Anda di halaman 1dari 22

Makalah Kelompok 5

PSIKOLOGI KRIMINAL

Penyimpangan Seksual

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah Psikologi Kriminal

Khusnul Khotimah (1511080244)

Meisa Maharani (1511080255)

M. Ridho Fadlurahman (1511080250)

Nadya Yoenita (15110802)

Kelas D/VI

Dosen Pengampu : Andi Thahir, S.Psi., M.A., Ed.D

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

1439 H/2018 M

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah hanya kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kita kekuatan iman dan islam, memberikan kesehatan jasmani dan rohani, membuka hati kita untuk
terus mencari keluasaan samudera ilmu Allah yang telah dihamparkan dimuka bumi ini, dan
semoga kita termasuk orang-orang yang selamat dan diselamatkan oleh Allah SWT. Sholawat dan
salam tetaplah kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kita kepada jalan yang terang dan mengurai kerumitan hidup menjadi jalan yang
amat indah berupa ajaran Agama Islam.

Kami akhirnya merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah mengenai
Penyimpangan Seksual ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Psikologi Kriminal. Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini. Dan kami memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan
maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya- karya kami dilain waktu.

Bandar Lampung, 30 Maret 2018

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A.

B.

C.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

iii
1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia itu diciptakan sebagai makhkluk sempurna, sehingga mampu mencintai dirinya
(autoerotik), mencintai orang lain beda jenis (heteroseksual) namun juga yang sejenis
(homoseksual) bahkan dapat jatuh cinta makhluk lain ataupun benda, sehingga kemungkinan
terjadi perilaku menyimpang dalam perilaku seksual amat banyak. Manusia tidak selamanya lurus
dan normal, karena pasti ada saja yang memiliki kecenderungan tidak normal / tidak wajar dalam
menjalani hidup di dunia. Salah satu ketidakwajaran manusia dapat dilihat dari perilaku seksual
menyimpang yang ada pada dirinya.

Kelainan seks terjadi pada batin atau kejiwaan seseorang walaupuan dari segi fisik
penderita penyakit seks batin tersebut sama dengan orang-orang normal yang lain. Penyimpangan
seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual
dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan
obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan,
seperti pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.

Hal-hal tersebut dipengaruhi karena beberapa faktor penyebab yang melatar belakangi,
sehingga dalam makalah ini penulis akan mencoba mengupas berbagai hal yang berhubungan
dengan penyimpangan seksual mulai dari pengertian, macam-macam, sebab-sebab, cara
penanggulangan dan hubungannya dengan hambatan bagi keharmonisan keluarga Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Penyimpangan Seksual?


2. Apa Saja yang Termasuk Perbuatan Penyimpangan Seksual itu?
3. Apa Saja Hal-Hal yang Menyebabkan Penyimpangan Seksual?
4. Apa Hubungan Penyimpangan Seksual dan Hambatan bagi Tercapainya Keluarga
Sakinah?
5. Bagaimana Terapi untuk Menanggulangi Penyimpangan Seksual?

2
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Penyimpangan Seksual


2. Untuk mengetahui Macam-Macam Penyimpangan Seksual
3. Untuk Mengetahui Sebab-Sebab Penyimpangan Seksual
4. Untuk Mengetahui Hubungan Penyimpangan Seksual Sebagai Hambatan Keluarga
Sakinah
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Terapi dalam Menganggulangi Penyimpangan Seksual

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyimpangan Seksual

Pengertian penyimpangan seksual adalah segala bentuk penyimpangan seksual baik arah
minat maupun orientasi seksual. Penyimpangan adalah gangguan atau kelainan. Sedangkan
perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan
jenis maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam mulai
dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Obyek
seksualnya juga bisa berupa orang lain, diri sendiri maupun obyek dalam khayalan.

Penyimpangan seksual merupakan salah satu bentuk perilaku yang menyimpang karena
melanggar norma–norma yang berlaku Penyimpangan seksual dapat juga diartikan sebagai bentuk
perbuatan yang mengabaikan nilai dan norma yang melanggar, bertentangan atau menyimpang
dari aturan-aturan hukum. Sebagian dari tingkah laku itu memang tidak berdampak apa-apa,
terutama jika tidak ada akibat fisik atau sosial yang dapat ditimbulkannya. Akan tetapi pada
sebagian perilaku seksual yang lain, dampaknya cukup serius, seperti perasaan bersalah, depresi,
marah dan sebagainya.

Kesimpulan penyimpangan perilaku seksual adalah tingkah laku seksual, khususnya yang
tidak sesuai dengan norma-norma agama atau hukum atau juga asusila yang dilakukan oleh pelaku
penyimpanagan seksual.

B. Macam-macam Penyimpangan Seksual

1. Homoseksual

Homoseksual merupakan kelainan seksual berupa disorientasi pasangan seksualnya.


Disebut gay bila penderitanya laki-laki dan lesbi untuk penderita perempuan. Hal yang
memprihatinkan disini adalah kaitan yang erat antara homoseksual dengan peningkatan risiko
AIDS. Pernyataan ini dipertegas dalam jurnal kedokteran Amerika (JAMA tahun 2000), kaum
homoseksual yang “mencari” pasangannya melalui internet, terpapar risiko penyakit menular
seksual (termasuk AIDS) lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak.

4
2. Sadomasokisme

Sadisme seksual termasuk kelainan seksual. Dalam hal ini kepuasan seksual diperoleh bila
mereka melakukan hubungan seksual dengan terlebih dahulu menyakiti atau menyiksa
pasangannya. Sedangkan masokisme seksualmerupakan kebalikan dari sadisme seksual.
Seseorang dengan sengaja membiarkan dirinya disakiti atau disiksa untuk memperoleh kepuasan
seksual.

3. Ekshibisionisme

Penderita ekshibisionisme akan memperoleh kepuasan seksualnya dengan memperlihatkan


alat kelamin mereka kepada orang lain yang sesuai dengan kehendaknya. Bila korban terkejut, jijik
dan menjerit ketakutan, ia akan semakin terangsang. Kondisi begini sering diderita pria, dengan
memperlihatkan penisnya yang dilanjutkan dengan masturbasi hingga ejakulasi.

4. Voyeurisme

Istilah voyeurisme (disebut juga scoptophilia) berasal dari bahasa Prancis yakni vayeur
yang artinya mengintip. Penderita kelainan ini akan memperoleh kepuasan seksual dengan cara
mengintip atau melihat orang lain yang sedang telanjang, mandi atau bahkan berhubungan seksual.
Setelah melakukan kegiatan mengintipnya, penderita tidak melakukan tindakan lebih lanjut
terhadap korban yang diintip. Dia hanya mengintip atau melihat, tidak lebih. Ejakuasinya
dilakukan dengan cara bermasturbasi setelah atau selama mengintip atau melihat korbannya.
Dengan kata lain, kegiatan mengintip atau melihat tadi merupakan rangsangan seksual bagi
penderita untuk memperoleh kepuasan seksual. Yang jelas, para penderita perilaku seksual
menyimpang sering membutuhkan bimbingan atau konseling kejiwaan, disamping dukungan
orang-orang terdekatnya agar dapat membantu mengatasi keadaan mereka.

5. Fetishisme

Fatishi berarti sesuatu yang dipuja. Jadi pada penderita fetishisme, aktivitas seksualnya
disalurkan melalui bermasturbasi dengan BH (breast holder), celana dalam, kaos kaki, atau benda
lain yang dapat meningkatkan hasrat atau dorongan seksual. Sehingga, orang tersebut mengalami
ejakulasi dan mendapatkan kepuasan. Namun, ada juga penderita yang meminta pasangannya

5
untuk mengenakan benda-benda favoritnya, kemudian melakukan hubungan seksual yang
sebenarnya dengan pasangannya tersebut.

6. Pedophilia / Pedophil / Pedofilia / Pedofil

Adalah orang dewasa yang yang suka melakukan hubungan seks / kontak fisik yang
merangsang dengan anak di bawah umur.

7. Bestially

Bestially adalah manusia yang suka melakukan hubungan seks dengan binatang seperti
kambing, kerbau, sapi, kuda, ayam, bebek, anjing, kucing, dan lain sebagainya.

8. Incest

Adalah hubungan seks dengan sesama anggota keluarga sendiri non suami istri seperti antara ayah
dan anak perempuan dan ibu dengan anak laki-laki.

9. Necrophilia/Necrofil

Adalah orang yang suka melakukan hubungan seks dengan orang yang sudah menjadi mayat /
orang mati.

10. Zoophilia

Zoofilia adalah orang yang senang dan terangsang melihat hewan melakukan hubungan seks
dengan hewan.

11. Sodomi

Sodomi adalah pria yang suka berhubungan seks melalui dubur pasangan seks baik pasangan
sesama jenis (homo) maupun dengan pasangan perempuan.

12. Frotteurisme/Frotteuris

Yaitu suatu bentuk kelainan sexual di mana seseorang laki-laki mendapatkan kepuasan seks
dengan jalan menggesek-gesek / menggosok-gosok alat kelaminnya ke tubuh perempuan di tempat
publik / umum seperti di kereta, pesawat, bis, dll.

6
13. Gerontopilia

adalah suatu perilaku penyimpangan seksual dimana sang pelaku jatuh cinta dan mencari kepuasan
seksual kepada orang yang sudah berusia lanjut (nenek-nenek atau kakek-kakek). Gerontopilia
termasuk dalam salah satu diagnosis gangguan seksual, dari sekian banyak gangguan seksual
seperti voyurisme, exhibisionisme, sadisme, masochisme, pedopilia, brestilia, homoseksual,
fetisisme, frotteurisme, dan lain sebagainya. Keluhan awalnya adalah

merasa impoten bila menghadapi istri/suami sebagai pasangan hidupnya, karena merasa tidak
tertarik lagi. Semakin ia didesak oleh pasangannya maka ia semakin tidak berkutik, bahkan
menjadi cemas. Gairah seksualnya kepada pasangan yang sebenarnya justru bisa bangkit lagi jika
ia telah bertemu dengan idamannya (kakek/nenek).

C. Sebab-Sebab Terjadinya Penyimpangan Seksual

Sebab-sebab atau factor-faktor yang menyebabkan terjadinya tingkah laku penyimpangan seksual
dalam rumah tangga sakinah itu dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Pengaruh lingkungan keluarga.

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan pondasi primer bagi perkembangan
anak. Perilaku menyimpang bukan merupakan peristiwa heriditer, bukan merupakan warisan
bawaan sejak lahir, banyak bukti menyatakan bahwa tingkah laku asusila dan kriminal orang tua
serta anggota keluarga lainnya memberikan dampak menular dan infeksius pada jiwa anak-anak.

Keluarga merupakan sumber utama atau lingkungan yang utama penyebab kenakalan remaja yang
berupa penyimpangan seksual pada remaja. Hal ini disebabkan karena anak itu hidup dan
berkembang permulaan sekali dari pergaulan keluarga yaitu hubungan anak dengan anggota
keluarga lain yang tinggal bersama–sama. Kualitas rumah tangga atau kehidupan keluarga jelas
memainkan peranan paling besar dalam membentuk kepribadian remaja dilingkungan. Baik
buruknya struktur keluarga memberikan dampak baik dan buruknya perkembangan jiwa dan
jasmani anak, faktor keluarga yang menyebabkan penyimpangan seksual pada remaja.

Penyebab timbulnya penyimpangan seksual remaja antara lain adalah kurangnya pengetahuan dan
pengertian orang tua tentang cara pendidikan yang baik, banyak orang tua yang tidak memahami

7
agama yang dianutnya apalagi mengamalkannya. Sehingga ajaran agama Islam itu praktis tidak
dilaksanakan dalam kehidupan keluarganya.

2. Penyebab Lingkungan di Sekolah.

Kondisi sekolah yang tidak menguntungkan juga mempengaruhi terjadinya penyimpangan seksual
. Kondisi tersebut antara lain minimnya fasilitas ruang belajar sedangkan jumlah muridnya banyak
sehingga mereka harus berdesak-desakan duduk di dalam kelas. Selanjutnya mereka harus
mendengarkan pelajaran yang tidak menarik minatnya karena sikap gurunya yang tidak simpatik
dan tidak menguasai metode pendidikan, sehingga anak-anak tidak bergairah dalam belajar, selain
itu adanya guru yang suka mengobyek di luar sekolah, menyebabkan guru sering absent, menjadi
suka membolos, sering berkeliaran di pertokoan atau mall tanpa pengawasan atau mengganggu
murid lainnya yang sedang belajar.

Kurikulum selalu berubah-ubah tidak menentu, materi pelajaran selalu ketinggalan zaman dan
tidak sesuai dengan operasi anak muda masa sekarang, anak merasa sangat dibatasi gerak-geriknya
dan merasa tertekan batinnya, kurang sekali kesempatan yang diberikan oleh sekolah untuk
melakukan ekspresi bebas, baik yang bersifat fisik maupun psikis.

Sebagai akibatnya, anak jadi ikut-ikutan tidak mematuhi semua aturan, ingin jadi bebas liar, mau
berbuat semaunya sendiri, menjadi agresif. Juga suka melakukan perbuatan yang tidak sesuai
dengan norma sosial di luar sekolah untuk melampiaskan kedongkolan dan frustasinya.
Berdasarkan uraian diatas, maka jelaslah bahwa betapa berat pengaruh pendidikan sekolah dalam
membentuk ahlak remaja baik dalam kehidupan materi maupun kehidupan iman, etika dan
spiritual mereka.

3. Pengaruh Lingkungan Masyarakat.

Semakin dewasa anak semakin banyak kesempatan mereka bergaul dilingkungan masyarakat.
Lingkungan sekitarnya tidak selalu baik dan menguntungkan bagi pendidikan dalam
perkembangan anak. Lingkungan adakalanya dihuni oleh orang dewasa, serta anak-anak muda
kriminal dan anti sosial, yang bisa merangsang timbulnya reaksi adolesens yang masih labil
jiwanya, dengan begitu anak-anak remaja ini mudah terjangkit oleh para kriminal dan asusila dan
anti sosial tadi.

8
Kelompok orang dewasa dan asusila tersebut biasanya terdiri atas gelandangan, tidak
punya rumah dan pekerjaan yang tetap, malas bekerja namun berambisi besar untuk hidup mewah
dan bersenang-senang. Pola-pola asusila ini sangat mudah menjalar pada remaja yang tidak
mempunyai motivasi untuk belajar dan meningkatkan kepribadiannya, sehingga mereka lebih
bergairah untuk melakukan eksperimen dalam dunia hitam yang dianggap penuh misteri namun
sangat menarik keremajaan mereka.

Bila dianalisa lebih jauh ada beberapa faktor yang mempengarui dan menentukan
terjadinya kenakalan remaja, penyebab kenakalan remaja pada dasarnya berasal dari dalam diri
manusia itu dan pengaruh lingkungan luar dirinya, diantaranya adalah :

a) Yang berasal dari remaja seperti kemungkinan tidak beriman atau masih lemah
imannya. Kurang tertanam jiwa beragama dan aktivitasnya tidak tersalurkan, tidak mampu
mengendalikan dorongan hawa nafsunya dan gagal keinginan atau prestasi yang diharapkan.

b) Yang berasal dari pengaruh lingkungan (pengaruh luar) seperti pengaruh-pengaruh


lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di sekolah dan pengaruh lingkungan pergaulan
masyarakat, pengaruh modernisasi.

c) Akibat merosotnya akhlak, krisis keimanan.

D. Penyimpangan seksual sebagai hambatan keluarga sakinah.

Mayoritas manusia tentu mendambakan kebahagiaan, menanti ketentraman dan


ketanangan jiwa. Terlebih dalam lingkngan keluarga. Pentingnya keharmonisan keluarga yang
paling berpengaruh untuk pribadi dan masyarakat adalah pembentukan keluarga dan komitmennya
pada kebenaran. Allah dengan hikmah-Nya telah mempersiapkan tempat yang mulia buat manusia
untuk menetap dan tinggal dengan tentram di dalamnya.

Keluarga merupakan salah satu isu penting dalam Islam. Bukankah suatu masyarakat
terbentuk oleh sekelompok keluarga. Jika keluarga sebagai pembentuk masyarakat itu sehat dan
kuat maka suatu negara akan sehat dan kuat pula. Sebaliknya jika keluarganya sakit dan lemah,

9
maka suatu negara juga akan lemah dan sakit. Dan dalam Islam, keluarga adalah pusat pembentuk
masyarakat dan peradaban Islam.

Keluarga islami adalah rumah tangga yang di dalamnya ditegakkan adab-adab islami, baik
yang menyangkut individu maupun keseluruhan anggota rumah tangga. keluarga islami adalah
sebuah rumah tangga yang didirikan di atas landasan ibadah. Mereka bertemu dan berkumpul
karena Allah, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, serta saling menyuruh kepada
yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, karena kecintaan mereka kepada Allah.Keluarga
islami adalah rumah tangga teladan yang menjadi panutan dan dambaan umat. Mereka betah
tinggal di dalamnya karena kesejukan iman dan kekayaan ruhani. Mereka berkhidmat kepada
Allah dalam suka maupun duka, dalam keadaan senggang maupun sempit.

Keluarga islami adalah rumah yang di dalamnya terdapat sakinah, mawadah, dan rahmah
(perasaan tenang, cinta dan kasih sayang). Perasaan itu senantiasa melingkupi suasana rumah
setiap harinya. Seluruh anggota keluarga merasakan suasana “surga” di dalamnya. Baiti
jannati(rumahku surgaku), demikian slogan mereka sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah untuk
membentuk ummah yang kuat. Fatima Heeren dalam bukunya Women in Islam(1993),
menyebutkan empat syarat dalam membangun keluarga Muslim.

Pertama, keluarga Muslim harus menjadikan keluarga sebagai tempat utama pembentukan
generasi yang kuat dengan cara menyediakan keluarga sebagai tempat yang aman, sehat dan
nyaman bagi interaksi antara orangtua dan anak.Kedua, kehidupan berkeluarga harus dijadikan
sarana untuk menjaga nafsu seksual laki-laki dan perempuan.Ketiga, keluarga Muslim harus
menjadikan keluarga sebagai tempat pertama dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaaan seperti
cinta dan kasih sayang. Keempat, keluarga Muslim harus dijadikan sebagai tempat bagi setiap
anggotanya untuk berlindung dan tempat memecahkan segala permasalahan yang dihadapi
anggotanya.

Islam memandang pernikahan sebagai sarana untuk membangun rumah tangga yang
sakinah bagi suami-istri. Pernikahan dalam Islam harus dipandang sebagai sarana dan kesempatan
untuk mengembangkan etika moral masing-masing karena suami-istri mempunyai tanggungjawab
yang bertambah yang harus dijaga oleh kedua pasangan itu. Jelaslah bahwa keluarga dalam Islam
bukan bersifat patriarchal (laki-laki lebih dominan) juga bukan matriarchal (perempuan lebih

10
dominan). Keluarga dalam Islam harus berdasarkan prinsip saling memahami, melengkapi dan
musyawarah.

Jika pilar keislaman itu dirusak dengan suatu penyimpangan seksual maka hal tersebut
akan menimbulkan dampak yang buruk bagi keharmonisan keluarga. Cukup tegas al-Qur’an
melukiskan bahaya penyimpangan seksual. Allah I berfirman:

َ‫نى ت َ ْق َربُوا َول‬ ِّ ُ‫فـحشَة َكانَ ِّإنَّه‬


َ ‫الز‬ ِّ ‫سا َء‬
َ ‫س ِّبيْل َو‬
َ

Lalu menyatakan dalam surat al-Mukminun dari ayat satu sampai ayat tujuh yang akhirnya adalah:

‫ْال َعاد ُ ْونَ ُه ُم فَأُولَـئِّكَ ذَلِّكَ َو َرا َء ا ْبتَغَى فَ َم ِّن‬

Dari ayat diatas dapat disimpulkan:

1. Zina adalah dosa besar yang wajib dijauhi sejauh-jauhnya


2. Zina adalah keji dan kotor.
3. Zina adalah cara pemuasan nafsu biologis yang paling buruk
4. Pelaku zina adalah orang yang rugi
5. Pelaku zina adalah orang yang tercela
6. Pelaku zina adalah melampaui batas.

Penyelewengan seksual, merusak kesucian dan kehormatan diri, merusak akhlak, merusak nasab,
merusak hubungan kekeluargaan, menimbulkan permusuhan, memperbanyak perceraian,
memperbanyak kejahatan dan para penjahat, merusak tatanan kehidupan, meruntuhkan peradaban
dan mendatangkan murka Allah didunia dan di akhirat. (Lihat Ibn Qayyim: 1-2)

Dan diantara murka Allah didunia adalah bencana penyakit kelamin yang memalukan, memilukan
dan mematikan. Seperti penyakit Syphilis, penyakit Gonorrohea, penyakit Herpes, penyakit
cengger ayam (kutil kemaluan) dan penyakit AIDS. Yang terakhir ini adalah penyakit mematikan
yang perma kali muncul di lima wilayah Amereika Serikat, yaitu New York, California,
(khususnya daerah Los Angels dan Dan Fransisco), New Jersey, Florida dan Texas. Data statistik
menunjukkan bahwa 72% dari pengidap AIDS adalah mereka yang berperilaku seksual
menyimpang, 17% dari kaum morfinis,. 59% menimpa kaum kulit putih dan 26% menimpa kaum
kulit hitam. (selebihnya dari ras lain). (Jasin Muhallil: 157).

11
Namun kini Indonesiapun dihantui cengkraman HIV/AIDS ini, bahkan di Surabaya, jika pada
tahun 1999 penderita AIDS yang masuk RSUD Dr Sutomo berjumlah 25 maka pada tahun 2001
yang lalu tercatat 60 orang penderita. Lebih dari 10% pelacur Surabaya positif mengidap virus ini.
(baca: Jawa Pos, Jum’at 8 Maret 2002 hal 4, 24)

Walhasil maraknya penyimpangan seksual ini cepat atau lembat –jika tidak ditanggulangi- pasti
merusak tatanan kehidupan dan mengundang murka Allah, bahkan boleh jadi merusak keluarga
dan diri kita sendiri.

E. Terapi terhadap Penyimpangan Seksual.

Yahya Jaya dalam bukunya Psikoterapi Agama Islam menyatakan bahwa ada empat materi
bimbingan dan konseling Islami yang menurutnya dapat mencegah terjadinya penyimpangan
seksual remaja. Diantaranya materi-materi tersebut adalah materi aqidah/keimanan, ibadah, akhlak
dan muamalah. Berikut penjelasan tentang keempat materi diatas;

1. Materi Aqidah / Keimanan

Aqidah secara harfiah adalah suatu yang di pegang dan terhunjam kuat di dalam tubuh dan jiwa
tidak dapat beralih dari padanya. Secara terminologi aqidah berarti pendapat dan pemikiran atau
anutan yang mempengaruhi jiwa manusia, lalu menjadi sebagai suatu suku dari manusia itu sendiri,
di bela, dipertahankan serta dii’tiqadkan bahwa hal itu adalah benar, harus dipertahankan dan
diperkembangkan. Dalam agama Islam aqidah suatu keimanan atau kepercayaan. Materi aqidah
ini berhubungan erat dengan kepercayaan seseorang dan keyakinan berkenaan dengan agama
Islam. Hal ini sesuai dengan rukun Islam yang enam. Seperti keimanan kepada Allah, para
malaikat, kitab-kitab suci, para Rasul Allah, hari akhirat, dan keimanan kepada takdir Allah.

Aqidah merupakan landasan dalam kehidupan remaja dan masyarakat,juga merupakan benteng
yang kuat dan harus ditanamkan kedalam jiwa remaja. Apabila aqidah sudah tertanam dalam jiwa
remajaatau mereka telah memahami bahwa Allah SWT yang berhak disembah dan akan
merasakan ketentraman hati. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Ar-Ra’du ayat 28 :

Artinya : “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah.
Ingatlah hanya dengan Allah-lah hati menjadi tentram”

12
Menurut Tafsir Al-Maraghi ayat di atas maksudnya “mereka adalah orang-orang yang beriman,
hatinya selalu cenderung kepada Allah dan merasa tentram ketika mengingat-Nya, maka
nampaklah bagi mereka dalil-dalil ke-Esaan Allah di dalam ayat-ayat dan kejadian-kejadian, maka
meridhai sebagai Pelindung dan Penolong”. Dengan mengingat Allah, hati orang yang mukmin
akan menjadi tenang dan hilanglah kegelisahannya. Hal ini karena Allah melimpahkan cahaya
iman kepadanya yang melenyapkan kegelisahan dan kesedihannya. Jadi begitu pentingnya
pemahaman nilai-nilai aqidah ke dalam jiwa remaja karena remaja harus memiliki kemantapan
aqidah yang telah tercapai dengan baik, maka dengan sendirinya akan mempermudah dalam
menyampaikan materi tersebut.

2. Materi Ibadah

Ibadah yaitu aspek yang berhubungan dengan amal perbuatan yang didasari ketaatan mengerjakan
perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, seperti thaharah, salat, puasa, zakat,
haji, do’a, zikir, tilawat al-Qur’an, dan lain-lainnya.

Konsep pengertian Islam tentang ibadah sungguh luas dan tinggi karena pengertiannya didasarkan
atas keyakinan dan pemikiran yang benar, kezakiahan jiwa dan ketinggian akhlak, kebahagiaan
dunia dan kesejahteraan akhirat serta kebaikan hubungan dan kesalehan amal. Akan tetapi dalam
kehidupan sehari-hari konsep ibadah itu kurang hidup dalam jiwa dan aktifitas kehidupan sehari-
hari. Konsep ibadah itu kurang hidup dalam jiwa dan aktivitas kehidupan umat Islam sehingga
mengalami erosi (pendangkalan) arti.

Sehingga dalam pengertian ini dapat dipahami mengapa Allah SWT menjadikan ibadah itu sebagai
tugas dan tujuan dijadikan jin dan manusia di dunia ini. Sebagaimana yang dikatakan dalam al-
Qur’an surat Az-Zariyat ayat 56 :

Artinya : “Dan Aku tidak menjadikan Jin dan Manusia kecuali beribadah kepada-Ku”.

Salah satu makna ibadah dalam Islam adalah pengembangan potensi yang dimiliki manusia
seoptimal mungkin, sehingga dengan berkembangnya potensi itu manusia bisa mendekatkan dan
menyatukan jiwa dengan Allah dalam arti kualitas sifat dan akhlak. Contoh ibadah yang dapat di

13
lakukan oleh remaja sebagai bentuk upaya nyata dalam mencegah terjadinya penyimpangan
seksual adalah, sebagai berikut :

a. Puasa

Puasa berarti menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa. Termasuk di sini melakukan
perbuatan penyimpangan seksual.

b. Membaca al-Qur’an

Selain bernilai ibadah dengan membacanya, juga dapat menjadi sumber ketenangan jiwa. Ini
merupakan salah satu dari mukjizat al-Qur’an.

c. Sholat

Sholat adalah aktifitas lahir dan batin, merupakan wadah berdialognya manusia dengan Tuhannya.
Kedekatan manusia dengan Tuhannya melalui ibadah sholat dapat membuat manusia
mencurahkan segala kegalauan hati.

d. Materi Akhlak

Akhlak yaitu aspek yang berhubungan dengan sikap dan perilaku baik dan buruk manusia dalam
hidup keberagamaannya. Dari akhlak mahmudah. Sifat nafsu syahwat, lidah bercabang, buruk
sangka, iri, marah, sombong, cinta duniawi, tamak, kikir, akan menghindarkan kita dari perbuatan
penyimpangan seksual itu..

Ajaran Islam tentang akhlak cukup luas karena mencakup seluruh kepribadian dan kehidupan
manusia. Nabi sendiri menjelaskan bahwa aku diutus menjadi rasul adalah bertugas untuk
menyempurnakan akhlak manusia (innama buitstu liutammima makarimal akhlaaq). Di samping
itu peribahasa menyatakan pula bahwa tegaknya suatu umat itu karena akhlak baiknya apabila
akhlak bangsa itu rebah pulalah umat (bangsa) itu.

Metode Bimbingan dan Konseling Islami : Mencegah Seks menyimpang Pada Masa Remaja.
Secara umum, metode yang dapat digunakan dalam bimbingan dan konseling Islami ada tiga, yaitu
metode direktif, metode nondirektif, dan metode elektrik.

1. Metode Direktif.

14
Metode direktif adalah metode terapeutik dalam proses pelayanan dan konseling. Dengan metode
tersebut konselor mengambil posisi aktif dalam merangsang dan mengarahkan klien dalam
pemecahan masalahnya. Pendekatan metode direktif dalam proses bimbingan bersifat langsung
dan terkesan otoriter. Oleh karena itu, kemungkinan untuk mencapai kebehasilan yang tinggi
hanya bisa di peroleh kalau ini benar-benar dilakukan oleh konselor/pembimbing yang ahli.
Penggunaan pendekatan metode direktif dalam proses konseling menuntut konsentrasi bersifat
aktif dan lebih dinamis, tujuan bimbingan dan konseling dapat tercapai dengan baik.
Bagaimanapun juga keberhasilan pemberian pelayanan bimbingan dan konseling sangat
tergantung juga kepada metode dan pendekatan yang digunakan.

4. Pendekatan BKI di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dalam mencegah


penyimpangan seksual remaja.

Pada masa remaja terjadi perubahan pesat, terutama terjadinya pematangan seksual dan mulai
berfungsi organ-organ seksual. Keadaan ini memicu terjadinya peningkatan libido seksual. Libido
(dorongan hidup, nafsu erotis).’ Libido ini menuntut untuk dipenuhi, dalam pemenuhan itu remaja
sering tergelincir kepada penyimpangan-penyimpangan seksual, yang akan berakibat pada
kehidupan kesehatan, sosial, ekonomi dan lain-lain. Mengingat hal tersebut di atas, untuk
menanggulangi penyimpangan-penyimpangan perilaku seksual pada masa remaja tidak bisa
dilaksanakan oleh tenaga ahli saja, seperti ; psikolog, konselor dan pendidik lainnya. Melainkan
hal ini diperlukan kerja sama semua pihak antara lain, orang tua, guru, pemerintah dan masyarakat,
tenaga ahli lainnya dan remaja itu sendiri.

Untuk melakukan pencegahan sejak dini terhadap terjadinya penyimpangan seksual remaja, hal-
hal yang harus dilakukan oleh orang tua adalah :

a. Orang tua menanamkan nilai-nilai agama ke dalam kehidupan anak dan memberikan
contoh tauladan yang baik.

b. Memberikan kasih sayang yang lebih ditekankan kepada memberikan perhatian secara
psikologis seperti, meluangkan waktu untuk bercengkrama dengan anak-anak, memberikan
perhatian terhadap apa yang dilakukan anak di luar atau dalam rumah, serta memberikan dukungan
kepada anak terhadap kegiatan positif yang dilakukannya dan menjauhi anak dari kegiatan-
kegiatan yang negatif.

15
c. Memberikan pengawasan secara wajar terhadap pergaulan di lingkungan masyarakat.

Pengawasan yang di lakukan oleh orang tua yang baik adalah mengawasi dan mengontrol apa saja
kegiatan anak, di mana saja tempat-tempat bermainnya dan siapa saja teman-teman bergaul
dengannya. Orang tua memberikan rambu-rambu yang jelas agar anak tidak terjerumus ke dalam
pengaruh yang tidak baik atau pergaulan yang awut-awutan. Orang tua juga perlu mengontrol
kamar pribadi anaknya, karena bukan tidak mungkin anak menyimpan sesuatu yang tidak baik,
seperti VCD porno, gambar-gambar porno, narkoba dan hal yang sejenis lainnya. Dan mengontrol
buku-buku apa saja yang menjadi bacaan anak tersebut.

Bagi remaja/anak putri perlu juga diawasi dan di arahkan bagaimana dandanannya, dan pakaian
yang ia kenakan baik di dalam maupun di luar rumah. Arahkan anak kepada berpakaian yang sopan
dan Islami serta tidak berdandan mencolok yang dapat mengundang perlakuan tidak senonoh dari
orang lain.

d. Memberikan pendidikan seks.

Al-Qur’an memiliki nilai yang tidak terhingga dalam semua ini. Surat an-Nur berisi tentang aturan
system hidup bermasyarakat. Surat ini sangat membantu untuk membentuk para pemuda di dalam
menjalani fase yang berbeda-beda yang akan mereka lalui, dengan pembentukan yang baik dan
bersih. Di samping itu surat ini juga membantu masyarakat di dalam meminimalisasi kerusakan
dan malapetaka selama ini telah menjerumuskan para pemuda yang tidak memegang norma-norma
agama. Malapetaka yang bias menimpa siapapun ini bernama “gejolak seksual”.

Fase kematangan seksual dasarnya hanyalah keingintahuan. Fase ini menjadi kuat dan matang
setelah remaja berusia 15 tahun. Oleh karena itu pada usia baligh; pada usia kematangan seksual
atau satu fase sebelumnya, harus segera mengajarkan asas, norma, dan etika kepada remaja agar
mereka dapat mengendalikan dorongan seksualnya.

e. Pemanfaatan waktu luang.

Pemanfaat waktu luang ini sangat erat kaitannya dengan bakat dan minat serta hobinya. Orang tua
haruslah memberikan peluang/ kesempatan untuk anak mengembangkan hobinya serta
menyalurkan bakat dan minat yang ia miliki. Karena dengan memiliki hobi, minat dan bakatlah

16
anak-anak tidak akan merasa suntuk atau stress. Sehingga waktu yang terluang digunakan dengan
sebaik-baiknya.

f. Membangun komunikasi yang baik dengan anak-anak.

Komunikasi yang baik akan menciptakan hubungan yang baik pula antara orang tua dan anak.
Anak tidak merasa jauh dari orang tua, dan begitu juga sebaliknya. Dengan adanya komunikasi
yang baik anak akan terbuka mengemukakan permasalahannya kepada orang tua. Dan menjadikan
orang tua tempat berbagi dalam segala permasalahan yang dihadapinya. Dengan begitu anak tidak
merasa canggung dan enggan mengemukakan masalah yang bersifat pribadi menurut mereka.
Anak akan merasa terayomi, diperhatikan dan merasa benar-benar di hargai sebagai seorang anak.

Menurut Elida Prayitno dalam bukunya Psikologi Remaja ada beberapa hal yang perlu dilakukan
oleh para pendidik di sekolah dalam membantu mencegah terjadinya penyimpangan seksual
remaja. Berikut pembahasannya ;

a. Para calon pendidik perlu dibekali dengan ilmu-ilmu psikologi; psikologi perkembangan,
psikologi sosial, psikologi umum, bimbingan dan konseling, psikologi pendidikan dan lain-lain.
Dengan dibekali oleh ilmu-ilmu tersebut maka guru akan dapat memahami murid dari berbagai
sudut pandang dan kondisi, sehingga memudahkan guru untuk memberikan bantuan kepada siswa
yang bersangkutan, dengan teknik yang tepat guna.

b. Mengintensifkan pelajaran agama dan mengadakan tenaga guru agama yang ahli dan
berwibawa serta mampu bergaul secara harmonis dengan guru-guru umum lainnya dan dapat
dijadikan contoh tauladan bagi murid.

c. Mengintensifkan bagian-bagian bimbingan dan konseling di sekolah dengan cara


mengadakan tenaga ahli atau menatar guru-guru untuk mengelola bagian ini.

d. Mengaktifkan kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan siswa yang di lakukan di luar jam pelajaran
tetap yang telah di tentukan, yang kegiatan tersebut di laksanakan di lingkungan sekolah dan telah
menjadi program kegiatan yang di tetapkan oleh sekolah.

17
Berikut penulis mengembangkan tiga hal pokok yang harus dilakukan masyarakat dalam
membantu mencegah terjadinya penyimpangan seksual remaja :

a. Memberikan peluang bagi para anak dan remaja untuk mengembangkan bakat dan minat
terutama di bidang olah raga. Dan hal ini perlu dukungan secara penuh dari masyarakat agar para
remaja mempunyai kesempatan untuk merealisasikan kegiatan tersebut secara efektif. Contoh
nyata sumbangsih yang perlu dilakukan oleh masyarakat adalah :menyediakan lapangan olah raga,
mensuport remaja agar berprestasi di bidang tersebut, mendukung remaja apabila mengadakan
perlombaan-perlombaan dan lain -lain.

b. Turut memberikan pengawasan terhadap perilaku anak dan remaja di lingkungan


masyarakat dan menganggap ini sebagai tanggung jawab bersama.

Tingkah laku-tingkah laku anak remaja yang mencurigakan, yang aneh, atau menyimpang cepat
dikenali dan ditanggulangi agar pencegahan lebih dini dapat dilakukan terhadap penyimpangan
seksual remaja.

c. Kadang kala anak dan remaja membutuhkan dukungan dan support dari orang dewasa atas
kegiatan yang mereka laksanakan. Agar remaja merasa berarti dan merasa tidak sia-sia
melakukannya. Arahkan anak dan remaja kepada kegiatan yang positif dan bermanfaat, serta cegah
anak dan remaja untuk berbuat ugal-ugalan dan kumpul-kumpulan tidak tahu arah dan tujuan.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyimpangan perilaku seksual adalah tingkah laku seksual, khususnya yang tidak sesuai
dengan norma-norma agama atau hukum atau juga asusila yang dilakukan oleh pelaku
penyimpanagan seksual. Adapun diantara betuk-bentuk penyimpangan sosial yaitu: Homoseksual,
Sadomasokisme, Ekshibisionisme, Voyeurisme, Fetishisme, Pedophilia / Pedophil / Pedofilia /
Pedofil, Bestially, Incest, Necrophilia/Necrofil, Zoophilia, Sodomi, Frotteurisme/Frotteuris, dan
Gerontopilia

Sebab-sebab atau factor-faktor yang menyebabkan terjadinya tingkah laku penyimpangan


seksual dalam rumah tangga sakinah itu dapat dikelompokkan karena tiga pengaruh, yaitu :
pengaruh lingkungan keluarga, pengaruh lingkungan sekolah, dan pengaruh lingkungan
masyarakat. Selain itu juga karena merosotnya nilai keimanan seseorang itu. Dan hal tersebut tentu
saja sangat berhubungan dengan kesejahteraan keluarga, karena pilar-pilar kesakinahan keluarga
bisa terhambat dengan penyimpangan-penyimpangan seksual yang terjadi itu.

Yahya Jaya dalam bukunya Psikoterapi Agama Islam menyatakan bahwa ada empat materi
bimbingan dan konseling Islami yang menurutnya dapat mencegah terjadinya penyimpangan
seksual remaja. Diantaranya materi-materi tersebut adalah materi aqidah/keimanan, ibadah, akhlak
dan muamalah. Namun secara umum, metode yang dapat digunakan dalam bimbingan dan
konseling Islami ada tiga, yaitu metode direktif, metode nondirektif, dan metode elektrik.
Disamping itu, diperlukan Bimbingan Konseling Islam dari ranah keluarga, sekolah dan
masyarakat juga sangat berperan dalam hal ini.

19

Anda mungkin juga menyukai