Anda di halaman 1dari 6

JURNAL KEGIATAN

PRAKTIKUM KIMIA DASA R

NAMA : Muhammad Fakhri Rahim

NIM : G041211087

KELOMP OK : 4

JUR./ FAK . : Keteknikan Pertanian/Fak. Pertanian

LABORATORIUM KIMIA DASA R


UPT-MKU
UNIVERSITAS HASANUDDIN
JURNAL KEGIATAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR

NAMA : Muhammad Fakhri Rahim

NIM : G041211087

KELOMPOK : 4

JUR./ FAK. : Keteknikan Pertanian/Fak. Pertanian

LABORATORIUM KIMIA DASAR


UPT MKU
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KEGIATAN 7
PERCOBAAN SIFAT-SIFAT SENYAWA ORGANIK

Nama Praktikan : Muhammad Fakhri Rahim (G041211087) Nilai :

Nama Teman Kerja : 1. Ridayani Nanda (G041211081)

2. Salsahira (G041211084)

3. Rizka Alpiani Safitri (G041211083)

4. Maylani Indah Sari (G041211090)

5. Jefri Banne Messiman (G041211089)

6. Rafael Valerie Bombang (G041211082)

7. Reginald Loloallo (G041211086)

8. Ade Feri Raditia (G041211088)

Asisten dosen : Yuyun Sukawati Rusma

A. PENGAMATAN

1. Kelarutan senyawa organik

Zat Jumlah fase dalam Jumlah fase dalam


Keterangan
terlarut campuran Air dietleter
n-heksana Fase 2 Fase 1 Senyawa Non-
(tidak larut) (larut) polar
Klorofom Fase 2 Fase 1 Senyawa Nom-
(tidak larut) (larut) polar

Etanol Fase 1 Fase 1 Senyawa


(larut) (larut) Polar

Etilasetat Fase 1 Fase 1 Senyawa


(larut) (larut) Polar
2. Reaksi-reaksisenyawa organik

Perubahan yang terjadi


Zat Keterangan
KMnO4 KI/aseton Fehling A+B I2/Betadin
n-Heksana 2 fase X X X Tidak bereaksi
Endapan
ungu
Etanol 1 fase X X X Bereaksi
Endapan
coklat
Asetaldehida X X
Aston Tetap X X X Tidak Bereaksi
Ungun
Klorofom X 1 Fase X X Bereaksi

Glukosa X X Merah Bata X Bereaksi

B. PEMBAHASAN

1. Kelarutan senyawa organik

Berdasarkan dari teori, senyawa organik hanya larut pada pelarut yang sejenis
dengan senyawa organik tersebut. Senyawa organik yang bersifat polar hanya dapat
larut dalam pelarut polar dan senyawa organik non polar hanya dapat larut pada
pelarut non polar pula. Sehingga campuran bersifat homogen yaitu hanya terdapat
satu fase dimana antara pelarut dan zat terlarutnya tidak dapat dibedakan lagi.

Untuk uji kelarutan senyawa organik yang pertama adalah membandingkan antara
kelarutan n-heksana dalam aquades dan dietil eter. Dari percobaan ini diperoleh n-
heksana yang dicampur dengan aquades memiliki dua fase, dimana fase diatas adalah
n-heksana dan fase dibawah adalah aquadesnya. Hal ini dikarenakan massa jenis
aquades lebih besar dari massa jenis n-heksana. Sedangkan n-heksana yang dicampur
dengan dietil eter memiliki satu fase, dimana n-heksana dan dietil eter dapat
bercampur (homogen). Hal ini menunjukkan bahwa n-heksana termasuk senyawa
non polar karena dapat larut dalam dietil eter yang bersifat non polar.

Untuk uji kelarutan senyawa organik yang pertama adalah membandingkan antara
kelarutan n-heksana dalam aquades dan dietil eter. Dari percobaan ini diperoleh n-
heksana yang dicampur dengan aquades memiliki dua fase, dimana fase diatas adalah
n-heksana dan fase dibawah adalah aquadesnya. Hal ini dikarenakan massa jenis
aquades lebih besar dari massa jenis n-heksana. Sedangkan n-heksana yang dicampur
dengan dietil eter memiliki satu fase, dimana n-heksana dan dietil eter dapat
bercampur (homogen). Hal ini menunjukkan bahwa n-heksana termasuk senyawa
non polar karena dapat larut dalam dietil eter yang bersifat non polar.
Selanjutnya untuk uji kelarutan senyawa organik yang ketiga adalah
membandingkan antara kelarutan etanol dalam aquades dan dietil eter. Dalam
percobaan ini diperoleh etanol yang dihomogenkan dengan aquades maupun dietil
eter sama-sama menghasilkan satu fase. Hal ini dikarenakan etanol yang memiliki
sifat semi polar, tetapi dalam teorinya etanol cenderung bersifat polar karena adanya
gugus hidroksil pada etanol yang menyebabkan penyebaran yang tidak merata pada
pasangan elektron. Penyimpangan terjadi karena beberapa faktor antara lain kondisi
bahan yang sudah tidak murni lagi karena kesalahan pemakaian pipet tetes dalam
mengambil bahan dan kurangnya keterampilan pada praktikan.

Percobaan keempat yaitu membandingkan antara kelarutan etil asetat dalam aquades
dan dietil eter. Sama dengan uji coba yang ketiga, uji coba yang keempat juga
menghasilkan satu fase dalam mencampurkan etil asetat dengan aquades dan
menghasilkan satu fase dalam mencampur etil asetat dengan dietil eter. Hal ini
menunjukkan bahwa etil asetat bersifat polar.

2. Reaksi-reaksi senyawa organik

Pada percobaan reaksi-reaksi senyawa organik dalam menghomogen n-heksana,


alkohol, dan aseton dengan KMnO4 diperoleh ketiga campuran tersebut dapat
bereaksi. Hal ini dikarenakan perubahan warna yang terjadi pada ketiga campuran
dan adanya endapan pada campuran alkohol maupun aseton dengan KMnO 4. Akan
tetapi dalam teorinya, n-heksana tidak dapat bereaksi dengan KMnO4.
Penyimpangan yang terjadi dikarenakan faktor dari kondisi bahan yang sudah tidak
baik lagi atau karena kurangnya keterampilan praktikan.

Percobaan reaksi senyawa organik pada kloroform dengan aseton diperoleh


campuran tersebut tidak bereaksi. Hal ini dikarenakan tidak terdapat perubahan
warna, tidak adanya endapan, dan karena gugus Cl pada kloroform tidak dapat
disubtitusi dengan aseton/NaI sebab keelektronegatifan Cl lebih besar dibanding I
pada NaI sehingga kloroform tetap mempertahankan kedudukannya.

Selanjutnya pada percobaan reaksi senyawa glukosa dengan Fehling A+B diperoleh
adanya reaksi (bereaksi). Hal ini dikarenakan adanya perubahan warna yang semula
berwarna hijau menjadi merah bata.

Reaksi – reaksi yang terjadi :


- n-heksana : CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 –CH3 – KMnO4 Tidak
Bereaksi

- alkohol : CH3 – CH2 + KMnO4 Endapan coklat

OH

- asteton : CH3 - CH2 – C- H + KMnO4 Tidak bereaksi


OH

- kloroform : CH3 – C – CH3 – H – CCI3 H3C – C – CH3

O CCl3
O O

- glukosa : C + 2 Cu2O (fehling) C + Cu2O

H OH

C. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Kelarutan pada suatu senyawa organik hanya dapat ditetukan dari sifat polar atau Non-
polar. Kelarutan senyawa organik tergantung pada kemampuan senyawa organik untuk
membentuk ikatan hidrogen dengan atom-atom elektronegatif sehingga dapat larut
dalam senyawa polar. Senyawa polar antara lain etanol, aseton, dan akuades, sedangkan
senyawa non-polar yaitu klorofom, n-heksana, dan dietil eter.

2. Pada percobaan ada senyawa yang mengalami reaksi oksidasi dengan KMnO4
yaitu Etanol dan Aseton, sedangkan n-heksana tidak teroksidasi dengan KMnO4.
Untuk senyawa klorofom tidak terjadi reaksi subtitusi dengan Kl/aseton. Glukosa
sendiri mengalami reaksi identifikasi saat ditambahnkan Fehling A+B.

Makassar, 30 Oktober 2021

Asisten, Praktikan,

(Yuyun Sukawati Rusma) (Muhammad Fakhri Rahim)

Anda mungkin juga menyukai