Perbuatan melawan hukum memiliki ruang lingkup yang lebih luas dibandingkan
dengan perbuatan pidana. Perbuatan melawan hukum tidak semata-mata melawan undang-
undang saja, melainkan mencakup segala sesuatu yang menimbulkan atau memberikan
akibat-akibat kerugian kepada orang lain. Dalam kasus putusan ini yang menjadi perbuatan
adalah Ketika pihak tergugat (I Gusti Lanang Rejeg) menjanjikan akan menikahi dan hidup
bersama dengan pihak Penggugat (Masudiati). Tergugat juga memberikan Kartu Taspen,
Karpeg, dan sebuah sepeda motor sebagai jaminan atas janjinya mengajak penggugat untuk
mengikuti ajakannya yaitu kawin lari, dan penggugat akan dinikahi, baik secara agama
maupun negara dalam kurun waktu 4 bulan. Namun, setelah 1 tahun 4 bulan tergugat tidak
juga menunaikan janjinya, dan selama itu pula penggugat menanggung biaya hidup tergugat,
dan keluarga tergugat.
Perbuatan melawan hukum dari perkara ini adalah melanggar norma kesusilaan
sehingga menimbulkan kerugian immaterial berupa tergugat memberikan janji palsu akan
menikahi penggugat, sehingga penggugat bersedia saat di ajak untuk kawin lari, Tak hanya
itu, tergugat juga memanpaatkan penggugat untuk menanggung biaya hidupnya dan
keluarganya selama kurun waktu 1 tahun 4 bulan. Dengan demikian, hukum yang dilanggar
adalah sebagai berikut:
Putusan II
Nomr: 61/PDT/2014/PT.DKI
Putusan ini merupakan putusan banding yang diajukan oleh Pembanding 1 yang semula
tergugat 1 (PT. LION MENTARI AIRLINES (LION AIR), pembanding II yang semula
tergugat III (KEMENTRIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA Cq. Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara), dan pembanding III yang semula tergugat II ( PT. (Persero)
ANGKASA PURA II), kepada terbanding yang semula penggugat (Ridwan Sumantri) yang
diwakilkan kepada HEPPY SEBAYANG,SH. YAHYA CHRISTIAN SUHANDI, SH, dan
FREDY K.SIMANUNGKALIT,SH. Advokat pada LEMBAGA ADVOKASI
PERLINDUNGAN PENYANDANG CACAT INDONESIA (LAPPCI). Para pembanding
mengajukan banding atas ditetapkannya putusan sebelumnya dalam Pengadilan Negeri
Jakarta
Adapun dalam putusan banding ini merupakan tindak lanjut dari putusan sebelumnya,
maka perbuatan dalam kasus ini lebih pada meninjau ulang, dan tidak ada pemaparan lebih
rinci mengenai kasus yang diperkarakan.
Adapun perbuatan yang melawan hukum di sini adalah disebabkan oleh kealalaian,
yaitu tidak memberikan dan menyediakan fasilitas yang maksimal bagi penyandang cacat,
Sesuai dengan Ketentuan dalam Pasal 1365 BW kemudian dipertegas kembali dalam Pasal
1366 BW yaitu: “Setiap orang bertanggung jawab tidak hanya untuk kerugian yang
ditimbulkan oleh perbuatannya tetapi juga disebabkan oleh kelalaiannya.”
Putusan III
Selain itu, belum selesai penyelesaian masalah, tergugat I dan II menunjuk tergugat
III untuk menjadi pengganti penggugat sebagai distributor utama, tergugat III pun
mengetahui adanya pemutusan sepihak yang dilakukan oleh tergugat 1 dan II dan
permasalahan belum selesai.
Kasus ini bermula pada saat penggugat memesan tiket pesawat Lion Air untuk
perjalanan kerja. Tiket yang di pesan adalah penerbangan dari Bali ke Lombok, Mataram
Nusa Tenggara Barat untuk tanggal 3 Agustus 2013 pukul 17.10 WITA. Namun, setelah
melakukan chek in barang dan menunggu selama 2 jam dari pihak tergugat justru mengatakan
bahwa tidak ada penerbangan pesawat lion air, yang ada adalah pesawat Wings Air. Ketika
penggugat meminta untuk dialihkan pun tidak bisa dan harus melakukan pemesanan baru.
Oleh karena itu, penggugat membeli tiket pesawat Transnusa dari Bali ke Bandara Praya,
Lombok, Mataran NTTt. Disebabkan hal itu, penggugat menjadi datang terlambat ke tempat
tujuan, yang seharusnya bertemu dengan klien menjadi batal. Hal itu menyebabkan
penggugat dirugikan sebesar lima ratu juta rupiah yang akan didapatkan apabila perjanjian
kerja dengan klien dapat terjalin.
Dalam hal ini, perbuatan ini melawan hukum menyebabkan kerugian yang disebabkan
oleh kelalaian atas memberikan informasi dan layanan. Berdasarkan Pasal 4 (h) Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen berikut
ini: “hak konsumen untuk mendapatkan konpensasi, ganti rugi dan atau penggantian,
apabila barang dan/atau jasa yang diterimanya tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya ;
Putusan V
Perbuatan dalam perkara ini adalah tergugat (Louisa Junus Giri) tidak membayar
utangnya kepada penggugat penggugat (Julia Hilda Rohi) sejumlah RP 522. 500. 000,- pada
tanggal 10 Agustus 2003, yang kemudian menjadi Rp. 10.237.500.000 (Sepuluh Milliard Dua
Ratus Tiga Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) haruslah dibayarkan oleh Tergugat
kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus sejak putusan berkekuatan hukum tetap.