DISUSUN OLEH :
TINGKAT II REGULER 3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat mengerjakan makalah
ini tepat pada waktunya yang berjudul “Aturan/Norma-Norma dalam
Kehidupan Masyarakat“
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari harapan, oleh
karena itu saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak sangat kami
harapkan untuk menghasilkan makalah yang lebih baik untuk masa mendatang.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
untuk semua.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II Pembahasan 3
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
Daftar Pustaka 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian norma, moral dan etika!
2. Sebutkan macam-macam norma!
3. Apa arti penting norma?
4. Apa hakikat norma, kebiasaan dan adat istiadat di masyarakat?
5. Bagaimana hubungan antar norma?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian norma, moral dan etika
2. Mahasiswa mampu menyebutkan macam-macam norma
3. Mahasiswa mampu menjelaskan arti penting norma
4. Mahasiswa mampu menjelaskan hakikat norma, kebiasaan dan adat
istiadat di masyarakat
5. Manusia mampu menjelaskan hubungan antar norma
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Larangan, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak
berbuat sesuatu oleh karena akibatnya dipandang tidak baik.Artinya
norma adalah untuk memberikan petunjuk kepada manusia
bagaimana seseorang hams bertindak dalam masyarakat serta
perbuatan-perbuatan mana yang harus dijalankannya, dan
perbuatan-perbuatan mana yang harus dihindari (Kansil, 1989:81).
2. Moral
Beranjak dari pengertian moral, pada prinsipnya moral merupakan alat
penuntun, pedoman sekaligus alat kontrol yang paling ampuh dalam
mengarahkan kehidupan manusia. Seorang manusia yang tidak
memfungsikan dengan sempurna moral yang telah ada dalam diri manusia
yang tepatnya berada dalam hati, maka manusia tersebut akan menjadi
manusia yang akan selalu melakukan perbuatan atau tindakan-tindakan yang
sesat. Dengan demikian, manusia tersebut telah merendahkan martabatnya
sendiri.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "moral" memiliki arti; ajaran
tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban, akhlak, budi pekerti, susila; kondisi mental yang membuat orang
tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, isi hati atau keadaan
perasaan.
Sejalan dengan pengertian moral sebagaimana disebutkan di atas, K
Bertens (1994) mengatakan bahwa kata yang sangat dekat dengan "etika"
adalah "moral". Kata ini berasal dari bahasa latin "mos", jamaknya "mores"
yang juga berarti adat kebiasaan. Secara etimologis, kata etika sama dengan
kata moral, keduanya berarti adat kebiasaan. Perbedaannya hanya pada
bahasa asalnya, etilca berasal dari bahasa Yunani, sedangkan moral berasal
dari bahasa Latin."
Dengan merujuk pada arti kata etika yang sesuai, maka arti kata moral
sama dengan arti kata etika, yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi
4
pegangan seseorang, atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Berbicara mengenai tingkah laku seseorang, maka ini pula berkaitan dengan
kesadaran yang harus dijalankan oleh seseorang dalam memaknai dirinya
sebagai manusia ciptaan Tuhan. Disinilah manusia membedakan antara yang
halal dan yang haram, yang boleh dan tidak boleh dilakukan walaupun
tindakan ini bersifat kejam.
Sebagai contoh adalah aborsi, di dalam keadaan medis tertentu seorang
dokter terpaksa melakukan aborsi untuk menyelamatkan salah satu nyawa.
Namun moralitas tidak dapat membenarkan tindakan tersebut, karena
seorang dokter tidak punya hak atau wewenang untuk memilih mana yang
harus diselamatkan si ibu atau si anak. Atas pertimbangan apa seorang
dokter berlaku sebagai Tuhan yang menentukan siapa berhak hidup dan
siapa harus mati? Hal tersebut sampai hari ini masih menjadi polemik
diantara kelompok pro choice dan pro life.
3. Etika
Menurut Siagian (1996) menyebutkan bahwa setidaknya ada 4 alasan
mengapa mempelajari etika sangat penting: (1) etika memandu manusia
dalam memilih berbagai keputusan yang dihadapi dalam kehidupan, (2) etika
merupakan pola perilaku yang didasarkan pada kesepakatan nilai-nilai
sehingga kehidupan yang harmonis dapat tercapai, (3) dinamika dalam
kehidupan manusia menyebabkan perubahan nilai-nilai moral sehingga perlu
dilakukan analisa dan ditinjau ulang (4) etika mendorong tumbuhnya naluri
moralitas dan mengilhami manusia untuk sama-sama mencari, menemukan
dan menerapkan nilai-nilai hidup yang hakiki. Pelajaran mengenai etika tidak
dapat dilepaskan dari usaha untuk pencarian/penguasaan ilmu.
Etika menurut penjelasan Bartens berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu
ethos, sedangkan dalam bentuk tunggal yang berarti adat kebiasaan, adat
5
istiadat, akhlak yang baik. Bentuk jamak dari ethos adalah to ether artinya
adat kebiasaan.
Secara etimologi, ada dua pendapat mengenai asal-usul kata etika (Ayi
Sofyan, 2010) yakni; pertama, etika berasal dari bahasa Inggris, yang disebut
dengan ethic (singular) yang berarti suatu sistem, prinsip moral, aturan atau
cara berperilaku. Akan tetapi, terkadang ethics (dengan tambahan huruf s)
dapat berarti singular. Jika ini yang dimaksud maka ethics berarti suatu
cabang filsafat yang memberikan batasan prinsip-prinsip moral. Jika ethics
dengan maksud plural (jamak) berarti prinsip-prinsip moral yang dipengaruhi
oleh perilaku pribadi.
6
B. Macam-Macam Norma
1. Norma agama
Norma agama adalah suatu petunjuk hidup yang berasal dari tuhan bagi
penganut-Nya agar mereka mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya. Para pemeluk agama mengakui dan berkeyakinan
bahwa peraturan hidup itu berasal dari tuhan dan merupakan tuntutan hidup
kejalan yang benar.
Daya ikat norma agama sebenarnya cukup kuat, namun karena sanksi yang
diterima tidak langsung, masyarakat cenderung bersikap biasa-biasa saja apabila
melanggar aturan yang telah digariskan agama. Namun, bagi orang yang tingkat
pemahaman agamanya tinggi, melanggar aturan dalam agama berarti dia akan
masuk neraka kelak dalam kehidupan di akhirat. Contohnya larangan mengambil
barang milik orang lain, larangan berdusta, larangan berzina dan lain-lain
2. Norma kesopanan
Karena setiap wilayah memiliki aturan dan tata pergaulan yang berbeda
beda. Selain itu, sesuatu yang dianggap sopan oleh suatu masyarakat
tertentu belum tentu sopan untuk masyarakat lain. Misalanya, disebagian
besar Negara eropa, memegangi kepala orang yang lebih tua merupakan hal
yang biasa, bahkan pada peristiwa tertentu hal itu justru dianggap sebuah
penghormatan. Namun, di Indonesia hal itu dianggap tidak sopan dan
merupakan penghinaan.
7
3. Norma kelaziman
Segala tindakan tertentu dianggap baik, patut, sopan dan mengikuti tata
laksana seolah-olah sudah tercetak dalam kebiasaan sekelompok manusia
disebut dengan kelaziman. Jumlah kelaziman sangat banyak dan hamper
memengaruhi setiap tindakan dan gerak-gerik kita. Sifatnya pun berbeda
beda dari masa kemasa, dalam setiap bangsa dan disetiap tempat.
4. Norma kesusilaan
Norma kesusilaan dianggap sebagai aturan yang datang dari suara hati
sanubari manusia. Peraturan-peraturan hidup ini datang dari bisikan kaibu
atau suara batin yang diakui dan diinsyafi oleh setiap orang sebagai pedoman
dalam sikap dan perbuatannya. Penyimpangan dari norma dalam sikap dan
perbuatannya. Penyimpangan dan norma kesusilaan dianggap salah atau
jahat sehingga pelanggaran akan diejek atau disindir. Misalanya, anak yang
tidak menghormati orang tuanya akan diejek dan disindir karena tindakan itu
dianggap keterlaluan, maka pelakunya akan diusir atau diisolasi.
8
5. Norma hukum
Oleh karena itu diperlukan adanya suatu norma yang dapat menenggakan
tatanan dalam masyarakat serta bersifat memaksa dan mempunyai sanksi-
sanksi yang tegas. Jenis norma yang dimaksud adalah norma hukum. Hukum
adalah aturan tertulis maupun tidak tertulis yang berisi perintah atau
larangan yang memaksa dan yang menimbulkan sanksi yang tegas bagi setiap
orang yang melanggarnya. Hukum sebagai system norma berfungsi untuk
menertibkan dan menstabilkan kehidupan social. Selain itu, hokum juga
berfungsi sebagai system control oleh norma hokum dan hokum tersebut
akan menjatuhkan sanksi terhadap orang yang melanggarnya. Akhirnya,
hokum dapat mengaktifkan kembali suatu proses interaksi yang macet dan
sekaligus menentukan ketertiban dalam hubungan. Misalnya, dalam kasus
perselisihan wilyah israel, palestina dan Lebanon oleh Israel dan PBB
bertindak sebagai penengah. Ini menunjukkan bahwa hokum berlaku untuk
memfungsikan hubungan antar kekuasaan dan menjamin ketertiban. Jadi,
ciri-ciri norma hokum adalah : (1) aturannya pasti, (2) mengikat semua orang,
(3) memiliki alat penegak aturan, (4) dibuat oleh penguasa, (5) bersifat
memaksa dan, (6) sanksinya berat.
6. Mode
Mode (fashion) adalah cara dan gaya dalam melakukan dan membuat
sesuatu yang sifatnya berubah ubah serta diikuti oleh banyak orang. Ciri
utama mode adalah bahwa orang yang mengikutinya bersifat missal dan
9
kalangan luas menggandrunginya. Mode banyak dipengaruhi oleh gaya. Gaya
dimaksudkan sebagai penjelmaan dari cita-cita dan konsep baru itu serta
teknologi baru. Cita-cita dan konsep baru itu mempunyai dasar yang lebih
dalam dan mencerminkan perubahan – perubahan kemasyarakatan yang
penting. Misalnya mode pakaian, sepatu, tas, rambut, dan lain-lain.
Aturan dalam masyarakat memiliki arti yang sangat penting bagi terciptanya
ketertiban dan keharmonisan masyarakat.Norma dalam masyarakat terbentuk
karena ada berbagai perbedaan individu. Sebagai mahluk individu, manusia
memiliki kepribadian, kepentingan, keinginan, tujuan hidup yang berbeda satu
dengan yang lain. Agar segala perbedaan tersebut tidak menimbulkan
perpecahan, ketidaktertiban dalam masyarakat, maka dibuatlah peraturan atau
norma. Fungsi aturan dalam masyarakat antara lain:
10
Dalam kehidupan sosial, pastilah ada norma yang mengatur kehidupan
tersebut. Sebagai makhluk sosial, manusia lahir, berkembang, dan meninggal
dunia dalam masyarakat.Setiap individu berinteraksi dengan individu atau
kelompok lainnya. Interaksi yang dilakukan manusia senantiasa didasari oleh
aturan, adat, atau norma yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam hidup bernegara diatur dengan norma hukum yang berbeda dengan
norma-norma lainya. Persamaannya adalah norma-norma tersebut mengatur
tata tertib dalam masyarakat, sedangkan perbedaannya terletak pada sanksinya.
Dalam kehidupan bernegara, norma hukum memiliki peranan yang lebih besar
karena mengikat dan memaksa seluruh warga negara dan para penyelenggara
negara.
Pengertian Norma
Norma adalah aturan atau kaidah yang berisi petunjuk hidup yang harus
ditaati oleh manusia, bersifat mengikat guna menciptakan ketertiban,
ketentaraman, keteraturan, keharmonisan, serta keamanan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
11
Isi dan Kegunaan Norma
Pengertian Kebiasaan
Adat istiadat terdiri dari dua kata, yakni adat yang artinya wujud gagasan
kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya, norma, hukum, dan aturan-
aturan yang satu dengan yang lainnya berkaitan menjadi satu sistem atau
kesatuan. sedangkan istiadat bermakna sebagai suatu kebiasaan. jadi dapat
disimpulkan bahsa adat istiadat adalah himpunan kaidah-kaidah sosial yang
sejak lama ada dan telah menjadi kebiasaan (tradisi) dalam
masyarakat.Demikian sedikit pengetahuan mengenai Hakikat norma-norma,
kebiasaan, adat istiadat, peraturan, yang berlaku dalam masyarakat
12
anggota masyarakat dimana kaidah itu berlaku. Hubungan antar hukum dan
kaidah-kaidah sosial lainnya itu saling mengisi. Artinya kaidah sosial mengatur
kehidupan manusia dalam masyarakat dalam hal-hal hukum tidak mengaturnya.
Selain saling mengisi , juga saling memperkuat.
Dengan demikian, tanpa adanya kaidah hukum pun dalam masyarakat sudah
ada larangan untuk membunuh sesamanya. hal ini sama juga berlaku untuk
"pencurian" ,"penipuan", dan lain-lain pelanggaran hukum.Hubungan antar
norma agama, kesusilaan, kesopanan, dan hukum yang tidak dapat dipisahkan
itu dibedakan karena masing-masing memiliki sumber yang berlainan. Norma
agamanya sumbernya kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Norma
kesusilaan sumbernya suara hati, norma kesopanan sumbernya keyakinan
masyarakat yang bersangkutan dan norma hukum sumbernya peraturan
prundang-undangan.
13
(heteronom), sedangkan kaidah kesusilaan sanksinya bersal dan
dipaksakan oleh suara hati masing-masing pelanggarannya (otonom).
Kekuatan mengikatnya, pelaksanaan kaidah hukum dipaksakan secara
nyata oleh kekuasaan dari luar , sedangkan pelaksanaan kaidah agama
dan kesusilaan pada asasnya tergantung pada yang bersangkutan.
Isinya, kaidah hukum memberikan hak dan kewajiban (atribut dan
normatif) sedang kaidah agam dan kaidah kesusilaan hanya memberikan
kewajiban saja (normatif).
2. Kaidah hukum dan kaidah kesopanan.
Kaidah hukum memberi hak dan kewajiban, kaidah kesopanan hanya
memberikan kewajiban saja.
Sanksi kaidah hukum dipaksakan dari masyarkat secara resmi (negara) ,
sanksi kaidah kesopanan dipaksakan oleh masyarakat secara tidak resmi.
3. Kaidah kesopanan dan kaidah agama dan kesusilaan .
Asal kaidah kesopnan dari luar diri manusia, kaidah agama dan kaidah
kesusilaan berasal dari pribadi manusia.
Kaidah kesopanan berisi aturan yang ditujukan kepada sikap lahir
manusia, kaidah agama dan kaisah kesusilaan barisi aturan yang
ditujukan kepada sikap batin manusia.
Tujuan kaidah kesopanan menertibkan masyarakat agar tidak ada
korban, kaidah agama dan kaidah kesusilaan bertujuan
menyempurnakan manusia agar tidak menjadi manusia jahat.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang
terdapat di antara sekelompok manusia. Norma adalah aturan yang berisi
rambu-rambu yang menggambarkan ukuran tertentu yang di dalamnya
terkandung nilai benar/salah secara umum kita dapat membedakan dua macam
norma, yaitu norma khusus dan norma umum. Terdapat empat (4) kaedah atau
norma dalam pergaulan hidup, yaitu norma agama, kesusilaan, kesopanan dan
hukum. Dalam pelaksanaannya, terbagi lagi menjadi normanorma umum (non
hukum) dan norma hukum.
Etika dan moralitas berkaitan erat sekali dengan hukum dan adat
istiadat/kebiasaan masyarakat. Sebuah etika atau ethics merupakan bagaimana
kita memperhatikan atau mempertimbangkan perilaku manusia dalam
pengambilan keputusan moral. Etika mengarahkan atau menghubungkan
penggunaan akal budi individual dengan objektivitas untuk menentukan
“kebenaran” atau “kesalahan” dan tingkah laku seseorang terhadap orang lain
menilai baik atau buruk.
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Yanuar. 2017. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan
16