Disusun
oleh :
Tingkat II Reguler 3/
Kelompok 4 :
Epi Paramita (1814401101)
Irni Savera (1814401121)
Endang Natalia S (1814401126)
Widdatul Milati (1814401140)
i
Alhamdulillahi Robbil alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, yang Maha Menciptakan,
Menghidupkan dan Mematikan, yang Rahmat-Nya meliputi langit dan bumi,
dunia dan akhirat dan kepada-Nyalah semua akan kembali. Shalawat semoga
tercurah keharibaan Rasulullah SAW atas do’a, teladan, perjuangan, kesabaran,
yang telah diajarkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
Tugasmakalah ini.
Tugas ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang luas
kepada pembaca dan lebih mengerti mengenai pokok bahasan yang terdapat di
dalam makalah ini.kami memahami, bahwa memiliki banyak kekurangan dalam
pengerjaannya, maka dari itu diharapkan kemaklumannya dan pemberian kritik
maupun saran yang dapat membangun dan lebih menyempurnakan Tugas ini.
Wassalam .
Kelompok 4
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................1
B. Rumusan masalah.....................................................................2
C. Tujuan penulisan.......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hazard ....................................................................3
2.2 Pengertian Hazard Ergonomic ................................................4
2.3 Ruang Lingkup Ergonomic Kerja ...........................................4
2.4 TujuanDan Prinsip Ergonomic Kerja ......................................5
2.5 Metode-metode Ergonomis Ditempat Kerja ............................6
2.6 Faktor Resiko Ergonomi ..........................................................6
2.7 Masalah Ergonomi Ditempat Kerja..........................................7
2.8 Penerapan Ergonomi ...............................................................7
2.9 Pengendalian Bahaya Ergonomi ..............................................10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan
sudah menjadi kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan.Artinya
peralatan dan teknologi merupakan salah satu penunjang yang penting
dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan.
Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada
menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya
dapat di cegah dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lin
kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan
dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebkan
kecacataan dan kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak
dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan
kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomic.
Dalam dunia kerja terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang
ketenagakerjaan yaitu Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang
ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerja merupakan subyek dan obyek
pembangunan. Ergonomic yang bersasaran akhir efisiensi dan keserasian
kerja memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun
obyek. Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja mengesampingkan
aspek ergonomic bagi para pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan
para pekerja itu sendiri.
Pada umumnya ergonomic belum diterapkan secara merata pada sector
kegiatan ekonomi.Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsure
hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes), tetapi sampai saat ini
kegiatan-kegiatan baru sampai pada taraf pengenalan oleh khususnya pada
pihak yang bersangkutan, sedangkan penerapannya baru pada tingkat
perintisan.Fungsi pembinaan ergonomic secara teknis merupakan tugas
pemerintah.Pusat Bina Hiperkes dan Keselamatan Kerja memiliki fungsi
pembinaan ini melalui pembinaan keahlian dan pengembangan
1
penerapannya.Namun begitu, sampai saat ini pengembangan kegiatan-
kegiatannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan
masyarakat untuk menerima ergonomic dan penerapannya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kiranya dapat di susun dalam makalah ini
antara lain:
1. Apa Pengertian Hazard ?
2. Apa Pengertian Hazard Ergonomic?
3. Bagaimana Ruang Lingkup Ergonomic kerja ?
4. Apa Saja Tujuan Dan Prinsip Ergonomic Kerja ?
5. Apa Saja Metode-metode Ergonomis Ditempat Kerja ?
6. Apa Saja Faktor Resiko Ergonomi?
7. Bagaimana Masalah Ergonomi Ditempat Kerja?
8. Bagaimana Penerapan Ergonomi?
9. Bagaimana Cara Pengendalian Bahaya Ergonomi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa Pengertian Hazard
2. Untuk mengetahui Apa Pengertian Hazard Ergonomic
3. Untuk mengetahui Bagaimana Ruang Lingkup Ergonomic kerja
4. Untuk mengetahui Apa Saja Tujuan Dan Prinsip Ergonomic Kerja
5. Untuk mengetahui Apa Saja Metode-metode Ergonomis Ditempat
Kerja
6. Untuk mengetahui Apa Saja Faktor Resiko Ergonomi
7. Untuk mengetahui Bagaimana Masalah Ergonomi Ditempat Kerja
8. Untuk mengetahui Bagaimana Penerapan Ergonomi
9. Untuk mengetahui Bagaimana Cara Pengendalian Bahaya Ergonomi
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hazard
Bahaya atau hazard merupakan segala hal atau sesuatu yang
menpunyai kemungkinan mengakibatkan kerugian baik pada harta benda,
lingkungan, maupun manusia (Budiono, 2003).
Menurut Suardi (2005), bahaya adalah sesuatu yang berpotensi
menjadi penyebab kerusakan. Ini dapat mencakup substansi, proses kerja dan
atau aspek lainnya dari lingkungan kerja.
Bahaya (hazard) adalah suatu keadaan yang dapat mengakibatkan
cidera (injury) atau kerusakan (damage) baik manusia, properti dan Setiap
kegiatan yang dilakukan tidak ada satupun yang bebas dari resiko yang
ditimbulkan dari bahaya, demikian pula kegiatan yang dilakukan di industri
yang dalam proses produksinya menggunakan proses kimia. Proses kimia
pada industri memberikan potensi bahaya yang besar, potensi bahaya yang
ditimbulkan disebabkan antara lain: penggunaan bahan baku, tingkat
reaktivitas dan toksitas tinggi, reaksi kimia, temperatur tinggi, tekanan tinggi,
dan jumlah dari bahan yang digunakan. Potensi bahaya yang ditimbulkan
diperlukan upaya untuk meminimalkan terhadap risiko yang diterima apabila
terjadi kecelakaan (Baktiyar, 2009).
Jenis-Jenis Hazard Berdasarkan karakteristik dampak yang diakibatkan
oleh suatu jenis bahaya maka jenis bahaya dapat dikelompokan menjadi 2
yaitu bahaya kesehatan kerja dan bahaya keselamatan kerja. Bahaya
Kesehatan kerja dapat berupa bahaya fisisk, kimia, biologi dan bahaya
berkaitan dengan ergonomi, berdampak kepada kesehatan dan kenyamanan
kerja, misalnya penyakit akibat kerja, pemajanan terjadi pada waktu lama dan
pada konsentrasi rendah, Bahaya keselamatan (safety hazard) fokus pada
3
keselamatan manusia yang terlibat dalam proses, peralatan, dan teknologi.
Dampak safety hazard bersifat akut, konsekuensi tinggi, dan probabilitas
untuk terjadi rendah.
4
2. Ergonomi kognitif : berkaitan dengan proses mental manusia,
termasuk didalamnya ; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai akibat
dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen system.
3. Ergonomi organisasi : berkaitan dengan optimasi system sosioleknik,
termasuk struktur organisasi, kebijakan dan proses.
4. Ergonomi lingkungan : berkaitan dengan pencahayaan, temperature,
kebisingan dan getaran.
5
5. Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan.
6. Minimalisasi gerakan statis.
7. Minimalisasikan titik beban.
8. Mencakup jarak ruang.
9. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
10. Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja.
11. Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti.
6
Penanganan material terlalu berlebihan
Desain peralatan dan alat kerja yang buruk
Beban tanggung jawab yang berlebihan
Pekerjaan yang mengharuskan perpindahan bolak-balik
Ketidakserasian jam kerja dengan istirahat
Pengaturan shift yang jelek
7
Ergonomi dapat diterapkan pada beberapa aspek dalam bekerja. Penerapan
ergonomi antara lain dapat dilakukan pada :
1. Pengorganisasian kerja
1) Semua sikap tubuh membungkuk atau sikap tubuh yang tidak alamiah harus
dihindari. Fleksi tubuh atau kepala ke arah samping lebih melelahkan dari
sedikit membungkuk ke depan. Sikap tubuh yang disertai paling sedikit
kontraksi otot statis dirasakan paling nyaman.
2) Posisi ekstensi lengan yang terus-menerus baik ke depan, maupun ke
samping harus dihindari. Selain menimbulkan kelelahan, posisi lengan
seperti itu sangat mengurangi ketepatan kerjadan ketrampilan aktivitas
tangan.
3) Selalu diusahakan agar bekerja dilakukan sambil duduk. Sikap kerja dengan
kemungkinan duduk dan berdiri silih berganti juga dianjurkan.
4) Kedua lengan harus bergerak bersama-sama atau dalam arah yang
berlawanan. Bila hanya satu lengan saja yang bergerak terus-menerus, maka
otot-otot tubuh yang lainnya akan berkontraksi statis. Gerakan berlawanan
memungkinkan pula pengendalian saraf yang lebih cermat terhadap kegiatan
pekerjaan tangan.
8
1) Tempat duduk
Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga orang yang bekerja
dengan sikap duduk mendapatkan kenyamanan dan tidak mengalami penekanan-
penekanan pada bagian tubuh yang dapat mengganggu sirkulasi darah.
2) Meja kerja
Tinggi permukaan atas meja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan
sikap tubuh pada saat bekerja.
3) Luas pandangan
Daerah pandangan yang jelas bila pekerja berdiri tegak dan diukur dari
tinggi mata adalah 0-30° vertical kebawah, dan 0-50° horizontal ke kanan dan ke
kiri.
4. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi
waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan
ukuran anthropometri barat dan timur.
5. Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja.
Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan
daripada kata-kata.
6. Cara Mengangkat Beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yaitu, dengan kepala,
bahu, tangan, punggung. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera
tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang
berlebihan. Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode
kinetik dari Pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan pada 2
prinsip:
1) Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung
2) Untuk memulai gerakan maka digunakan momentum berat badan.
9
3) Posisi lengan dekat dengan tubuh
4) Mengangkat dengan benar
5) Menggunakan berat badan
7. Menjinjing Beban
- Laki-laki dewasa 40 kg
- Wanita dewasa 15-20 kg
- Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
- Wanita (16-18 th) 12-15 kg
8. Supervisi Medis
- Eliminasi/penghilangan
- Substansi/mengganti material yang lebih aman
- Minimalisasi/pengurangan jumlah material yang digunakan
10
-Enginering/disain/baik pada sumber, pemajanan, pemisahan jarak waktu,
pemisahan lokasi pekerja dengan pekerjaan
- Administrasi : perubahan proses, rotasi kerja, membuat aturan-aturan,
standar prosedur untuk angkat-angkut, dan cara kerja lainnya.
-Pelatihan
-Pemberian alat pelindung diri/ APD : misalnya pemberian sepatu yg
sesuai dengan alas yang tidak licin
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk
menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang
digunakan baik dalam beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan
dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas
hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik Penerapan Ergonomi di
tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan
sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera.
3.2 Saran
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan
dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini
Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap
kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan
pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program
maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya
12
DAFTAR PUSTAKA
13