IKATAN KIMIA
IKATAN KIMIA
Asisten,
RIZDA ARIFIN
H311 14 505
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagian besar ilmu kimia merupakan ilmu percobaan, dan sebagian besar
kimia zat atau menggunakan peralatan elektronik yang canggih untuk menganalisis
zat-zat polutan hasil buangan kendaraan atau untuk menganalisis zat-zat beracun
yang terkandung dalam tanah. Banyak penelitian canggih di bidang biologi dan
kedokteran dilakukan pada tingkat atom dan molekul yang merupakan dasar dari
Suatu atom bergabung dengan atom lainnya melalui ikatan kimia sehingga
Senyawa ion terbentuk melalui ikatan ion, yaitu ikatan yang terjadi antara ion positif
(atom yang melepaskan elektron) dan ion negatif (atom yang menangkap elektron).
terluarnya yang bersinggungan dengan atom lain. Oleh karena itu, untuk mempelajari
ikatan kimia kita hanya perlu membahas terutama elektron valensi dari atom-atom
yang terlibat (Chang, 2003). Berdasarkan uraian di atas maka percobaan ikatan kimia
mempunyai ikatan ion dan kovalen dapat dibedakan melalui penampakannya ketika
kompleks.
Adapun prinsip dari percobaan ini adalah membedakan senyawa ion dan
kovalen dengan cara dilarutkan dalam larutan AgNO3 setiap sampel dan kemudian
kompleks dan bukan kompleks dengan cara ditetesi larutan KCNS pada setiap
TINJAUAN PUSTAKA
Materi terdiri atas atom. Oleh karena kimia mempelajari materi, teori atom
merupakan pondasi logis kimia. Namun, kimia tidak berbasiskan atom saja. Kimia
pertama akan muncul ketika atom bergabung membentuk molekul. Proses yang
ikatan kimia sangat berperan dalam perkembangan kimia. Untuk memahami ikatan
kuantum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kimia. Jadi mekanika kuantum
sangat diperlukan bagi yang ingin mempelajari betapa pentingnya ikatan kimia
(Takeuchi, 2006).
Ikatan kimia adalah gaya tarik antar atom yang pemutusan atau
mengalami perubahan pada struktur elektron kulit terluar (Ari, 2008). Untuk
dilakukanlah penelitian untuk senyawa fullerena dalam bentuk prestasi hasil belajar
ke atom lain. Atom selain gas mulia cenderung mendapatkan muatan listrik
(elektron) dari luar atau memberikan muatan listrik ke luar, tergantung apakah
jumlah elektron di kulit terluarnya lebih sedikit atau lebih banyak dari atom gas
mulia yang terdekat dengannya. Bila suatu atom kehilangan elektron, atom tersebut
akan menjadi kation yang memiliki jumlah elektron yang sama dengan gas mulia
terdekat, sementara bila atom mendapatkan elektron, atom tersebut akan menjadi
anion yang memiliki jumlah elektron yang sama dengan atom gas mulia terdekatnya.
Albrecht menyimpulkan bahwa gaya dorong pembentukan ikatan kimia adalah gaya
elektrostatik antara kation dan anion. Ikatan kimia yang dibentuk disebut dengan
Tidak ada senyawa ionik yang ikatannya merupakan ikatan ionik sempurna
atau 100 % ionik. Di dalam senyawa ionik selalu terdapat karakter kovalen yang
besarnya tergantung pada kekuatan polarisasi antara kation dan anion yang ada
dalam senyawa tersebut. Kation dan anion terdiri atas inti atom dan awan elektron.
Inti atom dari kation dapat mempengaruhi atau menarik awan elektron dari anion,
inti atom dari anion dapat mempengaruhi atau menarik awan elektron dari kation.
Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang terjadi apabila terdapat pemakaian
bersama sepasang atau lebih elektron yang menyebabkan atom-atom yang berikatan
memperoleh susunan oktet (Elida, 1992). Ikatan kovalen umumnya terjadi antara
mungkin terjadi serah terima elektron. Oleh karena unsur nonlogam berikatan dengan
(Ari, 2008).
Ikatan kovalen rangkap melibatkan pemakaian bersama lebih dari satu pasang
elektron oleh atom yang berikatan. Untuk mencapai konfigurasi stabil gas mulia,
disebut ikatan kovalen rangkap dua, dan 3 pasang elektron disebut ikatan kovalen
METODOLOGI PERCOBAAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah NaCl, AgNO3,
CHCl3, KCNS, CH3COOH, CCl4, C2H5OH, K3Fe(CN)6, HCl, M.O, BaCl2, CuSO4,
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah pipet tetes, masker,
tabung reaksi, sikat tabung, labu semprot, rak tabung dan tissue roll.
ditetesi tabung (1) dengan NaCl, tabung (2) dengan C2H5OH, dan tabung (3) dengan
CHCl3, sebanyak 3-5 tetes. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
Disiapkan 3 buah tabung reaksi. Diisi tabung (1) dengan HCl, tabung (2)
3,5 mL. Dan ditetesi setiap tabung reaksi dengan indikator Metil Jingga (MO).
Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang diisi dengan CuSO4 sebanyak 1 mL.
K4Fe(CN)6, masing-masing sebanyak 2-3 tetes. Diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi.
Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang diisi dengan CuSO4 sebanyak 1 mL.
Ditambahkan larutan BaCl2 pada tabung reaksi (1), dan larutan K4Fe(CN)6 pada
tabung reaksi (2), masing-masing sebanyak 2-3 tetes. Diamati dan dicatat perubahan
yang terjadi.
Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang diisi dengan CuSO4 sebanyak 1 mL.
Ditambahkan larutan BaCl2 pada tabung reaksi (1) dan larutan K4Fe(CN)6 pada
tabung reaksi (2), masing-masing sebanyak 2-3 tetes. Diamati dan dicatat perubahan
yang terjadi.
Disiapkan 2 tabung rekasi. Diisi tabung (1) dengan FeCl3 dan tabung (2)
dengan K3Fe(CN)6 masing-masing 1 mL. Ditambahkan ke dalam tabung (1) dan (2)
Pada percobaan yang pertama yaitu pengendapan garam nitrat. Tujuannya adalah
untuk menentukan senyawa tersebut ikatan ion atau ikatan kovalen, ikatan ion dalam
demikian. Pada reaksi pertama direaksikan natrium klorida dengan perak nitrat
menghasilkan endapan perak klorida, selain itu perak merupakan kation yang akan
mengendap bila bereaksi dengan ion klorida, lalu ion natrium dan ion nitrat yang
tersisa saling berikatan. Ikatan yang terbentuk adalah ikata ion, yakni ikatan yang
menstabilkan keadaan seperti atom-atom gas mulia. Selain itu, ikatan ion adalah
ikatan yang terbentuk dari unsur logam dan non-logam. Natrium adalah unsur logam
Larutan + MO Keterangan
Bersifat
HCl Larutan berwarna merah
asam
Bersifat
CH3COOH Larutan berwarna merah
asam
Bersifat
CH3CH2OH Larutan berwarna kuning
basa
untuk titrasi asam basa. Hasil percobaan menunjukkan HCl merupakan asam kuat
berwarna merah dan memiliki endapan merah setelah ditambahkan metil jingga
(MO), CH3COOH adalah asam lemah berwarna merah setelah ditambahkan metil
orange (MO). C2H5OH adalah asam lemah yang mendekati basa yang berwarna
kuning. Tingkat keasaman dari tinggi ke rendah yaitu HCl, CH3COOH, C2H5OH dan
ikatannya adalah semakin kuat tingkat keasaman maka ikatannya semakin kuat pula.
Tabel 3. Reaksi CuSO4 dengan NH4OH, BaCl, Dan K4Fe(CN)6
BaCl2 K4Fe(CN)6
keruh
apakah termasuk senyawa kompleks atau bukan kompleks. Dimana CuSO4 ditambah
NH4OH sedikit, ditambah BaCl2 terjadi pengendapan berwarna biru tua untuk tabung
(1) dan cokelat tua untuk tabung (2) dan termasuk senyawa kompleks. Senyawa
kompleks dapat dibuktikan dengan 2 cara yaitu terjadi endapan atau perubahan
warna, yang mengalami perubahan warna apabila CuSO4 ditambah NH4OH sedikit
Pada percobaan ini diperoleh hasil bahwa apabila FeCl3 ditambahkan dengan
KCNS maka akan menghasilkan larutan yang berwarna merah, ini dikarenakan akan
terbentuk senyawa kompleks. Senyawa kompleks itu sendiri adalah ketika atom
pusat adalah unsur logam dan berikatan dengan ligan yang merupakan unsur
nonlogam dimana senyawa kompleks yang terbentuk ini membawa sifat berwarna
inti.
BAB V
5.1 Kesimpulan
endapan putih. Inilah yang disebut ikatan ionik. Sedangkan jika larutan CCl 4
ditambahkan dengan AgNO3, maka tidak akan menghasilkan endapan dan tidak
memiliki warna. Inilah yang disebut ikatan kovalen. Sedangkan pada reaksi CuSO4
dengan NH4OH, BaCl dan K4[Fe(CN)6] akan menghasilkan senyawa kompleks dan
5.2 Saran
Sebaiknya bahan dan alat yang ada di laboratorium ditambahkan dan sebaiknya
alat yang rusak yang tidak bisa lagi digunakan dibuang saja.
DAFTAR PUSTAKA
Ari, A., 2008, Bahan Ajar Kimia Dasar, Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta
Effendi, 2005, Transisi Ikatan Ionik-Ikatan Kovalen pada Perubahan Fase Zat,
Universitas Negeri Malang: Malang.
Suyanti, D.R. dan Sugiyantro, H.K., 2013, Keefektifan Praktikum Multimedia Ikatan
Kimia dalam Usaha Meningkatkan Prestasi Belajar Kimia Mahasiswa
Cakrawala Pendidikan, 3 (3): 461-469.
AgNO3 1 mL
Hasil
Hasil
3. Pengendapan garam hidroksida
CuSO4 1 mL
terjadi endapan.
Hasil
CuSO4 1 mL
Hasil
4. Reaksi dengan kalium tiosianat (KCNS)
Hasil
Lampiran 2. Gambar Percobaan