Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan utama negara Indonesia sebagaimana yang diatur dalam pembukaan UUD 1945
salah satunya adalah untuk memajukan kesejahteraan umum, kejahteraan umum juga sama
dengan kesejahteraan sosial dimana definisi dari kesejahteraan sosial itu sendiri menurut
Undang-Undang Tentang Kesejahteraan Sosial yaitu kondisi terpenuhinya kebutuhan
material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Dalam menciptakan kondisi sejahtera pada kenyataannya di Indonesia sulit sekali untuk
diwujudkan, hal ini didasarkan pada banyak faktor, salah satunya adalah maraknya
permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat. Permasalahan sosial ada yang telah ada sejak
dulu, disebut juga masalah klasik konvensional dan ada yang baru-baru muncul atau baru
sekarang muncul, ini disebut masalah sosial kontemporer. Contoh dari dua klasifikasi
masalah tersebut adalah pelacuran yang di dalamnya terdapat wanita tuna susila, dan juga
masalah HIV/AIDS dan Narkotika. Contoh tiga masalah sosial tersebut menimbulkan
keresahan bagi masyarakat juga menganggu fungsi sosial di dalamnya yang berimbas
sulitnya untuk tercipta kondisi sejahtera.
Berdasarkan penuturan bahwa sulit mewujudkan kesejahteraan sosial di masyarakat
karena salah satu faktornya yaitu permasalahan sosial menuntut kami untuk menyusun
makalah ini yang di dalamnya terdapat pembahasan mengenai contoh permasalahan sosial
yaitu HIV/AIDS, Narkotika dan Wanita Tuna Susila juga dituturkan pula apa penyebab,
dampak, dan tugas pekerjaan sosial atau pekerja sosial dalam menangani permasalah ini,
selain itu penyusunan makalah ini ditujukan pula untuk memenuhi tugas Pengantar
Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya:  
1. Apa dan bagaimana itu Narkoba?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang Narkoba.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari (Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif
lainnya). Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum seperti polisi
(termasuk didalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas
Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah
Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak
dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan
dari kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama. 

Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian dari:


Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan”. 
Psikotropika adalah “zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku”. 
Bahan adiktif lainnya adalah “zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika
yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan” 

Meskipun demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua jenis narkotika dan
psikotropika dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak pula narkotika dan psikotropika
yang memiliki manfaat besar di bidang kedokteran dan untuk kepentingan pengembangan
pengetahuan.
Menurut UU No.22 Tahun 1997 dan UU No.5 Tahun 1997, narkotika dan psikotropika
yang termasuk dalam Golongan I merupakan jenis zat yang dikategorikan illegal. Akibat dari
status illegalnya tersebut siapapun yang memiliki, memproduksi, menggunakan,
mendistribusikan atau mengedarkan narkotika dan psikotropika Golongan I dapat dikenakan
pidana sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa
pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang yang berdasarkan

2
bahan kimiawi dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat
manusia. Di antara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euphoria (rasa
gembira) yang berlebihan, serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir di antara para pengguna
tertentu.

Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna akan menjadi
malas dan otak akan lamban dalam berpikir. Namun, hal ini masih menjadi kontroversi,
karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang mendukung
medical marijuana dan marijuana pada umumnya. Selain diklaim sebagai pereda rasa sakit,
dan pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk kanker), banyak juga pihak yang
menyatakan adanya lonjakan kreatifitas dalam berfikir serta dalam berkarya (terutama pada
para seniman dan musisi.

Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreatifitas), juga di pengaruhi oleh
jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap membantu kreatifitas
adalah hasil silangan modern “Cannabis indica” yang berasal dari India dengan “Cannabis
sativa” dari Barat, dimana jenis Marijuana silangan inilah yang merupakan tipe yang tumbuh
di Indonesia.

Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu, dimana dalam golongan
tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara ada
kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik seperti
efek yang dihasilkan Methamphetamin). Marijuana, hingga detik ini, tidak pernah terbukti
sebagai penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap sebagai
tanaman luar biasa, dimana hampir semua unsur yang ada padanya dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan. Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang
dihasilkan oleh obat-obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi
kecanduan hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun penipuan (aksi
kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu.

B. Penyebaran Narkoba

Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir
seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa
didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu
saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas, pemerintah khawatir akan penyebaran

3
narkoba yang begitu meraja rela. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan,
namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja
maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba.
Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada
anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan
mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.

C. Efek Narkoba

Halusinogen, efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis
tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu
hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD.

Stimulation, efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti
jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang
lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan cenderung membuat seorang pengguna lebih
senang dan gembira untuk sementara waktu

Depresan, efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi
aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai
tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw.

Adiktif, Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin
lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif ,
karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak, contohnya
ganja, heroin , putaw. Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun
organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan
overdosis dan akhirnya kematian.

Psilocin, sebuah obat halusinogen yang diperoleh dari jamur (Psilocybe mexicana).
Efek yang timbul seperti dilatasi pupil, kegelisahan atau gejolak, euforia, terbuka dan mata
tertutup visual (menengah umum pada dosis tinggi), sinestesia (mis. pendengaran melihat
warna dan suara), meningkat suhu tubuh, sakit kepala, berkeringat dan menggigil, dan mual.

sabu-sabu, adalah obat psikostimulansia dan simpatomimetik. Dipasarkan untuk kasus


parah gangguan hiperaktivitas kekurangan perhatian. Efek fisik dapat mencakup anoreksia,
hiperaktif, pupil melebar, kemerahan, kegelisahan, mulut kering, sakit kepala, takikardia,
Bradycardia, tachypnea, hipertensi, hipotensi, hipertermia, diaphoresis, diare, sembelit,

4
penglihatan kabur, pusing, berkedut, insomnia, kesemutan, jantung berdebar , aritmia,
jerawat, pucat, kejang-kejang, serangan jantung, stroke, dan kematian dapat terjadi.

D. Jenis-jenis Narkoba
Jenis narkoba yang popular saat ini dan sering digunakan adalah :
Candu, yaitu narkotika yang dinikmati pakai pipa isapan. Biasa dipakai dengan
menyuntik pada lengan dan paha
Heroin, biasanya dalam bentuk bubuk berwarna putih keabu-abuan atau colat.
Memakainya dengan jalan mencium narkotika. Jika dipakai dengan suntik, sangat berbahaya
dan bias mati. Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah
diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya
adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan.
Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid.

Shabu-shabu adalah sejenis heroin, hanya kadarnya lebih mematikan heroin bila
dipakai, biasanya dihisap dengan menggunakan suatu alat khusus.
Ekstasi, biasanya bentuk pil yang berakibat pada lemahnya tubuh dan tekanan darah
semakin tinggi.
Putaw, merupakan ampas heroin, biasanya digunakan dengan cara membakar dan
dihisap asapnya.
Ganja, banyak ditemukan di Aceh, paling banyak dipakai generasi muda yang tidak
punya uang lebih, biasanya berwujud daun. Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica)
adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat
narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat
membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).

Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini
biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium
juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan
negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah
dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan
dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang menyebabkan pengaruh bagi pengguannya. Pengaruh
tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat , halusinasi atau
timbulnya khayalan-khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya.

5
E.  Faktor Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan narkoba ada beberapa faktor  yaitu:
1.  Bagi diri sendiri :
a. Terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja
1. Daya ingat, sehingga mudah lupa
2. Perhatian, sehingga sulit berkonsentrasi
3. Presepsi, sehingga memberi perasaan semu/khayal
4. Motivasi, sehingga keinginan dan kemampuan belajar merosot, persahabatan rusak,
minat, dan cita-cita semula padam.
Oleh karena itu narkoba menyebabkan perkembangan mental-emosional dan sosial
remaja terhambat. Bahkan ia mengalami kemunduran perkembangan.
b. Keracunan
Keracunan yakni gejala yang timbul akibat pemakaian narkoba dalam jumlah yang
cukup banyak, berpengaruh pada tubuh dan perilakunya. Gejalanya tergantung pada jenis,
jumlah, dan cara penggunaan.
c. Overdosis
Overdosis dapat menyebabkan kematian karena terhentinya pernapasan atau perdarahan
otak. Overdosis terjadi karena toleransi sehingga perlu dosis yang lebih besar, atau karena
sudah lama berhenti pakai, lalu memakai lagi dengan dosis yang dahulu digunakan.
d. Gejala putus zat
Gejala putus zat yakni gejala ketika dosis yang dipakai berkurang atau dihentikan
pemakaiannya. Berat atau ringannya gejala tergantung pada jenis zat, dosis, dan lama
pemakaian.
e. Berulang kali kambuh
Maksud dari berulang kali kambuh yakni tergantungan yang menyebabkan rasa rindu
pada narkoba, walaupun telah berhenti pakai. Narkoba dan perangkatnya, kawan-kawan,
suasana, dan tempat-tempat penggunaan dahulu mendorongnya untuk memakai narkoba
kembali. Itu sebabnya pecandu akan berulang kali kambuh.
f. Gangguan perilaku/mental-sosial
Gangguan perilaku/mental-sosial yakni acuh tak acuh, sulit mengendalikan diri, mudah
tersinggung, marah, menarik diri dari pergaulan, serta hubungan dengan keluarga/sesama
terganggu. Terjadi perubahan mental: gangguan pemutusan perhatian, motivasi belajar/
bekerja lemah, ide paranoid.

6
g. Gangguan kesehatan
Gangguang kesehatan yakni kerusakan atau gangguan fungsi organ tubuh seperti hati,
jantung, paru, ginjal, kelenjar endokrin, alat reproduksi, penyakit kulit dan kelamin.
h. Kendornya nilai-nilai
Kendornnya nilai-nilai yakni kendornya nilai-nilai kehidupan agama-sosial-budaya,
seperti perilaku seks bebas dengan akibatnya (penyakit kelamin dan kehamilan yang tidak
diinginkan). Sopan santun hilang. Ia menjadi asosial, mementingkan diri sendiri, dan tidak
memperdulikan orang lain.
i. Masalah ekonomi dan hukum
Masalah ekonomi dan hukum yakni pecandu terlibat hutang. Karena berusaha memenuhi
kebutuhan akan narkoba. Ia mencuri uang atau menjual barang-barang milik pribadi atau
keluarga. Jika masih sekolah, uang sekolah digunakan membeli narkoba, sehingga terancam
putus sekolah. Mungkin juga ia akan ditahan polisi atau bahkan dipenjara.

2. Bagi keluarga
Suasana nyaman dan tentram terganggu. Keluarga resah karena barang-barang berharga
di rumah hilang. Anak berbohong, mencuri, menipu, tak bertanggung jawab, hidup
semaunya, asosial. Orang tua malu karena memiliki anak pecandu, merasa bersalah, dan
berusaha menutupi perbuatan anak.
Masa depan anak tidak jelas. Ia putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan
dari sekolah atau perkerjaan. Stres meningkat. Orang tua putus asa sebab pengeluaran uang
meningkat karena pemakaian narkoba, atau karena harus berulang kali dirawat, bahkan
mungkin mendekam di penjara. Keluarga harus menanggung beban sosial-ekonomi ini.

3. Bagi sekolah
Narkoba merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting bagi proses belajar. Siswa
penyalahguna mengganggu terciptanya suasana belajar-mengajar. Prestasi beajar turun
drastis, tidak saja bagi siswa yang berprestasi, melainkan juga mereka yang kurang
berprestasi atau ada gangguan perilaku. Penyalahguna narkoba berkaitan dengan kenakalan
dan putus sekolah. Kemungkinan siswa penyalahguna membolos lebih besar daripada siswa
lain.
Penyalahgunaan narkoba berhunungan dengan kejahatan dan perilaku asosial lain yang
mengganggu suasana tertib dan aman, perusakan barang-barang milik sekolah, atau
meningkatnya perkelahian. Mereka juga menciptakan iklim acuh dan tidak menghormati

7
pihak lain. Banyak diantara mereka menjadi pengedar atau mencuri barang milik teman atau
karyawan sekolah.

4. Bagi masyarakat, bangsa, dan negara


Mafia perdagangan gelap selalu berusaha memasok narkoba. Terjalin hubungan pengedar
atau bandar dengan korban dan tercipta pasar gelap. Oleh karena itu sekali pasar terbentuk,
sulit memutus mata rantai peredarannya. Masyarakat yang rawan narkoba tidak memiliki
daya tahan dan kesinambungan pembangunan terancam. Negara menderita kerugian karena
masyarakatnya tidak produktif kejahatan meningkat; belum lagi saran/prasarana yang harus
disediakan.

F. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba

Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan


narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga
tingkat intervensi, yaitu
1. Primer
Sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran
informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah,
seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan
seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada
remaja langsung dan keluarga. 
2. Sekunder
Pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment).
Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake) antara 1 – 3 hari dengan melakukan
pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 –
3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara
bertahap. 
3. Tersier
yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam proses
penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3 - 12 bulan, untuk
mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar
mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di
masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok
dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

8
G. Hubungan Narkoba dengan HIV/AIDS

Orang biasanya mengasosiasikan penyalahgunaan narkoba dan HIV / AIDS dengan


penggunaan narkoba suntikan dan jarum berbagi. Penggunaan narkoba suntikan mengacu
pada ketika obat disuntikkan ke dalam jaringan atau vena dengan jarum. Ketika pengguna
narkoba suntikan berbagi “peralatan”-seperti jarum, jarum suntik, dan perlengkapan injeksi
obat, HIV dapat ditularkan di antara pengguna. Infeksi lain-seperti hepatitis C juga dapat
menyebar dengan cara ini. Hepatitis C dapat menyebabkan penyakit hati dan kerusakan hati
permanen. Penyalahgunaan narkoba dengan metode apapun (bukan hanya injeksi) dapat
membuat seseorang berisiko tertular HIV.

Keracunan obat dan alkohol mempengaruhi cara orang membuat keputusan dan dapat
menyebabkan praktek-praktek seksual yang tidak aman, yang menempatkan mereka pada
risiko untuk mendapatkan HIV atau menularkan kepada orang lain.

Efek biologis obat-obatan – Penyalahgunaan narkoba dan kecanduan seseorang dapat


mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan, membuat mereka lebih rentan terhadap HIV
atau, pada orang dengan HIV, memperburuk perkembangan HIV dan konsekuensi-
konsekuensinya, terutama di otak. Sebagai contoh, penelitian telah menunjukkan bahwa HIV
menyebabkan kerusakan sel-sel saraf di otak dan kerusakan kognitif yang lebih besar di
antara pengguna methamphetamine dan pelaku  orang-orang dengan HIV yang tidak
menyalahgunakan narkoba. Dalam penelitian hewan, metamfetamin telah terbukti
meningkatkan jumlah HIV dalam sel-sel otak.

Perawatan penyalahgunaan obat. Sejak akhir 1980-an, para peneliti menemukan bahwa
jika Anda melakukan penyalahgunaan obat Anda dapat mencegah penyebaran HIV. Program
perawatan penyalahgunaan obat-obatan juga mengambil peranan penting dalam mendapatkan
informasi yang baik tentang HIV / AIDS dan penyakit terkait, menyediakan layanan
konseling dan tes, dan menawarkan arahan untuk medis dan pelayanan sosial.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
HIV/AIDS dan Narkotika merupakan contoh diantara sekian banyak masalah sosial
yang dapat menganggu terciptanya kesejahteraaan sosial. Kedua contoh masalah sosial
tersebut merupakan perbuatan yang dianggap melanggar norma-norma masyarakat maupun
agama. Dampak dari ketiga contoh masalah sosial tersebut pun sangat besar bagi masyarakat
maka perlu dilakukan upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut.
Upaya penanggulangan yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial tersebut
terdapat pula peran pekerjaan sosial dalam mengatasinya.  Pekerja sosial ikut serta dalam
menangani masalah-masalah sosial namun perlu juga dukungan dari pihak-pihak lain
sehingga permasalahan tersebut dapat diatasi secara menyeluruh .

B. Saran
Berdasarkan lingkup masalah dan pelaksanaan program kegiatan agar dapat berhasil
dan berdayaguna, maka perlu adanya beberapa saran yang harus dilakukan, yaitu sebagai
berikut :
a) Pemerintah dan instansi terkait serta (tokoh) masyarakat hendaknya dapat membantu
secara aktif dalam upaya penanggulangan ketiga masalah tersebut, disamping itu juga
memberikian bantuan, dorongan baik moril, materil, maupun spiritual.
b) Melaksanakan program-program yang telah dibuat dengan baik.
c) Masyarakat dapat menerima korban HIV/AIDS, penyalahguna narkotika serta WTS
yang ada di lingkungannya yang berusaha meninggalkan kebiasaan buruknya tersebut
dan memberikan kesempatan untuk keberfungsian sosialnya. 

10
DAFTAR PUSTAKA

Ahyanarif. 2012. Esensi Pekerja Sosial.  Melalui:


http://ahyanarif.com/2012/11/07/esensi-pekerja-sosial/ [4/17/13]

Al-Malik. 2010 . Kisah Pelacur Yang Menjadi Ahli Surga. Madinah: detik.com

Kartono, Kartini. 1992. Patologi Sosial. Bandung : CV RajawaliDirdjosisworo,

Soedjono. 1997. Pelacuran Ditinjau dari Segi Hukum dan Kenyataan dalam
Masyarakat.Bandung : PT Karya Nusantara.

Styawan, Dedi. (tanpa tahun). faktor penyebab, gejala, dan bahaya penularan virus
HIV/AIDS. Melalui:http://tauhidislam.mywapblog.com/faktor-penyebab-gejala-dan-bahaya-
penula.xhtml. [4/17/13]

Suhartono dkk. 2012. “Rehabilitasi Wanita Tuna Susila”.http://hanifatunnisaa.wordpress.com

http://teens.drugabuse.gov/facts/facts_hiv1.php

11
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul Narkoba.

Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.

Adapun tujuan dari penyusunan dan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

(Penjasorkes).

Dengan terselesaikannya karya ilmiah ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunannya.

Penulis menyadari bahwa isi dari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu, penulis berharap pembaca bersedia memberi masukan yang bersifat membangun demi

kesempurnaan makalah ini.

Palopo, Mei 2019

Penyusun,

ii 12
DAFTAR ISI

SAMPUL/HALAMAN JUDUL .............................................................................................i


KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................2
A. Pengertian Narkoba .....................................................................................................2
B. Penyebaran Narkoba.....................................................................................................3
C. Efek Narkoba................................................................................................................4
D. Jenis-jenis Narkoba.......................................................................................................5
E. Faktor Penyalahgunaan Narkoba..................................................................................6
F. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba.......................................................8
G. Hubungan Narkoba dengan HIV/AIDS .......................................................................9
BAB III PENUTUP ..............................................................................................................10
A. Simpulan.....................................................................................................................10
B. Saran...........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................11

iii 13

Anda mungkin juga menyukai