PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimilki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Pamali
merupakan salah satu contoh budaya yang berkembang dimasyarakat dan
berlangsung turun menurun.
Tidak bisa dipungkiri, istilah pamali sudah berkembang di masyarakat
Indonesia sejak dahulu kala. Apa yang dimaksud dengan kata pamali? Pamali
adalah suatu pantangan dari hal-hal tradisi atau budaya yang tidak boleh
dilakuka dengan sengaja lantaran dapat menyebabkan suatu malapetaka atau
faktor yang tidak baik bagi kehidupan.
Suatu ungkapan pamali tentu saja memilki makna yang beragam, salah
satu kata pamali yang cukup populer berkembang dimasyarakat Banjar di
fakultas mipa universiras lambung mangkurat adalah “ kada boleh baduduk
dimuka lawang kaina jodoh tahalang” yang artinya tidak boleh duduk didepan
pintu nanti susah mendapatkan jodoh.
Makna dari istilah pamali tentu saja mengandung nilai karakter yang
menunjukkan perilaku tertib dalam kehidupan. Misalnya makna kata pamali
diatas memiliki arti melarang kita untuk duduk didepan pintu karena tidak
baik dan dapat menghalangi jalan orang yang ingin masuk kedalam rumah.
Pamali menjadi salah satu tradisi lisan yang menjadi turun menurun hidup
berdampingan dengan masyarakat saat ini. Sebagai tradisi yang tumbuh dan
berkembang di Fakultas mipa ungkapan pamali mencermikan sikap dan
pandangan mahasiswa FMIPA. Pengunaan ungkapan pamali menjadi media
pembentuk karaekter yang berkenaan dengan nilai religius,kesopanan,disiplin
dan peduli sosial.
1
1.2.Batasan Masalah
Permasalahan yang ada dititikberatkan pada kurangnya media informasi
pamali yang menjelaskan tentang nilai moral dan makna dalam larangan
pamali kepada mahasiswa FMIPA ULM.
1.3.Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan istilah pamali?
b. Apa saja kalimat-kalimat pamali yang berkembang atrau diketahui oleh
mahasiswa FMIPA ULM?
c. Apa makna dan nilai karakter yang terkandung dalam ungkapan pamali
bahasa banjar?
1.4.Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan istilah pamali
b. Mengetahui apa saja kalimat-kalimat pamali yang berkembang atau
diketahui oleh mahasiswa FMIPA ULM
c. Mengetahui makna dan nilai karakter yang terkandung dalam ungkapan
pamali bahasa banjar
1.5.Manfaat Penelitian
a. Mengetahui makna yang terkandung dalam ungkapan pamali yang ada
dan berkembang disekitar mahasiswa FMIPA ULM
b. Mengetahui nilai yang terkandung dalam ungkapan pamali yang ada dan
berkembang disekitar mahasiswa FMIPA ULM
c. Memberikan pengetahuan mengenai kalimat pamali yang berkembang di
mahasiswa FMIPA ULM
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Pengertian Pamali
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998) mengartikan pamali atau pemali
sebagai pantangan atau larangan berdasarkan adat, kebiasaan, dan biasanya
selalu dikaitkan dengan mitos.
Hutari (2010, dalam Jamali & Dalle, 2013:1055) berpendapat istilah
pamali berasal dari bahasa Sunda, makna katanya sama dengan pantrang
(pantang) dan cadu (tabu), yang artinya pantangan atau larangan tentang suatu
tindakan yang dilakukan sehari-hari yang apabila dilakukan akan dapat
mendatangkan kesialan dalam hal kesehatan, keselamatan, jodoh, rezeki,
keturunan dsb.
Menurut teori folklor, pamali termasuk dalam kelompok kepercayaan
rakyat yang lajim disebut takhyul (Danandja, 1984:153-155). Namun, ada juga
ahli lain yang memasukkannya dalam kelompok ungkapan tradisonal (Effendi
dkk, 1994:27), dan (Jamali & Dalle, 2013:1055). Effendi dkk (1994:27)
menyebut pamali dengan istilah kata-kata tabu (ungkapan larangan), yakni
sebuah kalimat imperative atau sebuah kalimat pernyataan.
Kata “pamali” merupakan salah satu ekspresi kebudayaan untuk
menyampaikan suatu pesan larangan terhadap sesuatu. Pada
perkembangannya, setelah masuknya agama Islam kata pamali sering
dijadikan sinonim dari kata haram dalam pengertian sesuatu yang dilarang
oleh agama yang kemudian dianggap dosa jika dilakukan. Sehingga, hal-hal
yang dikategorikan pamali yang bersumber pada adat atau keyakinan leluhur
yang tidak bersumber pada agama sekalipun akan dianggap dan dikategorikan
sebagai dosa manakala telah diberikan stempel pamali.
Seringkali istilah pamali ini disangkutpautkan dengan hukum yang berlaku
di masyarakat tersebut. Hal-hal yang dipamalikan ini yang sering kita dengar
dari orang tua kita atau kakek nenek kita. Dipungkiri atau tidak, istilah pamali
3
ini sudah menyebar luas dari pedesaan sampai perkotaan. Setiap daerah
memiliki jenis pamali yang berbeda.
5
BAB III
METODE PENELITIAN
6
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari beberapa pendapat di
atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Baru
Fakultas MIPA sebanyak 88 orang.
3.3.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah objek yang di teliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Sampel dalam penelitian ini
adalah Mahasiswa Baru Fakultas MIPA.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
9
4.2. Pembahasan
1. Berhubungan dengan laki-laki dan perempuan
a. Menyapu lantai harus sampai tuntung, kalu kada tuntung kaina dapat
laki berewokan
Pamali ini menyatakan larangan bagi perempuan apabila
membersihkan lantai harus diselesaikan nanti mendapatkan suami
yang berewokan. Pamali ini tidak bisa diterima dengan akal karena
maksud dari pamali ini sebenarnya tidak baik mengerjakan sesuatu
setengah-setengah.
b. lakian bujang tidak menghadiri kawinan maka inya ngalih dapat
jodoh
pamali ini menyatakan jika seorang laki-laki yang masih bujang tidak
menghadiri suatu pernikahan maka akan susah mendaptkan jodoh.
Secara logika pamali ini tidak masuk akal karena seperti yang kta
ketahui semua hal yang ada di dunia ini sudah diatur oleh sang
khalik.
14
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang kami lakukan dengan pembagian kuisioner di FMIPA
ULM yang terdiri dari 7 progam studi terdapat setidaknya sekitar 90
tanggapan ungkapan pamali. Dari progam studi Biologi terdapat 30 pamali,
Farmasi 17 pamali, Matematika 10 pamali, fisika 10 pamali, kimia 10 pamali,
ilmu komputer 9 pamali dan statistika 4 pamali. Dari 90 tanggapan yang ada
17 ungkapan pamali yang dikelompokkan menjadi 5 klasifikasi. Dapat
disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa FMIPA angkatan 2019 menegtahui
pamali banjar yang ada di masyarakat sekitar mereka.
Mahasiswa FMIPA mengetahui ungkapan pamali dari orang tua, nenek
dan orang disekitar yang menandakan ungkapan pamali masih diwariskan
kepada generasi sekarang ini. Pastinya pamali memiliki makna tersendiri bagi
setiap orang, tentu saja kita sebagai mahasiswa harus menyikapi berbagai
pamali yang dengan hati-hati dan bijak agar tidak beretentangan dengan
agama atau kepercayaan yang kita anut.
5.2. Saran
Untuk melengkapi laporan ini kami memberikan beberapa saran yang semoga
dapat bermanfaat bagi yang membaca laporan ini :
- Jangan mudah percaya dengan pamali yang berkembang di masyarakat
sebagai mahasiswa tentu saja kita harus bisa memilah antar hal yang baik
dan buruk.
- Jika sekiranya pamali yang bekembang bertentangan dengan ajaran
agama tentu saja kita harus menjauhi hal tersebut.
15
Daftar Pustaka
Harpriyanti, H., & Komalasari, I. (2018, oktober 1). Makna dan Nilai Pendidikan
Pamali Dalam Masyarakat Banjar. Jurnal Bahasa, Sastra, dan
Pengajarannya, 244-251.
16
Lampiran
Biodata Penulis
17