IKATAN KIMIA
WINISTY
H031171011
IKATAN KIMIA
Winisty
H031171011
Asisten,
RIZDA ARIFIN
H311 14 505
BAB I
PENDAHULUAN
Secara konkret, topik seperti interpretasi beberapa zat (warna, titik didih,
kelarutan, dan konduktivitas), gaya intra dan antar molrkul, ikatan hidrogen,
Untuk mengeetahui ikatan kimia dengan lebih dalam, atom harus dikenal
lebih dalam. Dari awal abad 20, pemahaman tentang struktur atom bertambah
Sekitar tahun 1916, dua kimiawan Amerika, Gilbert Newton Lewis dan
Irving Langmuir, secara independen menjelakan apa yang tidak terjelaskan oleh
teori Kossel dengan memperluasnya untuk molekul non polar. Titik krusian teori
mereka adalah penggunaan bersama elektron oleh dua atom sebagai cara untuk
pasangan elektron oleh dua atom atau ikatan kovalen adalah konsep baru waktu
Jika teori valensi dengan ikatan ion dan kovalen digabungkan, hampir
semua ikatan kimia yang diketehui di awal abad 20 dapat dipahami. Namun,
menjelang akhir abad 19, beberapa senyawa tidak dapat dijelaskan dengan teori
bukan kompleks.
kovalen
Adapun prinsip dari percobaan ini adalah membedakan senyawa ion dan
kovalen dengan cara dilarutkan dalam larutan AgNO3 ssetiap sampel dan
reaksi senyawa kompleks dan bukan kompleks dengan cara ditetesi larutan KCNS
pada setiap sampel, serta mendeteksi kekuatan ikatan sampel berdasarkan tingkat
TINJAUAN PUSTAKA
Materi terdiri atas atom. Oleh karena kimia mempelajari materi, teori atom
merupakan pondasi logis kimia. Namun, kimia tidak berbasiskan atom saja. Kimia
pertama akan muncul ketika atom bergabung membentuk molekul. Proses yang
kuantum. Kini mekanika kuantum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
kimia. Jadi mekanika kuantum sangat diperlukan bagi yang ingin mempelajari
yang terjadi antara atom menyangkut konfigurasi elektron terluar dari atom-atom
disebabkan atom-atom gas mulia sangat stabil, karenanya sulit untuk bereaksi
dengan atom-atom unsur lain. Kestabilan atom-atom gas mulia disebabkan kulit
terisi penuh), yaitu 8 elektron. Atom-atom unsur lain dapat mencapai kestabilan
ikatan kimia maka dilakukanlah penelitian untuk senyawa fullerena dalam bentuk
Urutan senyawa organik yang memiliki titik didih dari yang tertinggi
adalah metil propanol karena bercabang dan gaya Van der Waals di antara
molekul lebih kuat, karena metil propana menurunkan massa molar yang lebih
tinggi dan gaya Van der Waals di antara molekul lebih kuat dan butana karena
memiliki permukaan yang lebih besar dan gaya Van der Waals lebih kuat
muatan listrik (elektron) dari luar atau memberikan muatan listrik ke luar,
tergantung apakah jumlah elektron di kullit terluarnya lebih sedikit atau lebih
banyak dari atom gas mulia yang terdekat dengannya. Bila suatu atom kehilangan
elektron, atom tersebut akan menjadi kation yang memiliki jumlah elektron yang
sama dengan gas mulia terdekat, sementara bila atom mendapatkan elektron, atom
tersebut akan menjadi anion yang memiliki jumlah elektron yang sama dengan
ikatan kimia adalah gaya elektrostatik antara kation dan anion. Ikatan kimia yang
dua elektron atau dua atom. Senyawa kovalen adalah senyawa yang hanya
digunakann bersama sering dinaytakan dengan satu garis. Jadi, ikatan kovalen
dalam molekul hidrogen dapat ditulis sebagai h-h. Pada ikatan kobalen, setiap
elektron dalam pasangnan elektron ikatan yang digunakan bersama ditarik oleh
inti dari kedua atom yang berikatan. Gaya tarikan elektron ke inti inilah yang
mengikat kedua atom hidrogen dengan molekul H2 dan yang berperan dalam
pembentukan ikatan kovalen dalam molekul yang lainnya. Ikatan kovalen dalam
konfigurasi elektron fluorin adalah 1s2 2s2 2p5. Elektron pada orbital 1s tidak
terlibat dalam pembentukan ikatan karena tingkat energinya rendah dan lebih
mengilustrasikan aturan oktet (octet rule) yang dirumuskan oleh Lewis: Sebuah
atom, kecuali atom hidrogen, cenderung membentuk ikatan sampai atom itu
dikelillingi oleh delapan elektron valensi. Dengan kata lain, ikatan kovalen
terbentuk jika elektron yang tersedia tidak cukup untuk masing-masing atom
dikelilingi oleh dua elektron. Aturan oktet berlaku terutama untuk unsur-unsur
METODOLOGI PERCOBAAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah NaCl, AgNO3,
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah pipet tetes, tabung
1 mL AgNO3. ditetesi tabung reaksi (1) dengan NaCl, tabung (2) dengan
Disiapkan 3 buah tabung reaksi. Diisi tabung (1) dengan HCl, tabung (2)
3,5 mL. Selanjutnya ditetesi setiap tabung reaksi dengan indikator Metil Jingga
Ditambahkan larutan BaCl2 pada tabung (1), tabung (2) dengan K4Fe(CN)6,
Disiapkan 2 tabung rekasi. Diisi tabung (1) dengan FeCl3 dan tabung (2)
(2) 2-3 tetes KCNS. Diperhatikan dan dicatat perubahan yang terjadi.
BAB IV
adalah untuk menentukan senyawa tersebut ikatan ion atau ikatan kovalen, ikatan
ion dalam pelarutnya akan terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan ikatan kovalen
tidak demikian. Pada reaksi pertama direaksika natrium klorida dengan perak
nitrat menghasilkan endapan perak klorida, selain itu perak merupakan kation
yang akan mengendap bila bereaksi dengan ion klorida, lalu ion natrium dan ion
nitrat yang tersisa saling berikatan. Ikatan yang terbentuk adalah ikata ion, yakni
untuk menstabilkan keadaan seperti atom-atom gas mulia. Selain itu, ikatan ion
adalah ikatan yang terbentuk dari unsur logam dan non-logam. Natrium adalah
Larutan + MO Keterangan
berfungsi untuk titrasi asam basa. Hasil percobaan menunjukkan HCl merupakan
asam kuat berwarna merah dan memiliki endapan merah setelah ditambahkan
metil jingga (MO), CH3COOH adalah asam lemah berwarna merah setelah
ditambahkan metil orange (MO). C2H5OH adalah asam lemah yang mendekati
basa yang berwarna kuning. Tingkat keasaman dari tinggi ke rendah yaitu HCl,
CH3COOH, C2H5OH dan ikatannya adalah semakin kuat tingkat keasaman maka
BaCl2 K4Fe(CN)6
keruh
ditambah NH4OH sedikit, ditambah BaCl2 terjadi pengendapan berwarna biru tua
untuk tabung (1) dan cokelat tua untuk tabung (2) dan termasuk senyawa
endapan atau perubahan warna, yang mengalami perubahan warna apabila CuSO4
dengan KCNS maka akan menghasilkan larutan yang berwarna merah, ini
adalah ketika atom pusat adalah unsur logam dan berikatan dengan ligan yang
5.1 Kesimpulan
endapan putih. Inilah yang disebut ikatan ionik. Sedangkan jika larutan CCl4
ditambahkan dengan AgNO3, maka tidak akan menghasilkan endapan dan tidak
kompleks dan nonkompleks. Ini dapat diamati dengan adanya endapan pada
larutan.
5.2 Saran
Perez, B.R.J., Perez, B.E.M., Calatayut, L.M., Lopera, G.R., Montensions, S.V.J.,
dan Gil, T.E., 2017, Students Misconceptions on Chemical Bonding: A
Compereative Study Between High School and First Year University
Students, Asian Journal of Education and E. Learning (JSSN), 5 (1): 1-15.
AgNO3 1 mL
Hasil
Hasil
3. Pengendapan garam hidroksida
CuSO4 1 mL
terjadi endapan.
Hasil
CuSO4 1 mL
Hasil
3. Reaksi dengan kalium tiosianat (KCNS)
Hasil
Lampiran 2. Gambar Percobaan