu oleh Penggugat di JFX,
karena Tergugat I dan Penggugat adalah teman,
maka Tergugat I datang untuk menemui
Penggugat, ternyata ditempat pertemuan Tergugat I
telah ditunggu oleh Penggugat dan Bapaknya
Penggugat, Tergugat I kemudian diminta untuk
menandatangani pernyataan hutang dan akan
membayarnya;
14. Bahwa benar Tergugat II merupakan perseroan
Terbatas yang bergerak dibidang penayangan iklan;
15. Bahwa Tergugat II menolak keras dalil Penggugat
angka 4 dan 5 karena dalil Penggugat tersebut
sangat menyesatkan seolah-olah Produk Khong
Zuan adalah milik Penggugat dan seolah-olah
Penggugat telah melaksanakan kewajibannya,
padahal faktanya produk Khong Zuan memang
diiklankan melalui jasa penyaluran iklan Tergugat
II dengan link Penggugat, sehingga sebagai bentuk
pembayaran atas jasa Penggugat yang
menghubungkan Tergugat II dengan pihak Khong
Zuan, Tergugat II akan memberikan fee, namun
tidak bisa diklaimkan sebagai wanprestasi ketika
Tergugat II mengalami masalah keuangan sehingga
tidak bisa memberi Penggugat fee-nya, karena
sesungguhnya Penggugat tidak dibebankan
kewajiban maupun tanggungjawab hukum apapun,
sehingga tidak sepatutnya Penggugat menuntutkan
hak atas hasil kerja dan resiko orang lain. Oleh
karenanya, desakan Penggugat terhadap Tergugat
II untuk mengeluarkan fee tidak beralasan dan
bukan merupakan prestasi bagi Penggugat untuk
mendapatkannya;
16. Bahwa Tergugat II menolak keras dalil Penggugat
angka 6 karena untuk adanya perjanjian harus ada
hal yang diperjanjikan serta hak-hak dan kewajiban-
kewajiban para pihak, dimana setiap-kewajiban dan
hak berimbang dan dibuat dengan iktikad baik.
Apabila tidak ada perjanjian tersebut dan tidak dapat
dibuktikan keberadaan perjanjian yang diklaim oleh
salah satu pihak, maka tuntutan wanprestasi
hanyalah tuntutan hak sepihak yang tidak berdasar;
17. Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat II
maupun Penggugat dengan Tergugat I tidak ada
hubungan perikatan sebagaimana diatur dalam Pasal
1313, Pasal 1320 dan 1338 KUH Perdata. Oleh
karena itu, dalil-dalil Penggugat mengenai adanya
perjanjian antara Penggugat dengan Tergugat II
maupun antara Penggugat dengan Tergugat I
adalah dalil yang mengada-ada;
18. Bahwa Tergugat II menolak keras dalil Penggugat
angka 7 karena tidak berdasar dan Penggugat tidak
memiliki beban kewajiban maupun resiko apapun
atas pekerjaan yang dilakukan oleh Tergugat II
kepada pihak ketiga, walaupun awalnya dikenalkan
atau dihubungkan oleh Penggugat;
19. Bahwa Tergugat I menolak keras dalil Penggugat
angka 7 karena bagaimana bisa Tergugat I dapat
membuat pernyataan hutang, jika faktanya ia sendiri
tidak berhutang kepada Penggugat;
20. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak keras
dalil Penggugat angka 7 yang menyatakan “…..
pada Tanggal 23 Februari 2018 Para Tergugat
membuat pernyataan hutang kepada Penggugat
karena para tergugat tidak membayar agency
fee……..” karena dalil Penggugat ini sangat sumir
dan kabur dengan mencampur-adukkan antara
Tergugat I dan Tergugat II, siapa yang membuat
pernyataan hutang?, siapa yang tidak memberikan
Penggugat fee?, tentu harus ditunjuk dengan jelas
agar dalil Penggugat dapat Penggugat buktikan
dengan jujur, bukan dengan serampangan menunjuk
para Tergugat padahal keduanya secara hukum
berbeda dan Tergugat I selayaknya dilindungi oleh
hukum dan tidak dibebankan tanggung jawab hukum
perseroan;
21. Bahwa Tergugat II menolak dalil Penggugat
angka 8 dan 9 karena sejak adanya tagihan
Penggugat mengani fee untuknya, Tergugat II
berkali-kali berhubungan dengan Penggugat
menyatakan bahwa Tergugat II sedang mengalami
masalah keuangan, sehingga Tergugat II meminta
agar Penggugat bersabar dan fee pasti akan
diberikan, namun Penggugat terus-menerus
mendesak yang membuat Tergugat I sebagai
direktur tertekan. Hal ini menunjukkan bahwa
tuduhan Penggugat mengenai para Tergugat tidak
memiliki iktikad baik sama sekali tidak beralasan;
22. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak keras
dalil Penggugat angka 10 dan 11 karena Para
Tergugat tidak pernah membuat perjanjian dan tidak
pernah berhutang kepada Penggugat, adapun janji
fee sama sekali tidak memenuhi ketentuan pada
Pasal-Pasal yang dikemukana oleh Penggugat pada
nagka 10 dan 11;
23. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak keras
dalil Penggugat angka 12 karena Penggugat tidak
memiliki hak atas sesuatu yang ia tidak memiliki
kewajiban atasnya, bagaimana hak bisa lahir tanpa
beban kewajiban apapun, sedang perjanjian dibuat
dengan kerangka prestasprestasi. Oleh kareannya
Pasal 1267 KUH Perdata tidak dapat diberlakukan
karena Tergugat II tidak pernah berhutang kepada
Penggugat dan Penggugat tidak mengalami
kerugian apapun;
24. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menolak keras
dalil Pengugat angka 16 s/d 19 karena dalil-dalil
Pengugat tersebut mengada-ada dan tidak berdasar
hukum, faktanya Tergugat II maupun Tergugat I
tidak pernah berhutang maupun merugikan
Penggugat, adapun mengenai fee Penggugat masih
tetap akan diberikan oleh Tergugat II ketika kondisi
finansial Tergugat II memungkinkan untuk
membayarnya;
Berdasarkan dalil-dalil dan alasan yang telah dikemukakan di atas, maka
Tergugat I dan Tergugat II dengan ini mohon kepada Majelis Hakim yang
memeriksa, mengadili untuk memutus hal-hal sebagai berikut:
 DALAM EKSEPSI :
I. Menerima eksepsi Tergugat I dan Tergugat II;
II. Menyatakan dan Menetapkan gugatan Penggugat tidak dapat diterima
(niet ontvankelijke verklard);
 DALAM POKOK PERKARA :
I. Menyatakan gugatan Penggugat ditolak untuk seluruhnya;
II. Menyatakan dan Menetapkan Penggugat sebagai pihak yang kalah;
III. Menyatakan dan Menghukum Penggugat membayar biaya perkara;

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon kiranya


diberikan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Penggugat dalam menanggapi jawaban Para Tergugat telah
mengajukan Replik tertulis tertanggal 11 Juni 2019, selanjutnya Kuasa
Para Tergugat telah pula mengajukan Duplik tertulis tertanggal 18 Juni
2019. guna menyingkat putusan ini maka mengenai Replik dan Duplik
dimaksud ditunjuk pada berita acara persidangan yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dalam putusan ini.
Alat bukti yang diberikan oleh Penggugat berupa fotokopi yang
diberi materai cukup yaitu sebanyak 32 bukti, sedangkan Para Tergugat
mengajukan bukti-bukti kepada Pengadilan Negeri Jakarta Barat sebanyak
7 bukti.
Penggugat dan Para Tergugat menyampaikan bahwa tidak
mengajukan saksi-saksi, serta Para Pihak telah mengajukan Kesimpulan
yaitu pada tanggal 23 Juli 2019 serta menyangkut isi Kesimpulan
dimaksud ditunjuk pada Berita Acara Persidangan yang merupakan juga
bagian dari putusan ini.
 Tentang Pertimbangan Hukum
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan dari gugatan Penggugat
adalah sebagaimana tersebut di atas;
A. DALAM EKSEPSI
Menimbang, bahwa Para Tergugat mengajukan eksepsi
sebagaimana tersebut di atas, yang pada pokoknya adalah:
1. ERROR IN PERSONA, karena Tergugat I sebagai
personal, sedangkan Tergugat II sebagai Badan
Hukum, dimana Tergugat I adalah Direkturnya, oleh
karenanya harus dipisahkan dan tidak dapat dicampur
adukkan, hal demikian bertentangan dengan Undang-
Undang Perseroan Terbatas;
2. GUGATAN PENGGUGAT TIDAK JELAS dan
KABUR (OBSCUUR LIBEL), karena Penggugat
tidak jelas dan tidak tegas perjanjian yang mana yang
telah dilanggar oleh Tergugat. Penggugat mengklaim
Surat Pernyataan Hutang yang telah ditandatangi oleh
Tergugat I sebagai alas hak adanya wanprestasi
Tergugat I, namun Penggugat sama sekali tidak
menjelaskan dengan terang bagaimana surat pernyataan
bisa berubah kedudukannya sebagai surat perjanjian
yang memenuhi Pasal 1320 KUH Perdata, karena
secara hukum surat pernyataan tidak dapat digugatkan
dalam kerangka wanprestasi; Penggugat tidak jelas dan
terang menguraikan dari mana dan atas dasar apa
hutang agency fee sebesar Rp2.867.745.304,00 (dua
milyar delapan ratus enam puluh tujuh juta tujuh ratus
empat puluh lima ribu tiga ratus empat rupiah)
Penggugat tidak jelas dan terang menguraikan apa
bentuk perjanjian antara Penggugat dengan Tergugat
II dan apa isinya serta hak dan kewajiban
masingmasingnya serta tidak jelas dan terang
menguraikan apa kewajiban yang sudah Penggugat
laksanakan sehingga Penggugat merasa berhak atas
prestasi dari Tergugat II;
Menimbang, bahwa dalam Repliknya Penggugat
menyatakan bahwa apa yang tercantum di dalam surat gugatannya
telah tepat untuk mendudukkan Tergugat I dan Tergugat II
sebagai pihak dalam perkara aquo, sedangkan eksepsi tentang
gugatan tidak jelas dan kabur telah masuk pada bagian pokok
perkara;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mempelajari
secara seksama surat menyurat yang diajukan oleh para Pihak
maka memertimbangkan sebagai berikut:
- bahwa penggabungan subjek hukum antara Badan Hukum
dengan person dalam suatu gugatan tidak menyalahi hukum
acara;
- bahwa mengenai gugatan tidak jelas dan kabur (obscuur libel)
menurut Majelis Hakim eksepsi tersebut tidak beralasan,
karena untuk menilai apakah hubungan hukum antara
Penggugat dengan Tergugat I atau Tergugat II merupakan
perjanjian yang memenuhi persyaratan yang diatur di dalam
pasal 1320 KUHPdt. sudah masuk kepada materi pokok
perkara yang akan dipertimbangkan lebih lanjut;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas maka
menurut Majelis Hakim eksepsi Para Tergugat dinyatakan tidak
dapat diterima;
B. DALAM POKOK PERKARA
Menimbang, bahwa dari surat menyurat antara kedua belah pihak
maka dalil Penggugat yang telah menjadi tetap karena tidak
dibantah oleh Para Tergugat adalah bahwa antara Penggugat
dengan Tergugat II telah mengikatkan diri secara lisan untuk
melakukan kerja sama penayangan iklan pada Media Televisi
berupa produk Khong Zuan Tahun 2017;
Menimbang, dalam jawabannya Para Tergugat pada
pokoknya membantah gugatan Penggugat tentang adanya
perikatan antara Penggugat dengan Para Tergugat, dengan
menyatakan bahwa tidak ada hubungan perikatan sebagaimana
diatur dalam pasal 1313, pasal 1320 dan pasal 1338 KUHPdt.
(Vide Posita No.16 dan 17);
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya
Penggugat telah mengajukan alat bukti tertulis yang telah diberi
tanda P-1a sampai dengan P-14b yang seluruhnya ada 32 item,
sedangkan Para Tergugat mengajukan bukti tertulis yang diberi
tanda T.I.II-1 sampai dengan T.I.II-7;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-10, yaitu
pernyataan hutang yang ditanda tangani oleh Tergugat I selaku
Direktur dari Tergugat II dikaitkan dengan P-2a sampai dengan P-
14b, yang merupakan bukti pembayaran yang dilakukan oleh
Penggugat kepada beberapa stasiun Televisi yang telah
menayangkan Product KHONG GUAN BISCUIT;
Menimbang, bahwa jika alat bukti di atas dikaitkan dengan
pernyataan Para Tergugat di dalam Jawabannya poin 21, 22 dan 24
maka dapat disangkakan bahwa terbitnya surat pernyataan yang
ditanda tangani Tergugat I dalam kapasitas sebagai Direktur
Tergugat II (bukti P-10) merupakan pengikatan diri yang dapat
ditagih oleh Penggugat;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.I.II-3, T.I.II-4 dan
T.I.II-5 membuktikan bahwa Tergugat telah pernah 3 (tiga) kali
mentransfer uang kepada Penggugat untuk penayangan iklan di
Televisi untuk periode April 2017 dan Mei 2017, akan tetapi karena
dari tanggal pembayarannya dilakukan sebelum tanggal surat
pernyataan dibuat maka jumlah uang yang tercantum di bukti
T.I.II-3, T.I.II-4 dan T.I.II-5 yakni seluruhnya sejumlah
Rp217.940.000,00 (dua ratus tujuh belas ribu juta sembilan ratus
empat puluh ribu rupiah) tidak dapat dikurangkan dari jumlah yang
tercantum di dalam surat pernyataan (bukti P-10);
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.I.II-3, T.I.II-4 dan
T.I.II-5 yang diajukan oleh Para Tergugat dapat disangkakan bahwa
antara Penggugat dengan Para Tergugat telah ada perikatan timbal
balik yang dilakukan secara lisan tanpa dirinci hak dan
kewajibannya masing-masing dalam suatu tulisan;
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti P-8 dan P-9
Penggugat telah melakukan somasi kepada Para Tergugat untuk
melaksanakan kewajibannya membayar Agency Fee sejumlah
Rp2.867.745.304,00 (dua milyar delapan ratus enam puluh tujuh
juta tujuh ratus empat puluh lima ribu tiga ratus empat rupiah)
sebagaimana tersebut dalam surat pernyataannya (bukti P-10),
namun karena Para Tergugat tidak melaksanakan kewajibannya
kepada Penggugat tersebut maka Para Tergugat dapat
dikategorikan telah ingkar janji (wanprestasi);
Menimbang, bahwa tentang petitum gugatan selainnya
menurut Majelis Hakim, Penggugat tidak dapat membuktikannya
oleh karenanya harus ditolak;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut
diatas, Majelis Hakim berpendapat gugatan Penggugat dapat
dikabulkan sebagian;
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat
dikabulkan sebagian dan Para Tergugat berada di pihak yang kalah,
maka Para Tergugat harus dihukum untuk membayar biaya
perkara;
Memperhatikan ketentuan dalam Undang-undang Nomor
48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan peraturan-
peraturan lain yang bersangkutan;
 Mengadili
1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian;
2. Menyatakan Para Tergugat telah melakukan wanprestasi atas
hutangnya kepada Penggugat berdasarkan surat pernyataan hutang
tanggal 23 Februari 2018;
3. Menghukum Para Tergugat untuk membayar kewajiban
hutangnya sejumlah Rp2.867.745.304,00 (dua milyar delapan
ratus enam puluh tujuh juta tujuh ratus empat puluh lima ribu
tiga ratus empat rupiah) kepada Penggugat;
4. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya perkara yang
sampai hari ini ditetapkan sejumlah Rp656.000,00 (enam ratus
lima puluh enam ribu rupiah);
5. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya;
III. Analisa Hukum :

Berdasarkan putusan diatas, saya setuju atas putusan yang


diputuskan oleh Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat, yang dimana

IV. Kesimpulan :

Anda mungkin juga menyukai