Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

OLEH :

NIA RAMADANI
(2020005010)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

            Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
mengizinkan penulis untuk membuat sebuah makalah Pengelolan laboratorium
tentang keselamatan kerja laboratorium karena ridhanya lah penulis dapat menerbitkan
makalah ini.
            Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT dan dan
dosen pengampu ibu Puji Hariati W, M.Pd. dan orang-orang yang telah mendukung.
Dalam penulisan makalah ini penulis mendapatkan banyak ilmu pengetahuan
yang baru, dan penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu masukan dan saran sangat penulis perlukan untuk makalah ini.
Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya dan jadi pedoman bagi yang membacanya.
Wallahu a’lam bi al-shawab

Yogyakarta, 08 Desember 2020


  

   PENULIS
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………..
Daftar Isi…………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang……………………………………………………………..
1.2  Rumusan Masalah………………………………………………………….
1.3  Tujuan………………………………………………………………………
BAB II  PEMBAHASAN
     2.1 Pengertian Keselamatan Kerja Pada Laboratorium………………………..
     2.2 Jenis Bahaya Pada Percobaan Fisika………………………………………
     2.3 Tata Tertib Guru dan Siswa Dalam Labortorium………………………….
     2.4 Kontrak Keselamatan Dalam Laboratorium………………………………
BAB III  PENUTUP
     3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..
     3.2 Saran……………………………………………………………………....
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau Praktikan, dosen, dan
peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari
berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang
bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang
ada di dalam Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko
tinggi bagi Praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan
prosedur penggunaan alat yang akan digunakan .
Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dan kesadaran terhadap keselamatan dan
bahaya kerja dilaboratorium.Telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita luka
baik yang bersifat luka permanen, luka ringan, maupun gangguan kesehatan dalam yang
dapat menyebabkan penyakit kronis maupun akut, serta kerusakan terhadap fasilitas –
fasilitas dan peralatan penunjang Praktikum yang sangat mahal harganya. Semua
kejadian ataupun kecelakaan kerja di laboratorium sebenarnya dapat dihindari dan
diantisipasi jika para Praktikan mengetahui dan selalu mengikuti prosedur kerja yang
aman di laboratorium.
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu
ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja.
Keamanan laboratorium merupakan hal yang penting, sebagai upaya keselamatan
dalam melaksanakan pemeriksaan/praktikum di laboratorium, dengan tujuan
melindungi pekerja/praktikan dan orang disekitarnya dari resiko terkena gangguan
kesehatan yang ditimbulkan laboratorium.
Keselamatan kerja dalam Laboratorium Fisika adalah menyangkut keselamatan
keselamatan orang yang melakukan melakukan kegi kegiat atan an di labor laborat ator
orium ium dan dan kese kesela lama mata tan n alat alat-al -alat at labor laborat ator
orium ium yang yang digu diguna nakan kanny nya. a. Kesela Keselamat matan an
kerja kerja di labora laborator torium ium perlu perlu diperh diperhati atikan kan dalam
dalam rangka rangka mencega mencegah  terjadi terjadiny inyaa kecelakaan kerja bagi
orang yang melakukan kegiatan atau perkerjaan di laboratorium dan mencegah
terjadinya kerusakan alat laboratorium yang digunakannya. Untuk mencegah terjadinya
terjadinya kecelakaan kecelakaan kerja akibat kesalahan kesalahan cara dan prosedur
prosedur melakukan tata tertib tertib laboratori  pekerjaan, maka perlu diadakan tata
laboratorium um dan  pedoman kegiatan laboratorium yang yang jelas, jelas, sedangk
sedangkan an untuk untuk menceg mencegah ah terjad terjadiny inyaa kerusa kerusakan
kan alat-a alat-alat lat labora laborator torium ium akibat akibat manual pengguna
penggunaan an alat alat dan  penuntun percobaan, kesalahan kesalahan pengoperasian
pengoperasian alat-alat alat-alat maka manual harus selalu tersedia bagi setiap yang
akan menggunakan alat-alat itu. Akan tetapi, walaupun segala upaya telah dilakukan,
kecelakaan kerja dan kerusakan alat tetap bisa terjadi. Untuk  mengatasi mengatasi
kecelakan kerja dan kerusakan kerusakan alat yang terjadi maka diperlukan alat
keselamatan, dan alat-alat untuk perbaikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja jenis bahaya pada percobaan fisika ?
2. Bagaimana tata tertib guru dan siswa di dalam laboratorium ?
3. Apa saja yang terdapat dalam kontrak keselamatan kerja laboratorium ?
4. Bagaimana prosedur bekerja yang aman di laboratorium ?

1.3 Tujuan
1.Dapat mengetahui jenis bahaya pada percobaan fisika.
2. Dapat mengetahui tata tertib guru dan siswa di dalam laboratorium.
3. Dapat mengetahui kontrak keselamatan kerja laboratorium.
4. Dapat mengetahui prosedur bekerja yang aman di laboratorium.
 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keselamatan Kerja Laboratorium

Keselamatan dan Keamanan Kerja atau laboratory safety (K3) memerlukan


perhatian khusus , karena penelitian menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja dengan
intensitas yang mengkawatirkan yaitu 9 orang/hari . Oleh karena itu K3 seyogyanya
melekat pada pelaksanaan praktikum dan penelitian di laboratorium.
Laboratorium adalah tempat staf pengajar, mahasiswa dan pekerja lab melakukan
eksprimen dengan bahan kimia alat gelas dan alat khusus. Penggunaan bahan kimia dan
alat tersebut berpotensi terjadinya kecelakaan kerja. Pada umumnya kecelakan kerja
penyebab utamanya adalah kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan
upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara membina dan
mengembangkan kesadaran (attitudes) akan pentingnya K3 di laboratorium.
Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan secara cukup (tidak
berlebihan) dan relevan untuk mengetahui sumber bahaya di laboratorium dan akibat
yang ditimbulkan serta cara penanggulangannya. Hal tersebut perlu dijelaskan berulang
ulang agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Keselamatan yg dimaksud termasuk
orang yg ada disekitarnya.

2.2 Jenis Bahaya Pada Percobaan Fisika

Bahaya adalah sumber, situasi, atau tindakan yang dapat berpotensi


menimbulkan cidera atau penyakit atau kombinasi keduanya. Bekerja di laboratorium
mengandung bahaya berupa kecelakaan. Kecelakaan yamg sering terjadi di
laboratorium berupa kebakaran, kesakitan, kematian dan kerugian akibat kecelakaan
ataupun kerusakan peralatan laboratorium. Untuk menghindari dan meminimalkan
kemungkinan terjadinya potensi bahaya di tempat kerja,  Pengenalan potensi bahaya di
tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja,
serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam rangka
pencegahan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi.
Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber
dari berbagai faktor, antara lain :
1) faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan
kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri;
2) faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di
dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan
baku, baik produk antara maupun hasil akhir;
3) faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama
apabila manusia yang melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam
kondisi kesehatan yang prima baik fisik maupun psikis.

A.  Jenis-jenis Bahaya dalam Laboratorium


Jenis-jenis bahaya dalam laboratorium diantaranya adalah :
a.  Kebakaran, sebagai akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar
seperti pelarut organik, aseton, benzene, etil alcohol, etil eter, dll.
b.  Ledakan, sebagai akibat reaksi eksplosif dari bahan-bahan reaktif seperti
oksidator.
c.  Keracunan bahan kimia yang berbahaya, seperti arsen, timbal, dll.
d.  Iritasi yaitu peradangan pada kulit atau saluran pernapasan dan juga pada mata
sebagai kontak langsung dengan bahan-bahan korosif.
e.  Luka pada kulit atau mata akibat pecahan kaca, logam, kayu dll
f.  Sengatan listrik.

B. Beberapa sumber bahaya dalam percobaan fisika di laboratorium dapat


dikategorikan sebagai berikut :

a. Aliran Listrik
Penggunaan peralatan dengan daya yang besar akan memberikan kemungkinan-
kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan kerja. Beberapa faktor yang harus
diperhatikan antara lain:
(1). Pemakaian safety switches yang dapat memutus arus listrik jika penggunaan
melebihi limit/batas yang ditetapkan oleh alat.

(2). Improvisasi terhadap peralatan listrik harus memperhatikan standar keamanan


dari peralatan.
(3). Penggunaan peralatan yang sesuai dengan kondisi kerja sangat diperlukan
untuk menghindari kecelakaan kerja.

(4) Berhati-hati dengan air. Jangan pernah meninggalkan perkerjaan yang


memungkinkan peralatan listrik jatuh atau bersinggungan dengan air. Begitu
juga dengan semburan air yang langsung berinteraksi dengan peralatan
listrik.

(5). Berhati-hati dalam membangun atau mereparasi peralatan listrik agar tidak
membahayakan penguna yang lain dengan cara memberikan keterangan
tentang spesifikasi peralatan yang telah direparasi.

(6). Pertimbangan bahwa bahan kimia dapat merusak peralatan listrik maupun
isolator sebagai pengaman arus listrik. Sifat korosif bahan kimia dapat
menyebabkan kerusakan pada komponen listrik.

(7). Perhatikan instalasi listrik jika bekerja pada atmosfer yang mudah meledak.
Misalnya pada lemari asam yang digunakan untuk pengendalian gas yang
mudah terbakar.

(8). Pengoperasian suhu dari peralatan listrik akan memberikan pengaruh pada
bahan isolator listrik. Temperatur sangat rendah menyebabkan isolator akan
mudah patah dan rusak. Isolator yang terbuat dari bahan polivinil
clorida (PVC) tidak baik digunakan pada suhu di bawah 0 ºC. Karet silikon
dapat digunakan pada suhu –50 ºC. Batas maksimum pengoperasian alat juga
penting untuk diperhatikan. Bahan isolator dari polivinil clorida dapat
digunakan sampai pada suhu 75 ºC, sedangkan karet silikon dapat digunakan
sampai pada suhu 150 ºC.
     
      b. Keracunan
Keracunan akibat penyerapan zat kimia beracun (toxic) baik melalui oral maupun
kulit. Keracunan dapat bersifat akut atau kronis. Akut artinya dapat memberikan akibat
yangdapat dilihat atau dirasakan dalam waktu singkat. Misalnya, keracunan fenol dapat
menyebabkan diare dan keracunan karbon monoksida dapat menyebabkan pingsan atau
kematian dalam waktu singkat. Kronis artinya pengaruh dirasakan setelah waktu yang
lama, akibat penyerapan bahan kimia yang terakumulasi terus menerus.
Contoh menghirup udara benzena, kloroform, atau karbon tetraklorida terus menerus
dapat menyebabkan sakit hati (lever). Uap timbal dapat menyebabkan kerusakan dalam
darah.

c. Api
Hampir semua laboratorium atau industri menggunakan bahan kimia dalam
berbagai variasi penggunaan termasuk proses pembuatan, pemformulaan atau analisis.
Cairan mudah terbakar yang sering digunakan dalam laboratorium atau industri adalah
hidrokarbon. Bahan mudah terbakar yang lain misalnya pelarut organik seperti aseton,
benzen, butanol, etanol, dietil eter, karbon disulfida, toluena, heksana, dan lain-lain.
Para pekerja harus berusaha untuk akrab dan mengerti dengan informasi yang terdapat
dalam Material Safety Data Sheets (MSDS). Dokumen MSDS memberikan penjelasan
tentang tingkat bahaya dari setiap bahan kimia, termasuk di dalamnya tentang kuantitas
bahan yang diperkenankan untuk disimpan secara aman.
Sumber api yang lain dapat berasal dari senyawa yang dapat meledak atau tidak
stabil. Banyak senyawa kimia yang mudah meledak sendiri atau mudah meledak jika
bereaksi dengan senyawa lain. Senyawa yang tidak stabil harus diberi label pada
penyimpanannya. Gas bertekanan juga merupakan sumber kecelakaan kerja akibat
terbentuknya atmosfer dari gas yang mudah terbakar.
Kebakaran merupakan salah satu bahaya di laboratorium. Berdasarkan klasifikasi
oleh NFPA (National Fire Protection Agency), api dapat diklasifikasikan menjadi:
1.  Kelas A, yaitu jenis api biasa yang berasal dari kertas, kayu, atau plastic yang
terbakar
2.  Kelas B, yaitu jenis api yang ditimbulkan oleh zat mudah terbakar dan mudah
menyala seperti bensin, kerosin, pelarut organic umum yang digunakan di
laboratorium.
3.  Kelas C, yaitu jenis api yang timbul dari peralatan listrik
4.  Kelas D, yaitu jenis api yang timbul dari logam mudah menyala seperti
magnesium, titanium, kalium, dan natrium.

      Jika terjadi kebakaran, alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) yang


digunakan harus disesuaikan dengan penyebab timbulnya api. Beberapa jenis pemadam
kebakaran yang dapat digunakan adalah:
1.  Air (water extinguisher); Sangat cocok untuk api kelas A, tetapi tidak cocok
untuk api kelas B, C, dan D.
2.  Uap air (watermist extinguisher); Sangat cocok untuk api kelas A dan C
3.  Bahan kimia kering (dry chemical extinguisher); Sangat berguna untuk api
kelas A, B,  dan C dan merupakan pilihan terbaik untuk semua jenis
kebakaran. Jenis dray chemical extinguisher yang digunakan adalah:
a)  Untuk api kelas B dan C, bahan kimia yang digunakan mengandung
natrium atau kalium karbonat
b)  Untuk api kelas A, B, dan C, bahan kimia yang digunakan
mengandung ammonium fosfat
4.   Karbondioksida (CO2 extinguisher); Dipergunakan bagi api kelas B dan C
pemadaman kebakaran dari karbondioksida lebih baik dari dry chemichhal
karena tidak meninggalkan zat berbahaya sesudahnya. Paling baik digunakan
untuk api yang berasal dari listrik.
5.  Personal Protective Equipment (PPE); Perlengkapan pelindung individu
(personal protective equipment) yang umumnya harus digunakan adalah jas
laboratorium, sarung tangan, masker, sepatu pengaman, dan pelindung mata.

2.3 Tata tertib guru dan siswa di dalam laboratorium

SEBELUM PRAKTIKUM
1.  Siswa wajib datang tepat waktu.
2.  Siswa tidak diperkenankan masuk ke ruang Laboratorium tanpa seizin guru.
3.  Siswa diperkenankan masuk ke ruang Laboratorium setelah semua peralatan
siap dan dalam kondisi layak digunakan.
4.  Siswa yang terlambat kurang dari 15 menit diperkenankan memasuki
Laboratorium setelah mendapat izin dari guru.
5.  Siswa yang terlambat lebih dari 15 menit tidak diperkenankan memasuki
Laboratorium (kecuali alasan tertentu).
6.  Siswa tidak diperkenankan membawa makanan/ minuman ke ruang
Laboratorium, kecuali untuk praktikum.

SELAMA PRAKTIKUM
1. Tidak diperkenankan bekerja menurut kemauan sendiri
2. Tidak diperkenankan bersendau gurau dan mengganggu teman lain yang
sedang bekerja.
3. Mencoba-coba alat atau bahan praktikum yang membahayakan diri sendiri atau
orang lain.
4. Dilarang mencorat-coret bangku/ ruang laboratorium.
5. Alat-alat/ bahan praktikum harus digunakan sesuai dengan petunjuk
penggunaan atau sesuai anjuran guru.
6. Dalam melakukan praktikum, hendaknya digunakan bahan yang secukupnya.
7. Jika dalam praktikum siswa merusakkan/ memecahkan alat, maka yang
bersangkutan wajib menggantinya.
8. Jika dalam praktikum terjadi kecelakaan (kena pecahan kaca, terbakar,
tertusuk, tertelan bahan kimia) harap segera melapor kepada guru.
9. Dilarang mencicipi/ memakan sesuatu dalam praktikum kalau guru tidak
menyuruh untuk melakukannya.
10. Bertanyalah pada guru apabila kurang paham tentang praktikum yang akan
dilaksanakan.
11. Label/ etiket bahan yang rusak/ hilang harap segera dilaporkan kepada guru.
12.  Jagalah kebersihan dan buanglah sampah pada tempatnya.
13.  Jagalah bermain-main selama praktikum berlangsung.
14.  Menggunakan alat-alat / bahan-bahan kimia diluar petunjuk praktiku tanpa
izin guru pembimbing
15.  Mencoba-coba mencampurkan zat -zat kimia yang tersedia tanpa seizin guru
pembimbing atau yang tidak sesuai dengan buku petunjuk praktikum
16.  Membuang sampah yang tidak larut dibak cuci sebab akan menyumbat
saluran. Buanglah sampah ditempat sampah.

SETELAH PRAKTIKUM
1. Cuci tangan setelah praktikum berakhir.
2. Setelah selesai praktikum, alat-alat/ bahan hendaknya dikembalikan ke tempat
semula dalam keadaan lengkap, bersih dan siap pakai.
3.  Sebelum meninggalkan ruang Laboratorium, meja praktikum harus dalam
keadaan bersih, kursi diletakkan diatas meja, kran air dan gas ditutup rapat,
kontak listrik dicabut.
4.  Dilarang membawa alat-alat dan bahan laboratorium ke luar laboratorium
tanpa seijin guru atau petugas.
5.  Membuat laporan sementara (data percobaan) dan di paraf oleh guru / laboran
6.  Membuat laporan lengkap seminggu setelah percobaan dan menyerahkan
kepada guru pembimbing, sebelum pelaksanaan praktikum selanjutnya.

BAGI GURU
1. Berilah penjelasan kepada siswa sehingga siswa mau menghayati tata tertib
laboratorium bagi siswa .
2. Awasilah siswa yang sedang melaksanakan kegiatan Lab.
3. Berusahakah agar siswa penuh disiplin.
4. Siapkanlah alat dan bahan yang akan dipakai untuk kegiatan.
5. Berikanlah penjelasan setiap alat yang masih asing, mudah rusak, dan bahan
berbahaya bagi siswa.
6. Beritahukanlah pada siswa pengunaan alat listrik.
7. Usahakanlah agar laboratorium tetap bersih, tertib, rapih dan nyaman untuk
kegiatan.
8. Etiket pada botol harus benar dan jelas.
9. Berilah peringatan, petunjuk, dan larangan agar kegiatan berhasil sesuai tujuan.
10. Alat pemadam kebakaran harus selalu siap pakai.
11. Kotak P3 K selalu tersedia dan terawat, dan guru harus mampu menggunakan
isi kotak P3K itu.

11
12. Matikanlah semua lampu yang tidak digunakan, apabila akan meninggalkan
Laboratorium.
13. Guru harus mengatur suasana kegiatan dalam laboratoraium IPA dinamis,
tidak gaduh, dan tertib.
14. Usahakan agar laboratorium digunakan sesuai dengan jadwal, dan seefisien
mungkin.
16. Menuliskan catatan penting tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan pada
buku kegiatan harian lab yang tersedia.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

·         Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan secara cukup


(tidak berlebihan) dan relevan untuk mengetahui sumber bahaya di laboratorium dan
akibat yang ditimbulkan serta cara penanggulangannya. Hal tersebut perlu dijelaskan
berulang ulang agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Keselamatan yg dimaksud
termasuk orang yg ada disekitarnya.
·         Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk
mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja
yang mungkin terjadi. Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal
atau bersumber dari berbagai faktor, antara lain  faktor teknis faktor lingkungan,
dan faktor manusia.
·         Pengoperasian suhu dari peralatan listrik akan memberikan pengaruh pada
bahan isolator listrik. Temperatur sangat rendah menyebabkan isolator akan mudah
patah dan rusak. Isolator yang terbuat dari bahan polivinil clorida (PVC) tidak baik
digunakan pada suhu di bawah 0 ºC. Karet silikon dapat digunakan pada suhu –50 ºC.
Batas maksimum pengoperasian alat juga penting untuk diperhatikan. Bahan isolator
dari polivinil clorida dapat digunakan sampai pada suhu 75 ºC, sedangkan karet silikon
dapat digunakan sampai pada suhu 150 ºC.

3.2 Saran

Di dalam laboratorium terdapat bahan-bahan yang dapat membahayakan tubuh


baik luar maupun dalam. Oleh sebab itu, bekerja di dalam laboratorium harus berhati-
hati. Dari hal tersebut, keselamatan dan keamanan kerja harus selalu diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA

depkes.go.id. (n.d.). Retrieve Desember 08 , 2012, from


http://www.depkes.go.id/downloads/Kesehatan%20Kerja%20di%20Labkes.PDF
Dikti, T. S. (2002). pelatihan manajemen Laboratorium : Bahan Ajar. Yogyakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggiproyek PeningkatanManajemen Pendidikan
Tinggi.
healthsafetyprotection.com. (n.d.). Retrieved Desember 08 , 2012,from
http://healthsafetyprotection.com/jenis-jenis-alat-pemadan-portable-portable-fire-
extinguisher/
industrikimia.com. (n.d.). Retrieved Desember 08 , 2012, from
http://industrikimia.com/tutorial/mengenal-jenis-alat-pelindung-diri-apd
infokapal.wordpress.com. (2011, january 27). Retrieved Desember 08 , 2012,from
http://infokapal.wordpress.com/2011/01/27/mengenal-alat-pemadam-api-dan-
pemadamannnya/
jukrihimaki.blogspot.com. (n.d.). Retrieved Desember 08 , 2012, from
http://jukrihimaki.blogspot.com/2011/04/alat-pelindung-diri-adp.html
www.depkes.go.id. (n.d.). Retrieved Desember 08 , 2012,from
http://www.depkes.go.id/downloads/Kesehatan%20Kerja%20di%20Labkes.PDF

Anda mungkin juga menyukai