Anda di halaman 1dari 5

Putusan I

Reg. No. 3191 K/Pdt./1984

Perbuatan melawan hukum memiliki ruang lingkup yang lebih luas dibandingkan
dengan perbuatan pidana. Perbuatan melawan hukum tidak semata-mata melawan undang-
undang saja, melainkan mencakup segala sesuatu yang menimbulkan atau memberikan
akibat-akibat kerugian kepada orang lain. Dalam kasus putusan ini yang menjadi perbuatan
adalah Ketika pihak tergugat (I Gusti Lanang Rejeg) menjanjikan akan menikahi dan hidup
bersama dengan pihak Penggugat (Masudiati). Tergugat juga memberikan Kartu Taspen,
Karpeg, dan sebuah sepeda motor sebagai jaminan atas janjinya mengajak penggugat untuk
mengikuti ajakannya yaitu kawin lari, dan penggugat akan dinikahi, baik secara agama
maupun negara dalam kurun waktu 4 bulan. Namun, setelah 1 tahun 4 bulan tergugat tidak
juga menunaikan janjinya, dan selama itu pula penggugat menanggung biaya hidup tergugat,
dan keluarga tergugat.

Perbuatan melawan hukum dari perkara ini adalah melanggar norma kesusilaan
sehingga menimbulkan kerugian immaterial berupa tergugat memberikan janji palsu akan
menikahi penggugat, sehingga penggugat bersedia saat di ajak untuk kawin lari, Tak hanya
itu, tergugat juga memanpaatkan penggugat untuk menanggung biaya hidupnya dan
keluarganya selama kurun waktu 1 tahun 4 bulan. Dengan demikian, hukum yang dilanggar
adalah sebagai berikut:

1. Menimbulkan kerugian karena selama hidup bersama penggugat telah


menanggung seluruh biaya tergugat beserta keluarga tergugat.
2. Melanggar norma kesusilaan dan kepatutan dalam masyarakat.

Putusan II

Nomr: 61/PDT/2014/PT.DKI

Putusan ini merupakan putusan banding yang diajukan oleh Pembanding 1 yang semula
tergugat 1 (PT. LION MENTARI AIRLINES (LION AIR), pembanding II yang semula
tergugat III (KEMENTRIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA Cq. Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara), dan pembanding III yang semula tergugat II ( PT. (Persero)
ANGKASA PURA II), kepada terbanding yang semula penggugat (Ridwan Sumantri) yang
diwakilkan kepada HEPPY SEBAYANG,SH. YAHYA CHRISTIAN SUHANDI, SH, dan
FREDY K.SIMANUNGKALIT,SH. Advokat pada LEMBAGA ADVOKASI
PERLINDUNGAN PENYANDANG CACAT INDONESIA (LAPPCI). Para pembanding
mengajukan banding atas ditetapkannya putusan sebelumnya dalam Pengadilan Negeri
Jakarta

Pusat Nomor : 231/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Pst tanggal 08 Desember 2011, yang di dalamnya


menyatakan bahwa para tergugat dijatuhkan denda ganti rugi sebesar RP 25.000.000,- (dua
puluh lima juta rupiah) dan mengucapkan permintaan maap kepada penggugat melalui Media
Masa (koran) Nasional sebanyak 1 kali.

Adapun dalam putusan banding ini merupakan tindak lanjut dari putusan sebelumnya,
maka perbuatan dalam kasus ini lebih pada meninjau ulang, dan tidak ada pemaparan lebih
rinci mengenai kasus yang diperkarakan.

Adapun perbuatan yang melawan hukum di sini adalah disebabkan oleh kealalaian,
yaitu tidak memberikan dan menyediakan fasilitas yang maksimal bagi penyandang cacat,
Sesuai dengan Ketentuan dalam Pasal 1365 BW kemudian dipertegas kembali dalam Pasal
1366 BW yaitu: “Setiap orang bertanggung jawab tidak hanya untuk kerugian yang
ditimbulkan oleh perbuatannya tetapi juga disebabkan oleh kelalaiannya.”

Putusan III

No. 2973 K/Pdt/2011

Hubungan kerja sama antara penggugat (PT PROMEXX INTI CORPORATAMA)


dan tergugat I (LEE KUM KEE (INTERNATIONAL) LIMITED, berkedudukan di 2-4 Dai
Fal Street, Tai Po Industrial Estate, Tai PO, New Territories, Hongkong) dan tergugat II (LEE
KUM KEE Co. Ltd., berkedudukan di 2-4 Dai Fal Street, Tai Po Industrial Estate, Tai PO,
New Territories, Hongkong) yang terjalin sejak tahun 1994 sampai dengan tahun 2007
berjalan dengan baik, sampai pada secara mendadak dan sepihak tanpa alasan hukum yang
sah tergugat II memutuskan hubungan pendistribusian. Tergugat II juga tanpa seizin dan
sepengetahuan Penggugat, telah menggunakan nomor registrasi makanan luar negeri (ML)
produk a quo untuk memasukkan seluruh produk a quo ke Indonesia. Tindakan tersebut
melanggar hak subyektif Penggugat sehingga dapat dikwalifisir sebagai perbuatan melawan
hukum sebagaimana
dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata.

Selain itu, belum selesai penyelesaian masalah, tergugat I dan II menunjuk tergugat
III untuk menjadi pengganti penggugat sebagai distributor utama, tergugat III pun
mengetahui adanya pemutusan sepihak yang dilakukan oleh tergugat 1 dan II dan
permasalahan belum selesai.

Perbuatan ini termasuk melawan hukum karena menyebabkan kerugian kepada


penggugat berupa kerugian material seluruhnya berjumlah Rp. 55.722.548.614 (lima puluh
lima milyar tujuh ratus dua puluh dua juta lima ratus empat puluh delapan ribu enam ratus
empat belas Rupiah); dan juga Proyeksi keuntungan 10 Tahun ke depan yang diharapkan
berdasarkan pertumbuhan laba 10 (sepuluh) tahun sebelumnya adalah sebesar Rp.
35.481.543.720,00 (tiga puluh lima milyar empat ratus delapan puluh satu juta lima ratus
empat puluh tiga ribu tujuh ratus dua puluh Rupiah);

Bahwa seyogyanya apabila Para Tergugat membayar kerugian materiil kepada


Penggugat sebesar Rp. 55.722.548.614,00 (lima puluh lima milyar tujuh ratus dua puluh dua
juta lima ratus empat puluh delapan ribu enam ratus empat belas Rupiah) tersebut, maka
Penggugat dapat menikmati keuntungan bunga yang dapat diperoleh setiap tahunnya apabila
uang tersebut disimpan di Bank (Bunga Bank) setidaknya sejak tahun 2007 hingga
dilunasinya utang tersebut sebesar 6% (enam persen) per tahunnya sebesar: 6% x Rp.
55.722.548.614,00 = Rp. 3.343.352.916,84/tahun (tiga milyar tiga ratus empat puluh tiga juta
tiga ratus lima puluh dua ribu Sembilan ratus enam belas rupiah delapan puluh empat sen per
tahun);

Adapun kerugian immaterialnya adalah mengingat Penggugat adalah perusahaan yang


telah mempunyai reputasi yang baik di tengah masyarakat, maka dengan Perbuatan Melawan
Hukum yang dilakukan oleh Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III mengakibatkan
tercemar nama baik penggugat sehingga membuat menurunnya reputasi dan kepercayaan
penggugat baik di tengah masyarakat maupun diantara rekanan bisnis penggugat.
Putusan IV

No. 441/PDT.G/2013/PN. JKT.PST.

Kasus ini bermula pada saat penggugat memesan tiket pesawat Lion Air untuk
perjalanan kerja. Tiket yang di pesan adalah penerbangan dari Bali ke Lombok, Mataram
Nusa Tenggara Barat untuk tanggal 3 Agustus 2013 pukul 17.10 WITA. Namun, setelah
melakukan chek in barang dan menunggu selama 2 jam dari pihak tergugat justru mengatakan
bahwa tidak ada penerbangan pesawat lion air, yang ada adalah pesawat Wings Air. Ketika
penggugat meminta untuk dialihkan pun tidak bisa dan harus melakukan pemesanan baru.
Oleh karena itu, penggugat membeli tiket pesawat Transnusa dari Bali ke Bandara Praya,
Lombok, Mataran NTTt. Disebabkan hal itu, penggugat menjadi datang terlambat ke tempat
tujuan, yang seharusnya bertemu dengan klien menjadi batal. Hal itu menyebabkan
penggugat dirugikan sebesar lima ratu juta rupiah yang akan didapatkan apabila perjanjian
kerja dengan klien dapat terjalin.

Dalam hal ini, perbuatan ini melawan hukum menyebabkan kerugian yang disebabkan
oleh kelalaian atas memberikan informasi dan layanan. Berdasarkan Pasal 4 (h) Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen berikut
ini: “hak konsumen untuk mendapatkan konpensasi, ganti rugi dan atau penggantian,
apabila barang dan/atau jasa yang diterimanya tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya ;

Putusan V

Nomor 224/Pdt.G/2019/PN Kpg.

Perbuatan dalam perkara ini adalah tergugat (Louisa Junus Giri) tidak membayar
utangnya kepada penggugat penggugat (Julia Hilda Rohi) sejumlah RP 522. 500. 000,- pada
tanggal 10 Agustus 2003, yang kemudian menjadi Rp. 10.237.500.000 (Sepuluh Milliard Dua
Ratus Tiga Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) haruslah dibayarkan oleh Tergugat
kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus sejak putusan berkekuatan hukum tetap.

Perbuatan ini disebutkan sebagai perbuatan melawan hukum karena menyebabkan


kerugian kepada penggugat berupa kerugian materil sebesar RP 522. 500. 000,-. Perbuatan
melawan hukum ini sebagaimana juga dalam pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPerdata), berbunyi: “Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena
kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai