Anda di halaman 1dari 19

ATURAN ATAU NORMA-NORMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :

FANNY AMALIA SAFITRI 1814401103

TUAH MEIDIYANTI D 1814401118

NASYAILA AL-FATHIA 1814401119

ZAQIA KHOIRUNNISA 1814401122

NADIAH WINDY AYU APRILIA 1814401130

DINI SALSAHBILA 1814401148

INKA SONYA F 1814401149

TINGKAT II REGULER 3

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN DIII KEPERAWATAN TJK


TA. 2018/2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat mengerjakan makalah
ini tepat pada waktunya yang berjudul “Aturan/Norma-Norma dalam
Kehidupan Masyarakat“

Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari harapan, oleh
karena itu saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak sangat kami
harapkan untuk menghasilkan makalah yang lebih baik untuk masa mendatang.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
untuk semua.

Bandar Lampung, 18 September 2019

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2

BAB II Pembahasan 3

A. Pengertian Norma, Moral dan Etika 2


B. Macam-Macam Norma 7
C. Arti Penting Norma 10
D. Hakikat Norma, Kebiasaan dan Adat Istiadat yang Berlaku di
Masyarakat 11
E. Hubungan Antar Norma 12

BAB III Penutup 15

A. Kesimpulan 15
B. Saran 15

Daftar Pustaka 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia tumbuh sejak lahir sampai dengan bertambahnya usia selalu


melakukan interaksi atau bergaul dengan manusia lainya dan semakin luas daya
cakup hubungannya dengan manusia lain didalam masyarakat tersebut. Dengan
perjalanan hidupnya manusia akan mengetahui dia mempunyai persamaan dan
juga perbedaan dengan manusia lainnya. Dalam pergaulan manusia mempunyai
kebebasan akan tetapi hal tersebut bukan berarti manusia mempunyai sifat
semaunya sendiri.

Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena dilengkapi


oleh penciptanya dengan akal, perasaan dan kehendak, akal adalah alat berfikir,
sebagi sumber ilmu dan teknologi. Dengan akal manusia menilai mana yang
benar dan mana yang salah, sebagi sumber nilai kebenaran. Perasaan adalah alat
untuk menyatakan keindahan, dengan persaan manusia menialai mana yang
indah dan yang jelek dan kehendak adlah alat untuk menyatakan pilihan sebagai
sumber kebaikkan. Dengan kehendak manusia menilai mana yang baik dan mana
yang buruk, sebagai sumber nilai moral.

Sebuah pendidikan etika dimulai dari keluarganya pendidikan dari ayah,


ibunya kakak dan saudara lainnya atau dari lingkungan sekitarnya, pendidikan ini
yang dapat memunculkan perilaku seseorang. Pendidikan tersebutlah yang
menjadi pedoman hubungan manusia dengan manusia lainnya dan juga
hubungan manusia dengan masyarakat lainnya. Etika sosial merupakan
pengamalan pola tingkah laku manusia dengan sesama manusia dalam
kehidupan sosial dimasyarakat. Adanya etika terhadap sesama manusia dan etika
profesi atau etika sosial saling melengkapi sehingga kebahagiaan akan terwujud

1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian norma, moral dan etika!
2. Sebutkan macam-macam norma!
3. Apa arti penting norma?
4. Apa hakikat norma, kebiasaan dan adat istiadat di masyarakat?
5. Bagaimana hubungan antar norma?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian norma, moral dan etika
2. Mahasiswa mampu menyebutkan macam-macam norma
3. Mahasiswa mampu menjelaskan arti penting norma
4. Mahasiswa mampu menjelaskan hakikat norma, kebiasaan dan adat
istiadat di masyarakat
5. Manusia mampu menjelaskan hubungan antar norma

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Norma, Moral dan Etika


1. Norma

Istilah norma-norma atau kaidah, yaitu biasanya suatu nilai yang


mengatur dan memberikan pedoman atau patokan tertentu bagi setiap
orang atau masyarakat untuk bersikap tindak, dan berperilaku sesuai dengan
peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama. Patokan atau pedoman
tersebut sebagai norma (norm) atau kaidah yang merupakan standar yang
harus ditaati atau dipatuhi (Soekanto: 1989:7).
Kehidupan masyarakat terdapat berbagai golongan dan aliran yang
beraneka ragam, masing-masing mempunyai kepentingan sendiri, akan tetapi
kepentingan bersama itu mengharuskan adanya ketertiban dan keamanan
dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk peraturan yang disepakati
bersama, yang mengatur tingkah laku dalam masyarakat, yang disebut
peraturan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan kehidupan
dengan aman, tertib dan damai tanpa gangguan tersebut, maka diperlukan
suatu tata (orde=ordnung), dan tata itu diwujudkan dalam “aturan main”
yang menjadi pedoman bagi segala pergaulan kehidupan sehari-hari,
sehingga kepentingan masing-masing anggota masyarakat terpelihara dan
terjamin. Setiap anggota masyarakat mengetahui “hak dan kewajibannya
masing-masing sesuai dengan tata peraturan”, dan tata itu lazim disebut
“kaedah” (bahasa Arab), dan “norma” (bahasa Latin) atau ukuran-ukuran
yang menjadi pedoman. Menurut isinya norma-norma tersebut mempunyai
dua macam maksud, yaitu:
 Perintah, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk berbuat
sesuatu oleh karena akibatnya dipandang baik.

3
 Larangan, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak
berbuat sesuatu oleh karena akibatnya dipandang tidak baik.Artinya
norma adalah untuk memberikan petunjuk kepada manusia
bagaimana seseorang hams bertindak dalam masyarakat serta
perbuatan-perbuatan mana yang harus dijalankannya, dan
perbuatan-perbuatan mana yang harus dihindari (Kansil, 1989:81).
2. Moral
Beranjak dari pengertian moral, pada prinsipnya moral merupakan alat
penuntun, pedoman sekaligus alat kontrol yang paling ampuh dalam
mengarahkan kehidupan manusia. Seorang manusia yang tidak
memfungsikan dengan sempurna moral yang telah ada dalam diri manusia
yang tepatnya berada dalam hati, maka manusia tersebut akan menjadi
manusia yang akan selalu melakukan perbuatan atau tindakan-tindakan yang
sesat. Dengan demikian, manusia tersebut telah merendahkan martabatnya
sendiri.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "moral" memiliki arti; ajaran
tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban, akhlak, budi pekerti, susila; kondisi mental yang membuat orang
tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, isi hati atau keadaan
perasaan.
Sejalan dengan pengertian moral sebagaimana disebutkan di atas, K
Bertens (1994) mengatakan bahwa kata yang sangat dekat dengan "etika"
adalah "moral". Kata ini berasal dari bahasa latin "mos", jamaknya "mores"
yang juga berarti adat kebiasaan. Secara etimologis, kata etika sama dengan
kata moral, keduanya berarti adat kebiasaan. Perbedaannya hanya pada
bahasa asalnya, etilca berasal dari bahasa Yunani, sedangkan moral berasal
dari bahasa Latin."
Dengan merujuk pada arti kata etika yang sesuai, maka arti kata moral
sama dengan arti kata etika, yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi

4
pegangan seseorang, atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Berbicara mengenai tingkah laku seseorang, maka ini pula berkaitan dengan
kesadaran yang harus dijalankan oleh seseorang dalam memaknai dirinya
sebagai manusia ciptaan Tuhan. Disinilah manusia membedakan antara yang
halal dan yang haram, yang boleh dan tidak boleh dilakukan walaupun
tindakan ini bersifat kejam.
Sebagai contoh adalah aborsi, di dalam keadaan medis tertentu seorang
dokter terpaksa melakukan aborsi untuk menyelamatkan salah satu nyawa.
Namun moralitas tidak dapat membenarkan tindakan tersebut, karena
seorang dokter tidak punya hak atau wewenang untuk memilih mana yang
harus diselamatkan si ibu atau si anak. Atas pertimbangan apa seorang
dokter berlaku sebagai Tuhan yang menentukan siapa berhak hidup dan
siapa harus mati? Hal tersebut sampai hari ini masih menjadi polemik
diantara kelompok pro choice dan pro life.

3. Etika
Menurut Siagian (1996) menyebutkan bahwa setidaknya ada 4 alasan
mengapa mempelajari etika sangat penting: (1) etika memandu manusia
dalam memilih berbagai keputusan yang dihadapi dalam kehidupan, (2) etika
merupakan pola perilaku yang didasarkan pada kesepakatan nilai-nilai
sehingga kehidupan yang harmonis dapat tercapai, (3) dinamika dalam
kehidupan manusia menyebabkan perubahan nilai-nilai moral sehingga perlu
dilakukan analisa dan ditinjau ulang (4) etika mendorong tumbuhnya naluri
moralitas dan mengilhami manusia untuk sama-sama mencari, menemukan
dan menerapkan nilai-nilai hidup yang hakiki. Pelajaran mengenai etika tidak
dapat dilepaskan dari usaha untuk pencarian/penguasaan ilmu.

Etika menurut penjelasan Bartens berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu
ethos, sedangkan dalam bentuk tunggal yang berarti adat kebiasaan, adat

5
istiadat, akhlak yang baik. Bentuk jamak dari ethos adalah to ether artinya
adat kebiasaan.

Secara etimologi, ada dua pendapat mengenai asal-usul kata etika (Ayi
Sofyan, 2010) yakni; pertama, etika berasal dari bahasa Inggris, yang disebut
dengan ethic (singular) yang berarti suatu sistem, prinsip moral, aturan atau
cara berperilaku. Akan tetapi, terkadang ethics (dengan tambahan huruf s)
dapat berarti singular. Jika ini yang dimaksud maka ethics berarti suatu
cabang filsafat yang memberikan batasan prinsip-prinsip moral. Jika ethics
dengan maksud plural (jamak) berarti prinsip-prinsip moral yang dipengaruhi
oleh perilaku pribadi.

Dalam perkembangannya, etika dapat dibagi menjadi dua, etika perangai


dan etika moral. Etika perangai adalah adat istiadat atau kebiasaan yang
menggambarkan perangai (sifat batin manusia yang mempengaruhi pikiran
dan perilaku manusia) manusia dalam hidup bermasyarakat di daerah dan
waktu tertentu. Etika perangai tersebut diakui dan berlaku karena disepakati
masyarakat berdasarkan hasil penilaian perilaku. Contoh etika perangai
adalah:

 Berbusana sesuai dengan adat


 Pergaulan remaja didalam masyarakat tertentu
 Upacara adat. Sementara untuk etika moral berkenaan dengan
kebiasaan berperilaku baik dan benar berdasarkan kodrat manusia.

Apabila etika ini dilanggar, timbullah kejahatan, yaitu perbuatan yang


tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang
disebut moral. Contoh moral adalah berkata dan berbuat jujur; menghormati
orang tua atau guru; menghargai orang lain;

6
B. Macam-Macam Norma
1. Norma agama

Norma agama adalah suatu petunjuk hidup yang berasal dari tuhan bagi
penganut-Nya agar mereka mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya. Para pemeluk agama mengakui dan berkeyakinan
bahwa peraturan hidup itu berasal dari tuhan dan merupakan tuntutan hidup
kejalan yang benar.

Daya ikat norma agama sebenarnya cukup kuat, namun karena sanksi yang
diterima tidak langsung, masyarakat cenderung bersikap biasa-biasa saja apabila
melanggar aturan yang telah digariskan agama. Namun, bagi orang yang tingkat
pemahaman agamanya tinggi, melanggar aturan dalam agama berarti dia akan
masuk neraka kelak dalam kehidupan di akhirat. Contohnya larangan mengambil
barang milik orang lain, larangan berdusta, larangan berzina dan lain-lain

2. Norma kesopanan

Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaualan


segolongan manusia dan dianggap sebagai tuntutan pergaulan sehari-hari
sekelompok masyarakat. Peraturan hidup yang dijabarkan dari rasa
kesopanan ini diikuti dan ditaati sebagai pedoman yang mengatur tingkah
laku manusia dalam masyarakat. Norma kesopanan ini lebih bersifat khusus.

Karena setiap wilayah memiliki aturan dan tata pergaulan yang berbeda
beda. Selain itu, sesuatu yang dianggap sopan oleh suatu masyarakat
tertentu belum tentu sopan untuk masyarakat lain. Misalanya, disebagian
besar Negara eropa, memegangi kepala orang yang lebih tua merupakan hal
yang biasa, bahkan pada peristiwa tertentu hal itu justru dianggap sebuah
penghormatan. Namun, di Indonesia hal itu dianggap tidak sopan dan
merupakan penghinaan.

7
3. Norma kelaziman

Segala tindakan tertentu dianggap baik, patut, sopan dan mengikuti tata
laksana seolah-olah sudah tercetak dalam kebiasaan sekelompok manusia
disebut dengan kelaziman. Jumlah kelaziman sangat banyak dan hamper
memengaruhi setiap tindakan dan gerak-gerik kita. Sifatnya pun berbeda
beda dari masa kemasa, dalam setiap bangsa dan disetiap tempat.

Perbedaan sifat kelaziman itu disebabkan oleh berubahnya cara-cara


untuk berbuat sesatu dari masa kemasa. Serta tergantung pada kebudayaan
yang bersangkutan. Umpamanya, masyarakat kita dulu makan dengan
menggunakan tangan, kini sudah menggunakan sendok. Ada juga bangsa
atau masyarakat yang tidak mengenal sendok, tetapi menggunakan sumpit.
Orang yang melakukan penyimpangan dari kelaziman ini dianaggap aneh,
ditertawakan atau diejek.

4. Norma kesusilaan

Norma kesusilaan dianggap sebagai aturan yang datang dari suara hati
sanubari manusia. Peraturan-peraturan hidup ini datang dari bisikan kaibu
atau suara batin yang diakui dan diinsyafi oleh setiap orang sebagai pedoman
dalam sikap dan perbuatannya. Penyimpangan dari norma dalam sikap dan
perbuatannya. Penyimpangan dan norma kesusilaan dianggap salah atau
jahat sehingga pelanggaran akan diejek atau disindir. Misalanya, anak yang
tidak menghormati orang tuanya akan diejek dan disindir karena tindakan itu
dianggap keterlaluan, maka pelakunya akan diusir atau diisolasi.

Contohnya, orang yang melakukan perkawinan sumbang (incest) akan


diusir dari lingkungan kelompok tempat tinggalnya karena tindakan itu dapat
meresahkan masyarakat. Pelanggaran terhadap norma kesusilaan tidak
dihukum secara formal, tetapi masyarakat yang menghukumnya secara tidak
langsung.

8
5. Norma hukum

Semua norma yang disebutkan diatas bertujuan untuk membina


ketertiban dalam kehidupan manusia, namun belum cukup memberi jaminan
untuk menjaga ketertiban dalam masyarakat. Hal itu mengingat norma-
norma diatas tidak bersifat memaksa dan tidak mempunyai sanksi yang tegas
apabila salah satu peraturannya dilanggar.

Oleh karena itu diperlukan adanya suatu norma yang dapat menenggakan
tatanan dalam masyarakat serta bersifat memaksa dan mempunyai sanksi-
sanksi yang tegas. Jenis norma yang dimaksud adalah norma hukum. Hukum
adalah aturan tertulis maupun tidak tertulis yang berisi perintah atau
larangan yang memaksa dan yang menimbulkan sanksi yang tegas bagi setiap
orang yang melanggarnya. Hukum sebagai system norma berfungsi untuk
menertibkan dan menstabilkan kehidupan social. Selain itu, hokum juga
berfungsi sebagai system control oleh norma hokum dan hokum tersebut
akan menjatuhkan sanksi terhadap orang yang melanggarnya. Akhirnya,
hokum dapat mengaktifkan kembali suatu proses interaksi yang macet dan
sekaligus menentukan ketertiban dalam hubungan. Misalnya, dalam kasus
perselisihan wilyah israel, palestina dan Lebanon oleh Israel dan PBB
bertindak sebagai penengah. Ini menunjukkan bahwa hokum berlaku untuk
memfungsikan hubungan antar kekuasaan dan menjamin ketertiban. Jadi,
ciri-ciri norma hokum adalah : (1) aturannya pasti, (2) mengikat semua orang,
(3) memiliki alat penegak aturan, (4) dibuat oleh penguasa, (5) bersifat
memaksa dan, (6) sanksinya berat.

6. Mode

Mode (fashion) adalah cara dan gaya dalam melakukan dan membuat
sesuatu yang sifatnya berubah ubah serta diikuti oleh banyak orang. Ciri
utama mode adalah bahwa orang yang mengikutinya bersifat missal dan

9
kalangan luas menggandrunginya. Mode banyak dipengaruhi oleh gaya. Gaya
dimaksudkan sebagai penjelmaan dari cita-cita dan konsep baru itu serta
teknologi baru. Cita-cita dan konsep baru itu mempunyai dasar yang lebih
dalam dan mencerminkan perubahan – perubahan kemasyarakatan yang
penting. Misalnya mode pakaian, sepatu, tas, rambut, dan lain-lain.

Contohnya pada suatu waktu di masyarakat berkembang tren rambut


keriting, kemudian berubah menjadi tren rambut lurus yang dikenal dengan
istilah rebonding setelah ditemukan teknologi baru dibidang pelurusan
rambut. Contoh lainnya adalah perubahan mode pakaian wanita, dimana
suatu waktu berkembangan tren para wanita memakai rok mini, kemudian
berubah kerok panjang dan selanjutnya kembali lagi kerok mini.

C. Arti Penting Norma

Aturan dalam masyarakat memiliki arti yang sangat penting bagi terciptanya
ketertiban dan keharmonisan masyarakat.Norma dalam masyarakat terbentuk
karena ada berbagai perbedaan individu. Sebagai mahluk individu, manusia
memiliki kepribadian, kepentingan, keinginan, tujuan hidup yang berbeda satu
dengan yang lain. Agar segala perbedaan tersebut tidak menimbulkan
perpecahan, ketidaktertiban dalam masyarakat, maka dibuatlah peraturan atau
norma. Fungsi aturan dalam masyarakat antara lain:

1. Pedoman dalam bertingkah laku. Norma memuat aturan tingkah laku


masyarakat dalam pergaulan sosial.
2. Menjaga kerukunan anggota masyarakat. Norma mengatur agar perbedaan
dalam masyarakat tidak menimbulkan kekacuan atau ketidaktertiban.
3. Sistem pengendalian sosial. Tingkah laku anggota masyarakat diawasi dan
dikendalikan oleh aturan yang berlaku.

10
Dalam kehidupan sosial, pastilah ada norma yang mengatur kehidupan
tersebut. Sebagai makhluk sosial, manusia lahir, berkembang, dan meninggal
dunia dalam masyarakat.Setiap individu berinteraksi dengan individu atau
kelompok lainnya. Interaksi yang dilakukan manusia senantiasa didasari oleh
aturan, adat, atau norma yang berlaku dalam masyarakat.

Dalam hidup bernegara diatur dengan norma hukum yang berbeda dengan
norma-norma lainya. Persamaannya adalah norma-norma tersebut mengatur
tata tertib dalam masyarakat, sedangkan perbedaannya terletak pada sanksinya.
Dalam kehidupan bernegara, norma hukum memiliki peranan yang lebih besar
karena mengikat dan memaksa seluruh warga negara dan para penyelenggara
negara.

D. Hakikat Norma, Kebiasaan, Adat Istiadat yang Berlaku di Masyarakat

Hakikat norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan, yang berlaku


dalam masyarakat. Kedudukan manusia sebagai makhluk monodualis
memberikan konsekuansi untuk berhubungan (berinteraksi) dengan sesamanya.
Dalam malakukan hubungan tersebut tentu harus ada aturan-aturan yang
menjadi pedoman agar dapat berjalan dengan baik. Norma dipandang sebagai
rambu-rambu yang dipakai seseorang dalam masyarakat. Keberadaan norma
sebagai suatu aturan, digunakan agar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara menjadi tertib dan harmonis.

Pengertian Norma

Norma adalah aturan atau kaidah yang berisi petunjuk hidup yang harus
ditaati oleh manusia, bersifat mengikat guna menciptakan ketertiban,
ketentaraman, keteraturan, keharmonisan, serta keamanan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

11
Isi dan Kegunaan Norma

Kansil (1986:82) menyatakan bahwa berdasarkan isinya norma berwujud


dalam sebuah perintah dan larangan. perintah diartikan sebagai kaharusan yang
harus dilaksanakan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat-
akibatnya dipandang baik. larangan merupakan keharusan bagi seseorang untuk
tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik. guna
norma adalah untuk memberikan petunjuk kepada manusia bagaimana
seseorang harus bertindak dalam masyarakat serta perbuatan-perbuatan mana
yang harus dijalankan dan perbuatan-perbuatan mana yang harus dihindari.

Pengertian Kebiasaan

Kebiasaan adalah segala sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang dan


terus menurus sehingga menjadi pola hidup. contoh kebiasaan seperti kebiasaan
hidup bersih, berolahraga rutinsetiap pagi, dll.

Pengeritan Adat Istiadat

Adat istiadat terdiri dari dua kata, yakni adat yang artinya wujud gagasan
kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya, norma, hukum, dan aturan-
aturan yang satu dengan yang lainnya berkaitan menjadi satu sistem atau
kesatuan. sedangkan istiadat bermakna sebagai suatu kebiasaan. jadi dapat
disimpulkan bahsa adat istiadat adalah himpunan kaidah-kaidah sosial yang
sejak lama ada dan telah menjadi kebiasaan (tradisi) dalam
masyarakat.Demikian sedikit pengetahuan mengenai Hakikat norma-norma,
kebiasaan, adat istiadat, peraturan, yang berlaku dalam masyarakat

E. Hubungan Antar Norma

Kehidupan manusia dalam bermasyarakat, selain diatur oleh hukum juga


diatur oleh norma-norma agama, kesusilaan, dan kesopanan, serta kaidah-
kaidah lainnya. Kaidah-kaidah sosial itu mengikat dalam arti dipatuhi oleh

12
anggota masyarakat dimana kaidah itu berlaku. Hubungan antar hukum dan
kaidah-kaidah sosial lainnya itu saling mengisi. Artinya kaidah sosial mengatur
kehidupan manusia dalam masyarakat dalam hal-hal hukum tidak mengaturnya.
Selain saling mengisi , juga saling memperkuat.

Dengan demikian, tanpa adanya kaidah hukum pun dalam masyarakat sudah
ada larangan untuk membunuh sesamanya. hal ini sama juga berlaku untuk
"pencurian" ,"penipuan", dan lain-lain pelanggaran hukum.Hubungan antar
norma agama, kesusilaan, kesopanan, dan hukum yang tidak dapat dipisahkan
itu dibedakan karena masing-masing memiliki sumber yang berlainan. Norma
agamanya sumbernya kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Norma
kesusilaan sumbernya suara hati, norma kesopanan sumbernya keyakinan
masyarakat yang bersangkutan dan norma hukum sumbernya peraturan
prundang-undangan.

Perbedaan antara kaidah hukum dengan aidah sosial lainnya :

1. Kaidah hukum dan kaidah agama dan kesusilaan.


 Tujuannya, kaidah hukum bertujuan untuk menciptakan tata tertib
masyarakat dan melindungi manusia beserta kepentingannya. Sedangkan
kaidah agama dan kesusilaan bertujuan tuntuk memperbaiki pribadi agar
menjadi manusia ideal.
 Sasarannya, kaidah hukum mengatur tingkah laku manusia dan diberi
sanksi bagi setiap pelanggarnya, sedangkan kaidah agama dan kaidah
kesusilaan mengatur sikap batin manusia sebagai pribadi. Kaidah hukum
menghendaki tingkah laku manusia sesuai dengan aturan, sedangkan
kaidah agama dan kaidah kesusilaan menghendaki sikap batin setiap
pribadi itu baik.
 Sumber sanksinya, kaidah hukum dan kaidah agama sumber sanksinya
berasal dari luar dan dipaksakan oleh kekuasaan dari luar diri manusia

13
(heteronom), sedangkan kaidah kesusilaan sanksinya bersal dan
dipaksakan oleh suara hati masing-masing pelanggarannya (otonom).
 Kekuatan mengikatnya, pelaksanaan kaidah hukum dipaksakan secara
nyata oleh kekuasaan dari luar , sedangkan pelaksanaan kaidah agama
dan kesusilaan pada asasnya tergantung pada yang bersangkutan.
 Isinya, kaidah hukum memberikan hak dan kewajiban (atribut dan
normatif) sedang kaidah agam dan kaidah kesusilaan hanya memberikan
kewajiban saja (normatif).
2. Kaidah hukum dan kaidah kesopanan.
 Kaidah hukum memberi hak dan kewajiban, kaidah kesopanan hanya
memberikan kewajiban saja.
 Sanksi kaidah hukum dipaksakan dari masyarkat secara resmi (negara) ,
sanksi kaidah kesopanan dipaksakan oleh masyarakat secara tidak resmi.
3. Kaidah kesopanan dan kaidah agama dan kesusilaan .
 Asal kaidah kesopnan dari luar diri manusia, kaidah agama dan kaidah
kesusilaan berasal dari pribadi manusia.
 Kaidah kesopanan berisi aturan yang ditujukan kepada sikap lahir
manusia, kaidah agama dan kaisah kesusilaan barisi aturan yang
ditujukan kepada sikap batin manusia.
 Tujuan kaidah kesopanan menertibkan masyarakat agar tidak ada
korban, kaidah agama dan kaidah kesusilaan bertujuan
menyempurnakan manusia agar tidak menjadi manusia jahat.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang
terdapat di antara sekelompok manusia. Norma adalah aturan yang berisi
rambu-rambu yang menggambarkan ukuran tertentu yang di dalamnya
terkandung nilai benar/salah secara umum kita dapat membedakan dua macam
norma, yaitu norma khusus dan norma umum. Terdapat empat (4) kaedah atau
norma dalam pergaulan hidup, yaitu norma agama, kesusilaan, kesopanan dan
hukum. Dalam pelaksanaannya, terbagi lagi menjadi normanorma umum (non
hukum) dan norma hukum.

Pengertian etika adalah nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi


pegangan bagi seseorang atau sekelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Etika dan moralitas berkaitan erat sekali dengan hukum dan adat
istiadat/kebiasaan masyarakat. Sebuah etika atau ethics merupakan bagaimana
kita memperhatikan atau mempertimbangkan perilaku manusia dalam
pengambilan keputusan moral. Etika mengarahkan atau menghubungkan
penggunaan akal budi individual dengan objektivitas untuk menentukan
“kebenaran” atau “kesalahan” dan tingkah laku seseorang terhadap orang lain
menilai baik atau buruk.

B. Saran

Materi yang dilampirkan didalam makalah ini merupakan materi yang


berguna untuk profesi perawat semoga dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk pembelajaran yang dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

15
DAFTAR PUSTAKA

Asikin, Zainal. Pengantar Ilmu Hukum. Rajawali Pers

Martinus, Jimung. 2017. Antropologi Kesehatan Konsep dan Aplikasi. Jakarta


Timur: CV. Trans Info Media

Amin, Yanuar. 2017. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan

16

Anda mungkin juga menyukai