Anda di halaman 1dari 19

Dosen pengampuh :Andi Ruum syahdun,s.pd.,m.

pd

MAKALAH

PENTINGNYA MENGETAHUI K3 DI LABORATORIUM

DI SUSUN OLEH :

SITI MARWA

A202101029

G1 TEKNOLOGI LABOLATORIUM MEDIK

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

FAKULTAS ILMU SAIS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah merupakan satu kata yang pantas di ucapkan kepada

Tuhan yang maha Esa, karna bimbingnnya saya dapat menyelesaikan sebuah

makalah dengan judul “PENTINGNYA MENGETAHUI KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA (K3) DI LABORATORIUM”

Makalah ini di buat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu

sehingga dapat menghasilkan sebuah makalah yang dapat di pertanggung

jawabkan hasilnya. Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari

kata sempurna, hal ini di sebabkan karena keterbatasan kemampuan yan saya

miliki. Dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari reverensi buku, jurnal,

dan artikel di internet. Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi

agar makalah ini bisa di praktekan. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari pembaca dami kesempurnaan makalah ini

Kendari, 09 Desember 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................... 3

1.4 Manfaat .................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Tujuan Keselamatan dan kesehatan kerja .............. 4

2.2 Sumber Terjadinya Kecelakaan Di Laboratorium....................... 5

2.3 Pengendalian Kecelakaan Kerja Di Laboratorium ...................... 9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................... 14
3.2 Ssran ........................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Laboratorium merupakan unsur penting dan salah satu syaratbagi

keberadaan suatu perguruan tinggi. Kelas praktikum membantu mahasiswa untuk

menguji teori yang dipelajari lebih terperinci sehingga dapat meningkatkan

ketertarikan pada bidang yang dipelajari. Kelas praktikum adalah bagian penting

dari kurikulum. Karana kelas praktikum menekankan aspek psikomotorik

(Keterampilan) dan kognitif (Pengetahuan) serta efektif (Sikap) mahasiswa

(Ayana, 2017). Laboratorium pendidikan seringkali belum mempunyai program

keselamatn yang maksimal. Program keselamatan lebih ditekankan penaggulan

kebakaran yang merupakan tugas bagian umum dan pemeliharaan. Sehingga

keselamatan tidak begitu di perhatikan sebagaimana seharusnya di institusi

penelitian pendidikan. Potensi bahaya di laboratorium adalah bahya kimia

termasuk di dalamnya agen penyebab kanker (karsigonik), racun, iritan, polusi,

bahan yang mudah terbakar, asam dan basa kuat, dll

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu

bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

1
Dilaboratorium analis kesehatan melaksanakan upaya kesehatan kerja,

agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan

lingkungan disekitarnya (Anonim, 2010).

Setelah mengetahui bagimana cara kerja, prinsip kerja serta pengantar

kecelakaan kerja dan keamanan kerja di laboratorium maka dapat berguna bagi

kita sebagai panduan sebelum melakukan praktikum di laboratorium. Cara kerja

dan prinsip kerja di laboratorium ini merupakan langkah-langkah sebelum dan

sesudah kita melakukan praktikum agar selama proses praktikum tidak terjadi

kesalahan-kesalahan yang tidak di inginkan serta dapat menimbulkan kecelakaan

yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain (Salim, 2012). Untuk

keamanan kerja di laboratorium kita mengetahui bagaimana agar diri kita bisa

terhindar dari kecelakaan di laboratorium dan jika terjadi kecelakaan maka kita

sudah mengetahui bagaimana cara menanganinya.

Laboratorium merupakan tempat paling beresiko atas terjadinya

kecelakaan kerja, karena dalam laboratorium melakukan aktifitas yang

berhubungan dengan sifat-sifat fisik, biologi, dan kimia serta lainnya yang

tentunya akan berdampak kesehatan dan keselamtan pada aspek fisik, mental dan

sosial bagi praktikan di laboratorium

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apa definisi dan tujuan dari keselamatan kerja?

2. Apakah sumber yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di laboratorium?

3. Bagaimana pengendalian kecelakaan kerja di laboratorium?

2
1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Mengetahui definisi dan tujuan dari keselamatan kerja.

2. Mengetahui sumber yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di laboratorium..

3. Mengetahui pengendalian kecelakaan kerja di laboratorium.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah:

1. Menambah ilmu pengetahuan Mahasiswa khususnya didalam bidang

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

2. Memberikan alternatif supaya dapat mengantisipasi dan menghindari

kecelakaan di laboratorium.

3. Memberikan informasi tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang

sangat bermanfaat didalam dunia kerja.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Tujuan Keselamatan Kerja dan kesehatan kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya

untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun

rohani.Dengan keselamatan dan kesehaan kerja maka para pihak diharapkan

tenaga kerja dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman serta mencapai

ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini harus ditanamkan pada diri

masing-masing individu karyawan dengan cara penyuluhan dan pembinaan yang

baik agar mereka menyadari arti penting keselamatan kerja bagi dirinya maupun

untuk laboratorium dan bagi para pekerja.

Menurut Sumamur 1967 bahaya adalah suatu yang berpotensi menye

abkan cedera atau luka, sedangkan risiko adalah kemungkinan kecelakan akan

terjadi dan dapat mengakibatkan kerusakan

Bahaya pekerjaan (akibat kerja), seperti halnya masalah kesehatan

lingkungan lain, bersifat akut atau kronis (sementara atau berkelanjutan) dan

efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek terhadap kesehatan

dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kesehatan masyarakat kerja perlu

diperhatikan, oleh karena selain dapat menimbulkan gangguan tingkat

produktifitas, kesehatan masyarakat kerja tersebut dapat timbul akibat

pekerjaanya. Sasaran kesehatan kerja khususnya adalah para pekerja dan peralatan

kerja di lingkungan laboratorium.

4
Menurut hasil penelitian (Sholihah, 2015) menyatakan “penyuluhan K3

dalam penerapannya selama satu tahun efektif meningkatkan pengetahuan dan

sikap budaya K3, namun belum efektif meningkatkan kesehatan pekerja.”

2.2 Sumber Terjadinya Kecelakaan Di Laboratorium

Kecelakaan kerja dapat terjadi kapan saja dan dimana saja yang dapat

menimpa setiap pekerja. Kecelakaan kerja mengakibatkan kerugian baik bagi

pekerja dan pihak yang mempekerjakan. Oleh karena itu perlu dilakukan

identifikasi kecelakaan kerja guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja tersebut.

Melalui identifikasi bahaya kerja maka akan meminimalkan bahkan mencegah

bahaya melalui pengendalian bahaya kerja yang dilakukan sesuai hasil analisa

identifikasi bahaya kerja. Agar tindak lanjut penangan dari hasil identifikasi lebih

maksimal maka perlu dilakukan juga suatu penilaian risiko. Penilaian resiko

adalah metode sistematis dalam melihat aktivitas kerja, memikirkan apa yang

dapat menjadi buruk, dan memutuskan kendali yang cocok untuk mencegah

terjadinya kerugian, kerusakan, atau cidera di tempat kerja.

Selain itu terjadinya kecelakaan kerja disebabkan karena dua golongan.

Golongan pertama adalah faktor mekanis dan lingkungan (unsafe condition),

sedangkan golongan kedua adalah faktor manusia (unsafe action). Beberapa

penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa faktor manusia menempati

posisi yang sangat penting terhadap kecelakaan kerja yaitu antara 80-85%

(Soyuno, 2013).

5
Terjadinya kecelakaan dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi dari

analisis terjadinya kecelakan menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah sebab-

sebab terjadinya kecelakan kerja di labolatorium:

1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan

proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam

melakukan kegiatan

2. Kurangnya kejelasan petunjuk kegiatan labolatorium dan juga kurangnya

pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan labolatorium.

3. Kurangnya bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang melakukan

kegitan labolatorium.

4. Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan

perlindungan kegiatan labolatorium.

5. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya

harus ditaati.

6. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau

menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.

7. Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan

Sumber bahaya dapat dibedakan menjadi sumber dari :

1. Perangkat/alat-alat laboratorium, seperti pecahan kaca, pisau bedah, korek api,

atau alat-alat logam.

2. Bahan-bahan fisik, kimia dan biologis, seperti suhu (panas-dingin), suara,

gelombang elektromagnet, larutan asam, basa, alkohol, kloroform, jamur,

bakteri, serbuksari atau racun gigitan serangga.

6
3. Proses kerja laboratorium, seperti kesalahan prosedur, penggunaan alat yang

tidak tepat, atau faktor psikologi kerja (terburu-buru, takut dan lain-lain)

(Hidayati, 2011).

Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu :

1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban adalah pasien.

2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban adalah petugas laboratorium itu

sendiri.

Beberapa contoh kecelakaan yang banyak terjadi di laboratorium :

Terpeleset, biasanya karena lantai licin. Terpeleset dan terjatuh adalah

bentuk kecelakaan kerja yang dapat terjadi di laboratorium. Akibatnya :

Ringan: memar

Berat: fraktura, dislokasi, memar otak, dan lain-lain.

Pencegahannya :

Pakai sepatu anti slip, jangan pakai sepatu dengan hak tinggi, tali sepatu longgar,

hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin) atau tidak

rata konstruksinya dan pemeliharaan lantai dan tangga.

Risiko terjadi kebakaran (sumber: bahan kimia, kompor) bahan desinfektan

yang mungkin mudah menyala (flammable) dan beracun. Kebakaran terjadi

bila terdapat 3 unsur bersama sama yaitu: oksigen, bahan yang mudah

terbakar dan panas. Akibatnya :

Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat

bahkan kematian.

Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.

7
Pencegahannya :

Konstruksi bangunan yang tahan api, sistem penyimpanan yang baik dan

terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar, pengawasan terhadap terjadinya

kemungkinan timbulnya kebakaran didalam laboratoruim (Anonim, 2010).

Sistem tanda kebakaran :

Manual yang memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya dengan

segera.

Otomatis yang menemukan kebakaran dan memberikan tanda secara

Berikut adalah orang yang seharusnya bertanggug jawab terhadap keamanan

labolatorium :

1. Lembaga atau staf labolatorium bertanggung jawab atas fasilitas

labolatorium yaitu kelengkapannya, pemeliharaan, dan keamanan

labolatorium.

2. Dosen atau guru bertanggung jawab didalam memberikan semua petunjuk

yang diperlukan kepada mahasiswa atau siswa termasuk didalamnya aspek

keamanan.

3. Mahasiswa atau siswa yang bertanggung jawab untuk mempelajari aspek

kesehatan dan keselamatan dari bahan-bahan kimia yang berbahaya, baik

yang digunakan maupun yang dihasilakan dari suatu reaksi, dan

keselamatan dari teknik dan prosedur yang akan dilakukannya. Dengan

demikian mahasiswa atau siswa dapat menyusun peralatan dan mengikuti

prosedur yang seharusnya, sehingga bahaya kecelakaan dapat dihindari atau

dikurangi.

8
Selain hal diatas dalam pengantar kecelakaan kerja kita harus mengetahui

pokok-pokok tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang

berguna untuk membantu dalam proses penanganan apabila terjadi kecelakaan

dilaboratorium. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam melakukan

tindakan P3K yaitu :

1. Jangan panik tidak berarti boleh lamban.

2. Perhatikan pernafasan korba

3. Hentikan pendarahan.

4. Perhatikan tanda-tanda shock.

5. Jangan memindahkan korban terburu-buru..

2.3 Pengendalian Kecelakaan Kerja Di Laboratorium

Hal-hal yang penting dalam mengantisipasi pengendalian kecelakan kerja

dilboratorium adalah untuk mengetahui aturan-aturan yang aman, bahaya-bahaya

yang mungkin dapat terjadi dan hal-hal yang perlu dilakukan jika terjadi suatu

kecelakaan. Menurut (Fathimahhayati, 2015) “kecelakaan didalam laboaratorium

dapat dianalisis potensi bahayanya dengan Metode Job Safety Analysis (JSA)

sebagai upaya penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di dalam laboratorium”

Berikut adalah aturan umum yang berkaitan dengan keamanan dilaboratorium:

1. Penataan ruangan yang baik sangatlah penting untuk keamanan kerja di

laboratorium. Ruangan perlu ditata dengan rapi, berikan tempat untuk jalan

lewat dan tempatkan segala sesuatu pada tempatnya.

2. Setiap orang harus cukup akrab dengan lokasi dan perlengkapan darurat

seperti kotak P3K, pemadam kebakaran, botol cuci mata dan lain-lain.

9
3. Gunakan perlengkapan keamanan bila sedang melakukan eksperimen.

4. Sebelum mulai bekerja kenalilah dulu kemungkinan bahaya yang akan

terjadi dan ambil tindakan untuk mengurangi bahaya tersebut.

5. Berikan tanda peringatan pada setiap perlengkapan, reaksi atau keadaan

tertentu.

6. Eksperimen yang tanpa izin harus dilarang dan bekerja sendirian di

laboratorium juga perlu dicegah.

7. Gunakan tempat sampah yang sesuai untuk sisa pelarut, pecahan gelas,

kertas dan lain-lain.

8. Semua percikan dan kebocoran harus segera dibersihkan.

Tujuan utama adalah untuk mencegah kecelakaan, penting untuk

menggunakan perlengkapan keselamatan pribadi sebagai perlindungan untuk

mencegah luka jika terjadi kecelakaan.

Beberapa perlengkapan pribadi yang biasa digunakan adalah

1. Jas laboratorium (labjas) untuk mencegah kotornya pakaian. Pakaian

pelindung harus nyaman dipakai dan mudah untuk dilepaskan bila terjadi

kecelakaan atau pengotoran oleh bahan kimia.

2. Pelindung lengan, tangan, dan jari. Sarung tangan yang mudah

dikenakan dan dilepas merupakan prasyarat perlindungan tangan dan jari

dari panas, bahan kimia, dan bahaya lain. Sarung tangan karet diperlukan

untuk menangani bahan-bahan korosif seperti asam dan alkali. Sarung

tangan kulit digunakan untuk melindungi tangan dan jari dari benda-benda

tajam seperti pada saat bekerja di bengkel. Sarung tangan asbes diperlukan

10
untuk menangani bahan-bahan Sarung tangan karet perlu disimpan

dengan baik dan perlu ditaburi talk agar tidak lengket saat disimpan.

3. Pelindung Kaca mata pelindung digunakan untuk mencegah mata dari

percikan bahan kimia dan di laboratorium perlu disediakan paling sedikit

sepasang. Ideal setiap siswa memilikinya. Kacamata pelindung harus

nyaman dipakai dan cukup ringan. Kacamata pelindung perlu dipakai bila

bekerja dengan asam, bromin, amonia atau bila bekerja dibengkel seperti

memotong logam natrium, menumbuk, menggergaji, menggerinda dan

pekerjaan sejenis yang memungkinkan terjadinya percikan ke mata.

4. Respirator dan lemari uap. Respirator sebaagai pelindung terhadapap gas,

uap dan debu yang dapat mengganggu saluran pernafasan. Bila bekerja

dengan gas-gas beracun walaupun dengan jumlah sedikit, seperti khlorin,

bromine dan nitrogen dioksida maka perlu dilakukan dilemari uap dan pelu

ventilasi yang baik untuk melindungi dari keracunan. Kecelakaan sering terjadi

karena meninggalkan kran gas dalam keadaan terbuka. Kran pengeluaran gas di

dalam lemari uap harus selalu ditutup bila tidak digunakan.

5. Sepatu pengaman. Sepatu khusus dengan bagian atas yang kuat dan solnya

yang padat harus dipakai saat bekerja dilaboratorium atau bengkel. Jangan

menggunakan sandal untuk menghindari luka dari pecahan kaca dan

tertimpanya kaki oleh benda-benda berat.

6. Layar pelindung. Digunakan jika kita ragu akan terjadinya ledakan dari

bahan kimia dan alat-alat hampa udara.

11
Dalam Laboratorium juga terdapat limbah yang harus ditanggualangi, ini

merupakan salah satu cara supaya dalam pengantar kecelakaan kerja dapat

dikurangi.

Adapun langkah nyata yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah di

laboratorium:

1. Penggunaan kembali limbah laboratorium berupa bahan kimia yang telah

digunakan, setelah melalui prosedur daur ulang yang sesuai. Sebagai

contoh: (hal ini paling sesuai untuk pelarut yang telah digunakan) Pelarut

organik seperti etanol, aseton, kloroform dan dietil eter dikumpulkan di

dalam laboratorium secara terpisah dan dilakukan di

2. Sebelum melakukan reaksi kimia, dilakukan perhitungan mol reaktan-

reaktan yang bereaksi secara tepat sehingga tidak menimbulkan residu

berupa sisa bahan kimia. Selain menghemat bahan yang ada, hal ini juga

akan mengurangi limbah yang dihasilkan.

3. Pembuangan langsung dari laboratorium. Metode pembuangan langsung ini

dapat diterapkan untuk bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air.

Bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air dibuang langsung melalui

bak pembuangan limbah laboratorium. Untuk bahan kimia sisa yang

mengandung asam atau basa harus dilakukan penetralan, selanjutnya baru

bisa dibuang. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung logam-logam berat

dan beracun seperti Pb, Hg, Cd dan sebagainya, endapannya harus

dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian cairannya dinetralkan dan dibuang.

12
4. Dengan pembakaran terbuka. Metoda pembakaran terbuka dapat diterapkan

untuk bahan-bahan organik yang kadar racunnya rendah dan tidak terlalu

berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut dibakar ditempat yang aman dan

jauh dari pemukiman penduduk.

5. Pembakaran dalam Metoda pembakaran dalam insenerator dapat diterapkan

untuk bahan-bahan toksik yang jika dibakar ditempat terbuka akan

menghasilkan senyawa-senyawa yang bersifat toksik.

6. Dikubur didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes

ke badan air. Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif

dan beracun.

13
BAB lll

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keselamatan dan kesehatan kerja dilaboratorium merupakan hal yang

sangat penting dalam sebuah kegiatan dilaboratorium untuk menghindari hal-hal

yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan atau bahaya lainnya

Dari hasil makalah diatas dapat di simpulkan bahwa:

1. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan

alat alat laboratorium, bahan dan proses praktikum. Tujuanya adalah agar

kita dapat terhindar dari kecelakaan dan tidak terjadi gangguan kesehatan

pada pekerja dan lingkungan disekitarnya, serta melindungi diri dengan

APD.

2. Sumber terjadinya kecelakaan dilaboratorium diantanya kurangnya

pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia, kurangnya atau

tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan perlindungan

kegiatan laboratorium dan lain-lain.

3. Pengendalian kecelakaan kerja dilaboratorium diantaranya sebelum mulai

bekerja kenalilah dulu kemungkinan bahaya yang akan terjadi dan ambil

tindakan untuk mengurangi bahaya tersebut, menggunakan perlengkapan

keamanan, setiap orang harus mengetahui letak kotak P3K dan lain-lain.

14
3.2 Saran

Saran yang dapat saya sampaikan semoga dengan makala ini kita lebih

mengetahui keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium dan mematuhi

semua prosedur yang telah di tetapkan di laboratorium, supaya dapat

meminimalisir dan dapat menangani apabila terjadi kecelakaan di laboratorium..

Tentunya saya sebagai penulis menyadari jika makala ini banyak sekali memiliki

kekurangan yang jauh dari kata sempurna, saya sangat mengharapkan kritik serta

saran dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini agar menjadi lebih baik

15
DAFTAR PUSTAKA

Buku kesehatan dan keselamatan kerja penulis Dra.Sri Redjeki,M.Si

pada halaman 1

Sumamur (1967) dalam buku kesehatan dan keselamatan kerja halaman 8

Sholihah Qomariyatus, dkk. (2015) Analisi siff keja, masa kerja, dan Budaya

Keselamayan dan Kesehatan Kerja dengan Fumgsi Paru Pekerja

Tambang Batu Bara. Universitas Lambung Mangkurat . Banjarbaru.

Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol. 10 , No. 1:24-28

Ayana U.C.2017. Challenges laboroty safety awareness, attitudes and practices

of tertiary students. Safety science. Elsevier

Jurnal pengelolaan laboratorium pendidikan, 2 (1) 2020

Anonim.( 2010). Standar Laboratorium Analis Kesehatan Pendidikan Tenaga

Kesehatan. Kementrian keshatan RI badan PPSDM Kesehatan Pusat

Pendidik Tenaga Kerja

Salim Abdul. (2012) Program Kerja Laboratorium IPA SMA Muhammadiyah 4

Bengkulu. Majelis Pendidik Dasar

Fathimahhayati Lina, dkk. (2015). Analisis Potensi Baya dengan Metode Job

Safety Analysis (JSA) sebagai Upaya Penerapan Kesehatan dan

Keselamatan Kerja di Laboratorium X. Fakultas Teknik Universitas

Mulawarman. Samarinda. Vol No.1 Tekinfo.

Https://www.safetyhoe.com keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium kimia

16

Anda mungkin juga menyukai