Anda di halaman 1dari 6

KONSEP DAN IMPLEMENTASI KESELAMATAN KERJA DI

LABORATORIUM
Dery Dewantara
Program Studi Teknik Elektronika Departemen Teknik Elektronika
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Email: derydewantara@ee.student.pens.ac.id
ABSTRAK
Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan di laboratorium sangat erat terkait dengan alat-alat gelas,
instrumen khusus dan bahan-bahan kimia. Penggunaan alat dan bahan kimia dapat mengakibatkan
kecelakaan jika pengguna laboratorium tidak memahami secara tepat tata cara penggunaannya.
Laboratorium merupakan tempat kerja yang memiliki banyak potensi bahaya. Beberapa teori
menyebutkan bahwa kecelakaan yang terjadi di tempat kerja merupakan akibat kesalahan dari
manusia dan manajemen. Makalah ini mendiskusikan tentang bagaimana menyusun dan
menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di laboratorium agar potensi bahaya yang
ada dapat dikendalikan dan meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja.
Kata Kunci : Keselamatan Kerja; Laboratorium

I. PENDAHULUAN kecelakaan, penyakit ataupun perubahan


dari kesehatan seseorang.
1.1 Latar Belakang
Kesehatan dan keselamatan kerja Dengan keselamatan dan kesehatan kerja
sanagat penting bagi kita untuk menciptakan maka para pihak diharapkan dapat
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari melakukan pekerjaan dengan aman dan
pencemaran lingkungan, sehingga dapat nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika
mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut,
dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya resiko yang mungkin muncul dapat dihindari.
dapat meningkatkan efisiensi dan Pekerjaan dikatakan nyaman jika para
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak pekerja yang bersangkutan dapat
saja menimbulkan korban jiwa maupun melakukan pekerjaan dengan merasa
kerugian materi bagi pekerja tetapi juga dapat nyaman dan betah, sehingga tidak mudah
merusak lingkungan yang pada akhirnya capek dan tidak akan menyebabkan
akan berdampak pada masyarakat luas. kecelakaan.
Kesehatan kerja mempengaruhi manusia Meskipun ketentuan mengenai
dalam hubunganya dengan pekerjaan dan kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur
lingkungan kerjanya, baik secara fisik sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya
maupun psikis yang meliputi, antara lain: tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak
metode bekerja, kondisi kerja dan lingkungan faktor di lapangan yang mempengaruhi
kerja yang mungkin dapat menyebabkan kesehatan dan keselamatan kerja seperti
faktor manusia, lingkungan dan psikologis.
1.2 Tujuan dan Manfaat baik jasmani maupun rohani. Dengan
1) Mengetahui konsep dasar K3 di keselamatan dan kesehatan kerja maka para
laboratorium pengguna diharapkan dapat melakukan
2) Mengetahui peraturan-peraturan K3 di pekerjaan dengan aman dan nyaman.
laboratorium
2.1.1 Peraturan-Peraturan K3
1.3 Batasan Masalah Tujuan peraturan keselamatan kerja
Adapun pembatasan masalah yang dikaji dimaksudkan untuk menjamin:
dalam penelitian ini terbatas pada konsep dan
1) Kesehatan, keselamatan dan
implementasi Kesehatan dan Keselamatan
kesejahteraan orang yang bekerja di
Kerja (K3) pada laboratorium.
laboratorium.
II. PEMBAHASAN 2) Mencegah orang lain terkena resiko
pekerjaan laboratorium yang
2.1 Konsep Dasar
menyebabkan terganggu kesehatannya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
akibat kegiatan di laboratorium.
adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
3) Mengontrol penyimpanan dan
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
penggunaan bahan yang mudah
jasmani maupun rohaniah tenaga kerja
terbakar dan beracun.
(laboran/analis) pada khususnya dan manusia
4) mengontrol pelepasan bahan berbahaya
pada umumnya, hasil karya dan budayanya
(gas) dan zat berbau ke udara, sehingga
menuju masyarakat adil dan makmur. Secara
tidak berdampak negatif terhadap
keilmuan K3 merupakan ilmu pengetahuan
lingkungan.
dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan Aturan umum yang terdapat dalam peraturan
penyakit akibat kerja. itu menyangkut hal-hal sebagai berikut:
Laboratorium merupakan kelengkapan 1) Orang yang tak berkepentingan
sebuah program studi yang digunakan untuk dilarang masuk laboratorium, untuk
meningkatkan ketrampilan penggunaan dan mencegah hal yang tidak diinginkan.
pemakaian bahan kimia maupun peralatan 2) Jangan melakukan eksperimen
analisis (instrumentasi). Dalam penggunaan sebelum mengetahui informasi
lanjut, laboratorium merupakan sarana untuk mengenai bahan kimia, alat-alat dan
melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah. cara pemakaiannya.
Laboratorium dengan segala kelengkapan 3) Mengenali semua jenis peralatan
peralatan dan bahan kimia merupakan tempat keselamatan kerja dan letaknya untuk
berpotensi menimbulkan bahaya kepada para memudahkan pertolongan saat terjadi
penggunanya jika para pekerja di dalamnya kecelakaan kerja laboratorium.
tidak dibekali dengan pengetahuan mengenai 4) Harus tahu cara pemekaian alat
kesehatan dan keselamatan kerja. emergensi: pemadam kebakaran,
Keselamatan dan kesehatan kerja secara respirator dan alat keselamatan kerja
filosofi adalah suatu pemikiran dan upaya yang lain.
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
5) Setiap laboran/pekerja laboratorium tersebut dapat timbul dari bahaya
harus tau memberi pertolongan darurat penggunaan substansi reaktif, substansi
(P3K). mudah terbakar, substansi beracun, bahaya
6) Latihan keselamatan harus radiasi, bahaya listrik, bahaya mekanis,
dipraktekkan secara periodik bukan bahaya kondisi operasi dan bahaya pelepasan
dihapalkan saja. air. Berikut ini beberapa prosedur K3 di
7) Dilarang makan, minum dan merokok Laboratorium yang perlu diketahui:
di lab, hal ini berlaku juga untuk
a. Pakaian di Laboratorium
laboran dan kepala laboratorium.
8) Jangan terlalu banyak bicara, Pekerja di laboratorium harus mentaati etika
berkelakar, dan lelucon lain ketika berbusana di laboratorium. Busana yang
bekerja di laboratorium. digunakan di laboratorium berbeda dengan
9) Jauhkan alat-alat yang tak digunakan, busana yang digunakan sehari-hari. Busana
tas, handphone, dan benda lain dari atas atau pakaian di laboratorium hendaklah
meja kerja. mengikuti aturan sebagai berikut :

2.1.2 Teori K3 pada Laboratorium - Dilarang memakai perhiasan yang rusak


Laboratorium merupakan salah satu oleh bahan kimia, sepatu safety yang
tempat paling penting yang berada baik di terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi.
perusahaan, lembaga pendidikan, maupun Harus menggunakan sepatu safety yang
lembaga penelitian. Selain karena perannya memenuhi standar. Bagi wanita juga
untuk menganalisa dan menguji suatu produk harus menggunakan sepatu safety
layak dipasarkan, laboratorium juga khusus wanita.
menggunakan banyak bahan-bahan kimia - Wanita dan pria yang memiliki rambut
berbahaya dalam proses analisa dan panjang harus diikat, rambut panjang
pengujiannya. Oleh karena Keselamatan dan yang tidak terikat dapat menyebabkan
kesehatan kerja (K3) Laboratorium adalah kecelakaan. Karena dapat tersangkut
satu hal mutlak yang perlu pada alat yang berputar.
diimplementasikan di setiap laboratorium. - Pakailah jas praktikum, sarung tangan
K3 Laboratorium adalah semua upaya untuk dan pelindung yang lain dengan baik
menjamin keselamatan dan kesehatan meskipun, penggunaan alat-alat
pekerja laboratorium dari risiko-risiko yang keselamatan menjadikan tidak nyaman.
ada di laboratorium.
b. Bekerja menggunakan bahan kimia
Berbagai macam risiko dapat timbul
dari bahaya-bahaya yang bertebaran di Bila bekerja dengan bahan kimia maka
laboratorium. Mulai dari risiko adanya rekasi diperlukan perhatian dan kecermatan dalam
yang tidak diinginkan hingga menyebabkan penanganannya. Ada pun hal umum yang
adanya paparan radiasi, kebakaran, hingga harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
kebocoran bahan kimia ataupun biologi yang
- Hindari kontak langsung dengan bahan
dapat terjadi di laboratorium. Risiko-risiko
kimia.
- Hindari menghirup langsung uap bahan - Limbah bahan kimia tidak boleh
kimia. dibuang langsung ke lingkungan.
- Dilarang mencicipi atau mencium - Buang pada tempat yang disediakan.
bahan kimia kecuali ada perintah - Limbah organik dibuang pada tempat
khusus (cukup dengan mengkibaskan terpisah agar di daur ulang.
daerah hidung). - Limbah padat (kertas saring, korek api,
- Bahan kimia dapat bereaksi langsung endapan) di buang di tempat khusus.
dengan kulit menimbulkan iritasi - Limbah yang tidak berbahaya (misal :
(pedih dan gatal). detergen) boleh lansung di buang
dipengenceran air yang cukup banyak.
c. Peralatan dan cara kerja - Buang segerah limbah bahan kimia
setelah pengamatan selesai
Bekerja dengan alat-alat kimia juga
- Limbah cair yang tidak larut dalam air
berpotensi terjadinya kecelakaan kerja, oleh
dan beracun dikumpulkan pada botol
karena itu harus diperhatikan hal-hal
dan diberi label yang jelas.
sebagai berikut:
- Botol reagen haru di pegang dengan e. Terkena bahan kimia
cara pada bagian label ada pada telapak
Kecelakaan kerja bisa saja terjadi meskipun
tangan
telah bekerja dengan hati hati. Bila itu terjadi
- Banyak peralatan terbuat dari gelas,
maka perhatikan hal hal sebagai berikut :
hati-hati kena pecahan kaca
- Bila memasukkan gelas pada - jangan panik.
propkaret gunakan sarung tangan - Mintalah bantuan dengan rekan anda,
sebagai pelindung. yang ada di dekat anda oleh karena itu
- Ketika menggunakan pembakar spritus dilarang bekerja sendiri di
hati-hati jangan sampai tumpah di meja laboraturium.
karena mudah terbakar. - Bersihkan bagian yang mengalami
- Jika digunakan Bunsen amati keadaan kontak langsung dengan bahan
selang apakah masi baik atau tidak. tersebut, bila memungkinkan bilas
- Hati-hati bila mengencerkan asam sampai bersih.
sulfat pekat, asam sulfat lah yang - Bila terkena kulit, jangan di garuk
dituang sedikit demi sedikit dalam air supaya tidak merata.
dan bukan sebaliknya. - Bawalah keluar ruangan korban agar
banyak menghirup oksigen.
d. Pembuangan limbah - Bila menghawatirkan kesehatannya
segera hubungi paramedic secepatnya.
Limbah bahan kimia secara umum meracuni
linkungan, oleh krena itu perlu penanganan 2.1.3 Mengenal B3 di Laboratorium
khusus: Bahan Berbahaya dan Beracun atau
sering disingkat dengan B3 adalah zat,
energi, dan/atau komponen lain yang karena
sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya baik kecelakaan kerja di laboratorium. Selain
secara langsung maupun tidak langsung aspek (keadaan dan tindakan) yang
dapat mencemarkan dan/atau merusak berpotensi celaka, dilakukan juga penilaian
lingkungan hidup, membahayakan resiko untuk mengetahui tingkat risiko di
lingkungan hidup, kesehatan serta Laboratorium. Berdasarkan hasil identifikasi
kelangsungan hidup manusia dan makhluk di Laboratorium teknik maka diketahui jenis
hidup lain. bahaya pada Tabel dibawah ini:
No Aktivitas Potensi Bahaya
1. Pensolderan Iritasi mata,
Terpapar panas,
Batuk, Terkena
Solder
2. Pengeboran Terkena
serpihan,
Terkena bor
3. Pemasangan Terbakar,
komponen Meledak

Sedangkan untuk aktivitas lain misalnya saat


berada di laboratorium kimia, maka akan
Gambar 1 Logo Logo B3 timbul aktivitas yang berpotensi
Di Laboratorium juga banyak sekali menyebabkan bahaya baru seperti pada table
zat B3 yang mudah dikenali dan boleh dibawah ini:
dipergunakan seperti amonia, Asam Asetat, No Aktivitas Potensi Bahaya
Asam sulfat, Asam Klorida, Asetilena, 1. Pengambilan Keracunan,
Formalin, Metanol, Natrium Hidroksida, Reagen Sesak napas,
termasuk juga gas Nitrogen. Sedangkan B3 Iritasi Mata,
yang dilarang dipergunakan antara lain Iritasi Kulit,
adalah Aldrin, Chlordane, DDT, Dieldrin, Luka bakar,
Endrin, Heptachlor, Mirex, Toxaphene, pusing, mual
Hexachlorobenzene dan PCBs. 2. Pemipetan Luka gores
3. Penggunaan Iritasi kulit
Berdasarkan sifatnya, B3 dapat tabung reaksi
diklasifikasikan menjadi B3 yang mudah 4. Penggunaan BOD Tersengat aliran
meledak, pengoksidasi, sangat mudah sekali reactor listrik
menyala, beracun, berbahaya, korosif, 5. Penggunaan gelas Luka gores
bersifat iritasi, berbahaya bagi lingkungan yang gumbil
dan karsinogenik. 6. Analisa Logam Kebakaran,
dan Uji sample air ledakan,
2.2 Data Pendukung keracunan
Adapun contoh kasus kecelakaan
dilaboratorium pada hasil temuan dalam
beberapa keadaan yang menimbulkan potensi
2.3 Analisa dan Pembahasan melakukan praktikum sebaiknya praktikum
Berdasarkan data hasil identifikasi bahaya didampingi dengan dosen pembimbing.
yang dilakukan di laboratorium teknik dan Apabila terjadi kecelakaan kerja sebaiknya
laboratorium kimia tersebut diketahui langsung melakukan pertolongan pertama
terdapat beberapa hal yang menyebabkan pada korban.
terjadinya kecelakaan antara lain :
DAFTAR PUSTAKA
- Tidak tersedianya prosedur keselamatan
https://environment-indonesia.com/begini-
dan kesehatan kerja.
- Tidak tersedianya APD. prosedur-k3-di-laboratorium/
- Tidak tersedianya kelengkapan P3K dan https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/kes
eyewash. elamatan-kerja-di-laboratorium-yang-harus-
- Tidak tersedianya alat pemadam api. selalu-diperhatikan-9199/
Selain hal tersebut terdapat juga potensi
https://surabaya.proxsisgroup.com/7-
bahaya yang disebabkan oleh human error
prosedur-keselamatan-kerja-di-laboratorium/
seperti kelalaian pengguna saat
menggunakan alat, kurang berhati hati, dan https://dlhk.jogjaprov.go.id/mengenal-b3-
terlalu menyepelekan APD dan prosedur K3 dan-limbah-b3
yang ada sehingga menimbulkan kecelakaan
kerja.

III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perlunya pengetahuan tentang K3 di
laboratorium agar tidak terjadi kecelakaan
atau hal yang tidak diinginkan dalam bekerja
sehingga kita dapat meminimalisir
kecelakaan yang terjadi dan menjadikan
suasana kerja yg aman. Dalam bekerja kita
harus mematuhi peraturan yang telah ada
atau yang telah ditetapkan apalagi berkaitan
dengan bahan yang belum kita kenal dan
berbahaya. Menggunakan alat-alat pelindung
agar terhindar dari larutan atau benda yg
mengenai kita di saat kita bekerja sehingga
kita dapat terhindar dari bahan tersebut.
3.2 Saran
Saat memasuki laboratorium sebaiknya
mengikuti peraturan-peraturan yang ada agar
terhindar dari bahaya-bahaya yang dapat
ditimbulkan di dalam laboratorium. Dalam

Anda mungkin juga menyukai