Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PROJECT BASE LEARNING

“PENGUATAN NILAI MORAL KARAKTER DALAM


KELUARGA OLEH WARGA KOTA BANJARMASIN”

Mata Kuliah : Dasar-dasar Pendidikan moral

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Sarbaini, M.Pd
Muhammad Elmy, M.Pd
Nama : Rafly Jayadi Putra
Program Studi : PPKn A2
NIM : 2210112210020

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun
sebagai salah satu tugas mata kuliah Dasar-dasar Pendidikan moral.

Makalah ini membahas tentang “Penguatan Nilai Moral Karakter Dalam Keluarga Oleh
Warga Kota Banjarmasin” dengan tujuan untuk memberikan pandangan kepada pembaca tentang
pentingnya moral di dalam keluarga. Saya berharap makalah ini dapat memberikan informasi dan
pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa dan dosen yang terkait dengan
mata kuliah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
untuk perbaikan di masa mendatang.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Banjarmasin, 7 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

1.1 Latar belakang Masalah ............................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................................ 2

BAB II GAMBARAN UMUM .................................................................................................... 3

2.1 Gambaran umum Daerah ............................................................................................. 3


2.2 Gambaran umum Narasumber ..................................................................................... 7

BAB III HASIL DATA ................................................................................................................ 8

BAB IV PEMBAHASAN ……………………………………………………………………...12

BAB V KESIMPULAN ............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Karakter moral adalah nilai-nilai yang memandu perilaku seseorang dalam berhubungan
dengan dirinya sendiri, dengan orang-orang di sekitarnya, dengan lingkungan dan dengan Tuhan.
Karakter moral mencerminkan kualitas seseorang sebagai makhluk sosial dan religius. Sangat
penting untuk mengembangkan karakter moral sejak usia muda agar seseorang dapat hidup rukun
dan bermartabat serta memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Salah satu hal yang terpenting dalam pendidikan karakter moral adalah keluarga. Keluarga
merupakan tempat pertama dan terpenting untuk mempelajari nilai-nilai karakter moral seperti
kejujuran, tanggung jawab, toleransi, kasih sayang dan lain-lain. Keluarga juga merupakan
lingkungan sosial pertama yang memberikan panutan dan panutan bagi perilaku yang sesuai
dengan standar moral.

Namun di era globalisasi saat ini, banyak tantangan dan ancaman yang membahayakan
karakter moral keluarga. Beberapa di antaranya karena pengaruh media yang sering menayangkan
acara-acara yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral lokal, perubahan nilai-nilai budaya akibat
modernisasi dan urbanisasi, serta rendahnya kesadaran dan komitmen orang tua terhadap moral
anaknya.

Oleh karena itu, perlu diupayakan penguatan nilai-nilai moral para tokoh keluarga. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan adalah warga kota berperan aktif dalam memajukan dan
mengembangkan karakter moral keluarga. Penduduk kota memiliki potensi dan sumber daya yang
dapat digunakan untuk mendukung proses pendidikan karakter moral keluarga.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana masyarakat di kota
khususnya kota Banjarmasin, memperkokoh nilai moral tokoh keluarga. Kajian ini juga
bermanfaat untuk memberikan saran dan rekomendasi kepada pemangku kepentingan seperti
pemerintah kota, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat dan masyarakat untuk meningkatkan
kualitas moral keluarga.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa praktik-praktik yang dilakukan dalam rangka penguatan karakter dalam keluarga?
2. Mengapa praktik-praktik tersebut dilakukan?
3. Nilai-nilai moral atau karakter apa saja yang diperkuat oleh warga keluarga?
4. Mengapa nilai-nilai moral atau karakter diperkuat dalam keluarga?
5. Bagaimana pandangan Anda tentang kondisi nilai-nilai moral atau karakter warga kota saat
ini?
6. Apa solusi terhadap problem yang berkaitan dengan kondisi nilai-nilai moral atau karakter
saat ini?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui praktik-praktik yang dilakukan dalam rangka penguatan karakter dalam


keluarga.
2. Mengetahui latar belakang atau sebab mengapa praktik-praktik tersebut dilakukan.
3. Mengetahui nilai-nilai moral atau karakter apa saja yang diperkuat oleh warga keluarga
dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat membantu membangun karakter yang baik pada
anak.
4. Mengetahui latar belakang atau sebab mengapa nilai-nilai moral atau karakter diperkuat
dalam keluarga dan bagaimana hal tersebut dapat membantu membangun karakter yang
baik pada anak.
5. Mengetahui pandangan Anda tentang kondisi nilai-nilai moral atau karakter warga kota
saat ini dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi pembentukan karakter anak.
6. Mengetahui solusi terhadap problem yang berkaitan dengan kondisi nilai-nilai moral atau
karakter saat ini dan bagaimana solusi tersebut dapat membantu membangun karakter yang
baik pada anak.

2
BAB II

GAMBARAN DAERAH

2.1 GAMBARAN UMUM DAERAH

1. Komplek Persada Permai Jalur 6 No. 107 Kec. Alalak Kab. Barito Kuala Selatan)

3
2. Jl. Belitung Darat Gg. Karya Rt. 10 No. 11

3. Jl. Teluk tiram darat Gg. Hidayah RT 18 RW 2

4
2.2 GAMBARAN UMUM NARASUMBER

1. Nama: Azis Zainul


TTL: Kendari 11 Agustus 1973
Umur: 49
Alamat: Komplek Persada Permai Jalur 6 No. 107 Kec. Alalak Kab. Barito Kuala
No. Hp: 082226629995
Jumlah Keluarga: 3
Pekerjaan: Honorer FKIP ULM

5
2. Nama: Muhammad Anggi Saputra
TTL: Banjarmasin, 12 April 1996
Umur: 27 tahun
Alamat: Jl. Belitung Darat Gg. Karya Rt. 10 No. 11
No. Hp: 083141589348
Jumlah Keluarga: 6
Pekerjaan: Wiraswasta

6
3. Nama: Muhammad Yusuf
TTL: Banjarmasin, 20 Maret 1972
Umur: 51 tahun
Alamat: Jl. Teluk tiram darat Gg. Hidayah RT 18 RW 2
No. Hp: -
Jumlah Keluarga: 4
Pekerjaan: Buruh

7
BAB III

HASIL PENGUMPULAN DATA

3.1 TANGGAPAN INFORMAN

(1). Informan Pertama:

Nama: Azis Zainul

Pekerjaan: Honorer FKIP ULM

1. Praktik-praktik yang dilakukan dalam penguatan karakter rumah tangga?


Dalam rumah tangga praktik-praktik nya harus dipisah, anak dan istri berbeda praktik-praktik
nya, untuk anak kita harus mendukung dan disiplin sebagai contoh disiplin dalam waktu
(adakalanya untuk bermain adakalanya untuk bermain), kalo istri harmonis, dan
berkomunikasi dengan baik. Dan perlu diingat bahwa apabila ada masalah dengan istri
diselesaikan secara baik-baik, dan apabila bertengkar jangan dihadapan anak karena bisa
mempengaruhi anak ketika dewasa.

2. Latar belakang sebab/mengapa praktik itu dilakukan?


Untuk anak ketika bayi ia sudah bisa memahami karakternya sejak kecil (karakternya ada yang
agresif dan ada yang biasa-biasa saja) dan kebanyakan anak yang agresif adalah anak laki-laki.
Perkembangan anak, dari sini sudah bisa dilihat perkembangannya apa anak itu sehat atau tidak
sehat diumur 1-2 tahun kelihatan penyakit dan apa segalanya, dan ini 5 tahun 6 tahun bisa
kelihatan bahwa anak ini pintar atau kurang, dan bapa ini mempunyai anak yang mempunyai
karakter penasaran/rasa ingin tahu. Untuk istri kita sebagai suami tentunya harus harmonis dan
saling berkomunikasi dan saling membantu apabila ada masalah yang harus diselesaikan.

3. Nilai-nilai moral (karakter) yang diperkuat oleh keluarga?


Nilai yang diperkuat dalam berumah tangga yaitu kejujuran, dalam berumah tangga itu harus
jujur, jujur kepada istri, dan jujur kepada anak, tapi sebelumnya kita harus jujur kepada diri

8
sendiri dalam hal apapun kita harus betul-betul jujur dan bertanggung jawab. Karena kita jujur
kitanya juga disiplin

4. Latar belakang sebab/mengapa nilai-nilai moral (karakter) diperkuat?


Soal kejujuran gimanapun caranya kita harus jujur, jujur kepada diri sendiri, keluarga, tetangga
karena kita hidup bermasyarakat, disiplin kita harus betul-betul disiplin baik itu tepat waktu
maupun disiplin lainnya. Kita harus jujur dan disiplin kepada masyarakat terutama kepada
rumah tangga sendiri.

5. Pandangan terhadap kondisi nilai moral terhadap warga kota saat ini?
Untuk kondisi lingkungan sebenarnya baik- baik saja, hanya terkadang kita tidak fokus
dilingkungan saja fokus yang lainnya juga. Tetapi kondisi yang sering dihadapi adalah
pengguna jalan yang tidak mematuhi lalu lintas, soal lalu lintas/jalan umum di Banjarmasin ini
kurang disiplin. Contoh nya simpang baik itu simpang tiga maupun simpang empat kita ketika
ingin keluar kita harus stop lihat kanan kiri dulu, kalau di Banjarmasin ini suka asal terobos
saja, jadi banyak kecelakaan di kota ini, masalah kedisiplinan jalan umum kota Banjarmasin
ini masih, jadi kita harus tingkatkan lagi kedisplinan, patuhi rambu lalu lintas ataupun aturan-
aturan yang berlaku.

6. Solusi terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi nilai-nilai moral saat ini?
Karakter itu yang baik sebenarnya dalam rumah tangga, inilah fungsi kedua orang tua terhadap
anak misalnya untuk memperbaiki daripada karakter awal, jadi apabila anak mau disiplin dan
jujur itu sebenarnya dari kedua orang tuanya, jadi jangan dilepas dalam artian jangan dilepas
dari pantauan. Didikan orang tua sangat berpengaruh terhadap kedisplinan dan kejujuran, dan
orang tua juga harus saling menghargai apa yang dilakukan anak, dan jangan menjadi orang
tua yang sombong, apabila anak dilatih dengan baik maka di manapun ia akan bermoral karena
dididik menjadi orang yang baik dan bermoral

9
(2). Informan Kedua:

Nama: Muhammad Anggi Saputra

Pekerjaan: Wiraswasta

1. Praktik-praktik yang dilakukan dalam penguatan karakter rumah tangga?


Komunikasi dan keharmonisan dalam keluarga/rumah tangga

2. Latar belakang sebab/mengapa praktik itu dilakukan?


Silaturahmi antar keluarga

3. Nilai-nilai moral (karakter) yang diperkuat oleh keluarga?


Saling berkomunikasi silaturahmi dalam keluarga untuk mempererat kekeluargaan

4. Latar belakang sebab/mengapa nilai-nilai moral (karakter) diperkuat?


Seperti silaturahmi itu memperkuat hubungan keharmonisan dalam keluarga saling silaturahmi

5. Pandangan terhadap kondisi nilai moral terhadap warga kota saat ini?
Kurangnya percakapan/tegur sapa antara sesama

6. Solusi terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi nilai-nilai moral saat ini?
Percakapan saling diperkuat saling tegur sapa

10
(3). Informan Ketiga:
Nama: Muhammad Yusuf
Pekerjaan: Buruh
1. Praktik-praktik yang dilakukan dalam penguatan karakter rumah tangga?
melakukan ibadah bersama, menghormati dan menyayangi anggota keluarga, tanggung jawab
dan tugas rumah tangga, memberikan contoh yang baik kepada anak-anak, dan mengikuti
kegiatan sosial yang positif

2. Latar belakang sebab/mengapa praktik itu dilakukan?


untuk menjaga keharmonisan, kebahagiaan, dan kesejahteraan keluarga, serta untuk
membentuk karakter yang baik pada diri sendiri dan anggota keluarga

3. Nilai-nilai moral (karakter) yang diperkuat oleh keluarga?


keimanan, ketaqwaan, kejujuran, kesetiaan, tanggung jawab, kerjasama, toleransi

4. Latar belakang sebab/mengapa nilai-nilai moral (karakter) diperkuat?


untuk membekali diri dan anggota keluarga dengan sikap dan perilaku yang baik, yang dapat
membantu mereka menghadapi tantangan dan peluang di era yang akan datang atau saat ini

5. Pandangan terhadap kondisi nilai moral terhadap warga kota saat ini?
kurangnya pendidikan karakter di sekolah/keluarga dan lemahnya pengawasan dari pihak
berwenang

6. Solusi terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi nilai-nilai moral saat ini?
menegakkan hukum dan memberikan sanksi tegas kepada pelaku-pelaku tindak pidana yang
merusak nilai-nilai moral

11
BAB IV

PEMBAHASAN

A. NILAI, MORAL DAN NORMA DALAM MASYARAKAT

Nilai adalah sesuatu yang diyakini oleh individu atau kelompok sebagai sesuatu yang baik,
benar, penting, atau berguna. Nilai bisa abstrak atau konkret, universal atau spesifik, absolut atau
relatif, dan internal atau eksternal. Nilai dapat berupa nilai material, spiritual, sosial, politik,
estetika atau etika.

Moral adalah prinsip atau aturan yang memandu perilaku manusia dalam hubungannya
dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan dan Tuhan. Moralitas juga dapat diartikan sebagai
kesesuaian perilaku manusia dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Moralitas dapat
berupa moralitas individu atau kolektif.

Norma adalah pedoman atau norma yang memandu tingkah laku anggota masyarakat sesuai
dengan nilai-nilai masyarakat itu. Norma bisa formal atau informal, tertulis atau tidak tertulis,
eksplisit atau implisit, dan melibatkan sanksi positif atau negatif. Norma dapat berupa norma
agama, norma hukum, norma kesusilaan, norma kesusilaan atau norma adat.

Nilai, moral dan norma dalam masyarakat saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama
lain. Nilai merupakan dasar pembentukan moral dan norma. Moralitas adalah rumusan nilai berupa
asas atau aturan. Norma adalah penerapan moralitas dalam bentuk pedoman atau standar. Nilai,
moral, dan norma dalam masyarakat juga bersifat dinamis dan dapat berubah seiring waktu,
budaya, dan situasi.

B. UNSUR-UNSUR MORAL

Unsur moral merupakan bahan yang membentuk moral seseorang. Unsur moral meliputi
nilai, norma, sikap, perilaku dan motivasi. Nilai adalah sesuatu yang diyakini oleh individu atau
kelompok sebagai sesuatu yang baik, benar, penting, atau berguna. Norma adalah pedoman atau
norma yang memandu tingkah laku anggota masyarakat sesuai dengan nilai-nilai masyarakat itu.

12
Sikap adalah kemauan atau kecenderungan seseorang untuk bereaksi atau bertindak terhadap
sesuatu. Perilaku adalah tindakan atau reaksi seseorang terhadap sesuatu. Motivasi adalah suatu
alasan atau keinginan yang menyebabkan seseorang bertindak atau menanggapi sesuatu. Unsur-
unsur moral saling terkait dan saling mempengaruhi dalam pembentukan moralitas manusia.

a. Menurut Bronowski, terdapat empat unsur moral, yaitu sebagai berikut:


1. Kebebasan: kemampuan untuk memilih dan bertindak sesuai dengan kehendak
sendiri, tanpa paksaan atau tekanan dari luar. Kebebasan merupakan syarat bagi
moralitas, karena tanpa kebebasan, manusia tidak dapat bertanggung jawab atas
tindakannya.
2. Kreativitas: kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, unik, dan bermakna.
Kreativitas merupakan sumber dari kemajuan dan perubahan, serta menunjukkan
bahwa manusia memiliki potensi yang tak terbatas.
3. Kesetaraan: pengakuan dan penghormatan terhadap martabat dan hak-hak setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan ras, jenis kelamin, agama, atau status sosial.
Kesetaraan merupakan dasar dari keadilan dan solidaritas sosial, serta menunjukkan
bahwa manusia memiliki nilai yang sama.
4. Keharmonisan: keseimbangan dan keselarasan antara manusia dengan diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan, dan Tuhan. Keharmonisan merupakan tujuan dari
moralitas, karena dengan keharmonisan, manusia dapat hidup damai dan bahagia.

b. Menurut Durkheim, terdapat tiga unsur moral, yaitu sebagai berikut:


1. Semangat disiplin: kemampuan untuk mengikuti aturan-aturan yang berlaku, tidak
melanggar norma-norma sosial, dan menghormati otoritas. Semangat disiplin
membebaskan manusia dari kebutuhan untuk merancang setiap solusi untuk setiap
situasi dari awal.
2. Keterikatan pada kelompok sosial dan semangat altruisme: kesadaran dan
keterlibatan dalam kegiatan sosial atau interpersonal. Keterikatan pada kelompok
sosial dan semangat altruisme menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial
yang tidak bisa hidup sendiri. Moralitas merupakan hasil dari interaksi sosial, bukan
dari individu.

13
3. Otonomi: kemampuan untuk memilih dan bertindak sesuai dengan kehendak sendiri,
berdasarkan pertimbangan rasional dan moral. Otonomi menunjukkan bahwa
manusia memiliki akal dan nurani yang dapat membimbingnya untuk berperilaku
moral.

C. BAGAIMANA KONDISI NILAI-NILAI MORAL ATAU KARAKTER WARGA KOTA


SAAT INI?

Nilai-nilai moral atau karakter warga kota saat ini dapat dikatakan beragam dan bervariasi,
tergantung pada latar belakang, budaya, dan lingkungan masing-masing individu. Beberapa warga
kota mungkin masih memegang teguh nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa Indonesia,
seperti keimanan, kejujuran, kedisiplinan, keikhlasan, tanggung jawab, persatuan, saling
menghormati, toleransi, gotong royong, musyawarah, dan kerja sama. Namun, ada juga warga kota
yang terpengaruh oleh arus globalisasi, modernisasi, dan konsumerisme yang cenderung
mengabaikan atau melanggar nilai-nilai tersebut.

Hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah sosial, seperti kemiskinan, ketimpangan,
korupsi, kekerasan, kriminalitas, dan radikalisme. Oleh karena itu, diperlukan upaya pembangunan
karakter bangsa yang melibatkan semua pihak, terutama keluarga, sekolah, masyarakat, dan
pemerintah. Pembangunan karakter bangsa dapat dilakukan dengan membentuk kebiasaan baik
yang didasarkan pada karakter dasar, seperti kepedulian sosial, melindungi dan menjaga hubungan
baik, mengembangkan sifat berbagi, mengedepankan sikap jujur, mengedepankan moral dan etika,
mampu mengontrol dan introspeksi diri, pribadi yang suka menolong orang lain, dan mampu
menyelesaikan masalah dan konflik sosial. Dengan demikian, diharapkan warga kota dapat
menjadi warga negara yang berkarakter dan berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.

D. APA SOLUSI TERHADAP PROBLEM YANG BERKAITAN DENGAN KONDISI


NILAI-NILAI MORAL ATAU KARAKTER SAAT INI?

Salah satu solusi terhadap problem yang berkaitan dengan kondisi nilai-nilai moral atau
karakter saat ini adalah dengan menerapkan pendidikan karakter di semua tingkatan pendidikan,

14
mulai dari keluarga, sekolah, hingga masyarakat. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang
bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan akhlak dan moral dalam diri peserta didik,
sehingga mereka dapat berpikir, bersikap, dan berperilaku sesuai dengan norma dan etika yang
berlaku.

Pendidikan karakter mencakup tiga komponen penting tentang moral, yaitu pengetahuan
moral, moral perbuatan, dan perasaan moral. Beberapa nilai yang harus diajarkan dalam
pendidikan karakter antara lain adalah keimanan, kejujuran, kedisiplinan, keikhlasan, tanggung
jawab, persatuan, saling menghormati, toleransi, gotong royong, musyawarah, kerja sama,
kepedulian sosial, melindungi dan menjaga hubungan baik, mengembangkan sifat berbagi,
mengedepankan sikap jujur, mengedepankan moral dan etika, mampu mengontrol dan introspeksi
diri, pribadi yang suka menolong orang lain, dan mampu menyelesaikan masalah dan konflik
sosial. Untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif dan efisien, diperlukan peran aktif
dari semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan, yaitu orang tua, guru, peserta didik, dan
masyarakat. Orang tua harus menjadi contoh dan teladan bagi anak-anaknya dalam hal moral dan
karakter.

Guru harus memperhatikan setiap murid secara menyeluruh dan memberikan bimbingan
yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi mereka. Peserta didik harus memiliki motivasi dan
kesadaran untuk belajar dan mengamalkan nilai-nilai karakter yang diajarkan. Masyarakat harus
memberikan dukungan dan fasilitas yang memadai untuk mendukung proses pendidikan karakter.
Dengan demikian, diharapkan pendidikan karakter dapat menjadi solusi untuk mengatasi problem
degradasi moral atau karakter yang terjadi saat ini.

15
BAB V

KESIMPULAN

Penguatan nilai moral karakter dalam berkeluarga sangat penting untuk membentuk pribadi
anak yang baik. Keluarga menjadi landasan utama di mana anak-anak memperoleh nilai-nilai,
etika, dan perilaku yang mendasar. Oleh karena itu, orang tua perlu memahami peran dan tanggung
jawab mereka dalam memperkuat pendidikan karakter anak.

Penguatan pendidikan karakter dalam keluarga dilakukan melalui pembiasaan dan


keteladanan. Sejak kecil individu dibiasakan untuk memiliki nilai-nilai karakter yang sesuai
dengan Pancasila. Orangtua sebagai pendidik utamanya tak hanya mengajarkan melalui teori saja,
tetapi juga dalam praktik keteladanan.

Dalam rangka penanaman nilai moral anak dalam keluarga ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, pertama nilai yang akan ditanamkan harus jelas. kedua. Harus ada konsistensi atau
keteguhan. Ketiga, adanya keteladanan dari orang tua. Keempat, adanya sikap konsekuensi
terhadap aturan yang berlaku.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sarbaini (2017). “Apa Yang Sebaiknya Dilakukan? Pendidikan Moral Dan Karakter
Kewarganegaraan.” Aswaja Pressindo. Yogyakarta.

Memperkuat Pendidikan Karakter Melalui Peran Keluarga.


https://www.kompasiana.com/rifkysevian29/6480c93408a8b50c7814b012/memperkuat-
pendidikan-karakter-melalui-peran-keluarga.

Pentingnya Peran Keluarga dalam Penguatan Pendidikan Karakter - Kejarpena.


https://blog.kejarcita.id/pentingnya-peran-keluarga-dalam-penguatan-pendidikan-karakter/.

Peran Keluarga dalam Penanaman Nilai Moral Anak - Kompasiana.


https://www.kompasiana.com/alyanabilas1584/61c1fbb417e4ac1f70127bf2/peran-
keluarga-dalam-penanaman-nilai-moral-anak.

17

Anda mungkin juga menyukai