Anda di halaman 1dari 20

Laporan Praktikum

Kimia Dasar

IKATAN KIMIA

Nur Alya

H021191022

Kelompok Dua

LABORATORIUM KIMIA DASAR

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019
Laporan Praktikum

IKATAN KIMIA

Disusun dan diiajukan oleh:

Nur Alya

H021191022

Kelompok 2

Laporan praktikum ini telah disetujui dan diperiksa oleh:

Asisten, Praktikan,

Nurfina S, Nur Alya

NIM: H31115013 NIM: H021191022


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada umumnya, atom-atom dan unsur-unsur yang tersebar di alam

terbentuk menjadi senyawa melalui proses ikatan kimia. Atom-atom yang terikat

menimbulkan dampak terhadap sifat fisika dan kimia. Bisa saja dua materi yang

tersusun dari atom yang sama memiliki sifat yang jauh berbeda satu sama lain. Hal

ini bisa terjadi karena ikatan yang mempersatukan atom-atom tersebut.

Unsur-unsur di alam juga bukan dalam bentuk atom tunggal, tetapi

membentuk molekul-molekul yang berasal dari atom sejenis (molekul unsur) dan

atom berbeda jenis (molekul senyawa. Jenis ikatan dan susunan atom-atom dalam

molekul mempengaruhi sufat-sifat molekul yang membentuknya. Oleh sebab itu,

informmasi tentang jenis dan susunan atom-atom dalam molekul perlu diketahui

untuk memahami sifat-sifat materi.

1.2. Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1. Maksud Percobaan

Maksud dari dilakukannya percobaan ini yaitu untuk memahami ikatan

kimia, membedakan ikatan kovalen dan elektrovalen, serta membedakan

pembentukan reaksi kompleks dan nonkomples.

1.2.2. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut.


1. Membedakan senyawa yang mempunyai ikatan elekrovalen dan ikatan

kovalen

2. Membedakan reaksi pembentukan kompleks dan bukan kompleks.

1.3. Prinsip Percobaan

Prinsip pada percobaan ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui dan

memahami ikatan kimia serta macam-macam ikatan kimia.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ikatan Kimia

Materi ikatan kimia menjelaskan tentang bagaimana terbentuknya ikatan

dari atom-atom, baik yang jenisnya sama maupun yang berbeda. Ikatan kimia

terjadi karena sekelompok atom menunjukkan satu kesatuan yang lebih stabil

karena memiliki tingkat energi lebih rendah daripada tingkat energi atom-atom

penyusunnya dalam keadaan terpisah (Effendy, 2013 dalam Adistya dkk, 2018).

Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom dalam menarik

pasangan elektron yang digunakan dalam membentuk ikatan (Adistya, dkk, 2018).

Adapun jenis-jenis ikatan kimia adalah sebagai berikut (Companion, 1991).

2.1.1. Ikatan Ionik

Ikatan ion dapat terbentuk jika terjadi perpindahan elektron dari satu atom

ke atom lainnya. Atom yang kehilangan elektronnya akan menjadi ion positif.

Begitu juga sebaliknya, atom yang menerima elektroon akan menjadi ion negative.

Kedua atom akan mengalami gaya elektrostatik yang kuat karena adanya

perbedaan muatan, sehingga atom-atom tersebut mengalami peristiwa tarik

menarik, dengan kata lain atom-atom menjadi saling terikat.

Ikatan ion umumnya terjadi antara unsur logam (yang menjadi ion positif)

dan unsur nonlogam (yang menjadi unsur negative).

2.1.2. Ikatan Logam


Ikatan logam diartikan sebagai gaya tarik menarik antara kation-kation

logam dengan awan elektron yang bermuatan negative yang terbentuk dari

elektron valensi dari atom-atom logam.

2.1.3. Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen dapat terjadi bila terdapat pemakaian bersama sepasang

atau lebih elektron yang menyebabkan atom-atom yang berikatan mmperoleh

susunan oktet. Ikatan kovalen ini umumnya terjadi antara unsur-unsur nonlogam

yang sering juga disebut unsur elektronegatif, contohnya unsur H (hydrogen),

golongan VI A, dan golongan VII A.

Pasangan elektron yang dipakai bersama pada molekul kovalen disebut

pasangan elektron ikatan, sedangkan pasangan lainnya disebut pasangan mandiri.

2.1.4. Ikatan Hidrogen

2.1.5. Ikatan Van der Walls


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Bahan Percobaan

Bahan:

1. NaCl 6. CCL4 11. BaCl2

2. AgNo3 7. C2H5OH 12. K4Fe(CN)

3. ChCl3 8. K3Fe(CN) 13. CuSO4

4. KCNS 9. HCl 14. NH4OH

5. CH3COOH 10. M.O 15. FeCl2

3.2. Alat Percobaan

Alat:

1. Tabung reaksi

2. Pipet tetes

3. Rak tabung

4. Sikat tabung

3.3. Prosedur Percobaan

3.3.1. Reaksi Pengendapan Garam Nitrat

Siapkan 3 buah tabung reaksi. Masing-masing tabung reaksi diisi dengan

1 mL AgNO3. Tabung (1) diisi dengan NaCl, tabung (2) diisi dengan

CCl4/alcohol, dan tabung (3) dengan CHCl3, masing-masing sebanyak 3-5 tetes.

Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi!

3.3.2. Reaksi Asam dan Basa


Siapkan 3 buah tabung reaksi. Tabung (1) diisi dengan HCl, tabung (2)

diisi dengan CH3COOH, dan tabung (3) dengan C2H5OH, masing-masing

sebanyak 2-5 tetes. Selanjutnya, setiap tabung reaksi ditetesi dengan indicator

Metil Orange (MO). Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi!

3.3.3. Pengendapan Garam Hidroksida

a. Siapkan 2 buah tabung reaksi yang diisi dengan 1 mL CuSO4. Masing-masing

tabung ditetesi dengan larutan ammonia sampai tidak terjadi endapan. Tabung

reaksi (1) ditambah dengan larutan BaCl2 dan tabung reaksi (2) dengan

K4Fe(CN)6, masing-masing 2-3 tetes. Perhatikan dan catat perubahan yang

terjadi

b. Siapkan 2 buah tabung reaksi yang diisi dengan 1 mL CuSO4. Tabung reaksi

(1) ditambah dengan larutan BaCl2 dan tabung reaksi (2) dengan K4Fe(CN)6,

masing-masing 2-3 tetes. Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi

3.3.4. Senyawa Kompleks dan Bukan Kompleks

Siapkan 2 buah tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan FeCl3,

tabung (2) diisi dengan K3Fe(CN)6, masing-masing 1 mL. ke dalam tabung (1)

dan (2) ditambahkan 2-3 tetes KCNS. Perhatikan dan catat perubahan yang

terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

4.1.1. Tabel Pengamatan Pengendapan Garam Nitrat

Berikut merupakan tabel hasil pengamatan dari percobaan pengendapan

garam nitrat.

Tabel 4.1 Hasil Percobaan Pengendapan Garam Nitrat

Larutan + AgNO3 Keterangan

NaCl Larutan putih, endapan putih Ikatan ionik

CCl4 Larutan tidak berubah warna, tidak ada endapan Ikatan kovalen

CHCl3 Larutan tidak berubah warna, tidak ada endapan Ikatan kovalen

4.1.2. Tabel Pengamatan Reaksi dengan Indikator Metil Orange (MO)

Berikut merupakan hasil pengamatan dari percobaan reaksi dengan

indicator Metil Orange (MO).

Tabel 4.2 Hasil Percobaan Reaksi dengan Indikator MO

Larutan + MO Keterangan

HCl Merah pekat Asam kuat

CH3COOH Merah Asam lemah

C2H5OH Merah kekuningan Netral

4.1.3. Tabel Pengamatan Pengendapan Garam Hidroksida


Berikut merupakan tabel hasil pengamatan dari percobaan pengendapan

garam hidroksida

Tabel 4.3 Hasil Percobaan Pengendapan Garam Hidroksida

Pereaksi
Larutan Keterangan
BaCl2 K4Fe(CN)6

CuSO4 + NaOH4 Endapan Senyawa


Sedikit endapan biru
(sedikit) coklat kompleks

Awalnya terbentuk
CuSO4 + NaOH4 Endapan Senyawa
endapan, kemudian
(berlebih) coklat kompleks
menghilang

Endapan Senyawa
CuSO4 Sedikit endapan putih
coklat kompleks

4.1.4. Tabel Pengamatan Reaksi dengan KCNS

Berikut merupakan tabel hasil pengamatan dari percobaan pengendapan

garam hidroksida

Tabel 4.4 Hasil Percobaan Pengendapan Garam Hidroksida

Larutan + KCNS Keterangan

FeCl3 Merah darah Senyawa kompleks

Bukan senyawa
K3Fe(CN)6 Hijau
kompleks

4.2. Reaksi
4.2.1. Pengendapan Garam Nitrat

NaCl + AgNO3 NaNO3 + AgCl

CCl4 + AgNO3 Tidak bereaksi

CHCl3 + AgNO3 Tidak bereaksi

4.2.2. Pengendapan Garam Hidroksida

a. CuSO4 + NH4OH (sedikit) Cu(OH)2 + (NH)2SO4

CuSO4 + NH4OH (berlebih) Cu(NH3)2SO4 + 4H2O

Cu(NH3)2SO4 + BaCl2 Cu(NH3)4Cl2 + BaSO4

Cu(NH3)2SO4 + K4Fe(CN)6 [Cu(NH)3)4]2[Fe(CN)6] + 2K2SO4

b. CuSO4 + BaCl2 BaSO4 + CuCl2

CuSO4 + K4Fe(CN)6 Cu2[Fe(CN)6] + 2K2SO4

4.2.3. Reaksi dengan KCNS

FeCl3 + KCNS Fe(CN)3 + KCl

K3Fe(CN)6 + KCNS Tidak bereaksi

4.3. Pembahasan

Pada hasil pengamatan percobaan pertama, dapat dilihat bahwa pada

larutan NaCl dan AgNO3 membentuk endapan, sedangkan pada larutan CCl4 dan

CHCl3 tidak terbentuk endapan. NaCl dalam larutannya akan terionisasi menjadi

Na dan Cl- dan ion Cl- tersebut dapat dideteksi dengan AgNO3 membentuk AgCl

yang membentuk endapan putih. Pada larutan CCl4 dan CHCl3, ion Cl- tidak dapat

dideteksi oleh AgNO3.


Percobaan menggunakan Metil Orange (MO). Larutan HCl, CH3COOH,

dan C2H5OH sebelum ditambahkan MO tidak berwarna. Setelah ditambahkan MO

makan larutan HCl berubah warna menjadi merah pekat sedangkan CH3COOH

berubah menjadi warna merah. Hal ini menunjukkan bahwa HCl merupakan

larutan yang bersifat asam kuat dan CH3COOH merupakan larutan yang bersifat

asam lemah. Sedangkan larutan C2H5OH setelah ditambahkan indikator MO

berubah menjadi warna merah kekuningan. Hal ini menunjukkan bahwa C2H5OH

merupakan larutan yang bersifat basa.

Ikatan ion merupakan ikatan yang terjadi antara unsur logam dan

nonlogam. Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian elektron

secara bersama oleh atom-atom yang saling berikatan. Berdasarkan teori tersebut,

bahan yang berikatan ion adalah NaCl karena unsur Na merupakan logam yang

cenderung melepaskan elektron dan unsur Cl merupakan unsur nonlogam.

Sedangkan, CCl4 dan CHCl3 merupakan ikatan kovalen dimana C dan Cl saling

memakai pasangan elektron secara bersama. Pemakaian elektron bersama juga

terjadi pada senyawa CHCl3 dimana C sebagai atom pusat yang memakai pasangan

elektron secara bersama dengan atom H dan Cl.

Percobaan ini menggunakan AgNO3, pada saat AgNO3 di tabung pertama

ditetesi dengan NaCl yang terjadi adalah larutan berubah warna menjadi larutan

putih da nada endapan. Adanya endapan menunjukkan bahwa NaCl termasuk salah

satu senyawa ionik. Sedangkan, AgNO3 di tabung kedua ditetesi dengan CCl4 dan

tabung ketiga ditetesi dengan CHCl3 larutan tersebut tidak berubah warna dan tidak

ada endapan. Hal ini menunjukkan bahwa kedua senyawa tersebut bukan senyawa

ionik. Larutan CCl4 dan CHCl3 tidak berubah warna ini artinya larutan tersebut
tidak bereaksi dengan AgNO3. Maka kedua senyawa ini yaitu CCl4 dan CHCl3

merupakan senyawa kovalen.

Percobaan menggunakan garam hidroksida. Sepasang tabung reaksi

pertama masing-masing diisi dengan BaCl2 dan K4Fe(CN)6 didapatkan larutan yag

berubah menjadi berwarna biru muda dan terdapat endapan warna coklat, kedua

tabung reaksi membentuk ikatan ion dan merupakan senyawa kompleks. Pada

sepasang tabung reaksi berikutnya yang berisi larutan NH4OH berlebih dan ditetesi

dengan larutan BaCl2 didapatkan tabung reaksi yang memiliki warna biru muda

dan terdapat endapan berlebih. Tabung reaksi yang satu lagi memiliki warna yang

sama yaitu biru muda dan banyak endapan, kedua tabung reaksi ini terdapat

senyawa kompleks. Sepasang tabung reaksi berikutnya yang hanya berisi larutan

CuSO4 yang ditetesi larutan NH4OH, masing-masing mengalami perubahan warna

menjadi biru muda. Ada yang terdapat endapan putih dan ada juga yang terdapat

endapan cokelat, larutan ini merupakan senyawa kompleks.

Percobaan dengan KCNS, didapatkan FeCl3 + KCNS yang mengalamai

reaksi dan berubah warna menjadi merah bata, sedangkan pada larutan K3Fe(CN)6

+ KCNS tidak mengalami reaksi tetapi hanya berubah warna menjadi kuning

kehijauan. Hal ini membuktikan ikatan ion dan larutan kedua membentuk ikatan

kovalen.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan pada percobaan ini adalah :

1. Ikatan ion adalah jenis ikatan kimia yang dapat terbentuk antara ion-ion

logam dengan non logam melalui gaya Tarik menarik elektrostatik, NaCl

merupakan ikatan ion karena terjadi pengendapan, sedangkan CCl4 dan

CHCl3 merupakan ikatan kovalen karena tidak terjadi pengendapan.

2. Sedangkan ikatan senyawa kompleks adalah jenis ikatan yang terbentuk

dari ikatan antara ion dengan ion lain atau dengan molekul netral.K3FeSO4

dan BaSO4 merupakan senyawa kompleks karena terjadi pengendapan dan

adanya perubahan warna, sedangkan K3Fe(CN)6 + KCNS tidak bereaksi

yang berarti bahwa senyawa ini bukan senyawa kompleks karena terbentuk

endapan dan tidak terjadi perubahan warna.

5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN SUMBER
LAMPIRAN DOKUMENTASI PRAKTIKUM

1. Reaksi Pengendapan Garam Nitrat


2. Reaksi Asam dan Basa
3. Reaksi Pengendapan Garam Hidroksida

4. Reaksi dengan KCNS

Anda mungkin juga menyukai