2. Prinsip integrasi
Islam menuntut hambanya untuk melaksanakan
ajarannya secara utuh dan integral, karena Islam bukan
suatu ajaran yang bisa dilakukan secara terpilah-pilah. la
adalah ajaran yang utuh y a n g menuntut manusia
meyakini, melaksanakan dan menerapkannya dalam
hidup secara utuh pula.
Menuntut kehidupan yang baik di dunia bukanlah
sesuatu yang terpisah dari tujuan kehidupan yang
bahagia di akhirat, ia merupakan suatu kesatuan yang
integral. Seorang muslim melaksanakan shalat secara
khusyu, sekaligus dituntut untuk mengimplementasikan
shalatnya dengan cara berpihak kepada kebenaran dan
menolak kemungkaran dalam hidupnya di luar shalat.
la akan tunduk dan patuh kepa da Allah
yang diaktualisasikan pula dalam kehidupannya yang
dinamis, kreatif, semangat dan penuh dengan kerja keras.
Prinsip integralitas ini bagi aktualisasi ajaran agama
Islam menjadi bagian yang penting dan mendasar. Islam
mengarahkan ummatnya yang sejahtera jasmani dan rohani,
kaya harta dan amal saleh, rajin beribadat dan hidup
dinamis. Hal inilah yang menjadikan seorang muslim
dapat hidup dengan penuh makna, s e b a b ia akan
b e ke r j a dalam kehid upa nnya sekaligus
melaksanakan ibadat. Apabila seorang petani berangkat ke
sawah, maka dengan niat yang tulus karena Allah, ia
memperoleh keuntungan material dan hasil panennya
sekaligus memperoleh keuntungan sebagai ibadah kepada
Allah. Aktualisasi seperti ini diisyaratkan dengan banyaknya
ayat al-Qur'an yang mengajarkan amaliah ditengah
masyarakat dibandingkan dengan ayat-ayat yang
bermuatan ibadah ritual.
2.Sabar
3. Syukur
Syukur merupakan aktualitas ajaran Islam terhadap
diri sendiri, yaitu menumbuhkan berterima kasih atas
apa yang diperolehnya dari Allah atau sesama manusia.
Bersyukur kepada Alla h adalah men yataka n terim a
kas ih te rh ada p apa ya ng dianugerahkan Allah.
Pernyataan ini dapat dilakukan dengan ucapan atau
dengan perbuatan. Bersyukur dengan ucapan adalah
mengucapkan Alhamdulillah (segala puji bagi Allah)
setiap merasakan nikmat.
Bersyukur yang paling tinggi nilainya adalah
mensyukuri nikmat Allah melalui perbuatan, yaitu
menggunakan nikmat yang diberikan Allah sesuai dengan
keharusannya. Misalnya bersyukur karena diberi usia yang
panjang, maka bersyukurnya adalah menggunakan usia itu di
jalan yang diridhai Allah. Bersyukur atas kesempatan yang
diberikan Allah menjadi mahasiswa dilakukan dengan
menggunakan kesempatan itu dengan belajar bersungguh-
sungguh.
Bersyukur terhadap nikmat Allah dijamin
mendapatkan tambahan nikmat dari Allah, sebagaimana
dijanjikan-Nya
4. Istiqamah
Istiqamah adalah tegak berdiri di atas prinsip
kebenaran yang diyakininya. Istiqamah merupakan sikap
hidup yang mampu berdiri di atas prinsip tauhid dan
mendorong dirinya untuk senantiasa konsisten dengan
prinsip itu dalam kondisi dan situasi apapun.
Istiqamah dapat melekat pada diri seorang muslim
apabila ia telah benar-benar beriman dan seluruh
hidupnya dirujukkan kepada keimanan semata-mata.
Sehingga menafikan segala sesuatu selain iman kepada
Allah. Karena itu dapatlah dikatakan bahwa istiqamah
merupakan implementasi dari keimanan kepada Allah yang
melahirkan penyerahan diri secara total kepada-Nya.
Dengan demikian apapun yang terjadi dan situasi
apapun yang dihadapinya tidak akan merubah prinsip hidup
itu.
E. Hubungan dengan sesama manusia
1. Hubungan dengan keluarga
a. Berbakti kepada orang tua
Hubungan anak dengan orang tua merupakan
hubungan yang istimewa yang terkait erat dengan
sebab perkawinan dan pewarisan. Karena itu ajaran
Islam memberikan penekanan terhadap hubungan
anak orang tua ini bukan hanya semata-mata hubungan
antar manusia, melainkan hubungan yang khas, yaitu
mengembangkan hubungan yang baik atau birrul walidain.
Seorang anak dilahirkan dengan perjuangan
d a n pengorbanan yang berat dari ayah dan ibunya,
karena itu anak diwajibkan untuk berbuat baik kepada
orang tuanya, sebagaimana firman Allah :
b. Menyayangi keluarga
Menyayangi keluarga merupakan salah satu
aktualisasi ajaran Islam yang harus ditampilkan dalam
perilaku seorang muslim. Menyayangi keluarga
ditampilkan dalam bentuk pemberian kasih sayang
kepada seluruh anggota keluarga.
yaitu :
"Wahai hamba Allah, sesungguhnya Allah menyuruh
kalian untuk berbuat adil dan ihsan, memberikan kepada
kerabat dekat, melarang berbuat dosa dan kemungkaran
besar. Dia mengajar kalian agar kalian ingat, dan
hendaklah ingat kepada Allah yang maha besar."
M e n y e b a r ka n r a h m a t d a n ka s i h s a y a n g d a p a t
p u l a menghindarkan sifat-sifat buruk, seperti sombong,
angkuh, fitnah, prasangka buruk (suudzan), dan
permusuhan. Sebab sifat-sifat tercela tersebut lahir dari
egoisme dan menyenangi kepuasan diri sendiri yang
berlebihan.
F. Hubungan dengan Alam
1. Mengelola dan memelihara alam
Manusia diciptakan Allah dan digelarkan di muka
bumi untuk mengelola isi bumi dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya sebagai makhluk Allah yang sempurna.
QS Hud[11]:61:
“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka shaleh.
Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak
ada bagimu Tuhan selain Dia. dia Telah menciptakan kamu dari
bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], Karena
itu mohonlah ampunan-Nya, Kemudian bertobatlah kepada-Nya,
Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)."
Tidak terlepas dari tujuan itu make Allah memghendaki agar manusia
dapat mengelola isi alam untuk memenuhi hajat hidup manusia
sendiri. Untuk dapat mengelola alam ini dengan baik, diperlukan
adanya kemauan dan kemapuan pada diri setiap orang.
Kemauan lahir dari adanya kesadaran akan hak dan tanggung
jawab sebagai manusia, sedangkan kemampuan lahir dari
kesadaran akan pemilikan potensi dan semangat serta
kepercayaan diri untuk memiliki kemampuan itu.
26. Kemudian kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,
27. Lalu kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, 28. Anggur
dan sayur-sayuran, 29. Zaitun dan kurma, 30. Kebun-
kebun (yang) lebat, 31. Dan buah-buahan serta rumput-
rumputan, 32. Untuk kesenanganmu dan untuk binatang-
binatang ternakmu.