PENDAHULUAN
Jepang, salah satu negara yang giat melakukan diplomasi dari berbasis
ekonomi, sosial, dan budaya. Ini dilatar belakangi sejarah kekalahan Jepang dalam
Perang Dunia II pada tahun 1939 – 1945 antara pihak Sekutu Amerika Serikat,
yang telah membuat Jepang membentuk pola hubungan kerjasama yang lebih soft,
kancah internasional.
Jepang merupakan salah satu negara yang dianggap paling sukses dalam
pembangunan ekonomi Jepang yang terbagi menjadi dua bagian yakni : pada abad
ke-19 (Zaman Restorasi Meiji sebagai industrialisasi awal Jepang) sampai awal
Perang Dunia Kedua, serta dari masa ‘pertumbuan cepat’ (Pasca Perang Dunia
Kedua, 1950-an) sampai dengan saat ini. Itu semua tentunya dapat menjadi bukti
untuk memperkuat posisi Jepang sebagai negara yang mampu untuk memajukan
Jepang dapat berubah secara drastis, dari negara yang miskin menjadi salah satu
Asia.
1
2
Assistance (ODA), terbesar di dunia dalam kurun waktu 50 tahun. Pada Perang
Dunia II, Jepang dikenal sebagai negara dengan tentara yang berperilaku kejam
sehingga meninggalkan luka batin bagi rakyat di negara-negara Asia yang pernah
diduduki oleh Jepang. Hal ini menjadi salah satu alasan bagi Jepang untuk
yang sudah sukses secara ekonomi pasca perang, terutama sejak tahun 1970,
dan Indonesia telah berkembang pesat melalui bantuan ekonomi pemerintah, yaitu
ODA. Selama ini, Indonesia adalah penerima ODA Jepang yang terbesar. Pada
tahun 1989, Jepang pertama kali menjadi donor terbesar di dunia. Bantuan
ekonomi Jepang mencapai 18% dari seluruh bantuan ekonomi dunia. 1 Berkaitan
dengan hubungan bilateral yang cukup baik, kerjasama di bidang swasta juga
Oleh karena itu, dapat dipaparkan bahwa pada masa ini, tidak hanya
pemerintah Jepang, tetapi sektor swasta juga turut berperan dalam mengupayakan
1 Rainhard Drifte, Japan’s Foreign Policy in the 1990’s, St Antony’s 2006, London/Oxford,
hal.110
3
dunia.
didasarkan pada perjanjian perdamaian antara Jepang dan Indonesia, semenjak itu
signifikan politik luar negeri Jepang terhadap Indonesia. Perdana Menteri Jepang
pada saat itu berangkat dari Istana tidak dengan mobil, tetapi diantar Presiden
Soeharto dengan helikopter dari Bina Graha ke pangkalan udara. Hal tersebut
Untuk memulihkan citra baik Jepang, Jepang pun mulai berusaha terliat di
dengan citra buruk. Oleh sebab itu perlu adanya pendekatan selain politik dan
ekonomi. Khususnya di Indonesia yang pernah dijajah Jepang dan terkait dengan
peristiwa Malari. Serta betapa pentingnya Indonesia bagi Jepang karena Indonesia
tahun 2003 Japan Foundation berdiri sendiri dan menjadi institusi independen.3
telah bekerja sama menyebarkan kebudayaan Jepang agar Jepang mudah diterima
bidang pendidikan bahasa Jepang sehingga banyak orang asing, termasuk orang
Jepang maupun sekolah Jepang atau Japan Foundation. Hal yang baru adalah
sekali lagi. Jepang yang terkesan sebagai ‘negara yang baru saja berkembang dan
3 Tonny Dian Effendi, Diplomasi Publik Jepang : Perkembangan dan Tantangan, (Bogor : Ghalia
Indonesia, 2011) hlm 36.
4 Ogoura, Japan’s Cultural Diplomacy. The Japan Foundation, 2009, hal.15.
5
Pada masa modern sekarang ini, cara promosi kebudayaan tersbut telah
animasi dan komik dari Jepang. Begitu juga dengan restoran-restoran Jepang yang
(Matsuri berarti pesta dalam bahasa Indonesia) disponsori oleh Kedutaan Besar
Jepang di Indonesia.5
periode tahun 2008-2013. Karena pada tahun 2008 merupakan “Golden Years of
Dalam buku ini, menjelaskan bahwa fokus masalah hanya tertuju pada
diplomasi publik, terutama Jepang yang sedang aktif dan mengembangkan setiap
instrumen diplomasi publiknya. Dalam buku ini Jepang dengan instrumen yang
Esensi yang ingin disampaikan dalam buku ini adalah Jepang selalu
berfikir bahwa ada cara lain untuk menyampaikan setiap pesan, salah satunya
yang lebih dapat dimengerti masyarakat dunia dan menarik perhatian guna
skripsi yang dilakukan oleh peneliti adalah terdapat dalam konteks fokus
aktifitas diplomasi publik Jepang yang terus berkembang, dari peran Perdana
Menteri Taro Aso - Perdana Menteri Shinzo Abe dan hingga masa kontemporer.
bidang yang dikaji terfokus pada bidang sosial dan budaya yang terdapat di negara
memberikan referensi terkait dalam bidang yang dikaji, dan juga menggambarkan
yang terlibat dalam mensukseskan agenda Jepang dalam bidang sosial dan
budaya.
Peneliti ingin mengkaji tentang kerjasama yang terjadi oleh negara Jepang
dan Indonesia dalam bidang sosial dan budaya. Karena peneliti memiliki rasa
keingintahuan dalam isu-isu yang terkait dengan bidang tersebut. Isu sosial dan
budaya menjadi isu yang menarik dan dinamis untuk diteliti, karena dibalik
8
kompleksnya isu-isu hubungan internasional sekarang ini, sosial dan budaya terus
1.3.2 Yolana Wulasuci “Budaya Populer Manga dan Anime sebagai Soft
Jepang melalui Budaya Populer. Maka penelitian terdahulu, skripsi dari Yolana
yaitu manga dan anime. Objek dalam penelitian skripsi ini tidak memfokuskan
pada satu negara tetapi mencakup internasional. Sedangkan dalam penelitian ini,
peneliti memfokuskan pada satu negara saja yaitu Indonesia sebagai objek dalam
penelitiannya.
kebudayaan Jepang. Skripsi ini mengkaji tentang bagaimana manga dan anime
dengan peneliti adalah fokus pada topik. Peneliti Yolana Wulansuci memfokuskan
penelitian pada bidang sosial dan budaya populer seperti manga dan anime
Persamaan yang dikaji dalam penelitian ini adalah terkait dengan fokus
bidang kajian yang diteliti, yaitu bidang budaya, dan peneliti menambahkan fokus
dapat memberikan referensi berupa ragam budaya populer yang sudah tersebar di
historical approach yaitu budaya tradisional Jepang itu sendiri yang terus
kerjasama Indonesia dengan Jepang , yang dimana akan terus berkembang hingga
kedepan, karena kerjasama dalam bidang sosial-budaya sudah tidak dapat lagi
budayanya.
budaya yang diwujudkan melalui beberapa program dari kedua pemerintah dan
atau kajian dalam fenomena kerjasama bilateral Jepang dan Indonesia dalam
bagi pihak lain yang ingin memperluas kajian ilmu Hubungan Internasional terkait
dengan fenomena kerjasama bilateral dan kajian isu sosial dan budaya.
11
Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar strata satu
pada jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Jenderal Achmad Yani. Dan penelitian ini dapat menjadi rujukan
pendukung dan juga secara keilmuan dalam ruang lingkup ilmu hubungan
internasional.
pencapaian tujuan secara maksimal (absolute gain) dan prospek untuk menjalin
besarkan karena interaksi yang berulang oleh negara-negara tersebut yang akan
wadah dimana aturan (baik formal dan informal) yang ketat dan terhubung yang
Teori ini diperkuat dengan pemikiran dari pakar Haas 1958;Keohane dan
Nye 1975);
pertukaran budaya, dan hubungan transaksi lintas batas lainnya yang lebih tinggi.8
perdagangan dan pembangunan. Dimana hal ini dapat terlihat pada pasca Perang
keamanan yang baru seperti ancaman terorisme, senjata nuklir, dan berbagai
konflik internal yang dapat mengancam keamanan secara regional maupun global.
didalamnya.
Institusi akan membantu mengatur sistem yang kompetitif dan anarkis dan
negara-negara untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan kedua belah pihak
Dalam hal ini neo-liberal memiliki keyakinan yang sama dengan realisme
bahwa sistem internasional berada dalam kondisi yang anarki. Selain itu
dengan realisme dalam memandang sistem internasional yang ada tersebut , hal
ini terlihat dari beberapa asumsi dasar yang dimilikinya. Asumsi dasar yang
empiris. Konsep dalam ilmu sosial adalah bersifat objek seperti orang, kelompok,
relations atau bilateralism) adalah suatu hubungan politik, budaya, dan ekonomi di
kunjungan antar negara. Hubungan bilateral hanya melibatkan dua negara, karena
kedua negara baik yang berdekatan secara geografis ataupun yang jauh diseberang
yang lebih kompleks dan lebih beragam serta mengandung sejumlah pengertian
mempengaruhi atau terjadi hubungan timbal balik antara dua pihak (dua negara)”.
hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara dua negara. Terdapat
beberapa bidang yang meliputi hubungan bilateral ini, dimana yang paling umum
adalah bidang perdagangan, pendidikan dan sosial budaya, politik dan pertahanan
keamanan.
beberapa kesepahaman antara dua negara yang melakukan hubungan yang mana
yang ingin dicapai suatu bangsa dapat terlihat dari kepentingan nasional yang
dirumuskan oleh elit suatu bangsa. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Plano
Hubungan kerjasama yang terjadi antara dua negara didunia ini pada
dasarnya tidak terlepas dari kepentingan nasional masing-masing negara.
Kepentingan nasional merupakan unsur yang sangat vital yang mencakup
kelangsungan hidup bangsa dan negara, kemerdekaan, keutuhan wilayah,
keamanan, militer, dan kesejahteraan ekonomi. (Plano, 19990,7).
Selanjutnya, dalam kamus politik internasional, Didi Krisna
mendefinisikan konsep tentang hubungan bilateral adalah sebagai berikut, bahwa
“hubungan bilateral adalah keadaan yang menggambarkan adanya hubungan
yang saling mempengaruhi atau terjadi hubungan timbal balik antara dua belah
pihak (dua negara)”. (Krisna, 1993,18).
17
politik, ekonomi, hukum, keamanan. Adapun menurut Holsty dan Azhary tentang
berbagai tujuan.
kerjasama. Antara keduanya memiliki arti yang slaing bergantian tergantung dari
internal dan opini yang melingkupinya. Serta terbianya hubungan bilateral yang
diupayakan oleh suatu negara dengan negara lain dimaksudkan untuk mengatasi
masalah sosial, ekonomi, dan politik. Tipe yang pertama menyangkut kondisi-
merupakan kebijakan yang akan memberi keuntungan bagi kedua negara yang
dicapainya.11
pada tahun 1965. Menurut Edmund Gullion diplomasi public adalah diplomasi
yang dilancarkan oleh tokoh atau kelompok masyarakat untuk memengaruhi opini
positif tentang diri atau lembaga yang menaunginya dengan menggunakan cara-
Diplomasi publik juga dikenal dengan istilah second track diplomacy yang
10 William Coplin, Pengantar Politik Internasional Suatu Telaah, Terjemahan Marcedes Marbun
11Sumber : http://id.shvoong.com/social-sciences/political-science/2232271-konsep-hubungan-
bilateral/#ixzz25Y091CGr. Internet. Diakses pada 16 Februari 2016, pukul 20.00 WIB.
12 Mohammad Shoelhi, DIplomasi : Praktik Komunikasi Internasional , (Bandung : Simbiosa
Rekatama Media, 2011), hal.157.
19
antar aktor internasional dan membangun citra positif suatu negara terhadap
dan internasional mempunyai persepsi yang baik tentang kegiatan atau tindakan
negara sebagai landasan sosial bagi hubungan dan pencapaian kepentingan yang
lebih luas.
1. Dimensi pertama adalah komunikasi antar sebuah negara dan negara lain
sebagai target.
2. Dimensi kedua adalah tingkatan tujuan dari komunikasi dari satu arah
power.
4. Dimensi keempat adalah tentang waktu, apakah dalam pencapaian tujuan
kerjasama antar negara. Diplomasi publik memegang peran semakin vital dalam
13 Tonny Dian Effendi, Diplomasi Publik Jepang : Perkembangan dan Tantangan ., hal.15.
20
menjalankan misi diplomasi sebuah negara terlebih pada situasi yang semakin
menuntut integrasi beragam bidang yang sangat variatif. Bagaimanapun juga, misi
diplomasi tidak akan pernah berjalan dengan efektif tanpa keterlibatan publik.
melalui jalur resmi maupun tidak resmi. Beberapa aktivitas diplomasi publik
sesuatu kepada negara lain, selalu ada kepentingan yang ingin dicapai oleh negara
dalam penelitian ini. Saat pembuat kebijakan telah mengidentifikasi setiap pilihan
yang tebaik dari semua pilihan yang tersedia atau menjadi alternative, maka
eksekusi dan menjadi alat mengemudi dari aksi kebijakan setiap waktu. (Dunn,
14 Mark Leonard, Public Diplomacy, The Foreign Policy Centre (London, 2002), hal.8.
15 Sukawarsini Djelantik, Diplomasi antara Teori dan Praktik (Yogyakarta : Graha Ilmu,
2008),hal 192.
21
Ini sangatlah penting untuk dicatat bahwa faktanya sering terjadi dalam
perwujudan oleh jarak substansi antara jalur dari hukum yang baru atau kebijakan
dan aplikasinya. (Gerston , 1997 : 96). Gerston (1997:96), dalam jarak ini negara
2001:177).
pihak dan membutuhkan pihak lain untuk mempertahankan dari lawan yang
yang telah terimplementasikan, terdapat jumlah dari aspek yang penting dan
Konteks berdasarkan dari teori program. Komitmen dalam pandangan ini ditujukan
dimensi yaitu ;
pengetahuan berasal dari para pembuat kebijakan implementasi. Klien dan Koalisi
dan aktor luar yang dimana senantiasa aktif dalam mendukung setiap bagian
mengubah hukum baru dan program menjadi sebuah kenyataan atau praktik.
Menurut Fesler dan Kettl (2007 : 30), peran dari administrasi publik adalah untuk
individu yang berasal dari anggota sosial, untuk mengubah kata-kata menjadi aksi,
Lalu dalam skripsi ini peneliti mencantumkan sebuah metode POAC yang
disesuaikan dengan kajian yang diteliti dan juga isu yang dibahas, yaitu :17
17 Terry, George R. 2000. Principles of Management ,Alih Bahasa Winardi. Penerbit Alumni,
Bandung
23
yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja
tersebut memberikan hasil efektif dan efisien serta bernilai guna dan berhasil
guna.
1.8 Asumsi
negara berlangsung dan terus berkembang menuju ke arah yang lebih baik,
2. Selain aktor pemerintah, terdapat dukungan dari aktor non-pemerintah
dalam bidang sosial dan budaya”. Dalam penelitian yang diangkat peneliti dalam
Alur Pemikiran
Kerjasama Bilateral Jepang-Indonesia dalam bidang sosial dan budaya
Jepang Indonesia
Kerjasama Jepang-Indonesia
penandatangan MoU
1.Sosial : 2.Budaya :
a) Pelayanan Student Exchange program a)Culture Exchange
Pelayanan beasiswa pemerintah
b)Cultural Grant Assistance
b) Japanese Studies Overseas and
c) Penyelenggaraan Jak Japan Matsuri
Intellectual Exchange,The “Wa
Project”Nihongo,
c) Pelayanan beasiswa pemerintah
Manbugakusho
26
Keterangan :
dalam Bidang Sosial dan Budaya” berawal dari sebuah fenomena yang
dan salah satunya adalah peristiwa Malari di Asia, dan salah satunya terjadi di
lain, hingga membuka kerjasama dengan negara lain, membuka lahan untuk para
menciptakan citra positif dan membangun kesepahaman bersama antar dua negara
tersebut.
Dan salah satu instrumen yang digunakan oleh Jepang terhadap Indonesia
kebudayaan ada tujuh buah unsur universal, dimana kesenian adalah salah satu
unsurnya.
27
Kebudayaan juga bersifat manusiawi: yaitu dapat lebih mendekatkan bangsa yang
satu dengan yang lainnya. Sifat-sifat positif dari kebudayaan inilah yang bisa
Kendati begitu, kerjasama yang dilakukan oleh kedua negara ini dapat
organization, salah satunya dari pihak Jepang adalah Japan Foundation. Japan
Foundation pun dapat membantu sebagai ‘iklan’ promosi potensi pariwisata dan
berbagai produk dari Jepang terhadap Indonesia, dan tidak menutup kemungkinan
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris
dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara
Empiris berarti cara–cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra
manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang
objek yang alamiah, yaitu objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi
oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika objek tersebut.
Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang
fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan
cara pandang yang bergaya induktif, berfokus terhadap makna individual, dan
mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitannya dengan variabel-variabel yang
ada.22
22 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),
hlm.6.
30
penelitian skripsi selama enam bulan, dimulai dari Oktober 2015 hingga Maret
2016.
Tahun 2015-2016
Oktober November Desember Januari Februari Maret
No Kegiatan
1 Pengajuan Judul
Penelitian
2 Penyusunan Proposal
Penelitian
3 Proses Pencarian Data
Masalah Penelitian ,
Penelitian
4 Analisis Data
5 Seminar Usulan
Penelitian
6 Revisi Usulan
31
Penelitian
7 Penyusunan Akhir
Penelitian Skripsi
8 Evaluasi Pra-Sidang
9 Revisi Evaluasi Pra-
Sidang
10 Sidang Skripsi
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain.23 Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui
data melalui wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha
dari gabungan melihat, mendengar, dan bertanya. 25 Sumber data pada penelitian
ini diperoleh dari buku, makalah, jurnal, majalah, dokumen pribadi, foto, internet,
dan wawancara.
23 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ed. Revisi (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2007). Hal. 157.
24 Ibid.
25 Ibid.
32
sehingga validasi dilakukan oleh peneliti itu sendiri dengan memperhatikan hal-
wawasan peneliti terhadap bidang yang diteliti dan kesiapan peneliti untuk
peneliti itu sendiri, hal tersebut secara otomatis menjadikan peneliti sebagai
pengumpul data, pemilih data, pengolah data dan penganalisis data yang relevan
dalam pola, kategori , dan satuan uraian dasar dasar sedemikian rupa sehingga
dapat ditekankan tema dan dapat dirumuskan hipotesa. Ada tiga langkah cara
paling sering digunakan adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan
diapahami tersebut.28
baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi,
laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.31
30 Debriefing “Peer Debriefing for Qualitetive Research”, internet, 26 Februari 2016, pukul
20.30 IB.www.debriefing.com.
31 Sugiyono. Op. Cit. Hkm 276.
37
kesimpulan.
kebutuhan peneliti dalam menyajikan data hasil dari penelitian. Dalam tiap bab
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, fokus masalah atau
Pada bab ini berisi dan menjelaskan mengenai pasang surut hubungan
kerjasama dalam kerjasama bilateral Jepang dan Indonesia, baik dari segi bidang
dan budaya
Pada bab ini peneliti akan menjawab seluruh perumusan masalah yang
dikaji dan akan memaparkan semua bentuk kerjasama Jepang dan Indonesia,
BAB V : Penutup
Pada bab ini peneliti akan memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian
skripsi dan data yang diperoleh didalamnya, baik mengenai kristalisasi dari hasil
penelitian yang telah dilakukan dari fenomena tersebut. Serta saran-saran yang
telah dilakukan.