DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat
dan hidayah-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Tugas ini membahas tentang KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
DAN ALAT-ALAT LABORATORIUM.
1. Ibu Dr. Sofia, S.Pd., M.Si sebagai Dosen Mata Kuliah Pratikum Kimia
Dasar 1
2. Teman-teman kelompok 1 yang selalu memberikan masukan dan menjawab
pertanyaan penulis seputar tugas ini
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Semoga Allah SWT.
senantiasa meridhai usaha kita. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
1.2 Saran..................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. untuk melatih penulis agar mampu menyusun tulisan ilmiah dengan baik
dan benar.
2. menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa tentang keselamatan
dan kesehatan kerja dalam laboratorium.
3. Memberikan informasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja dalam
laboratorium.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Peralatan laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas, gelas dipilih
sebagai bahan pembuatan peralatan karena mempunyai sifat-sifat yang
menguntungkan. Sifat-sifat gelas yang menguntungkan antara lain : tembus cahaya
atau tembus pandang (opaque), kaku (rigid), tidak mudah bereaksi dengan bahan
kimia, memiliki titik didih tinggi sehingga tidak mudah meleleh, terutama pada
pemanasan biasa dibawah 1000 C, dan mudah dilas jika retak dan pecah.
Menurut (Syartini, 2010) keselamatan dan kesehatan kerja (K3) akan menciptakan
terwujudnya pemeliharaan laboratorium serta juga tenaga kerja yang baik.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini harus ditanamkan pada diri masing-
masing individu karyawan dengan cara penyuluhan dan pembinaan yang baik agar
mereka menyadari arti penting keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk
laboratorium dan bagi para pekerja.
3
Kecelakaan didefinisikan sebagai suatu kejadian yang tak diduga semula
yang menga1aukan suatu proses yang telah direncanakan oleh pihak-pihak yang
berangkutan. Ke1elakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu:
2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang
dapat terjadi antara lain karena:
a. Tabung Reaksi
Digunakan untuk mereaksikan zat, dapat
dipanaskan pada nyala api oksidasi. Untuk
tabung reaksi dengan gelas bukan borosilikat
bersifat tidak tahan panas. Kapasitas yang
tersedia 5 ml, 10 ml, 14 ml, 16 ml, 19 ml, 31
ml, 55 ml, 75 ml.
b. Buret
Buret adalah alat laboratorium dari bahan
gelas berbentuk silinder yang memiliki garis
ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya.
Buret digunakan dalam percobaan yang
memerlukan presisi seperti pada eksperimen
titrasi dengan cara meneteskan sejumlah
reagen cairan ke dalam obyek dalam wadah
gelas di bawahnya. Pembacaan skala harus dilakukan secara seksama pada
permukaan meniskus zat cair. Ukuran skala Buret : Buret Makro (50 ml),
Buret semi makro (25 ml) dan buret Mikro (10 ml)
c. Labu Ukur
Labu ukur adalah alat gelas dalam laboratorium
kimia yang berfungsi dalam pengenceran dan
pembuatan larutan kimia. Terbuat dari bahan
gelas biasa atau dari bahan borosilikat dengan
volume sampai dengan 2 liter. Untuk membuat
larutan dengan konsentrasi tertentu dan
mengencerkan larutan.
5
d. Erlenmayer
Terbuat dari gelas borosilikat. Digunakan
ditempat larutan yang dititrasi dalam analisa
volumetri. Bentuk mirip beaker glass memiliki
leher yang sempit, dengan keuntungan
mengurangi penguapan zat cair dalam
pemanasan dan menghindari tumpah ketika
dalam proses pengadukan. Berfungsi untuk
menyimpan, memanaskan atau mencampur senyawa kimia, dan unit skala
tidak terlalu teliti tetapi cukup memadai untuk penggunaan yang tidak
memerlukan ketelitian tinggi.
e. Gelas Ukur
Terbuat dari bahan gelas biasa, tidak tahan
pemanasan. Digunakan untuk mengukur
volume cairan atau larutan. Jumlah
volume berdasarkan pada volume
didalamnya.
f. Beaker Glass
Terbuat dari gelas umumnya terbuat
daribahan borosilikat dengan skala pada
dindingnya, digunakan untuk menuang,
membuat dan mendidihkan larutan. Dapat
digunakan juga untuk mengukur volume
larutan yang tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi.
6
g. Pipet Ukur
Pipet ukur merupakan sebuah alat
laboratorium terbuat dari kaca dengan
bentuk silinder memanjang dengan ujung
bawah runcing dan ujung atas terbuka.
Pipet ukur memiliki skala pengukuran
volume pada sepanjang bagian kaca. Pipet
ukur memiliki fungsi yaitu untuk
mengambil bahan cair dengan volume tertentu yang dapat kita sesuaikan
dengan kebutuhan kita.
h. Pipet Tetes
i. Pipet Volume
Pipet volume adalah alat laboratorium yang
terbuat dari kaca dengan bentuk silinder
panjang dengan ujung runcing dan ujung atas
terbuka yang sekilas hampir sama seperti pipet
ukur. Namun dalam pipet volume, terdapat
tabung pada bagian tengah pipet. Fungsi pipet
volume adalah untuk mengambil dan
mengukur zat cair dengan volume tertentu
sesuai dengan ukuran pipet volume.
7
j. Kaki Tiga
k. Plat Tetes
Porselen dengan 12 cekungan dan ukuran 115 x
85 mm. Bahan styrene/polystyrene dengan 12
cekungan dan ukuran 115 x 95 mm.
Fungsinya untuk menguji bahan dengan
pereaksi.
l. Gelas Arloji
m. Corong
8
n. Corong Buchner
Corong Buchner adalah alat laboratorium
yang terbuat dari porselen, gelas atau plastik
yang digunakan untuk penyaringan vakum.
Pada bagian atas terdapat sebuah silinder
dengan dasar yang berpori. Corong buchner
digunakan untuk menyaring dengan
dipasangkan pada labu penyaring dan
pompa penghisap (vacum pump).
Keuntungan menyaring dengan menggunakan corong buchner adalah lebih
cepat jika dibandingkan dengan penyaring menggunakan corong piala.
o. Corong Pemisah
Corong pisah adalah peralatan laboratorium
dari gelas yang digunakan dalam proses
pemisahan cairan dari dua fase yang tidak
dapat bercampur. larutan yang akan
dipisahkan digojok terlebih dahulu kemudian
didiamkan beberapa saat sampai masing-
masing larutan terpisah. Larutan dengan masa
jauh lebih kecil akan berada diatas sedangkan
massa jenis lebih besar akan berada dibawah.
p. Desikator
Seperti panci bersusun, dengan pembatas
dibagian tengah. Bagian bawah berisi silica
gel sebagai pengering. Digunakan untuk
pengeringan bahan kimia. Pada penutupnya
dilapisi dengan vaselin untuk menjaga tetap
kedap udara. Ada 2 macam desikator :
desikator biasa dan vakum. Desikator vakum
9
pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan
dengan selang ke pompa.
q. Batang Pengaduk
s. Tabung Sentrifugal
Tabung sentrifugal mempunyai bentuk
tabung yang salah satu ujungnya menyerupai
kerucut. Tabung sentrifugal biasanya terbuat
dari gelas walaupun ada juga yang terbuat
dari bahan plastik atau kimia. Tabung ini
digunakan unttuk tempat bahan yang
diendapkan dengan alat sentrifuge.
• Tabung sentrifugal dengan skala.
• Tabung sentrifugal tanpa skala.
• Tabung sentrifugal dengan penutup ulir
atau skrup.
10
t. Termometer
skala derajat celcius, air raksa, berisi gas,
panjang 300 mm, diameter 6 – 7 mm, ukuran
skala: 10 – 50 x 0,5°C; 10 – 110 x 1°C; 10 – 200
x 1°C; 10 – 250 x 1°C; 10 – 360 x 2°C; dan 10 –
400 x 2°C. Fungsinya mengukur suhu suatu
senyawa kimia (cair) atau suhu ruang inkubator.
u. Water Bath
v. Pipet Filler
w. Klem buret
11
x. Timbangan analitik
12
1. Alat gelas dibersihkan dengan sabun deterjen dengan menggunakan
sikat yang sesuai.
2. Misalnya buret dengan menggunakan sikat yang panjang.
3. Khusus untuk alat terbuat dari plastik gunakan spons agar plastik tidak
tergores.
4. Alat gelas yang telah bersih dapat diketahui bila seluruh alat menjadi
basah, membentuk semacam lapisan film yang tipis. Bila alat tersebut
belum bersih akan tampak kumpulan air (titik-titik air) pada permukaan
alat.
5. Minyak atau kerak yang tertinggal pada gelas dapat dibersihkan dengan
merendam gelas selama semalam pada larutan pembersih:
1. Asam sulfat (pekat) ......................1 bagian
2. Kalium dikromat (3% aq.).............9 bagian
3. Setelah gelas direndam kemudian dicuci dengan air mengalir (air
keran atau aquades).
6. Alat gelas yang telah bersih perlu dikeringkan terlebih dahulu pada rak
pengering sebelum disimpan.
7. Alat-alat logam dapat dicuci dengan sabun deterjen dan kemudian
dikeringkan sebelum disimpan.
Setelah alat-alat laboratorium bersih maka alat-alat tersebut perlu
disimpan dengan rapi dan siap untuk digunakan pada kegiatan di
laboratorium berikutnya. Beberapa ketentuan dalam penyimpanan alat
adalah sebagai berikut:
1. Penyimpanan alat gelas harus terpisah dari alat logam.
2. Alat gelas misalnya tabung reaksi, pipet atau buret dapat ditempatkan
pada rak khusus atau pada kotak yang telah disediakan.
3. Termometer bila telah digunakan dan basah, terlebih dahulu
dikeringkan, simpan beberapa lama di ruang terbuka pada suhu ruangan,
dan selanjutnya disimpan di tempat yang telah disediakan.
4. Alat logam misalnya statif, batang statif tidak perlu dilepas dari dasar
statif, dan diletakkan di atas meja.
13
5. Alat logam yang sejenis disimpan pada tempat yang sama dan usahakan
agar tetap dalam keadaan kering.
Demikian beberapa petunjuk dalam pemeliharaan dan penyimpanan
alat-alat gelas dan logam yang perlu dipatuhi agar alat-alat tersebut selalu
dalam keadaan siap pakai dan tidak cepat rusak.
14
9. Sebagaimana disyaratkan oleh prosedur manual lab atau instruktur, semua
orang harus memakai pelindung sarung tangan yang tepat saat bekerja di
laboratorium. Sarung tangan harus selalu dilepas sebelum keluar dari ruang
laboratorium.
10. Batasi rambut panjang dan pakaian longgar saat berada di laboratorium
karena dapat menyebabkan kebakaran atau tumpahan bahan kimia.
11. Berhati-hatilah saat menggunakan bahan kimia di dekat api terbuka.
Beberapa bahan kimia, pakaian, dan rambut mudah terbakar dan dapat
menyala. Mengerjakan bukan meninggalkan api terbuka tanpa pengawasan
untuk alasan apapun.
12. Berhati-hatilah saat menangani bahan kimia apa pun dan waspadai bahaya
tertentu. Baca label pada semua boule reagen dan wadah limbah.
Mencampur bahan kimia yang salah bisa berbahaya. Lembar Data
Keamanan Bahan untuk semua bahan kimia ditempatkan di ruang
penyimpanan kimia.
13. Perhatikan lokasi atau safety shower, eyewash station, dan alat pemadam
kebakaran. Jika terjadi tumpahan bahan kimia pada tubuh atau pakaian
Anda, cuci area yang terkena dengan air dalam jumlah banyak. Jangan
khawatir tentang merusak pakaian Anda.
14. Mengetahui letak semua pintu keluar di laboratorium.
15. Laporkan semua cedera dan kecelakaan kepada instruktur Anda. Dalam
semua kecelakaan kecil, laporan kecelakaan harus dibuat. Formulir laporan
tersedia di Ruang Srock.
16. Mengetahui prosedur pengumpulan sampah yang benar. Pawai bekas dan
semua gelas (piper, tabung peleburan, TLC spotters, barang pecah belah)
harus ditempatkan di wadah yang diberi label dengan benar di lab-jangan di
tempat sampah.
17. Jaga agar area kerja Anda selalu rapi. Segera bersihkan tumpahan dan
pecahan kaca. Cluuer tidak hanya akan memperlambat pekerjaan Anda
tetapi juga menyebabkan kecelakaan.
18. Jangan pernah melakukan pipet melalui mulut. Selalu gunakan bohlam
pipec.
15
19. Tinjau prosedur Darurat Kebakaran dan Gempa dengan instruktur Anda.
20. Jika Anda merasa hamil atau mungkin hamil saat mengikuti kelas lab, Anda
harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan atau dokter Anda.
16
5. Untuk lecet atau luka, bilas area yang terkena dengan air. Perawatan lebih
lanjut harus diberikan hanya setelah berkonsultasi dengan instruktur
laboratorium. Untuk luka bakar, area yang terkena harus digosok dengan es,
direndam dalam penangas es/air, dan/atau ditempatkan di bawah air
mengalir selama beberapa menit untuk menghilangkan panas dari area yang
terbakar. Luka bakar yang lebih serius memerlukan perhatian medis segera
konsultasikan dengan instruktur laboratorium Anda.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan
alat alat laboratorium, bahan dan proses praktikum. Tujuanya adalah agar kita dapat
terhindar dari kecelakaan dan tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja dan
lingkungan disekitarnya, serta melindungi diri dengan APD. Sumber terjadinya
kecelakaan dilaboratorium diantanya kurangnya pengetahuan dan pemahaman
tentang bahan-bahan kimia, kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan
keamanan dan perlengkapan perlindungan kegiatan laboratorium dan lain-lain.
Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan karena dua golongan. Golongan
pertama adalah faktor mekanis dan lingkungan (unsafe condition), sedangkan
golongan kedua adalah faktor manusia (unsafe action). Sedangkan bahaya
pekerjaan (akibat kerja), seperti halnya masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat
akut atau kronis (sementara atau berkelanjutan) dan efeknya mungkin segera terjadi
atau perlu waktu lama. Efek terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun
tidak langsung. Kesehatan masyarakat kerja perlu diperhatikan, oleh karena selain
dapat menimbulkan gangguan tingkat produktifitas, kesehatan masyarakat kerja
tersebut dapat timbul akibat pekerjaanya. Sasaran kesehatan kerja khususnya adalah
para pekerja dan peralatan kerja di lingkungan laboratorium.
Contoh kasus yang terjadi akibat kecelakaan kerja dilaboratoium yaitu di
Laboratorium Teknik Lingkungan UNDIP karena tidak tersedianya prosedur K3,
tidak tersedianya MSDS, APD, kelangkapan P3K dan alat pemadam api.
Kecelakaan kerja katagori acceptable risk yaitu kebakaran, ledakan, keracunan
,tersengat arus listrik, fatigue, mengangkat beban berat, human error, minyak
pelumas bekas, tangan masuk kemesin gerinda dan lain-lain. Pengendalian
kecelakaan kerja dilaboratorium diantaranya sebelum mulai bekerja kenalilah dulu
kemungkinan bahaya yang akan terjadi dan ambil tindakan untuk mengurangi
bahaya tersebut, menggunakan perlengkapan keamanan, setiap orang harus
mengetahui letak kotak P3K dan lain-lain.
18
3.2 Saran
Di dalam laboratorium terdapat bahan-bahan yang dapat membahayakan
tubuh baik luar maupun dalam. Oleh sebab itu, disarankan kepada praktikan, dosen
dan peneliti agar dapat mematuhi prosedur keselamatan kerja di laboratorium dan
harus mempelajari pengantar kecelakaan kerja supaya dapat meminimalisir dan
dapat menangani apabila terjadi kecelakaan di laboratorium
19
DAFTAR PUSTAKA
20