Anda di halaman 1dari 6

BAB 5 TEORI KEDAULATAN

1. SIFAT DAN CIRI CIRI KEDAULATAN


 Kedaulatan yang absolut/monolitk dari Jean bodin mempunyai sifat :
a. Asli, artinya tidak diturunkan dari sesuatu kekuasaan lain;
b. Tertinggi, artinya tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi yang dapat membatasi
kekuasaannya;
c. Kekal (permanen), artinya kekuasaan negara berlangsung terus menerus tanpa
interupsi, tanpa putus-putus, meski pemerintah dapat berganti-ganti, kepala negara
dapat mati, bahkan susunan negara dapat berubah;
d. Tidak dapat dibagi-bagi (indivisible), karena hanya ada satu kekuasaan tertinggi
maka kekuasaan itu tak dapat dibagi-bagi;
e. Tak dapat dialihkan, artinya tak dapat dipindahkan kepada suatu badan lain, tak
dapat diserahkan, dilepaskan atau dilimpahkan

 Sedangkan kedaulatan yang bersifat Relatif mempunyai ciri-ciri yang sebaliknya.


Kedaulatan tidak monolitik, tetapi bisa dualistik bahkan pluralistk. Misalnya kedaulatan
itu bisa dialokasikan atau didelegasikan pada berbagai badan/tangan sesuai degan bidang
kekuasaannya (misal dalam UUD1945 sebelum amandemen, kedaulatan berada ditangan
rakyat tetapi pelaksanaan sepenuhnya diserahkan kepada MPR, kemudian MPR memberi
mandat kepada presiden , dan seterusnya)

2. MACAM MACAM KEDAULATAN

 Kedaulatan kedalam dan keluar


- Kedaulatan ke dalam (internal souverignity) ini bersifat ‘staatsrechtelijk’ sebagai
kemampuan untuk mengatur organisasi negara, pembentukan hukum, susunan
pradilan dan sistem pemerintahan menurut kehendak dan keinsyafan sendiri.
- kedaulatan ke luar (external souverignity) ini bersifat ‘volkenrechtelijk’ dan berupa
kemampuan untuk melaklukan hubungan-hubungan diplomatik dan perjanjian-
perjanjian antar bangsa, serta juga melakukan peperangan untuk mempertahankan
diri terhadap serangan yang mungkin datang dari pihak musuh.
 Kedaulatan de facto dan de jure
- Kedaulatan de facto berarti adanya kedaulatan yang nyata untuk ditaati, atau
berdasarkan adanya pelaksanaan yang nyata dari kekuasaan, tidak perlu didasarkan
atas hukum
- kedaulatan de jure berarti kadaulatan yang diakui oleh hukum (konstitusi) tidak perlu
yang berdaulat senyatanya menjalankan kekuasaan atau ditaati secara nyata. Yang
penting secara hukum berdaulat.
 Kedaulatan politik dan kedaulatan hukum
- Kedaulatan politik (political souverignity) maksudnya kekuasaan tertinggi dalam
bidang politik yaitu berupa kekuasaan dari rakyat secara keseluruhan dan disaat-saat
terkahir menentukan kedaulatan politik (misal Pemilihan Umum adalah perwujudan
kedaulatan politik rakyat)
- Kedaulatan hukum (legal souverignity), kekuasaan tertinggi untuk membuat
peraturan-peraturan hukum. (misal DPR bersama Presiden mempunyai legal
souverignity’ untuk membuat hukum yang berupa undang-undang)

3. TEORI TEORI KEDAULATAN

 Teori kedaulatan tuhan


- Menurut teori ini, kekuasaan tertinggi dalam negara adalah berasal dari tuhan, jadi
didasarkan pada agama. Teori ini berkaitan dengan teokrasi tentang negara baik
mengenai pembenaran eksistensi negara maupun asal mula adanya negara yang
dikembangkan pada abad pertengahan
- Pelopor terori kedaulatan tuhan antara lain: Augustinus, Thomas Aquino, Dante, dan
Friedrich julius stahl. Teori ini dijumpai didunia barat maupun timur
 Teori kedaulatan negara
- Menurut teori ini negaralah sumber dan pemegang kedaulatan dalam negara.
Kekuasaan negara tidak terbatas terhadap ‘life, liberty, dan property’ warganya. Teori
ini sesungguhnya merupakan bentuk baru dari teori kedaulatan raja yang bersifat
absolut, yang merupakan manipulasi politik dari teori teokrasi.
- Pelopor teori ini antara lain : Jean Bodin, George Jellinek, Paul Laband, Oppenheimer,
dan Ludwig Gumplowicks
 Teori kedaulatan hukum
- Menurut teori ini, hukumlah sumber dari segala kekuasaan dalam negara. Hukum
adalah pernyataan penilaian yang terbit dari kesadaran hukum manusia, dan kesadaran
hukum inilah yang membedakan mana adil mana tidak adil. Negara harus menaati tata
tertib hukum, karena hukum itu kedudukannya diatas negara. Kekuasaan negara
berdasarkan hukum, diatur dan dialokasikan menurut hukum.
- Pelopor teori ini adalah : Leon Duguit dan Hugo Krabbe.
- Teori kedaulatan hukum merupakan reaksi keras atas teori kedaulatan negara, ia
mendasari lahirnya konsep negara hukum yang menjadi cita-cita dan bahkan ,mitos
politik pada abad 19 (modern)
 Teori kedaulatan rakyat
- Menurut teori ini, sumber dan pemegang kekuasaan tertinggi yang ada dalam negara
ialah rakyat. Negara atau pemerintah menjalankan kekuasaan atas kehendak atau
persetujuan rakyat. Pemerintah hanyalah wakil rakyat.
- Paham kedaulatan rakyat sudah berkembang sejak jaman gerakan kaum monarche-
machen, yaitu gerakan kaum anti raja-raja yang berkuasa mutlak yang dipelopori oleh
Marsillius di Padua dan Buchanan.
- Teori ini mencapai puncaknya atas jasa Jean Jacques Rosusseau (sarjana Perancis)
salah seorang dari trio tokoh perjanjian masyarakat (teori hukum alam). Dari teori
inilah lahir paham demokrasi modern, yaitu demokrasi perwakilan yang sering
dikatakan sebagai mitos politik abad ke 20.

BAB 6 PEMBAGIAN KEKUASAAN NEGARA

- PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL

 Maksudnya, pembagian kekuasaan negara antar beberapa tingkat pemerintahan menurut


teritorial (teritorial Diffution of power). Dalam hal ini kita saksikan adanya negara kesatuan
yang disentralisir (negara kesatuan dengan disentralisasi), kemudian negara federal/serikat
dimana ada pembagian kekuasaan antara pemerintahan federal dengan pemerintah negara
bagian.
 Menurut Mac Iver dalam bukunya “modern state”, pembagian kekuasaan secara vertikal
telah melahirkan bentuk negara : kesatuan, federal, dan serikat

- PEMBAGIAN KEKUSAAN SECARA HORIZONTAL


 Maksudnya adalah pembagian kekuasaan atas dasar fungsi dalam pemerintahan
 Setidaknya dibagi dalam :
a. Dwi Praja (Hans Kelsen) : yakni pembagian berdasarkan fungsi politik dan fungsi
administratif
b. Tri Praja (Trias politika) : yakni fungsi legislatf, fungsi eksekutif, dan fungsi
judikatif
c. Catur Praja (Van Vollen Hoven) : yakni fungsi perundang-undangan, fungsi
peradilan, fungsi kepolisian, dan fungsi pemerintahan dalam arti sempit
d. Panca Praja ( Prof. Lemaire) : yakni fungsi perundang-undangan, fungsi
peradilan, fungsi kepolisian, fungsi pemerintahan dalam arti sempit, dan fungsi
pengawasan

BAB 7 KONSTITUSI

- Istilah konstitusi pada zaman Yunani purba sudah dikenal, tetapi masih dalam arti
materiil, karena belum diletakkan dalam suatu naskah tertulis dan istilah tersebut erat
dengan ucapan ‘res publica constituere yang kemudian lahir semboyan “Prinsip
Legibus Solutus Est, solus publica supreme lex”, artinya raja berhak menentukan
organisasi negara, ia adalah satu-satunya pembuat undang-undang
- Konstitusi berasal dari bahasa Perancis ‘constituer’ artinya membentuk. Konstistusi
pada mulanya dimaksudkan untuk pembentukan suatu negara, atau menyusun dan
menjalankan negara. Konstitusi memuat peraturan-peraturan pokok (fundamental)
mengenai sendi-sendi pertama untuk menegakkan negara.
- 2 MACAM KONSTITUSI
Konstitusi tertulis (written constitution), contohnya undang-undang dasar. Dan
konstitusi tidak tertulis (unwritten constitution), contohnya konvensi ketatanegaraan.
- NILAI NILAI KONSTITUSI
 Nilai normatif, adalah suatu konstitusi yang dilaksanakan secara murni dan
konsekwen, contoh konstitusi Amarika Serikat-Trias Politika
 Nilai nominal, adalah konstitusi yang secara yuridis berlaku, tetapi kenyataanya tidak
sempurna, hal tersebut karena ada pasal-pasal tertentu dari konstitusi yang
kenyataanya tidak berlaku.
 Nilai semantik, adalah suatu konstitusi yang adanya sebagai istilah saja,
kenyataannya dikaitkan dengan kemauan penguasa. Contoh orla dengan UUD 1945
(UUD berlaku secara yuridis tetapi kenyataannya tidak)
- SIFAT SIFAT KONSTITUSI
 Fleksibel (luwes), konstitusi bila perubahannya mudah dan tidak diperlukan
cara yang istimewa (sama dengan cara merubah UU biasa), maka konstitusi
termasuk fleksibel.
 Rigid (kaku), konstitusi bila perubahannya sangat sukar dan diperlukan cara
istimewa(tidak sama dengan cara merubah UU biasa), maka konstitusi tersebut
termasuk kaku
 Konstitusi tertulis, apabila ia ditulis dalam suatu naskah atau beberapa naskah
 Konstitusi tidak tertulis, ketentuan yang mengatur suatu pemerintahan tidak
tertulis dalam suatu naskah tertentu, melainkan dalam banyak hak diatur dalam
konvensi/undang-undang biasa
 Konstitusi formil, konstitusi dilihat dari prosedur pembuatannya yang
dilakukan secara istimewa
 Konstitusi materiil, konstitusi yang dilihat dari isinya, yang biasanya
menyangkut hal-hal yang bersifat pokok

BAB 8 TIPE TIPE NEGARA


1. Tipe negara ialah suatu penggolongan negara yang tidak mempunyai batas-batas
yang tegas. Ini berbeda dengan klasifikasi negara atas bentuk-bentuk tertentu, misal
bentuk negara (Kesatuan atau federasi) dan bentuk pemerintahan (Kerajaan atau
Republik) dimana batas-batas dan ukurannya cukup tegas sehingga mudah dikenali.
2. TIPE NEGARA DITINJAU DARI SEGI SEJARAH
 Tipe negara-negara timur purba, yang ciri-cirinya : teokratis, absolut, dan despostis
 Tipe negara-negara yunani kuno, yang ciri-cirinya : merupakan polis (city state)
dan demokratis (langsung)
 Tipe negara Romawi kuno, yang sudah merupakan ‘country state” dan
despostis/absolut
 Tipe negara-negara abad menengah, yang ciri-cirinya : dualistis, feodalsits, dan
despostis
 Tipe negara-negara modern, mulai dari pemikiran Hobbes, locke, dan lain-lain yang
dapat dibedakan dalam negara hukum yang demokratis dan autokratis

TIPE NEGARA MENURUT GEORGE JELLINEK


 NEGARA POLIS : Negara menentukan segalanya, sedang rakyat pasif (jadi siofat
hubungan negara/penguasa-rakyat adalah “Positif-Pasif”
Solus Publica Supreme lex, artinya kepentingan umum diatas segalanya, termasuk
diatas hukum/undang-undang
Principe legibus solutus est, artinya hanya raja/penguasa yang dapat membuat
hukum/undang-undang
Dipengaruhi aliran merkantilisme dalam ilmu ekonomi
 NEGARA HUKUM FORMAL : Negera hukum formal merupakan anti tesis dari
negara polisi, cirinya :
- Negara tak boleh campur tangan dalam bidang ekonomi, rakyat yang bebas atau
aktif dalam pemerintahan, sehingga status hubungan negara-rakyat sifatnya negatif-
aktif
- Negara hanya merupakan wasit saja kalau ada pelanggaran aturan permainan dari
rakyat yang berkompetisi bebas, sehingga disebut juga “negara Penjaga malam”
- Pandangan akan hukum yang sempit (undang-undang) dan aliran liberailsme sangat
mempengaruhi tipe negara hukum formil ini
 NEGARA HUKUM MATERIIL
- Negera hukum formal merupakan anti tesis dari negara polisi, cirinya :
- Negara tak boleh campur tangan dalam bidang ekonomi, rakyat yang bebas atau
aktif dalam pemerintahan, sehingga status hubungan negara-rakyat sifatnya
negatif-aktif
- Negara hanya merupakan wasit saja kalau ada pelanggaran aturan permainan dari
rakyat yang berkompetisi bebas, sehingga disebut juga “negara Penjaga malam”
- Pandangan akan hukum yang sempit (undang-undang) dan aliran liberailsme sangat
mempengaruhi tipe negara hukum formil ini
3 RECHSTAAT DAN THE RULE OF LAW
 RECHTSTAAT
- Konsep Negara Hukum (rechtstaat) berkembang di negara eropa kontinental
- Syarat pokok negara hukum yang dikembangkan di eropa kontinental dengan
tokohnya frederick julius stahl ialah :
1. Pengakuan dan perlindungan terhadap Hak-hak asasi manusia
2. Perlu adanya pembagian kekuasaan
3. Asas legalitas (pemerintahan berdasarkan hukum)
4. Adanya peradilan administrasi
 THE RULE OF LAW
- Sedangkan menurut konsep the rule of law yang berkembang dinegara anglo-saxon
dipelopori oleh A.V. Dicey, ditentukan 3 syarat pokok negara hukum :
1. Supremacy of law (hukum diatas segalanya)
2. Equality before the law (persamaan kedudukan dalam hukum)
3. Konstitusi berdasarkan Hak Asasi Manusia

Anda mungkin juga menyukai