Anda di halaman 1dari 23

Laporan Praktikum

Kimia Dasar

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM DAN KESELAMATAN KERJA


DI LABORATORIUM KIMIA

AMELYA MADANI PUTRI

H041201081

KELOMPOK III

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium merupakan unsur penting dan salah satu syarat bagi keberadaan

suatu perguruan tinggi. Kelas praktikum membantu mahasiswa untuk menguji teori

yang dipelajari lebih terperinci sehingga dapat meningkatkan ketertarikan pada

bidang yang dipelajari. Kelas praktikum adalah bagian penting dari kurikulum.

Laboratorium pendidikan seringkali belum mempunyai program keselamatan yang

maksimal. Program keselamatan lebih ditekankan pada penanggulangan kebakaran

yang merupakan tugas dari bagian umum dan pemeliharaan. Sehingga keselamatan

tidak begitu diperhatikan sebagaimana seharusnya di institusi penelitian pendidikan.

Adanya pemahamam yang keliru bahwa keclinya potensi bahaya di laboratorium

pendidikan karena cenderung menggunakan bahan kimia relatif sedikit dibandingkan

pada industri menyebabkan kurang dipahaminya potensi bahaya yang pada akhirnya

menyebabkan kerugian finansial, kerusakan peralatan, penyakit akibat kerja dan lebih

buruk lagi menyebabkan kematian karena laboratorium penelitian adalah perusahaan

dalam skala kecil

Potensi bahaya di laboratorium diantaranya adalah bahaya kimia termasuk di

dalamnya agen penyebab kanker (karsigonik), racun, iritan, polusi, bahan yang

mudah terbakar, asam dan basa kuat, dll. Potensi bahaya biologi bisa berasal dari

darah dan cairan tubuh, spesimen kultur, jaringan tubuh, hewan percobaan, maupun

pekerja lainnya. Potensi bahaya fisik termasuk di dalamnya radiasi ion dan non ion,

ergonomi, kebisingan, tekanan panas, pencahayaan, listrik, api.


Laboratorium kimia adalah laboratorium yang menggunakan bahan kimia

secara intensif pada kelas praktikum. Mahasiswa diperkenalkan dengan berbagai

jenis, sifat dan penggunaan bahan kimia sejak semester 1. Penggunaan bahan kimia

selain memberikan keuntungan juga merupakan potensi bahaya pada kesehatan, baik

yang bersifat fisik maupun potensi bahaya pada lingkungan. Bahan berbahaya

tersebut diantaranya adalah bahan yang bersifat korosif, eksplosif, mudah teroksidasi,

mudah terbakar, menyebabkan iritasi, bersifat radioaktif dan beracun pada manusia

dan juga menyebabkan pencemaran pada lingkungan. Potensi bahaya di laboratorium

kimia dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dan menurunkan kualitas hidup

seseorang. Semua kejadian ataupun kecelakaan yang terjadi di laboratorium itu

sebenanrnya dapat dihindari dan diantisipasi jika para prsktikan mengetahui dan

selalu mengikuti prosedur kerja yang aman di laboratorium. Oleh karena itu untuk

menghindari kecelakaan seperti itu praktikan harus memahami apa itu keselamatan

kerja. (Cahyaningrum dkk., 2019).

Kselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan aktivitas

kerja manusia baik pada industri, manufaktur dan konstruksi, yang melibatkan mesin,

peralatan, penanganan material, pesawat uap, bejana bertekanan, alat kerja bahan

baku dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-

cara melakukan pekerjaan, maupun industri saja, yang melibatkan peralatan

pembersih gedung, sarana transportasi, dan lain-lain (Wahyuni dkk., 2018)

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dan memahami

pedoman pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) saat melakukan


praktikum di laboratorium khususnya praktikum kimia. Agar praktikan memahami

prinsip-prinsip dasar bekerja di laboratorium dengan memberikan pengenalan

terhadap simbol bahaya bahan kimia dan cara penggunaannya serta pengenalan

terhadapap alat-alat keselamatan kerja di laboratorium dan cara menggunakannya.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dalam percobaan ini adalah:

1. Memahami prinsip-prinsip keselamatan kerja di laboratorium kimia.

2. Mengenal filosofi dalam keselamatan kerja

3. Mengenal simbol bahaya bahan kimia dan cara penanganannya

4. Mengenal alat-alat keselamatan kerja di laboratorium kimia dan mengetahui

fungsi masing-masing.

5. Mengenal apa itu MSDS dan fungsinya

6. Memahami bahaya dan akibat dari bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium

kimia

1.3 Prinsip Percobaan

Memahami prinsip-prinsip keselamatan kerja, mengetahi secara jelas simbol

bahaya bahan kimia, mengenal dan memahami fungsi dari alat-alat keselamatan kerja

yang harus digunakan di laboratorium, mengeal peralatan yang digunakan dalam

praktikum, mengetahui apa itu MSDS dan fungsinya, dan memahami bahaya serta

akibat dari bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan kerja di laboratorium adalah pencegahan dan pertolongan

terhadap kecelakaan yang diakibatkan oleh desain, sistem, proses dan kegiatan di

laboratorium. Setiap laboratorium dengan semua desain dan aktivitasnya berpotensi

untuk terjadinya kecelakaan. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang jelas tidak

dikehendaki dan tidak diduga sebelumnya yang dapat menimbulkan kerugian baik

waktu, harta benda, peralatan maupun korban jiwa yang terjadi dalam suatu proses

kerja. Kecelakaan kerja terjadi karena faktor bawaan, kurangnya pengetahuan dan

keahlian dalam melakukan pekerjaan, lingkungan sosial dan lingkungan kerja yang

tidak tepat.

Enam puluh persen kecelakaan kerja disebabkan oleh kesalahan manusia, hal

ini antara lain karena keterbatasan pengetahuan pekerja, lalai dan ceroboh dalam

bekerja, tidak melaksanakan prosedur kerja yang diberikan dan tidak disiplin

melaksanakan peraturan keselamatan kerja termasuk penggunaan alat pelindung diri.

Pada dasarnya ada dua faktor penyebab utama kecelakaan dan kesalahan manajemen

sebagai pihak yang bertnanggung jawab mencegah kecelakaan

(Cahyaningrum dkk., 2019)

Penelitian yang sudah semakin melaju pada era teknologi, dan menyebabkan

banyaknya kerja sama antara akademi dan penelitian industri. Yang mana karena alat

dan perangkat eksperimen yang digunakan lebih komples sehingga lebih berpotensi

menyebabkan kecelakaan baik dari faktor resiko potensial secara kimiawi, fisik,
biologi, mekanik, elektrik, dan radiologis. Belum lagi metode penelitian yang

smeakin rumit juga menjadi salah satu faktor banyaknya kecelakaan yang beragam di

laboratorium, mulai dari kecelakaan manusia berskala kecil hingga yang berskala

besar. Kecelakaan laboratorium di perguruan tinggi dan lembaga penelitian tidak

hanya menyebabkan kerusakan fisik dan harta benda, tetpi juga hilangnya sumber

daya manusia yang dapat bertanggung jawab atas ilmu pengetahuan dan teknologi di

masa depan (Cho, 2016).

Filosofi dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah melindungi

keselamatan dan kesehatan terhadap setiap pekerja dalam menjalankan pekerjaannya,

melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada di

lingkungan tempat kerjanya. Bila semua potensi bahaya telah dikendalikan dan

memenuhi batas standar aman, maka akan memberikan kontribusi terciptanya

kondisi lingkungan kerja yang aman, sehat dan proses produksi menjadi lancar, yang

pada kahirnya akan dapat menekan resiko kerugian dan berdampak terhadap

peningkatan produktivitas.

Filosofi K3 menurut International Association of Safety Professional yaitu:

1) Safety is an ethical responsibility

K3 adalah tanggung jawab moral/etik. Masalah K3 hendaklah menjadi tanggungn

jawab moral untuk menjaga keselamatan sesama manusia. K3 bukan sekadar

pemenuhan perundangan atau kwajiban.

2) Safety is a culture, not a program

K3 bukan sekadar program yang dijalankan perusahaan untuk sekedar

memperoleh penghargaan dan sertifikat. K3 hendaklah menjadi cerminan dari

budaya dalam organisasi.


3) Management is responsible

Manajemen perusahaan adalah yang paling bertanggung jawab mengenai K3.

Sebagian tanggung jawab dapat dilimpahkan secara beruntun ke tingkat yang

lebih bawah.

4) Employee must be trained to work safety

Setiap tempat kerja, lingkungan kerja dan jenis pekerjaan memiliki karakteristik

dan dibangun melalui pembinaan dan pelatihan.

5) Safety is a condition of employment

Tempat kerja adalah tempat kerja yang aman. Lingkungan kerja yang

menyenangkan dan serasi akan mendukung tingkat keselamatan. Kondisi K3

dalam perusahaan adalah pencerminan dari kondisi ketenagakerjaan dalam

perusahaan.

6) All injuries are preventable

Prinsip dasar dari K3 adalah semua kecelakaan dapat dicegah karena kecelakaan

ada sebabnya. Jika sebab kecelakaan dapat dihilangkan, maka kemungkinan

kecelakaan dapat dihindarkan.

7) Safety program must be site specific

Program K3 harus dibuat berdasarkan kebutuhan kondisi dan kebutuhan nyata di

tempat kerja sesuai dengan potensi bahaya sifat kegiatan, kultur, kemampuan

finansial, dan lain-lain. Program K3 dirancang spesifik untuk masing-masing

organisasi atau perusahaan.

8) Safety is goos business

Melaksanakan K3 jangan dianggap sebagai pemborosan atau biaya tambahan.

Melaksanakan K3 adalah sebagai bagian dari proses produksi atau strategi


perusahaan. Kinerja K3 yang baik akan memberikan manfaat terhadap bisnis

perusahaan (Irzal, 2016).

2.1.1 Alat Keselamatan Di Dalam Laboratorium

Pencegahan kecelakaan demi keselamatan pribadi haruslah menjadi prioritas

utama saat melakukan praktikum di laboratorium. Biasanya pendamping saat

melakukan praktikum akan menegaskan kepada anda terkait perlengkapa

keselamatan yang harus digunakan. Alat pelindung diri ini digunakan untuk

melindungi diri kita sendiri saat bekerja dengan bahan kimia (Bouer dkk., 2009).

Beberapa contoh umum dari alat pelindung diri yaitu:

1) Jas Laboratorium, tujuan uatama jas lab adalah untuk melindungi diri dari

cipratan dan tumpahan bahan kimia. Jas lab harus tidak mudah terbakar dan

mudah dilepas.

2) Sepatu kulit, sepatu kuliat yang digunakan haruslah menutupi seluruh jari kaki,

tumit, dan bagian atas kaki memberikan perlindungan umum terbaik. Sepatu

harus terbuat dari bahan tahan air.

3) Sarung tangan, saat menangani bahan kimiawi, fisk, atau biologis yang dapat

masukke tubuh melalui kulit, penting untuk mengenakan sarung tangan

pelindung yang tepat.

4) Kacamata, kacamata pengaman memberikan perlindungan terbaik terhadap

percikan bahan kimia, uap, debu, dan kabut.

5) Pelindung wajah, pelindung wajah harus dipakai setiap kali seluruh permukaan

membutuhkan perlindungan. Pelindung wajah dapat melindungi dari benturan,

debu, percikan ke wajah, mata, dan

tenggorokan. (Shrivastava, 2017).


2.2 Material Safety Data and Sheet (MSDS)

Praktikum sering dianggap sebagai sebuah pekerjaan yang istimewa, karena

mahasiswa menghabiskan lebih banyak waktu untuk jumlah SKS yang sama.

Praktikum merupakan strategi pembelajaran atau bentuk pengajaran yang digunakan

untuk membelajarkan secara bersama-sama kemmampuan psikomotorik

(keterampilan), pengertian (pengetahuan), dan afektif (sikap) menggunakan sarana

laboratorium. Laboratorium sebagai tempat pelaksanaan praktikum menuntut

kesungguhan yang tinggi. Meski bergantung pada panduan dosen, mahasiswa yang

sebenarnya melakukan kegiatan praktikum. Mereka harus bekerja dengan bahan

kimia yang mereka gunakan secara aman dan selamat.

Kecelakan kerja paling banyak disebabkan oleh perilaku tidak aman, sisanya

adalah kondisi yang tidak aman. Oleh karena itu, semua yang akan melakukan

praktikum, yaitu praktikan, wajib menggunakan alat pelindung, memahami

penaganganan bahan kimia, maupun alat yang digunakan. Untuk mengetahui

penanganan bahan kimia yang digunakan, praktikan harus membaca Material Safety

Data Sheet (MSDS). MSDS atau Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB)

merupakan lembar petunjuk yang berisi informasi bahan kimia meliputi sifat fisika,

sifat kimia, jenis bahaya yang ditimbulkan, cara penanganan, tindakan khusus dalam

keadaan darurat, dan informasi yang diperlukan. Secara ringkas, MSDS adalah

kumpulan data keselamatan dan petunjuk dalam penggunaan bahan-bahan kimia

berbahya (Hidayah dan Maharani, 2018).

2.2.1 Simbol dan Jenis Bahan Kimia

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor: 03/MEN/1998 tentang

Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan
kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula

yang dapat menimbulkan korban manusia dan/atau harta benda (Irzal, 2016).

Lembar data keamana berisi bagian-bagian yang mirip dengan format ANSI

ZA00 1. Namun urutannya berbeda dengan format GHS SDS. SDS untuk dua bahan

kimia yang berbeda baik dengan dan tanpa simbol. Identifikasi bahaya di atas kata

sinyal yang digunakan pada label simbol bahaya berukuran lebar 2 cm dan tinggi 2

cm. Simbol pencegahan ditempatkan di bagian 8. Pemaparan kontrol/perlindungan

pribadi tepat sebelum langkah-langkah perlindungan individu (Boelhouwer dkk.,

2009).

NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Health) menerbitkan

daftar tahunan zat beracun yang telah diketahui dan tingkat dimana efek toksik dari

zat terebut akan terjadi. Oleh karena itu, setiap wadah bahan kimia harus selalu

mencantumkan simbol peringatan untuk memperingatkan tentang bahan berbahaya,

lokasi, atau benda, termasuk arus listrik, racun dan hal lainnya (Hall, 1994).

Tabel 1. Bahan Kimia dan Resikonya


Contoh Simbol Jenis Arti Tindakan
Bahan yang Bahaya Bahaya
Ada (rumus (Risiko)
molekul)

Natrium Irritant Bahan yang dapat Hindari kontak


Hidroksida menyebabkan iritasi, langsung
(NaOH), gatal-gatal dan dapat dengan kulit.
Heksanol menyebabkan luka
(C6H5OH), bakar pada kulit
Klorin (Cl2)

Diklorometa Harmful Bahan yang dapat Jangan dihirup,


n, Etilen merusak kesehatan jangan ditelan,
glikol tubuh bila kontak dan hindari
langsung dengan tubuh kontak langsung
atau melalui inhalasi. dengan kulit.
Metanol Toxic Bahan yang bersifat Jangan ditelan
(CH3OH), beracun, dapat dan jangan
Benzena menyebabkan sakit dihirup, hindari
(C6H6) serius bahkan kematian kontak langsung
bila tertelan atau dengan kulit.
terhirup.
Kalium Very Bahan yang bersifat Hindari kontak
sianida, Toxic beracun dan lebih langsung
Hydrogen sangat berbahay bagi dengan tubuh
sulfida, kesehatan yang juga dan sistem
Nitrobenzene dapat menyebabkan pernapasan.
dan Aripin sakit kronis bahkan
kematian.
Asam klorida Corrosiv Bahan yang bersifat Hindari kontak
(HCL), e korosif, dapat merusak langsung
Asam sulfat jaringan hidup, dapat dengan kulit
(H2SO4), menyebabkan iritasi dan hindari dari
Natrium pada kulit, gatal-gatal benda-benda
hidroksida dan dapat membuat yang bersifat
(NaOH kulit mengelupas. logam.
(>2%))
Minyak Falmmab Bahan kimia yang Jauhkan dari
terpentin le mempunyai titik nyala benda-benda
rendah, mudah terbakar yang berpotensi
dengan api bunsen, mengeluarkan
permukaan metal panas api.
atau loncatan bunga api.
Aseton dan Highly Mudah terbakar di Hindari dari api
logam flammab bawah kondisi sumber api, api
natrium le atmosferik biasa atau terbuka dan
mempunyai titik nyala loncatan api,
remdah (di bawah serta hindari
o
21 C) dan mudah pengaruh pada
terbakar di bawah kelembapan
pengaruh kelembagaan tertentu.
Dietil eter Extremel Bahan yang amat Jauhkan dari
(cairan), y sangat mudah terbakar. campuran udara
propane flammab Berupa gas dan udara dan sumber api
(gas) le yang membentuk suatu
campuran yang bersifat
mudah meledak di
bawah kondisi normal
KclO3, Explosiv Bahan kimia yang Hindari
NH4NO3 e mudah meledak dengan pukulan/bentura
adanya panas atau n, gesekan,
percikan bunga api, pemanasan, api
gesekan atau benturan. dan sumber
nyala lain
bahkan tanpa
oksigen
atmosferik.
Hidrogen Oxidizin Bahan kimia bersifat Hindarkan dari
peroksida, g pengoksidasi, dapat panas dan
kalium menyebabkan reduktor.
perklorat kebakaran dengan
menghasilakn panas
saat kontak dengan
bahan oragnik dan
bahan reduksi.
Tetraklorome Dangero Bahan kimia yang Hindari kontak
tan, us for the berbahay bagi satu atau atau bercampur
petroleum environt beberapa komponen dengan
bensin ment lingkungan. Dapat lingkungan
menyebabkan yang dapat
kerusakan ekosistem. membahayakan
makhluk hidup.
(Subamia Dkk., 2019)

MSDS harus diletakkan pada tempat tertentu yang disediakan dan

berdampingan dengan penyimpanan bahan kimia masing-masing. File MSDS

haruslah disimpan secara rapi dan letakkan di tempat yang mudah dilihat serta mudah

dijangkau oleh semua orang yang terlibat di laboratorium (HR, Yuliani, 2014)
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa:

1. Prinsip-prinsip keselamatan kerja di laboratorium kimia merupakan upaya

pencegahan dan pertolongan terhadap kecelakaan yang terjadi di laboratorium.

Prinsip tersebut menyangkut tingkah laku, perbuatan, kebiasaan dan pola kerja

seseorang di laboratorium.

2. Filosofi dari keselamatan kerja itu sendiri sudah menjadi acuan dan pedoman

dalam melaksanakan kerja dengan tetap memahami dan melaksanakan

keselamatan kerja.

3. Selama berada di dalam laboratorium, baik praktikan maupun yang lainnya

dituntut untuk selalu waspada, khusunya ketika menggunakan bahan kimia

berbahaya atau berada di dekatnya. Zat-zat kimia yang berbahaya biasanya di

diberi simbol tertentu pada wadah zat tersebut. Yang mana setiap simbol

mengandung makna tersendiri yang berfungsi sebaga peringatan seperti bahaya,

korosif, mudah terbakar, beracun, mudah meledak, pengoksidasi, iritan dan

berbahaya bagi lingkungan. Sehingga kita harus bisa semaksimal mungkin untuk

berhati-hati saat menggunakan bahan tersebut, hati-hati jangan sampai terkena

kulit secara langsung, terhirup ataupun tertelan.

4. Alat-alat keselamatan kerja di laboratorium ada beberapa yaitu seperti kacamata,

jas lab, sepatu, sarung tangan, masker, dan pelindung wajah. Alat tersebut

digunakan untuk melindungi tubuh dari bahaya dan kemungkinan terkena


tumpahan atau cipratan dari bahan kimia yang digunakan. Yang mana alat

pelindung diri ini digunakan sesuai kondisi atau jenis pekerjaan yang dilakukan.

5. MaterialSafety Data Sheet (MSDS) merupakan lembar petunjuk yang berisi

informasi bahan kimia meliputi sifat fisika, sifat kimia, jenis bahaya yang

ditimbulkan, cara penanganan, tindakan khusus dalam keadaan darurat, dan

informasi yang diperlukan. Secara ringkas, MSDS adalah kumpulan data

keselamatan dan petunjuk dalam penggunaan bahan-bahan kimia berbahya.

MSDS ini digunakan sebagai sumber dan panduan dalam mengetahui infoermasi

mengenai bahan kimia yang ada dilaboratorium, mulai dari nama, jenis, bahaya,

fungsi, cara penggunaan, cara penyimpanan dan lain sebagainya dari bahan kimia

tersebut.

6. Bahan kimia yang ada dilaboratorium merupakana bahan kimia berbahaya yang

dapat berakibat fatal baik bagi diri sendiri ataupun lingkungan sekitar. Seperti

bahan kimia yang beracun apabila ada kontak langsung dengan tubuh atau

makhluk hidup lainnya dapat mengakibatkan kerusakan fatal bahkan kematian.

3.2 Saran

3.2.1 Saran untuk Asisten

Sebagai asisten laboratorium mengerti akan kewajiban, tidak diam saja dan

selalu membantu mahasiswa/praktikan yang mengalami kesulitan saat sedang

praktek ataupun dalam penyusunan laporan. Juga selalu menjaga dan membimbing

praktikan dalam menerapkan kesea]lamatan kerja saat melakukan praktikum di

laboratorium kimia agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

3.2.2 Saran untuk Laboratorium

Sebaiknya sebelum dan sesudah melakukan percobaan, laboratorium selalu


Dibersihkan dan juga alat dan bahan yang ada di laboratorium bisa di maksimalkan

untuk pengadaannya agar praktikan bisa lebih nyaman dalam melakukan percobaan

dan tentunya praktikan akan merasa puas dengan hasil percobaan yang dilakukan jika

alat dan bahan yang digunakan juga maksimal.


Daftar Pustaka

Wahyuni N., Suyadi, B, dan Hartanto, W, 2018, Pengaruh Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT.
Kutai Timber Indonesia, Jurnal Pendidikan Ekonomi, 12(1): 99-104.
Cahyaningrum, D., Sari, H.T.M, Iswandari, D, 2019, Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Kecelakaaan di Laboratorium Pendidikan,
JPLP Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1(2): 41-47.
Joon Cho, N., Gu Ji, Y, 2016, Analysis of Safety Management Condition & Accident
Type in Domestic and Foreign Laboratory, J Ergon Soc Korea, 35(2): 97-109.
Irzal., 2016, Dasar-Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Kencana, Jakarta.
Bouer, R.C., Birk, J.P, Sawyer, D.J, 2009, Laboratory Inquiry in Chemistry,
Brooks/Cole.
Shrivastava, S.K., 2017, Safety Procedures in Science Laboratory, International
Journal of Engineering & Scientific Research, 1(5): 54-64.
Hidayah, R., Maharani, D,K, 2018, Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Kimia
Anorganik yang Disertai dengan Material Safety Data Sheet, Jurnal
Pembelajaran Kimia, 3(1): 13-23.
Boelhouwer, E.J., Piper, A.K, Davis, J, 2009, The Use of Hazard and Precautionary
Symbols on GHS Safety Data Sheets, Proceedings of Human Factors and
Ergonomics Society 53rd Anual Meeting, :1594-1597.
Hall, S.K., 1994, Chemical Safety in the Laboratory, CRC Press, Boca Raton.
Subamia, D.P., Wahyuni, I.G.A.N.S, Widiasih, N.N, 2019, Analisis Resiko Bahan
Kimia Berbahaya di Laboratorium Kimia Organik, Jurnal Matematika, Sains,
dan Pembelajarannya, 13(1): 49-70.
HR, Yuliani., 2014, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Deepublish, Yogyakarta.

Lampiran 1. Sumber

Anda mungkin juga menyukai