Nilai-nilai politik yang konstitusional yang terdapat dalam al-Quran pada dasarnya
terdiri atas musyawarah, keadilan, kebebasan, persamaan, kewajiban untuk taat dan batas
wewenang dan hak penguasa.
1. Musyawarah
Dalam prinsip perundang-undangan Islam, musyawarah dinilai sebagai lembaga
yang amat penting artinya. Penentuan kebijaksanaan pemerintah dalam sistem
pemerintahan Islam haruslah didasarkan atas kesepakatan musyawarah. Karena itu
musyawarah merupakan prinsip penting dalam politik Islam.
Prinsip musyawarah ini sesuai dengan ayat al-Quran Surah Ali Imran ayat 159:
Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkalah pada Allah, sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertaqwa kepada Allah.
2. Prinsip Keadilan
Agama Islam menempatkan aspek keadilan pada posisi yang amat tinggi dalam
sistem perundang-undangannya. Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang memerintahkan
berbuat adil dalam segala aspek kehidupan manusia, seperti yang terkandung dalam
surat An-Nahl ayat 90:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat. Dan Allah melarang dari perbuatan keji, munkar dan
bermusuhan. Dia member pelajaran agar kamu men gambil pelajaran.
Ayat tersebut diatas memerintahkan kepada umat Islam untuk berlaku adil,
sebaliknya melarang dan mengancam dengan sanksi hukum bagi orang yang berbuat
sewenang-wenang. Kewajiban berlaku adil dan menjauhi perbuatan zalim mempunyai
tingkatan yang amat tinggi dalam struktur kehidupan manusia dalam segala aspeknya.
Keadilan merupakan tujuan umum atau tujuan akhir dalam pemerintahan Islam.
Dari segi realitas sejarah, sejarah para Khulafaur Rashidin yang nota bene
mencontohkan teladan nabi adalah prototipe yang lengkap dan sangat hidup dalam
memahami makna keadilan dan memegang prinsipnya dalam kehidupan.
3. Prinsip Kebebasan
Yang dimaksud dengan kebebasan di sini bukanlah kebebasan bagi
warganya untuk dapat melaksanakan kewajibanya sebagai warga negara, tetapi
kebebasan di sini mengandung makna yang lebih positif, yaitu kebebasan bagi
warga negara untuk memilih suatu yang lebih baik, atau kebebasan berfikir yang
lebih baik dan mana yang lebih buruk, sehingga proses berfikir ini dapat melakukan
perbuatan yang baik sesuai dengan pemikiranya.
Kebebasan berfikir dan berbuat ini pernah diberikan oleh Allah kepada nabi
Adam dan Hawa untuk mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Allah. Sebagai
mana Firman Allah Surat Taha ayat 123:
Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama sebagaimana kamu
menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk
dariKu, lalu barang siapa yang men gikuti petunjuk dari-Ku ia tak akan tersesat
dan tidak akan celaka.
Islam mengakui adanya kebebasan berfikir. Bahkan menjamin sepenuhnya
dan dinilai sebagai ahlak dasar setiap manusia. Dalam sistem perundangundanganya Islam juga sangat menghargai nilai-nilai kebebasan itu. Penghargaan
sistem perundang-undangan Islam terhadap kebebasan itu tidak dapat dibandingkan
dengan sistem lainya yang diciptakan manusia.
4. Prinsip Persamaan
Prinsip persamaan berarti bahwa setiap individu dalam masyarakat
mempunyai hak yang sama, juga mempunyai persamaan mendapatkan kebebasan
dalam berpendapat, kebebasan, tanggung jawab, dan tugas-tugas kemasyarakatan
tanpa diskriminasi rasial, asal usul, bahasa dan keyakinan.
Al-Quran,
Jakarta,
1985).
Alamsyah
Ratu
Perwira