I. Pendahuluan
Dr. Sam Ram Ratulangi dalam masa pra kemerdekaan Republik Indonesia selain
sebagai politikus juga sebagai pemikir telah banyak menyumbangkan gagasannya
mengenai aspek ekonomi yang menggambarkan posisi Indonesia dalam perekonomian
dunia.
Sebelumnya sejak tahun 1934 di Sam Ratulangi telah menyampaikan pendapat
tentang posisi ekonomi dan Industri Indonesia, baik dalam wawancara maupun pidato-
pidatonya di depan Volksraad (Dewan Rakyat) Dala+ m beberapa uraian penjelasannya
tercakup pula masalah penanaman modal asing di Indonesia serta pentingnya
membangun Indonesia dengan kekuatan sendiri.
Dalam penyampaian pemikirannya DR. Sam Ratulangi telah memasukan pula
faktor-faktor perbedaan perencanaan yang dibutuhkan untuk membangun daerah
kepulauan Indonesia mengingat bahwa setiap daerah memiliki alam, tingkat
penghidupan dan kebudayaan sendiri yang unik.
Dalam masa awal pemerintahan Indonesia banyak sumbangan pemikiran Dr. Sam
Ratulangi bagi pembangunan perekonomian dan industri di Indonesia bahkan banyak
hasil pemikirannya masih relevan untuk dimanfaatkan saat ini, yakni 50 tahun setelah
baliau wafat.
II. Pemikiran mengenai situasi Indonesia di Asia Pasifik
Dalam masalah ekonomi Dr. Sam Ratulangi telah menyampaikan pemikiran-
pemikirannya kepada masyarakat melalui forum-forum pidato dan tulisan-tulisan yang
dipublikasikan secara berkala mengenai ekonomi negara-negara Asia khususnya
Indonesia tidak terlepas dari masalah-masalah yang terjadi di Samudera Pasifik.
Pertama kali masalah-masalah yang terjadi di Samudera Pasifik disampaikan di
muka Dewan Rakyat (Volksraad) pada tanggal 14 juni 1928 dengan pidatonya yang
berjudulnya Schaduwen der onrust (penyebab keresahan), pidato tanggal 15 Juli 1936
dengan judul Slagschaduwen dan akhirnya kumpulan pidato tersebut diterbitkan dalam
buku “Indonesia In den Pacifik”. Buku ini berisi pokok-pokok pikiran tentang kondisi
dan potensi Indonesia sebagai salah satu negara di Asia Pasifik.
Dalam buku tersebut dijelaskan,bahwa dalam area Asia Pasifik secara keseluruhan
dapat ditarik garis pemisah dan dibuat suatu bagan, bahwa wilayah Utara bersifat
industri dan aktif secara internasional terdiri dari negara-negara Cina, Jepang, dan
Korea sedangkan wilayah Selatan bersifat pertanian (agraris), terbentuk dari negara-
negara Filipina, Siam, Indo-Cina, Malaya dan Indonesia yang peranannya pasif secara
internasional.
Dari bagian tersebut dapat diperkirakan bahwa akan terjadi arus pertukaran barang
secara besar-besaran antar kedua kawasan, membentuk suatu lingkaran perdagangan
tertutup dan hanya kelebihan hasil dalam lingkaran ini yang akan keluar wilayah Asia
Pasifik
Potensi yang dimiliki atau dapat dimiliki indonesia bagi ekonomi dunia dan politik
dunia karena mempunyai ciri-ciri yang khas yaitu,
1. Secara geografis ekonomi mempunyai posisi penentu karena terletak
ditengah-tengah kawasan konsumsi dan produksi yang penting bagi dunia.
2. Secara geo ekonomi Indonesia kaya akan sumber daya alam baik mineral
(batubara,minyak bumi,dll) maupun sumber daya pertanian dan perikanan
yang sangat penting bagi ekonomi dunia.
3. Secara sosio ekonomi karena tingkat kehidupan yang tidak tinggi
mempunyai persediaan tenaga buruh yang banyak dan juga merupakan
tenaga-tenaga konsumsi yang luas.
4. Klimatologis Indonesia mempunyai iklim tropis yang baik dengan
pergantian musim yang teratur.
5. Secara keuangan Indonesia tidak memiliki modal nasional yang cukup
sehingga terjadi kevakuman industri
Dengan ciri tersebut yang terdapat di Indonesia dan digabungkan dengan
rakyatnya yang pasif terhadap aktifitas internasional maka Indonesia menjadi tanah
yang paling subur bagi pertumbuhan kapitalisme dan imperalisme dengan kata lain
Indonesia sangat mudah dikendalikan dari luar negeri melalui investasi-investasi asing.
Menurut Sam Ratulangi negeri ini dengan status politik colonial dan status
ekonomi agraris adalah surga bagi investasi modern sehingga Indonesia menjadi
negara investasi asing yang terbesar di asia tenggara.
III. Pemikiran Mengenai Pembangunan Ekonomi Dan Industrialisasi Indonesia
Pada tahun 1934 sebuah perusahaan yang melakukan promosi dan ekspor barang
hasil industry Indonesia meminta pendapat Dr. Sam Ratulangi tentang industri dalam
negeri
Pada tahun 1935 dihadapan Dewan Rakyat Dr. Sam Ratulangi menyampaikan
masalah ketergantungan Ekonomi kita terhadap luar negeri. Dalam pidatonya yang
berjudul Verarmings Factoren (Faktor2 yang memiskinkan Indonesia).
Disini diuraikan bahwa ekspor kita tergantung dari pasar luar negeri, namun yang
lebih penting adalah bagaimana memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia atas barang2
industri yang tidak dapat diproduksi didalam negeri.
Pemerintah harus mencari jalan keluar dari miskinnya modal dengan cara
memanfaatkan dua unsur produksi yang melimpah ruah di negeri kita yaitu anugerah
kekayaan alam dan tenaga kerja murah agar dapat menghasilkan barang-barang
kebutuhan ekonomi sebanyak-banyaknya dan prioritas harus ditujukan kepada
industri yang memenuhi kebutuhan pokok rakyat.
“Kita melihat bahan2 meninggalkan negeri kita yang sebagian besar kembali
lagi kesini setelah diolah di luar negeri “, merupakan suatu penyataan keprihatinan
Dr.Sam Ratulangi atas kondisi Indonesia pada saat itu, sebab barang industri yang
kembali tersebut upah industri yang sangat tinggi dibebankan kepada rakyat
Indonesia sebagai konsumen.
” masih banyak rencana yang dapat dibuat, akan tetapi kesemuanya itu terbatas
oleh kesanggupan bangsa kita sendiri dan tergantung pula dari pemerintah yang
memperlakukan pemimpin-pemimpin dan pekerja-pekerja yang dengan cakap, ikhlas
dan pengorbanan membawa rakyat kita ketingkat kemakmuran “