Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH TENTANG KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM

DAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

1. SINTA AYU NINGRUM (06101182126002)


2. FEBI RATIH PUTRI (06101182126016)
3. SHERLY OKTAVIANI (06101282126022)
4. YARA DWINADIA (06101282126044)
5. OKTA RIANA (06101382126062)

MATA KULIAH : PRATIKUM KIMIA DASAR 1

DOSEN MATA KULIAH : Dr. SOFIA, S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat
dan hidayah-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Tugas ini membahas tentang KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
DAN ALAT-ALAT LABORATORIUM.

Melalui tugas ini, penulis mendapatkan banyak pengetahuan baru.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Sofia, S.Pd., M.Si sebagai Dosen Mata Kuliah Pratikum Kimia
Dasar 1
2. Teman-teman kelompok 1 yang selalu memberikan masukan dan menjawab
pertanyaan penulis seputar tugas ini

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Semoga Allah SWT.
senantiasa meridhai usaha kita. Amin.

Sumatera Selatan, 27 Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 2

1.3 Tujuan .................................................................................. 2

1.4 Manfaat ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3

2.1 Pengertian dan Tujuan Keselamatan Kerja ..................... 3

2.2 Pengenalan Alat-Alat Laboratorium dan Fungsinya ...... 5

2.3 Cara Pemeliharaan Alat Laboratorium............................ 12

2.4 Aturan Keselamatan Di Laboratorium ............................. 14

2.5 Pengendalian Kecelakaan Kerja Di Laboratorium ......... 16

BAB III PENUTUP .............................................................................. 18

1.1 Kesimpulan .......................................................................... 18

1.2 Saran..................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium adalah tempat staf pengajar, mahasiswa dan pekerja


laboratorium melakukan eksprimen dengan bahan kimia alat gelas dan alat khusus.
Alat laboratorium adalah suatu benda yang digunakan untuk membantu
memperlancar kegiatan praktikum berupa penelitian, pengamatan, eksperimen,
pengukuran dan pelatihan ilmiah di sebuah tempat riset yakni laboratorium.
Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut berpotensi terjadinya kecelakaan kerja.
Pada umumnya kecelakan kerja penyebab utamanya adalah kelalaian atau
kecerobohan. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah
satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja. Keselamatan dan Keamanan Kerja atau
laboratorium safety (K3) memerlukan perhatian khusus, karena penelitian
menunjukkan telah Terjadi kecelakaan kerja dengan intensitas yang
mengkawatirkan yaitu 9 Orang/hari. Oleh karena itu K3 seyogyanya melekat pada
pelaksanaan praktikum dan penelitian di laboratorium.

Setelah mengetahui bagimana cara kerja, prinsip kerja serta pengantar


kecelakaan kerja dan keamanan kerja di laboratorium maka dapat berguna bagi kita
sebagai panduan sebelum melakukan praktikum di laboratorium. Cara kerja dan
prinsip kerja di laboratorium ini merupakan langkah-langkah sebelum dan sesudah
kita melakukan praktikum agar selama proses praktikum tidak terjadi kesalahan-
kesalahan yang tidak di inginkan serta dapat menimbulkan kecelakaan yang dapat
merugikan diri sendiri maupun orang lain. Untuk keamanan kerja di laboratorium
kita mengetahui bagaimana agar diri kita bisa terhindar dari kecelakaan di
laboratorium dan jika terjadi kecelakaan maka kita sudah mengetahui bagaimana
cara menanganinya. Dalam keamanan kerja hal pertama yang harus di patuhi adalah
kedisiplinan terhadap tata tertib serta aturan-aturan yang ada di laboratorium agar
tidak terjadinya kecelakaan.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, dapat diambil


suatu rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dan tujuan dari keselamatan kerja?
2. Apa saja fungsi dari beberapa alat laboratorium?
3. Bagaimana cara pemeliharaan beberapa alat laboratorium?
4. Apa saja aturan keselamatan di laboratorium?
5. Bagaimana pengendalian kecelakaan kerja di laboratorium?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan makalah ini adalah:

1. Mengetahui definisi dan tujuan dari keselamatan kerja.


2. Mengetahui fungsi dari beberapa alat laboratorium.
3. Mengetahui cara memelihara beberapa alat laboratorium.
4. Mengetahui aturan keselamatan di laboratorium
5. Mengetahui pengendalian kecelakaan kerja di laboratorium.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah:

1. untuk melatih penulis agar mampu menyusun tulisan ilmiah dengan baik
dan benar.
2. menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa tentang keselamatan
dan kesehatan kerja dalam laboratorium.
3. Memberikan informasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja dalam
laboratorium.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Tujuan Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan


alat alat laboratorium, bahan dan proses praktikum, tempat praktikum dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan praktikum. Sebagai seorang praktikan,
sebelum melakukan praktikum kita terlebih dahulu harus mengetahui bagaimana
pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium, agar kita
dapat melaksanakan praktikum dengan aman dan lancar.

Peralatan laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas, gelas dipilih
sebagai bahan pembuatan peralatan karena mempunyai sifat-sifat yang
menguntungkan. Sifat-sifat gelas yang menguntungkan antara lain : tembus cahaya
atau tembus pandang (opaque), kaku (rigid), tidak mudah bereaksi dengan bahan
kimia, memiliki titik didih tinggi sehingga tidak mudah meleleh, terutama pada
pemanasan biasa dibawah 1000 C, dan mudah dilas jika retak dan pecah.

Menurut (Syartini, 2010) keselamatan dan kesehatan kerja (K3) akan menciptakan
terwujudnya pemeliharaan laboratorium serta juga tenaga kerja yang baik.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini harus ditanamkan pada diri masing-
masing individu karyawan dengan cara penyuluhan dan pembinaan yang baik agar
mereka menyadari arti penting keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk
laboratorium dan bagi para pekerja.

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan di laboratorium, pengguna lab harus


melaksananakan K3. Selain untuk mencegah terjadinya ke1elakaan, pelaksanaan
K3 akan menimbulkan kondisi dan suasana lab yang nyaman. Jika suasana
laboratorium nyaman, pengguna laboran, pengelola, ataupun praktikan akan
nyaman dalam bekerja di laboratorium. Hal itu akan meningkatkan semangat dan
produktivitas kerja. Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk
menjamin Kesehatan , keselamatan dan kesejahteraan orang yang bekerja di
laboratorium. Mencegah orang lain terkena resiko pekerjaan laboratorium yang
menyebabkan terganggu kesehatannya akibat kegiatan di laboratorium.

3
Kecelakaan didefinisikan sebagai suatu kejadian yang tak diduga semula
yang menga1aukan suatu proses yang telah direncanakan oleh pihak-pihak yang
berangkutan. Ke1elakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu:

1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien.


2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas laboratorium itu sendiri

Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok:

1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari:

a. Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain.


b. Lingkungan kerja.
c. Proses kerja.
d. Sifat pekerjaan.
e. Cara kerja.

2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang
dapat terjadi antara lain karena:

a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana.


b. Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect).
c. Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.
d. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik.

Adapun alat laboratorium, Peralatan laboratorium juga dapat mendatangkan


bahaya bila cara menggunakannya tidak tepat. Peralatan laboratorium kimia
sebagian besar terbuat dari gelas, gelas dipilih sebagai bahan pembuatan peralatan
karena mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan. Sifat-sifat gelas yang
menguntungkan antara lain : tembus cahaya atau tembus pandang (opaque), kaku
(rigid), tidak mudah bereaksi dengan bahan kimia, memiliki titik didih tinggi
sehingga tidak mudah meleleh, terutama pada pemanasan biasa dibawah 1000 C,
tetapi bahan gelas tersebut sangat mudah pecah dan pecahannya dapat melukai
tubuh untuk itu diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang khusus dan hati-
hati saat sedang praktikum. Beberapa peristiwa yang pernah terjadi di laboratorium
dapat merupakan cermin bagi setiap orang untuk meningkatkan kewaspadaannya
ketika bekerja di laboratorium. Seperti terjadinya kebakaran, ledakan,keracunan
4
dan lain-lain, Peristiwa-peristiwa tersebut kadang terlalu pahit untuk dikenang,
namun meninggalkan kesan pendidikan yang baik, agar tidak melakukan kesalahan
dua kali pada peristiwa yang sama.

2.2 Pengenalan Alat-Alat Laboratorium dan Fungsinya

a. Tabung Reaksi
Digunakan untuk mereaksikan zat, dapat
dipanaskan pada nyala api oksidasi. Untuk
tabung reaksi dengan gelas bukan borosilikat
bersifat tidak tahan panas. Kapasitas yang
tersedia 5 ml, 10 ml, 14 ml, 16 ml, 19 ml, 31
ml, 55 ml, 75 ml.

b. Buret
Buret adalah alat laboratorium dari bahan
gelas berbentuk silinder yang memiliki garis
ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya.
Buret digunakan dalam percobaan yang
memerlukan presisi seperti pada eksperimen
titrasi dengan cara meneteskan sejumlah
reagen cairan ke dalam obyek dalam wadah
gelas di bawahnya. Pembacaan skala harus dilakukan secara seksama pada
permukaan meniskus zat cair. Ukuran skala Buret : Buret Makro (50 ml),
Buret semi makro (25 ml) dan buret Mikro (10 ml)

c. Labu Ukur
Labu ukur adalah alat gelas dalam laboratorium
kimia yang berfungsi dalam pengenceran dan
pembuatan larutan kimia. Terbuat dari bahan
gelas biasa atau dari bahan borosilikat dengan
volume sampai dengan 2 liter. Untuk membuat
larutan dengan konsentrasi tertentu dan
mengencerkan larutan.
5
d. Erlenmayer
Terbuat dari gelas borosilikat. Digunakan
ditempat larutan yang dititrasi dalam analisa
volumetri. Bentuk mirip beaker glass memiliki
leher yang sempit, dengan keuntungan
mengurangi penguapan zat cair dalam
pemanasan dan menghindari tumpah ketika
dalam proses pengadukan. Berfungsi untuk
menyimpan, memanaskan atau mencampur senyawa kimia, dan unit skala
tidak terlalu teliti tetapi cukup memadai untuk penggunaan yang tidak
memerlukan ketelitian tinggi.

e. Gelas Ukur
Terbuat dari bahan gelas biasa, tidak tahan
pemanasan. Digunakan untuk mengukur
volume cairan atau larutan. Jumlah
volume berdasarkan pada volume
didalamnya.

f. Beaker Glass
Terbuat dari gelas umumnya terbuat
daribahan borosilikat dengan skala pada
dindingnya, digunakan untuk menuang,
membuat dan mendidihkan larutan. Dapat
digunakan juga untuk mengukur volume
larutan yang tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi.

6
g. Pipet Ukur
Pipet ukur merupakan sebuah alat
laboratorium terbuat dari kaca dengan
bentuk silinder memanjang dengan ujung
bawah runcing dan ujung atas terbuka.
Pipet ukur memiliki skala pengukuran
volume pada sepanjang bagian kaca. Pipet
ukur memiliki fungsi yaitu untuk
mengambil bahan cair dengan volume tertentu yang dapat kita sesuaikan
dengan kebutuhan kita.

h. Pipet Tetes

Terbuat dari gelas dilengkapi karet


digunakan untuk mengambil larutan dalam
jumlah kecil ( tetes ).

i. Pipet Volume
Pipet volume adalah alat laboratorium yang
terbuat dari kaca dengan bentuk silinder
panjang dengan ujung runcing dan ujung atas
terbuka yang sekilas hampir sama seperti pipet
ukur. Namun dalam pipet volume, terdapat
tabung pada bagian tengah pipet. Fungsi pipet
volume adalah untuk mengambil dan
mengukur zat cair dengan volume tertentu
sesuai dengan ukuran pipet volume.

7
j. Kaki Tiga

Besi yang menyangga ring dan digunakan


untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan.

k. Plat Tetes
Porselen dengan 12 cekungan dan ukuran 115 x
85 mm. Bahan styrene/polystyrene dengan 12
cekungan dan ukuran 115 x 95 mm.
Fungsinya untuk menguji bahan dengan
pereaksi.

l. Gelas Arloji

Terbuat dari gelas sebagai penutup dan


menimbang bahan kimia yang berwujud padat
atau kristal dan untuk menempatkan benda yang
sedang dalam pengamatan.

m. Corong

Corong adalah alat laboratorium berbentuk kerucut


dan terdapat bagian seperti tabung yang sempit.
Corong digunakan untuk memindahkan larutan dan
atau menyaring yang biasanya menggunakan kertas
saring.

8
n. Corong Buchner
Corong Buchner adalah alat laboratorium
yang terbuat dari porselen, gelas atau plastik
yang digunakan untuk penyaringan vakum.
Pada bagian atas terdapat sebuah silinder
dengan dasar yang berpori. Corong buchner
digunakan untuk menyaring dengan
dipasangkan pada labu penyaring dan
pompa penghisap (vacum pump).
Keuntungan menyaring dengan menggunakan corong buchner adalah lebih
cepat jika dibandingkan dengan penyaring menggunakan corong piala.

o. Corong Pemisah
Corong pisah adalah peralatan laboratorium
dari gelas yang digunakan dalam proses
pemisahan cairan dari dua fase yang tidak
dapat bercampur. larutan yang akan
dipisahkan digojok terlebih dahulu kemudian
didiamkan beberapa saat sampai masing-
masing larutan terpisah. Larutan dengan masa
jauh lebih kecil akan berada diatas sedangkan
massa jenis lebih besar akan berada dibawah.

p. Desikator
Seperti panci bersusun, dengan pembatas
dibagian tengah. Bagian bawah berisi silica
gel sebagai pengering. Digunakan untuk
pengeringan bahan kimia. Pada penutupnya
dilapisi dengan vaselin untuk menjaga tetap
kedap udara. Ada 2 macam desikator :
desikator biasa dan vakum. Desikator vakum

9
pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan
dengan selang ke pompa.

q. Batang Pengaduk

Terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk


larutan atau untuk membantu memindahkan
larutan dari satu wadah ke dalam wadah lain.

r. Lumpang dan Alu

mortar and pestle, porselen, ukuran diameter


luar lumpang: 70, 90, 110, 125, 140, dan 210
mm. Fungsinya untuk menggerus dan
menghaluskan.

s. Tabung Sentrifugal
Tabung sentrifugal mempunyai bentuk
tabung yang salah satu ujungnya menyerupai
kerucut. Tabung sentrifugal biasanya terbuat
dari gelas walaupun ada juga yang terbuat
dari bahan plastik atau kimia. Tabung ini
digunakan unttuk tempat bahan yang
diendapkan dengan alat sentrifuge.
• Tabung sentrifugal dengan skala.
• Tabung sentrifugal tanpa skala.
• Tabung sentrifugal dengan penutup ulir
atau skrup.

10
t. Termometer
skala derajat celcius, air raksa, berisi gas,
panjang 300 mm, diameter 6 – 7 mm, ukuran
skala: 10 – 50 x 0,5°C; 10 – 110 x 1°C; 10 – 200
x 1°C; 10 – 250 x 1°C; 10 – 360 x 2°C; dan 10 –
400 x 2°C. Fungsinya mengukur suhu suatu
senyawa kimia (cair) atau suhu ruang inkubator.

u. Water Bath

Fungsi utama water bath adalah untuk


menciptakan suhu yang konstan dan
digunakan untuk pemanasan, inkubasi
dan penguapan.

v. Pipet Filler

Digunakan untuk membantu proses


pengambilan cairan. Terbuat dari karet yang
disertai dengan tanda untuk menyedot cairan
(suction), mengambil udara (aspirate) dan
mengosongkan (empty).

w. Klem buret

Klem buret : terbuat dari besi atau baja untuk


memegang buret yang digunakan untuk
titrasi.

11
x. Timbangan analitik

Fungsi dan jenis :


- Digunakan untuk menimbang padatan kimia.
- Neraca analitis dengan tiga buah lengan ayun berskala.
- Neraca analitis dengan tiga buah lengan ayun untuk masing-masing
skala (10 g, 1 g, 0,01 g, dan 0,0001 g).
- Neraca analitis digital dengan penutup.
- Neraca analitis digital model kompak.
-
y. Statif

Terbuat dari besi atau baja yang berfungsi


untuk menegakkan buret, corong, corong
pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat
digunakan.

2.3 Cara Pemeliharaan Alat Laboratorium


Setelah alat-alat laboratorium digunakan, perlu diusahakan adanya
pemeliharaan dan penyimpanan yang sesuai. Perlakuan terhadap setiap jenis
peralatan berbeda. Penanganan terhadap alat gelas tentu berbeda dengan alat logam.
Dengan pemeliharaan dan penyimpanan alat yang baik dapat memperpanjang usia
penggunaan alat-alat tersebut. Beberapa ketentuan yang harus dipatuhi pada
pemeliharaan peralatan, antara lain pemeliharaan alat-alat gelas, plastik dan
porselen antara lain sebagai berikut:

12
1. Alat gelas dibersihkan dengan sabun deterjen dengan menggunakan
sikat yang sesuai.
2. Misalnya buret dengan menggunakan sikat yang panjang.
3. Khusus untuk alat terbuat dari plastik gunakan spons agar plastik tidak
tergores.
4. Alat gelas yang telah bersih dapat diketahui bila seluruh alat menjadi
basah, membentuk semacam lapisan film yang tipis. Bila alat tersebut
belum bersih akan tampak kumpulan air (titik-titik air) pada permukaan
alat.
5. Minyak atau kerak yang tertinggal pada gelas dapat dibersihkan dengan
merendam gelas selama semalam pada larutan pembersih:
1. Asam sulfat (pekat) ......................1 bagian
2. Kalium dikromat (3% aq.).............9 bagian
3. Setelah gelas direndam kemudian dicuci dengan air mengalir (air
keran atau aquades).
6. Alat gelas yang telah bersih perlu dikeringkan terlebih dahulu pada rak
pengering sebelum disimpan.
7. Alat-alat logam dapat dicuci dengan sabun deterjen dan kemudian
dikeringkan sebelum disimpan.
Setelah alat-alat laboratorium bersih maka alat-alat tersebut perlu
disimpan dengan rapi dan siap untuk digunakan pada kegiatan di
laboratorium berikutnya. Beberapa ketentuan dalam penyimpanan alat
adalah sebagai berikut:
1. Penyimpanan alat gelas harus terpisah dari alat logam.
2. Alat gelas misalnya tabung reaksi, pipet atau buret dapat ditempatkan
pada rak khusus atau pada kotak yang telah disediakan.
3. Termometer bila telah digunakan dan basah, terlebih dahulu
dikeringkan, simpan beberapa lama di ruang terbuka pada suhu ruangan,
dan selanjutnya disimpan di tempat yang telah disediakan.
4. Alat logam misalnya statif, batang statif tidak perlu dilepas dari dasar
statif, dan diletakkan di atas meja.

13
5. Alat logam yang sejenis disimpan pada tempat yang sama dan usahakan
agar tetap dalam keadaan kering.
Demikian beberapa petunjuk dalam pemeliharaan dan penyimpanan
alat-alat gelas dan logam yang perlu dipatuhi agar alat-alat tersebut selalu
dalam keadaan siap pakai dan tidak cepat rusak.

2.4 Aturan Keselamatan Di Laboratorium


Setiap laboratorium kimia berpotensi berbahaya. Aturan keselamatan
berikut dirancang untuk membantu mengurangi risiko cedera Anda.
1. Tidak seorang pun dapat bekerja di laboratorium tanpa adanya instruktur.
2. Perilaku yang bertanggung jawab sangat penting. Bahaya tumpahan asam
dan bahan kimia lainnya serta barang pecah belah yang disebabkan oleh
tindakan ceroboh terlalu besar untuk ditoleransi. Siswa yang sembrono dan
ceroboh dapat diminta untuk meninggalkan lab.
3. Rencana ke depan pemahaman tentang prosedur eksperimental akan
meminimalkan kesalahan ceroboh.
4. Jika ragu, jangan takut untuk meminta klarifikasi kepada instruktur tentang
prosedur apa pun.
5. Makanan dan minuman tidak diperbolehkan di laboratorium. Keracunan
adalah bahaya yang jelas. Tangan harus dicuci bersih sebelum
meninggalkan lab. Merokok tidak diperbolehkan di setiap gedung di
kampus.
6. Semua orang selama semua kelas dan kegiatan laboratorium harus memakai
pelindung mata yang tepat sesuai kebutuhan.
7. Kacamata pengaman yang memenuhi Standar ANSI harus dipakai karena
menawarkan perlindungan mata tingkat tertinggi terhadap bahaya percikan
bahan kimia.
8. Selama semua kegiatan lab, semua orang harus mengenakan jas lab lengan
panjang yang pas. Jas lab dapat dibeli di toko buku kampus. Juga, karena
bahaya terkena percikan dan tumpahan bahan kimia, sepatu berujung
terbuka tidak boleh dipakai di laboratorium.

14
9. Sebagaimana disyaratkan oleh prosedur manual lab atau instruktur, semua
orang harus memakai pelindung sarung tangan yang tepat saat bekerja di
laboratorium. Sarung tangan harus selalu dilepas sebelum keluar dari ruang
laboratorium.
10. Batasi rambut panjang dan pakaian longgar saat berada di laboratorium
karena dapat menyebabkan kebakaran atau tumpahan bahan kimia.
11. Berhati-hatilah saat menggunakan bahan kimia di dekat api terbuka.
Beberapa bahan kimia, pakaian, dan rambut mudah terbakar dan dapat
menyala. Mengerjakan bukan meninggalkan api terbuka tanpa pengawasan
untuk alasan apapun.
12. Berhati-hatilah saat menangani bahan kimia apa pun dan waspadai bahaya
tertentu. Baca label pada semua boule reagen dan wadah limbah.
Mencampur bahan kimia yang salah bisa berbahaya. Lembar Data
Keamanan Bahan untuk semua bahan kimia ditempatkan di ruang
penyimpanan kimia.
13. Perhatikan lokasi atau safety shower, eyewash station, dan alat pemadam
kebakaran. Jika terjadi tumpahan bahan kimia pada tubuh atau pakaian
Anda, cuci area yang terkena dengan air dalam jumlah banyak. Jangan
khawatir tentang merusak pakaian Anda.
14. Mengetahui letak semua pintu keluar di laboratorium.
15. Laporkan semua cedera dan kecelakaan kepada instruktur Anda. Dalam
semua kecelakaan kecil, laporan kecelakaan harus dibuat. Formulir laporan
tersedia di Ruang Srock.
16. Mengetahui prosedur pengumpulan sampah yang benar. Pawai bekas dan
semua gelas (piper, tabung peleburan, TLC spotters, barang pecah belah)
harus ditempatkan di wadah yang diberi label dengan benar di lab-jangan di
tempat sampah.
17. Jaga agar area kerja Anda selalu rapi. Segera bersihkan tumpahan dan
pecahan kaca. Cluuer tidak hanya akan memperlambat pekerjaan Anda
tetapi juga menyebabkan kecelakaan.
18. Jangan pernah melakukan pipet melalui mulut. Selalu gunakan bohlam
pipec.

15
19. Tinjau prosedur Darurat Kebakaran dan Gempa dengan instruktur Anda.
20. Jika Anda merasa hamil atau mungkin hamil saat mengikuti kelas lab, Anda
harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan atau dokter Anda.

2.5 Pengendalian Kecelakaan Kerja Di Laboratorium


Hal yang harus kamu lakukan jika terjadi kecelakaan adalah :
1. Tindakan pertama yang paling penting setelah kecelakaan adalah perawatan
individu. Peringatkan instruktur laboratorium Anda segera jika seseorang
terluka, berikan atau cari bantuan langsung, pakaian dan buku bisa diganti
dan eksperimen bisa dilakukan lagi nanti. Kedua, mengambil tindakan yang
tepat sehubungan dengan kecelakaan: bersihkan bahan kimia, gunakan alat
pemadam kebakaran, dan seterusnya. Mencuci mata dapat dengan cepat
menghilangkan bahan kimia dari mata.
2. Setiap kali kulit Anda (tangan, lengan, wajah, dll.) bersentuhan dengan
bahan kimia, segera bilas area yang terkena selama beberapa menit dengan
air keran diikuti dengan mencuci secara menyeluruh dengan sabun dan air.
Gunakan air mancur pencuci mata untuk membilas bahan kimia dari mata
dan wajah.Dapatkan bantuan segera. Mengerjakan bukan gosok daerah
yang terkena, khususnya wajah atau mata, dengan tangan Anda sebelum
mencuci.
3. Tumpahan bahan kimia di sebagian besar tubuh memerlukan tindakan
segera. Dengan menggunakan safety shower, siram area yang terkena
setidaknya selama 5 menit. Lepaskan semua pakaian yang terkontaminasi
jika perlu. Gunakan deterjen ringan dan air saja (tanpa salep, rim, losion,
dll.). Dapatkan perhatian medis seperti yang diarahkan oleh instruktur
Anda.
4. Jika terjadi kebakaran, keluarkan alat pemadam api di dasar api dan
pindahkan dari satu sisi ke sisi lainnya. Api kecil dapat dipadamkan dengan
kaca arloji (lakukan atau gunakan handuk, mungkin akan terbakar).
Mengerjakan bukan keluarkan alat pemadam kebakaran saat pakaian
seseorang terbakar—gunakan pancuran pengaman. Setelah api tampak tidak
terkendali,langsung mengevakuasi laboratorium.

16
5. Untuk lecet atau luka, bilas area yang terkena dengan air. Perawatan lebih
lanjut harus diberikan hanya setelah berkonsultasi dengan instruktur
laboratorium. Untuk luka bakar, area yang terkena harus digosok dengan es,
direndam dalam penangas es/air, dan/atau ditempatkan di bawah air
mengalir selama beberapa menit untuk menghilangkan panas dari area yang
terbakar. Luka bakar yang lebih serius memerlukan perhatian medis segera
konsultasikan dengan instruktur laboratorium Anda.

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan
alat alat laboratorium, bahan dan proses praktikum. Tujuanya adalah agar kita dapat
terhindar dari kecelakaan dan tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja dan
lingkungan disekitarnya, serta melindungi diri dengan APD. Sumber terjadinya
kecelakaan dilaboratorium diantanya kurangnya pengetahuan dan pemahaman
tentang bahan-bahan kimia, kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan
keamanan dan perlengkapan perlindungan kegiatan laboratorium dan lain-lain.
Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan karena dua golongan. Golongan
pertama adalah faktor mekanis dan lingkungan (unsafe condition), sedangkan
golongan kedua adalah faktor manusia (unsafe action). Sedangkan bahaya
pekerjaan (akibat kerja), seperti halnya masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat
akut atau kronis (sementara atau berkelanjutan) dan efeknya mungkin segera terjadi
atau perlu waktu lama. Efek terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun
tidak langsung. Kesehatan masyarakat kerja perlu diperhatikan, oleh karena selain
dapat menimbulkan gangguan tingkat produktifitas, kesehatan masyarakat kerja
tersebut dapat timbul akibat pekerjaanya. Sasaran kesehatan kerja khususnya adalah
para pekerja dan peralatan kerja di lingkungan laboratorium.
Contoh kasus yang terjadi akibat kecelakaan kerja dilaboratoium yaitu di
Laboratorium Teknik Lingkungan UNDIP karena tidak tersedianya prosedur K3,
tidak tersedianya MSDS, APD, kelangkapan P3K dan alat pemadam api.
Kecelakaan kerja katagori acceptable risk yaitu kebakaran, ledakan, keracunan
,tersengat arus listrik, fatigue, mengangkat beban berat, human error, minyak
pelumas bekas, tangan masuk kemesin gerinda dan lain-lain. Pengendalian
kecelakaan kerja dilaboratorium diantaranya sebelum mulai bekerja kenalilah dulu
kemungkinan bahaya yang akan terjadi dan ambil tindakan untuk mengurangi
bahaya tersebut, menggunakan perlengkapan keamanan, setiap orang harus
mengetahui letak kotak P3K dan lain-lain.

18
3.2 Saran
Di dalam laboratorium terdapat bahan-bahan yang dapat membahayakan
tubuh baik luar maupun dalam. Oleh sebab itu, disarankan kepada praktikan, dosen
dan peneliti agar dapat mematuhi prosedur keselamatan kerja di laboratorium dan
harus mempelajari pengantar kecelakaan kerja supaya dapat meminimalisir dan
dapat menangani apabila terjadi kecelakaan di laboratorium

19
DAFTAR PUSTAKA

Beran. J. A. 2007. Laboratory Manual for Principal of General Chemistry.


J. Bowen. Ruth, dkk. 2016-2017. CHM 121L General Chemistry:
Macmillan Learning
Lesmini Bety, dkk. 2019. Teknik Dasar Laboratorium, Indralaya : Prodi
Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya
Suriansya. 2016 : (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja) Pengantar
Kecelakaan Kerja Di Laboratorium, http://himatekkim.ulm.ac.id/id/kesehatan-
dan-keselamatan-kerja-pengantar-kecelakaan-kerja-di-laboratorium/
Hendri. Joko. 2009 : Keselamatan Laboratorium,
https://www.scribd.com/document/22632943/keselamatan-laboratorium
Heri. 2017 : Alat-Alat Laboratorium beserta Funsinya,
https://salamadian.com/alat-alat-laboratorium-kimia-biologi/
Wardiyah. 2016 : Praktikum Kimia Dasar Komperhensif.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-yogyakarta/ilmu-
pendidikan/praktikum-kimia-dasar-komprehensif/8930538

20

Anda mungkin juga menyukai