Anda di halaman 1dari 8

BUDAYA JEPANG UNTUK DIPLOMASI DI INDONESIA

MELALUI THE JAPAN FOUNDATION

Oleh:

Abstrak:

Kebudayaan merupakan salah satu sektor yang paling khas dari setiap negara. Maka
diplomasi melalui budaya oleh Jepang merupakan salah satu bentuk soft power. Strategi soft
power mampu memancing daya tarik suatu negara untuk memperoleh tujuan melalui sebuah
ketertarikan individu. Soft power yang dilakukan oleh Jepang dalam upaya diplomasi budaya
di Indonesia adalah dengan mendirikan The Japan Foundation. Lembaga ini berfungsi untuk
menjembatani hubungan diplomasi antara Jepang dan Indonesia. The Japan Foundation saat
ini berfungsi untuk menjalankan 4 program. Diantaranya program pertukaran seni dan
budaya, Pendidikan bahasa Jepang, pertukaran pelajar, dan pengembangan studi Jepang.

Kata kunci: Diplomasi, budaya, The Japan Foundation.

PENDAHULUAN

Kebudayaan merupakan salah satu sektor yang paling khas dari setiap negara, tidak
terkecuali bagi Jepang. Jepang adalah salah satu negara yang sukses melakukan Kerjasama
dan diplomasi ke negara-negara lain dengan menggunakan diplomasi budaya. Diplomasi
budaya adalah bentuk dari diplomasi Soft power. Menurut Josep Nye soft power merupakan
daya Tarik suatu negara untuk memperoleh tujuan melalui sebuah ketertarikan individu,
(Revinsyah.2018). Soft power dapat mempengaruhi perilaku sebuah negara melalui
preferensi masyarakat tertentu, sehingga akan menarik perhatian asing yang dampaknya
dapat meningkatkan perdagangan serta mempengaruhi politik negara secara global. Contoh
yang paling terkenal adalah anime, manga, produk makanan takoyaki, bento dan program-
program pertukaran pelajar yang ditujukan agar negara-negara lain mengetahui budaya-
budaya Jepang, baik itu budaya tradisional maupun modern. Dengan produk-produk tersebut,
budaya Jepang bisa tergambar dan diketahui oleh masyarakat luas, khususnya Indonesia.

Salah satu strategi Jepang memperkenalkan budayanya yaitu dengan mendirikan


sebuah lembaga yang difokuskan untuk menjadi jalan masuk dan hubung dengan negara-
negara luar. Lembaga ini dinamakan The Japan Foundation. The Japan Foundation
merupakan bagian dari kebijakan luar negeri Jepang bertujuan untuk membangun citra baik
di mata dunia khsusunya di negara-negara Asia Tenggara, guna menjembatani kepentingan
kerjasama di berbagai bidang diplomasi global, seperti ekonomi, politik, dan sebagainya. The
Japan Foundation berdiri mulai dari Oktober 1972 di Tokyo. Hingga saat ini The Japan
Foundation telah memiliki 23 kantor cabang yang terletak di negara-negara maju dan juga
berkembang. Kantor di negara maju salah satu diantaranya terletak di Amerika, terdapat dua
kantor cabang The Japan Foundation yaitu satu di Los Angeles dan dua di New York.
Sedangkan di negara berkembang atau di kawasan Asia Tenggara sendiri sudah terdapat 5
kantor cabang yang terletak di Jakarta, Manila, Kuala Lumpur, Bangkok dan Hanoi.1

Di bawah naungan Kementrian Luar Negeri Jepang (MOFA) Jepang mendirikan The
Japan Foundation di Indonesia pada tahun 1979. Pada mulanya Jepang mendirikan ini demi
kepentingannya, yakni membendung sikap anti Jepang oleh rakyat Indonesia. Di mana saat
itu pada tahun 1974 terjadi unjuk rasa sebagai bentuk protes oleh masyarakat dan mahasiswa
Indonesia yang menuntut atas terlalu mendominasinya pergerakan ekonomi oleh Jepang di
Indonesia, unjuk rasa ini disebut dengan peristiwa Malapetaka Lima Berlas Januari (Malari).
2
. Maka, dengan berdirinya The Japan Foundation Jepang berharap rakyat Indonesia dapat
tertarik dengan produk-produk seni dan budaya Jepang, sehingga berdampak besar pada
berubahnya pandangan terhadap Jepang.

Budaya memiliki kemampuan untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat tanpa


dibatasi oleh latar belakang bangsa. Melalui budaya kesalahpahaman, perbedaan dapat
dipahami dengan sudut pandang yang sama, sehingga digunakan sebagai alat untuk
memahami satu sama lain. Budaya digunakan oleh negara untuk merefresentasikan jalinan
persahabatan dan Kerjasama publik. Pada tingkat yang lebih dasar, internet telah mengubah
sifat budaya yang dikonsumsi. Internet juga telah mengubah pengalaman di dunia nyata
menjadi keterlibatan di dunia virtual sebagai bentuk pengalaman nyata, (Revinsyah.2018). 3

Kebudayaan Jepang sendiri di Indonesia mendapat antusiasme besar dari masyarakat.


Jepang seringkali mengadakan festival-festival kebudayaan yang menarik bagi masyarakat
Indonesia. Program-program yang ditawarkan oleh Jepang terhadap Indonesia pun berhasil
1
Evan Sares Pratama, Diplomasi Kebudayaan Jepang Terhadap Indonesia Melalui The Japan Foundation
Tahun 2015-2018, Jurnal Fisip, 2021, Vol:8.
2
Nuraini, Diplomasi Kebudayaan Jepang Terhadap Indonesia Dalam Mengembangkan Bahasa Jepang, Jurnal
fisip, 2017, Vol:14, hal:1.
3
Muhammad Revinsyah, Diplomasi Budaya Jepang terhadap Indonesia melalui Anime: Kimi no Na Wa,
Bandung:Universitas Kristen Parahyangan, 2018, hal:11.
mengurai ketegangan-ketegangan yang telah terjalin lama, sejak masa penjajahan hingga
pasca penjajahan. Maka dari itu, program-program The Japan Foundation ini sangat berjasa
dalam membaiknya hubungan diplomasi antara Indonesia dan Jepang, sehingga perlu untuk
didalami faktor apa saja yang membuat kebudayaan ini dapat diterima dengan mudah
dikalangan masyarakat Indonesia serta program apa saja yang disediakan oleh Jepang.

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan


Teknik Library Research (riset perpustakaan). Data-data ini diperoleh dari berbagai sumber
yang relevan seperti buku, media massa, artikel, jurnal serta sumber internet lainnya yang
sudah tervalidasi. Kemudian penulisan akan disampaikan dengan metode deskripsi kualitatif.
Deskripsi kualitatif adalah metode penelitian dengan menggambarkan secara rinci hasil
penelitian.

KEGUNAAN PENELITIAN

Kegunaan penelitian ini diantaranya adalah memberikan pengetahuan baru dan


referensi terkait upaya apa saja yang dilakukan oleh Jepang dalam rangka membangun
hubungan diplomasi dengan Indonesia. Selain itu, penulisan ini juga diharapkan dapat
memberikan sebuah gambaran bagaimana budaya ini dapat diterima oleh masyarakat
Indonesia, sehingga pembaca bisa mengetahui keterikatan antara Jepang dan Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

The Japan Foundation merupakan sebuah Lembaga yang diharapkan mampu


menghapus segala pandangan buruk terhadap Jepang setelah beberapa kali menjadi penjajah,
guna meraih kembali kepercayaan melalui sosialisasi budaya. Pendekatan melalui budaya
merupakan sebuah soft power yang sangat tepat dan efektif untuk mencapai tujuan ini, karena
pemerintahan Jepang menyadari bahwa mereka memiliki kebudayaan yang sangat unik
dengan memadukan antara budaya tradisional dengan budaya modern, Sehingga mudah
untuk diterima oleh berbagai kalangan dan lapisan. The Japan Foundation di Indonesia sudah
sangat berkembang. Pada mulanya Lembaga ini berdiri dikhususkan untuk memperomosikan
pertukaran budaya Jepang dengan kebudayaan negara lainnya. Jepang dalam aspek budaya
sebagai meningkatkan hubungan diplomasi (Nuraini,2017:2). Namun, setelah lama berjalan
dan mengalami perkembangan serta dapat diterima oleh publik, Jepang mengubah fungsinya
menjadi lebih beragam. Diantaranya adalah fokus terhadap 4 program, yaitu program
pertukaran seni dan budaya, program Pendidikan bahasa Jepang, pertukaran pelajar, dan
pengembangan studi Jepang.

Program Pertukaran Seni dan Budaya

Pasca perang dingin, kekuatan tidak lagi bergantung seutuhnya pada Hard Power atau
bisa disebut kekuatan militer, melainkan pada sumber lain yang disebut soft power. Sebagai
negara yang gencar melakukan diplomasi budaya, Jepang cenderung menggunakan budaya
popular (pop-Culture). Maka, dalam mewujudkan strategi ini, The Japan Foundation
mencetuskan program pertukaran seni dan budaya. Pertukaran seni dan budaya adalah
kegiatan saling berbagi hasil karya seni dan budaya dengan negara lain. Pertukaran ini
bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan-kebudayaan dan seni yang dimiliki oleh
Jepang. Diantaranya adalah musik, lagu, tarian, busana tradisional, dan makanan khas.
Program pertukaran terus dikembangkan, melalui pendekatan kolaborasi interaktif program
ini berhasil diterima oleh masyarakat Indonesia dan negara lainnya. Kolaborasi interaktif
adalah pengenalan dengan cara produksi bersama, Kerjasama pada trend dan isu-isu global.4
Pendekatan ini berhasil karena memberikan peluang bagi orang-orang untuk berkreasi dan
berbagi kreatifitas dengan latar belakang yang lebih bervariasi, dan membentuk sebuah
pemahaman baru yang lebih baik. Program ini juga dianggap memfasilitasi bagi para pelaku
seni maupun penikmat seni untuk dapat melakukan dan mengkonsumi seni yang lebih
bervariatif. Adapun seni dan budaya Jepang ini dikenalkan dengan berbagai cara, yaitu
melalui film, animasi, manga dan festival besar seperti Jak-Japan Matsuri.

Festival besar tentang seni dan budaya yang pernah diadakan oleh Jepang salah
satunya Festival Jak Japan Matsuri pada tahun 2009. Festival ini hadir dalam rangka
memperingati 50 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang. Di selenggarakan
di Jakarta oleh warga Jepang yang tinggal di Indonesia yang terbentuk dalam sebuah komite-
komite. Pelaksanaanya berdasarkan pada musim panas di Jepang, antara Juni dan Juli. Dalam
acaranya pada pembukaan biasanya dilakukan selama 3 hari, diisi dengan workshop-
workshop kebudayaan Jepang. Kemudian di penutup pestival nanti, Jepang melakukan
penampilan-penampilan terbaik Jepang, seperti mikoshiatau, J-POP, penampilan cosplayer
yang bergaya layaknya tokoh-tokoh dalam serial Anime Jepang.5

4
Evan Sares Pratama, Diplomasi Kebudayaan Jepang Terhadap Indonesia Melalui The Japan Foundation
Tahun 2015-2018, Jurnal Fisip, 2021, Vol:8, hal:5.
5
Evan Sares Pratama, Diplomasi Kebudayaan Jepang Terhadap Indonesia Melalui The Japan Foundation
Tahun 2015-2018, Jurnal Fisip, 2021, Vol:8, hal:8.
Hal ini tidak lain dilatar belakangi oleh kecanggihan teknologi Jepang yang sudah
tidak diragukan lagi, Jepang dapat dengan mudah menyebarkan berbagai budayanya melalui
animasi. Di Indonesia sendiri banyak serial anime maupun manga yang sangat terkenal,
salah satunya film animasi Doraemon. Dalam film Doraemon ini Jepang berhasil
mendongkrak eksistensi kebudayaannya di Indonesia. Tokoh-tokoh terkenal lain dalam film
animasi Jepang juga masih banyak, beberapa diantaranya Satoshi dalam Pokemon, Naruto,
dan One piece. Tidak hanya sekadar film animasi biasa, Jepang memasukan unsur keindahan
pariwisata dan keramahan penduduknya melalui hasil karya kontemporer berupa komik,
anime, dan drama Televisi. Sehingga, strategi ini berhasil membuat khalayak publik tahu
mengenai keindahan pariwisata dan beberapa kebudayaan lainnya.

Program Pendidikan Bahasa Jepang di Indonesia

Maraknya pencinta anime dan manga atau serial tayangan lainnya dari Jepang,
membuat masyarakat terutama Indonesia berbondong-bondong mempelajari Bahasa ini.
Selain karena hal itu, sebagai negara dengan kemajuan teknologi paling pesat membuat
negara-negara lain tergiur untuk menjalin kerjasama dengan Jepang. Sehingga, jumlah
peminat pelajar bahasa Jepang lumayan tinggi. The Japan Foundation mengambil peran
sebagai pasilitator, Di mana ia membangun infrastruktur dan fasilitas lainnya untuk
menunjang pembelajaran dan pelatihan bahasa Jepang.

Bahasa adalah alat komunikasi pertama yang dibutuhkan untuk membangun dan
menjalin sebuah hubungan. Maka Jepang merasa hal yang paling urgent untuk dihapus adalah
kesenjangan karena bahasa. Salah satu upayanya yaitu dengan dicetuskannya program
Pendidikan bahasa Jepang. The Japan Foundation pernah melucurkan program Nihongo
Partner yang lahir dari divisi Bahasa. Misi program ini adalah mengirim warga negara
Jepang sebagai Native speaker Bahasa Jepang di negara-negara ASEAN untuk dapat menjadi
partners guru dan siswa Bahasa Jepang. Program ini biasanya dikhususkan untuk jenjang
SMK dan SMA.Pengembangan Bahasa Jepang memang banyak sekali peminat, hasil dari
laporan Lembaga The Japan Foundation menunjukan bahwa pelajar, pengajar dan Lembaga
Pendidikan Bahasa Jepang meningkat setiap tahunnya. Indonesia menduduki peringkat kedua
sebagai pelajar tertinggi bahasa Jepang setelah China, dan tertinggi pertama di negara Asia
Tenggara.6
6
Nuraini, Diplomasi Kebudayaan Jepang Terhadap Indonesia Dalam Mengembangkan Bahasa Jepang, Jurnal
fisip, 2017, Vol:14, hal:7.
Program pendidikan Bahasa Jepang ini memberikan keuntungan bagi masing-masing
negara, yaitu menjadi salah satu kunci untuk dapat menjalin komunikasi yang lebih baik
sehingga dapat terjalin kerjasama yang lebih dekat. Indonesia sebagai pemasok bahan pangan
dibutuhkan oleh Jepang, serta Jepang dengan kekayaan teknologinya di butuhkan oleh
Indonesia sebagai investor modal.

Program Pertukaran Pelajar

Selain melalui program pendidikan bahasa Jepang, The Japan Foundation juga
membuat program pertukaran pelajar Indonesia-Jepang. Program ini merupakan sebuah
inovasi perpanjangan tangan Jepang-Indonesia agar lebih harmonis lagi, tiada lain
dikarenakan para pelajar Indonesia berkesempatan untuk mengetahui dan mengenal
bagaimana budaya sehari-hari orang Jepang secara langsung. Pertukaran pelajar ini
disediakan bagi pelajar mulai dari tingkat SMA, hingga perguruan tinggi antar negara
internasional. Jangka waktu pertukaran sendiri berbeda-beda, bisa satu bulan, dua bulan, atau
bahkan satu tahun. Dengan mengetahui secara langsung budaya Jepang, diharapkan mampu
memulihkan citra baiknya, sehingga menumbuhkan kembali kepercayaan terhadap Jepang,
yang pada akhirnya dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap hubungan
diplomasi kedepannya.

Pemerintah Jepang menilai bahwa dalam dunia globalisasi, peran masyarakat dalam
hubungan internasional terus meningkat sehingga diplomasi saat ini tidak hanya melibatkan
aktor negara, tetapi juga aktor non negara, (Evan.2021). oleh karena itu, tidak heran jika
strategi Jepang dalam membentuk jaringan diplomasi sangat menyeluruh ke segala aspek dan
kalangan, karena Jepang saat ini telah dikenal sebagai negara dengan Soft power yang kuat
yaitu lebih menekankan pada pengaruh intrumen perdagangan dan budaya dibandingkan pada
kekuatan Hard power atau militer. 7

Program Pengembangan Studi Jepang

Upaya lain yang dibangun oleh The Japan Foundation untuk membangun hubungan
diplomaisnya adalah program pengembangan studi Jepang. Program ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman yang baik tentang Jepang dengan ikut berkontribusi dalam
7
Ibid.1;7
mempromosikan studi Jepang di luar negeri. Program ini menyediakan wadah dan
kesempatan untuk para pelajar mahasiswa Indonesia di Jepang maupun di dalam negeri untuk
dapat berdialog lebih dalam lagi mengenai masalah-masalah internasional dan mengambil
langkah serta solusi kedepannya. Bidang ini memiliki beberapa bidang kategori, yaitu:
Japanese Studies Fellowships, Program Intellectual Exchange, Support for Japanese Studies,
dan Center for Global Partnership Programs (CGP). Beberapa program sebelumnya dan
proyek bidang Studi Jepang dan Academic Exchange antara lain Simposium Peringatan 40
Tahun The Japan Foundation Symposium Transcending Borders: New Trends in
International Cultural Exchange, JENESYS East Asia Future Leaders Programme, Youth
Exchange, and Library Support Program (Evan, 2021:8).8

Program ini dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. Karena Jepang dan Indonesia
sendiri tidak berada dalam garis yang sama dalam pengembangan sumber daya manusia.
Pendidikan di Jepang jauh lebih maju daripada di Indonesia, maka dari itu, program ini
menjadi satu kesempatan besar untuk Indonesia bisa belajar dan meningkatkan kualitasnya
lebih baik lagi.

PENUTUP

Keberhasilan Jepang dalam upaya menjalin diplomasi lebih menekankan pada


kemampuan soft power, yaitu budaya. Upaya diplomasi yang dilakukan Jepang di Indonesia
ditanggung jawabkan oleh MOFA kepada Lembaga The Japan Foundation. The Japan
Foundation adalah Lembaga yang didirikan oleh kementrian luar negeri Jepang, guna untuk
menjadi jembatan terwujudnya hubungan kerjasama diplomasi yang baik dengan berbagai
negara di seluruh dunia. Khususnya di Indonesia sebagai salah satu program untuk
memulihkan citra baiknya. Dalam menjalankan fungsinya, The Japan Foundation membuat
beberapa program yang difokuskan terhadap 4 sektor, yakni pertukaran seni dan budaya,
Pendidikan bahasa Jepang, pertukaran pelajar, dan pengembangan studi Jepang.

REFERENSI:

Kementerian Luar Negri, 2019. IndonesiaJapan Festa 2019, Wadah Kolaborasi Budaya
Indonesia dan Jepang (Online).(https://kemlu.go.id/osaka/id/news/2833/indonesia-
8
Ibid.1;8
japan-festa-2019-wadah-kolaborasi-budaya-indonesiadan-jepang), diakses pada 19
November 2021.

Nuraini, “Diplomasi Kebudayaan Jepang Terhadap Indonesia Dalam Mengembangkan


Bahasa Jepang”. Jurnal fisip. Vol.14. (2017)

Pratama. Evan Sares. “Diplomasi Kebudayaan Jepang Terhadap Indonesia Melalui The Japan
Foundation Tahun 2015-2018”. Jurnal Fisip. Vol.8. (2021)

Revinsyah, Muhammad. “Diplomasi Budaya Jepang terhadap Indonesia melalui Anime:


Kimi no Na Wa”. Bandung:Universitas Kristen Parahyangan. (2018)

Anda mungkin juga menyukai