Anda di halaman 1dari 16

KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS FISIKA
KELAS X MIPA 1

Oleh:
Kelompok 9
1. Syayluna alfin nurhidayah
2. Keisha aprilia suyanti
3. Rafael dicky sabastian rumpoko
4. Chalista silviana putri

SMA NEGERI BARENG - JOMBANG


TAHUN PELAJARAN 2022/2023

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3. Tujuan............................................................................................ 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keselamatan Kerja di Laboratoium ............................ 3
2.2 Jenis Bahaya Pada Percobaan Fisika ............................................ 3
2.3 Tata Tertib Laboratorium .............................................................. 7
2.4 Peraturan Keselamatan Kerja ........................................................ 8
2.5 Alat Alat Keselamatan Kerja Di Laboratorium ............................ 9
2.6 Petujuk simbol keselamatan kerja di Laboratorium ..................... 9
BAB 3 PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 12

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas limpahan karunia,
rahmat, dan Hidayah-NyaSehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini bejudul “Keselamatan Kerja di Laboratorium” , disusun
sebagai tugas kelompok 9 fisika X MIPA 1.
Makalah ini disususn dengan segala kemampuan, namun makalah ini masih
banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan untuk
memperbaiki makalah ini.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi dan bermanfaat bagi
pembaca. Khususnya yang ingin lebih mengetahui mengenai keselamatan kerja di
laboratorium.

Jombang, 28 Juli 2022

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Laboraturium merupakan suatu tempat untuk melakukan kegiatan
praktikum, penelitian- penelitian dan temuan teknologi-teknologi baru yang
menunjang proses belajar mengajar, maupun untuk pelayanan masyarakat.
Institusi-institusi pendidikan, industri dan lembaga- lembaga penelitian dan
pengembangan memiliki laboraturium dalam jenis yang berbeda-beda dalam
desain, fasilitas, teknik dan penggunaan bahan. Dalam sudut pandang
keselamatan kerja di dalam laboraturium, semua laboraturium memiliki
bahaya dasar yang sama sebagai akaibat penggunaan bahan atau alat yang
digunakan maupun teknik selama bekerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting bagi praktikan untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas praktikum dilaboratorium. Kecelakaan pada saat praktiukum
tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi praktikan
tetapi juga dapat merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak
pada masyarakat luas.
Kesehatan kerja di laboratorium mempengaruhi manusia dalam
hubunganya dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya, baik secara fisik
maupun psikis yang meliputi, antara lain: metode bekerja, kondisi kerja dan
lingkungan kerja yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit
ataupun perubahan dari kesehatan seseorang tersebut.
Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka dari berbagai pihak
pengguna laboratorium dan pengurus laboratorium diharapkan dapat
melakukan pekerjaan atau praktikum dengan aman dan nyaman. Pekerjaan
atau praktikum dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh praktikum
tersebut, akan memunculkan resiko namun dapat dihindari. Pekerjaan atau

1
praktikum dikatakan nyaman jika para pekerja atau praktikan yang
bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah,
sehingga tidak mudah lelah dan tidak akan menyebabkan kecelakaan.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah
diatur sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang
diharapkan. Begitu banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan
dan keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud keselamatan kerja dilaboratorium ?
2. Bagaimana prosedur keselamatan dan kesehatan kerja dilaboratorium?
3. Apa saja petunjuk simbol keselamatan kerja di laboratorium ?
4. Seperti apa prosedur keselamatan kerja di Laboratorium IPA?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi keselamaatan kerja dilaboratorium.
2. Untuk mengetahui prosedur keselamatan dan kesehatan kerja
dilaboratorium.
3. Untuk mengetahui petunjuk simbol keselamatan kerja di laboratorium
4. Untuk mengetahui prosedur keselamatan kerja di Laboratorium IPA.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keselamatan Kerja di Laboratoium


Keselamatan dan Keamanan Kerja atau laboratory safety (K3)
memerlukan perhatian khusus, karena penelitian menunjukkan telah terjadi
kecelakaan kerja dengan intensitas yang mengkawatirkan yaitu 9 orang/hari.
Oleh karena itu K3 seyogyanya melekat pada pelaksanaan praktikum dan
penelitian di laboratorium. Laboratorium adalah tempat staf pengajar,
mahasiswa dan pekerja lab melakukan eksprimen dengan bahan kimia alat
gelas dan alat khusus. Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut berpotensi
terjadinya kecelakaan kerja. Pada umumnya kecelakan kerja penyebab
utamanya adalah kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan
upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan dg cara membina dan
mengembangkan kesadaran (attitudes) akan pentingnya K3 di laboratorium.
Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan secara cukup
(tidak berlebihan) dan relevan untuk mengetahui sumber bahaya di
laboratorium dan akibat yang ditimbulkan serta cara penanggulangannya. Hal
tersebut perlu dijelaskan berulang ulang agar lebih meningkatkan
kewaspadaan. Keselamatan yg dimaksud termasuk orang yg ada disekitarnya.

2.2 Jenis Bahaya Pada Percobaan Fisika


1. Aliran listrik
Penggunaan peralatan dengan daya yang besar akan memberikan
kemungkinan-kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan kerja. Beberapa
faktor yang harus diperhatikan antara lain :
a. Pemakaian safety switches yang dapat memutus arus listrik jika
penggunaan melebihi limit/batas yang ditetapkan oleh alat.
b. Improvisasi terhadap peralatan listrik harus memperhatikan standar
keamanan dari peralatan.
c. Penggunaan peralatan yang sesuai dengan kondisi kerja sangat
diperlukan untuk menghindari kecelakaan kerja.

3
d. Berhati-hati dengan air. Jangan pernah meninggalkan perkerjaan
yang memungkinkan peralatan listrik jatuh atau bersinggungan
dengan air. Begitu juga dengan semburan air yang langsung
berinteraksi dengan peralatan listrik.
e. Berhati-hati dalam membangun atau mereparasi peralatan listrik agar
tidak membahayakan penguna yang lain dengan cara memberikan
keterangan tentang spesifikasi peralatan yang telah direparasi.
f. Pertimbangan bahwa bahan kimia dapat merusak peralatan listrik
maupun isolator sebagai pengaman arus listrik. Sifat korosif bahan
kimia dapat menyebabkan kerusakan pada komponen listrik.
g. Perhatikan instalasi listrik jika bekerja pada atmosfer yang mudah
meledak. Misalnya pada lemari asam yang digunakan untuk
pengendalian gas yang mudah terbakar.
h. Pengoperasian suhu dari peralatan listrik akan memberikan pengaruh
pada bahan isolator listrik. Temperatur sangat rendah menyebabkan
isolator akan mudah patah dan rusak. Isolator yang terbuat dari
bahan polivinil clorida (PVC) tidak baik digunakan pada suhu di
bawah 0 ºC. Karet silikon dapat digunakan pada suhu –50 ºC. Batas
maksimum pengoperasian alat juga penting untuk diperhatikan.
Bahan isolator dari polivinil clorida dapat digunakan sampai pada
suhu 75 ºC, sedangkan karet silikon dapat digunakan sampai pada
suhu 150 ºC.
2. Radiasi
Radiasi dapat dikeluarkan dari peralatan semacam X-ray difraksi
atau radiasi internal yang digunakan oleh material radioaktif yang dapat
masuk ke dalam badan manusia melalui pernafasan, atau serapan melalui
kulit. Non-ionisasi radiasi seperti ultraviolet, infra merah, frekuensi
radio, laser, dan radiasi elektromagnetik dan medan magnet juga harus
diperhatikan dan dipertimbangkan sebagai sumber kecelakaan kerja.
3. Mekanik
Walaupun industri dan laboratorium modern lebih didominasi oleh
peralatan yang terkontrol oleh komputer, termasuk di dalamnya robot
pengangkat benda berat, namun demikian kerja mekanik masih harus

4
dilakukan. Pekerjaan mekanik seperti transportasi bahan baku,
penggantian peralatan habis pakai, masih harus dilakukan secara manual,
sehingga kesalahan prosedur kerja dapat menyebabkan kecelakaan kerja.
Peralatan keselamatan kerja seperti helmet, sarung tangan, sepatu, dan
lain-lain perlu mendapatkan perhatian khusus dalam lingkup pekerjaan
ini.
4. Api
hampir semua laboratorium atau industri menggunakan bahan
kimia dalam berbagai variasi penggunaan termasuk proses pembuatan,
pemformulaan atau analisis. Cairan mudah terbakar yang sering
digunakan dalam laboratorium atau industri adalah hidrokarbon. Bahan
mudah terbakar yang lain misalnya pelarut organik seperti aseton,
benzen, butanol, etanol, dietil eter, karbon disulfida, toluena, heksana,
dan lain-lain. Para pekerja harus berusaha untuk akrab dan mengerti
dengan informasi yang terdapat dalam Material Safety Data Sheets
(MSDS). Dokumen MSDS memberikan penjelasan tentang tingkat
bahaya dari setiap bahan kimia, termasuk di dalamnya tentang kuantitas
bahan yang diperkenankan untuk disimpan secara aman.
Sumber api yang lain dapat berasal dari senyawa yang dapat
meledak atau tidak stabil. Banyak senyawa kimia yang mudah meledak
sendiri atau mudah meledak jika bereaksi dengan senyawa lain. Senyawa
yang tidak stabil harus diberi label pada penyimpanannya. Gas
bertekanan juga merupakan sumber kecelakaan kerja akibat terbentuknya
atmosfer dari gas yang mudah terbakar.
Kebakaran merupakan salah satu bahaya di laboratorium.
Berdasarkan klasifikasi oleh NFPA (National Fire Protection Agency),
api dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Kelas A, yaitu jenis api biasa yang berasal dari kertas, kayu, atau
plastic yang terbakar
b. Kelas B, yaitu jenis api yang ditimbulkan oleh zat mudah terbakar
dan mudah menyala seperti bensin, kerosin, pelarut organic umum
yang digunakan di laboratorium.
c. Kelas C, yaitu jenis api yang timbul dari peralatan listrik

5
d. Kelas D, yaitu jenis api yang timbul dari logam mudah menyala
seperti magnesium, titanium, kalium, dan natrium.
Jika terjadi kebakaran, alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) yang
digunakan harus disesuaikan dengan penyebab timbulnya api. Beberapa
jenis pemadam kebakaran yang dapat digunakan adalah:
a. Air (water extinguisher); Sangat cocok untuk api kelas A, tetapi
tidak cocok untuk api kelas B, C, dan D.
b. Uap air (watermist extinguisher); Sangat cocok untuk api kelas A
dan C
c. Bahan kimia kering (dry chemical extinguisher); Sangat berguna
untuk api kelas A, B, dan C dan merupakan pilihan terbaik untuk
semua jenis kebakaran. Jenis dray chemical extinguisher yang
digunakan adalah:
1) Untuk api kelas B dan C, bahan kimia yang digunakan
2) mengandung natrium atau kalium karbonat
3) Untuk api kelas A, B, dan C, bahan kimia yang digunakan
mengandung ammonium fosfat
d. Karbondioksida (CO2 extinguisher); Dipergunakan bagi api kelas B
dan C pemadaman kebakaran dari karbondioksida lebih baik dari dry
chemichhal karena tidak meninggalkan zat berbahaya sesudahnya.
Paling baik digunakan untuk api yang berasal dari listrik.
e. Personal Protective Equipment (PPE); Perlengkapan pelindung
individu (personal protective equipment) yang umumnya harus
digunakan adalah jas laboratorium, sarung tangan, masker, sepatu
pengaman, dan pelindung mata.
5. Suara (kebisingan)
Sumber kecelakaan kerja yang satu ini pada umumnya terjadi pada
hampir semua industri, baik industri kecil, menengah, maupun industri
besar. Generator pembangkit listrik, instalasi pendingin, atau mesin
pembuat vakum, merupakan sekian contoh dari peralatan yang
diperlukan dalam industri. Peralatan-peralatan tersebut berpotensi
mengeluarkan suara yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan
gangguan kesehatan kerja. Selain angka kebisingan yang ditimbulkan

6
oleh mesin, para pekerja harus memperhatikan berapa lama mereka
bekerja dalam lingkungan tersebut. Pelindung telinga dari kebisingan
juga harus diperhatikan untuk menjamin keselamatan kerja.
Laboratorium menghadapi beragam resiko, dari dalam laboratorium
maupun dari luar laboratorium. Beberapa resiko mungkin hanya
mempengaruhi laboratorium itu sendiri, tapi beberapa resiko bisa
mempengaruhi perusahaan atau lembaga dimana laboratorium itu berada,
atau bahkan mempengaruhi masyarakat secara umum.
6. Bahaya fisik
Beberapa kegiatan di laboratorium menimbulkan resiko fisik bagi
petugas karena zat atau peralatan yang digunakan, seperti misalnya :
a. Gas yang dimampatkan
b. Kriogen tidak mudah menyala
c. Reaksi tekanan tinggi
d. Kerja vakum
e. Bahaya frekuensi radio dan gelombang mikro
f. Bahaya listik
Petugas di laboratorium juga menghadapi bahaya di tempat kerja
umum akibat kondisi atau aktifitas di laboratorium, seperti :
a. Luka terpotong
b. Tergelincir
c. Tersandung
d. Terjatuh

2.3 Tata Tertib Laboratorium


Tata tertib selama di laboratorium sebagai berikut
a. Siswa tidak diperkenankan masuk kedalam laboratorium tanpa seizin
guru.
b. Siswa diharuskan mengenakan jas lab selama berada di laboratorium.
c. Siswa tidak diperkenankan membawa makanan dan minuman kedalam
laboratorium.
d. Siswa tidak diperkenankan bercanda, bermain-main maupun berlari-
larian didalam laboratorium.

7
e. Orang yang tidak berkeprentingan dilarang memasuki laboratorium
selama kegiatan praktikum berlangsung.
f. Siswa harus membaca prosedur kerja dan manual alat sebelum
mwnggunakan alat-alat di laboratorium.
g. Alat serta bahan yang ada di laboratorium tidak diperkenankan untuk
diambil keluar tanpa seizin guru.
h. Alat dan bahan harus digunakan sesuai dengan petunjuk praktikum yang
diberikan.
i. Jika ada alat-alat yang rusak atau pecah, hendaknya segera melapor pada
guru.
j. Jika dalam melakukan percobaan tidak mengerti atau ragu-ragu,
segeralah bertanya pada guru.
k. Jika terjadi kecelakaan sekecil apapun segera laporkan pada guru.
l. Dalam melakukan percoban hendaknya menggunakan bahan sesuai
dengan petunjuk.
m. Setelah selesai percobaan, alat-alat harus dikembalikan ketempat semula
dalam keadaan kering dan bersih.
n. Buanglah sampah pada tempat sampah yang sudah disediakan, jangan
pada bak cuci.
o. Sebelum meninggalkan laboratorium, meja praktikum harus dalam
keadaan bersih, kran air dan gas ditutup, kontak listrik dicabut.

2.4 Peraturan Keselamatan Kerja


Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :
a. Kesehatan , keselamatan dan kesejahteraan orang yg bekerja di
laboratorium.
b. Mencegah orang lain terkena resiko terganggu kesehatannya akibat
kegiatan di laboratorium.
a. Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar
dan beracun
c. Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke
udara, sehingga tidak berdampak negative terhadap lingkungan.

8
Aturan umum yang terdapat dalam peraturan itu menyangkut hal hal sebagai
berikut :
a. Orang yang tak berkepintingan dilarang masuk laboratorium, untuk
mencegah hal yang tidak diinginkan.
b. Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi
mengenai bahaya bahan kimia, alat alat dan cara pemakaiannya.
c. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya
untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
d. Harus tau cara pemakaian alat emergensi : pemadam kebakaran, eye
shower, respirator dan alat keselamatan kerja yang lain.
e. Setiap laboran /Pekerja laboratorium harus tau memberi pertolongan
darurat (P3K).
f. Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan
dihapalkan saja
g. Dilarang makan minum dan merokok di lab, bhal ini berlaku juga
untuk laboran dan kepala Laboratorium.
h. Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika
bekerja di laboratorium
i. Jauhkan alat alat yang tak digunakan, tas,hand phone dan benda lain dari
atas meja kerja.

2.5 Alat Alat Keselamatan Kerja Di Laboratorium


Macam-macam alat keselamatan kerja di laboratorium adalah sebagai berikut:
a. Pemadam Kebakaran(Hydrant Tabung)
b. Eye Washer
c. Water Shower
d. Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
e. Jas Laboratorium
f. Peralatan Pembersih
g. Obat-Obatan
h. Kapas
i. Plaster Pembalut

9
2.6 Petujuk simbol keselamatan kerja di Laboratorium
Hal pertama yang harus diketahui terkait keselamatan kerja di
laboratorium biologi yaitu terkait simbol keselamatan. Simbol-simbol ini
biasanya ditemukan pada bahan kimia. Tujuannya yaitu untuk menjaga
peneliti atau siapa saja yang ada di lab tersebut tetap aman. Berikut ini
gambar simbol bahan kimia yang harus dipahami.
1. Flammable – gambar api
Jika Anda menemui simbol
bergambar api pada suatu bahan atau
zat, artinya kandungan tersebut mudah
terbakar. Contoh bahan mudah
terbakar yang biasanya digunakan di
dalam laboratorium biologi adalah
minyak tanah, alkohol, dan natrium. Namun, apa yang harus Anda
lakukan apabila terjadi kebakaran di laboratorium biologi? Jika
kebakaran terjadi karena alkohol atau minyak tanah, coba padamkan
dengan lap basah. Pastikan pula Anda selalu sedia tabung pemadam
kebakaran di dalam laboratorium.
2. Toxic – gambar tengkorak
Simbol keselamatan kerja di
laboratorium biologi yang bergambar
tengkorak menandakan bahwa suatu
zat mengandung racun atau
bersifat toxic. Beberapa contoh zat yang dimaksud adalah gas klorin,
merkuri, karbon tertraklorida, dan sianida. Walaupun mungkin terkesan
sepele, zat-zat toxic ini apabila terhirup, tertelan, atau terserap melalui
kulit, bisa menyebabkan kecelakaan, cedera, bahkan hingga kematian.
Apabila terjadi kasus zat berbahaya yang tertelan atau terhirup,
segera muntahkan saat itu juga. Setelahnya, konsumsilah susu karena
susu dipercaya bisa membantu menetralkan tubuh Anda dari kontaminasi
zat-zat kimia.
3. Bau menyengat – gambar tanda silang

10
Untuk zat-zat yang memiliki bau tajam atau menyengat, biasanya
akan ditandai dengan simbil keselamatan kerja di laboratorium biologi
bergambar silang. Contoh zat berbau menyengat adalah amonia, uap
bromin, kloroform, dan asam sulfat. Jadi, jika Anda melakukan
eksperimen dengan bahan-bahan ini, jangan lupa menutup mulut dan
hidung dengan kain kasa sebelumnya. Apabila tidak sengaja tercium,
segera coba untuk muntahkan.
4. Korosif – gambar cairan yang dituangkan
Jika Anda melihat simbol
dengam gambar cairan yang sedang
tertuang ke tangan, tandanya suatu
bahan di laboratorium biologi bersifat
korosif. Biasanya simbol ini ditujukan
untuk bahan-bahan dengan kandungan
asam dan basa yang kuat. Jangan pernah menyentuhnya karena bahan-
bahan tersebut bisa berisiko merusak jaringan hidup.
5. Mudah meledak – gambar ledakan
Pernah melihat film atau video
terjadinya ledakan di dalam
laboratorium? Bisa jadi karena
seseorang tidak memperlakukan suatu
zat atau bahan dengan seharusnya.
Biasanya, zat atau bahan-bahan mudah
meledak ini diberi simbol keselamatan kerja di laboratorium biologi
bergambar ledakan.
Contoh dari zat yang mudah meledak adalah campuran antara
oksigen dan hidrogen. Risiko ledakan akan lebih tinggi jika campuran
tersebut terkena benturan, gesekan, panas, maupun kontak dengan api.
6. Radioaktif – gambar menyerupai kipas angin
Apabila menemui simbol
keselamatan kerja di laboratorium
biologi yang gambarnya menyerupai
kipas angin, artinya suatu zat bersifat

11
radioaktif. Contoh zat yang dimaksud adalah plutonium dan uranium.
Apabila zat bersifat radioaktif, berarti zat tersebut bisa memancarkan
sinar radiasi yang akan menyebabkan efek racun, baik dalam jangka
waktu singkat maupun lama.

BAB 3
PENUTUPAN

3.2 Kesimpulan
Secara umum beberapa peristiwa yang pernah terjadi di laboratorium
dapat merupakan cermin bagi setiap orang untuk meningkatkan
kewaspadaannya ketika bekerja di laboratorium. Peristiwa-peristiwa tersebut
kadang-kadang terlalu pahit untuk dikenang, namun meninggalkan kesan
pendidikan yang baik, agar tidak melakukan kesalahan dua kali pada
peristiwa yang sama. Oleh karena itu, untuk mengurangi bahaya yang terjadi,
setiap pengguna laboratorium (mahasiswa, dosen, peneliti dan sebagainya)
harus melakukan pekerjaannya menurut praktek laboratorium yang benar.
Pengelolaan (manajemen) risiko keselamatan dan kesehatan kerja di
laboratorium sains tidak sekadar menyangkut aspek teknis persiapan,
pelaksanaan dan aktvitas pasca kegiatan laboratorium, namun yang juga
penting adalah kesadaran dan pemahaman perihal kesiapan mental psikologis
potensi risiko dan penanganannya. Banyak kasus kecelakaan kerja di
laboratorium terjadi karena perilaku siswa yang tidak memperhatikan aspek
mental ini. Banyak bercanda, tidak fokus atau konsentrasi, kurang perhatian
terhadap prosedur kerja, adalah beberapa faktor yang sering menjadi
penyebab terjadinya kecelakaan kerja.
Prinsip promotif-persuasif, preventif, perlindungan dan penanganan
secara tepat dan terpadu perlu diperhatikan guru, siswa dan laboran dalam
melaksanakan aktivitas kerja laboratorium. Menangani risiko kecelakaan
kerja perlu dilakukan secara tenang dan diupayakan penciptaan kondisi
nyaman, melalui identifikasi risiko atau bahaya, pengurangan dampak risiko
secara mental-psikologik, pemberian tindakan secara cepat, dan pemberian

12
tindakan lanjut. Lebih dari itu, persiapan, pengembangan dan evaluasi berkala
sistem manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium
perlu dilakukan demi tercapainya situasi belajar yang nyaman dan menjamin
keselamatan semua yang terlibat di aktivitas laboratorium.

13

Anda mungkin juga menyukai