Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Bagi umat Islam yang ada saudaranya meninggal dunia mereka


berkewajiban mengurus jenazahnya. Hukum mengurus jenazah adalah fardhu
kifayah.
Hukum dari fardhu kifayah artinya bila diantara mereka umat Islam ada
yang mengurus dengan baik. Mulai dari memandikan, mensholatkan sampai
dengan mengubur. Maka umat islam yang tidak ikut sudah tidak berkewajiban dan
tidak berdosa.
Namun apabila diantara mereka tidak ada yang mengurusi jenazah yang
meninggal, maka semuanya mendapatkan dosa.
Bagi keluarga yang ditinggal mati sekali-kali jangan diratapi kematiannya.
Boleh menangis sebagai belasungkawa terhadap hatinya yang memperoleh
pukulan pertama. Namun jangan sampai meratap yang sampai menyiksa.

Rasulullah bersabda:

“Segerakanlah mengubur jenazah, apabila dia orang baik berarti kamu


mempercepat mengantar dia kepada kebaikan. Apabila dia orang jahat berarti
kamu sama dengan menyingkirkan bencana kepada dirimu.” (HR.Muslim).

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keutamaan Sholat Jenazah

Rasulullah bersabda:

‫ قِي َل َو َما ْالقِي َراطَا ِن قَا َل أَصْ َغ ُرهُ َما ِم ْث ُل أُ ُح ٍد‬.‫صلَّى َعلَى َجنَا َز ٍة َولَ ْم يَ ْتبَ ْعهَا فَلَهُ قِي َراطٌ فَإ ِ ْن تَبِ َعهَا فَلَهُ قِي َراطَا ِن‬
َ ‫َم ْن‬

“Barang siapa menshalatkan jenazah dan tidak mengiringinya (ke pemakaman),


ia akan memperoleh pahala sebesar satu qirath. Jika dia juga mengiringinya
(hingga pemakamannya), ia akan memperoleh dua qirath.”

Ditanyakan, “Apa itu dua qirath?” Beliau menjawab, “Yang terkecil di


antaranya semisal Gunung Uhud.” (HR. Muslim)

Dari hadist diatas dapat dipahami kalau sholat Jenazah memiliki keutamaan yang


luar biasa. Bagi yang mengusrusi jenazah mulai dari memandikan, mengkafani,
mensholatkan dan menguburkannya dengan layak, akan mendapat pahala sebesar
2 qirath.

2 qirath adalah sekitar sebesar gunung uhud. Sangat luar biasa pahalanya bagi
yang mau mengurus jenazah kaum muslim di sekitar Anda.

2.2 Menunggu Orang Sakaratul Maut

Rasulullah bersabda:

‫لقنوا موتاكم الاله اال هللا‬

Artinya:

“Tuntunlah orang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan kalimat laa
ilaha illaallah.” (HR. Muslim).

Tuntunlah dia dengan kalimat-kalimat yang baik, kalimat tauhid (Laailaa ha


ilallah) atau syahadat. Lirihkan tepat ditelinganya sampai lidahnya menirukan.

Misal ucapkan lafadz “Laailla ha illallah”, lirihkan ditelinga orang yang sakaratul


maut. Perlu hati-hati, lafadzkan saja kalimat Allah, sebab jangan-jangan nanti
ketika mengucapkan kalimat itu baru sampai Laailaa sudah putus nyawanya.

2
Laa ilaa artinya tidak ada Tuhan. Maka perbanyak lafadz jalalah dilirihkan
ditelinganya. Apabila nyawanya sudah dicabut oleh malaikat.

Rasulullah bersabda:

“Tidakkah kamu lihat apabila manusia mati, matanya terbelalak ke atas! “


mereka menjawab , “Ya, kami melihatnya ya Rasulullah! “Rasulullah
melanjutkan sabdanya, “Hal itu terjadi karena penglihatannya mengikuti ruh
ketika sedang pergi.” (HR.Muslim, dari Abu Hurrairah ra.)

Jangan sekali-kali mendoakan jenazah dengan doa yang jelek melainkan doakan
sebagus-bagusnya.

2.3 Kewajiban Terhadap Jenazah

Ada 4 kewajiban terhadap jenazah orang yang sudah meninggal:

1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Menshalati
4. Mengubur

Kewajiban ke-1 : Memandikan Jenazah

Pertama-tama yang dilakukan adalah membersihkan kotoran-kotoran di


badan termasuk najis-najis yang terdapat pada tubuh jenazah. Membersihkan
lubang-lubang termasuk lubang hidung dan lain-lain.

Kemudian memberikan wudhu pada anggota wudhu-nya. Meratakan air


keseluruh tubuh dengan tiga kali atau lima kali. Siraman pertama lebih baik
menggunakan air yang dicampur dengan sabun. Kedua dengan air bersih dan
ketiga (terakhir) dengan air yang dicampur kapur barus.

Jenazah laki-laki dimandikan oleh kaum laki-laki dan jenazah perempuan


dimandikan oleh kaum perempuan. Setelah memandikan dan siap dikafani,
apabila si mayyit memiliki rambut Panjang lebih praktisnya rambut itu dikepang
atau disanggul.

3
Kewajiban ke-2 : Mengkafani Jenazah

Rasulullah bersabda yang artinya :

“Dari Abu Salamah ra. dia berkata dan bertanya kepada Aisyah istri Rasulullah,
“Berapa lapiskah kafan Rasulullah ya Aisyah?” Aisyah menjawab “Tiga lapis
kain katun (putih).” (HR.Muslim)

Kain kafan untuk jenazah laki-laki sebanyak tiga lapis dan perempuan
sebanyak dua lapis.

Apabila dua-duanya didalam tubuh ada pakaian lain misalnya kain sarung
atau kain jarik maka kain sarung dan kain jarik itu termasuk hitungan tiga kali
atau dua lapis.

Cara mengkafani jenazah yaitu letakkan kafan itu ditempat yang baik dan
setelah itu letakkan jenazah diatasnya. Kemudian kafan itu ditelungkupkan ke atas
untuk menyelubungi atau membungkus badan jenazah.

Kewajiban ke-3 : Mensholatkan Jenazah

Sholat Jenazah boleh dikerjakan di masjid atau di kuburan.

Menurut kitab Tanwiul qulub apabila jenazahnya laki-laki, maka ketika di


sholatkan posisi kepala berada di selatan. Sedang jika jenazahnya perempuan
posisi kepala disebelah utara.

Untuk jenazah laki-laki imam berdiri tepat kearah kepala jenazah


sedangkan jika jenazah perempuan imam berdiri mengarah ke pinggang jenazah.
Jadi kalau jenazah perempuan kepalanya ada disebelah kanan imam.

Sholat Jenazah tidak dengan rukuk atau sujud, hanya berdiri dengan 4


takbiran.

Apabila mensholatkan jenazah di daerah kuburan yang mungkin tanah


dibawahnya tidak suci. Maka kalau memakai sandal maka jangan dipakai sandal
itu, cukup lepas sandal dan berdiri diatas sandal.

Artinya sandal itu dipakai dibuat tempat sholat. Kalau sandal itu dipakai
hukumnya adalah tetap sebagai sandal dan kalau dilepas dan ditumpangi atasnya
hukumnya sudah berubah menjadi tempat sholat.

4
2.3.1 Niat Sholat Jenazah

Seperti sholat-sholat lainnya, sholat Jenazah juga diawali dengan membaca niat


sholat jenazah dalam hati atau dengan suara lirih.

Untuk bacaan niat sholat Jenazah berbeda antara jenazah laki-laki dan perempuan.


Simak ulasan bacaan niat sholat jenazah berikut ini.

Bacaan Niat Sholat Jenazah Laki-Laki

Bacaan Niat Sholat Jenazah Perempuan

2.3.2 Rukun sholat Jenazah


Rukun sholat Jenazah ada 7, yaitu:
1. Niat
2. Takbir dengan empat takbiran
3. Berdiri bagi yang kuasa
4. Membaca Al-Fatihah
5. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad setelah takbir kedua
6. Doa terhadap jenazah setelah takbir ketiga
7. Salam

5
2.3.3 Tata Cara Sholat Jenazah

1. Berdiri tegak Membaca Niat kemudian Takbiratul Ikhram dilanjutkan


membaca Al Fatihah

Seperti sholat -sholat lainnya, setiap akan memulai sholat maka diawali dengan
berdiri tegak dan membaca niat sholat jenazah sesuai dengan jenazahnya.

Setelah melafadzkan niat dalam hati atau dengan suara lirih, kemudian takbiratul
ihram yang didalam digerakkan niat diatas.

Tangan disedekapkan di atas pusar, kemudian membaca Al-Fatihah, tanpa


menambahi dengan surat-surat lain. Semua didalam takbir pertama termasuk niat
yang diucapkan didepan tadi.

2. Takbir Kedua Kemudian Membaca Sholawat

Membaca takbir kedua dengan mengangkat tangan setinggi telinga atau sejajar
bahu.Kemudian tangan kembali disedekapkan di atas pusar.

Kemudian membaca shalawat kepada Nabi Muhammad. Boleh membaca


sholawat nabi yang pendek dan boleh juga yan panjang sebagaimana shalawat
nabi yang umum berikut.

Bacaan Sholawat Nabi

‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد اَللَّهُ َّم با َ ِر ْك‬ َ َّ ‫صلَّيْتَ عَل َى إِ ْب َرا ِه ْي َم َوعَل َى آ ِل إِب َْرا ِه ْي َم إِنـ‬ َ َ ‫َلى آ ِل ُم َح َّم ٍد َكما‬
َ ‫ص ِّل عَل َى ُم َح َّم ٍد َوع‬ َ ‫اَللَّهُ َّم‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ َ َّ ‫عَل َى ُم َح َّم ٍد َوعَل َى آ ِل ُم َح َّم ٍد َكما َ با َ َر ْكتَ عَل َى إِ ْب َرا ِه ْي َم َوعَل َى آ ِل إِ ْب َرا ِه ْي َم إِنـ‬

“Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita


‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa
baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid.”

Arti :

“Ya Allah, anugerahkan shalawat kepda Nabi Muhammad dan keluarga Nabi
Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada Nabi
Ibrahim.Berikanlah keberkahan kpada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi
Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi kepada keluarga Nabi
Ibrahim dan keluarganya. Di dalam alam inilah Engaku Tuhan yang Maha
Terpuji dan Maha Mulya.”

6
3. Takbir Ketiga Kemudian Membaca Doa Untuk Jenazah

Mendoakan kepada jenazah, dengan membaca doa sholat jenazah sebagai berikut:

َ‫ج َو ْالبَ َر ِد َونَقِّ ِه ِمن‬


ِ ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لَهُ َوارْ َح ْمهُ َوعَافِ ِه َواعْفُ َع ْنهُ َوأَ ْك ِر ْم نُ ُزلَهُ َو َو ِّس ْع ُم ْد َخلَهُ َوا ْغ ِس ْلهُ بِ ْال َما ِء َوالثَّ ْل‬
‫َار ِه َوأَ ْهالً َخ ْيرًا ِم ْن أَ ْهلِ ِه َوزَ وْ جًا َخ ْيرًا ِم ْن‬ ِ ‫َس َوأَ ْب ِد ْلهُ دَارًا خَ ْيرًا ِم ْن د‬ ِ ‫ض ِمنَ ال َّدن‬ َ َ‫ب األَ ْبي‬ َ ْ‫ْال َخطَايَا َك َما نَقَّيْتَ الثَّو‬
ِ َّ‫ب الن‬
‫ار‬ ِ ‫ب ْالقَب ِْر أَوْ ِم ْن َع َذا‬ ِ ‫َزوْ ِج ِه َوأَ ْد ِخ ْلهُ ْال َجنَّةَ َوأَ ِع ْذهُ ِم ْن َع َذا‬

“Allahummaghfirlahu wahamhu wa’aafihi wa’fu anhu, wa akrim nuzulahu


wawassi’ madkhalahu wa aghsilhu minal khathaayaa kamaa yunaqqats
tsaubulabyadlu minad danas. Wa abdilhu daaraan khairam mind daarihi wa ahlan
khairam min ahlihi wa ad khilhul jannata waaidzhu min ‘adsaabil qabri wa min
‘adsaabin naar.”

Artinya:

“Ya Allah, ampunilah dia, belas kasihanilah dia, hapuskanlah dan ampinulah
dosa-dosanya, mulyakan tempatnya (ialah surga) dan luaskanlah kuburannya.
Basuhkanlah kesalahan-kesalahannya sampai bersih sebagaimana bersihnya
kain putih dari kotoran.”

“Gantikanlah rumah lebih baik daripada rumahnya yang dulu, keluarganya lebih
baik daripada keluarganya yang dulit; dan masukkanlah ia ke dalam surge dan
jauhkanlah ia dari siksa kubur dan siksa api neraka.”

Apabila jenazahnya perempuan cukup mengganti lafadz “hu” menjadi “ha“,


seperti contoh berikut.

“Allaahummagh firlahu war hamhu wa’aafihu wa’fu ‘anhu wa akrim


nuzulahu” diganti menjadi berikut.

“Allaahummagh firlaha war hamha wa’aafiha wa’fu ‘anha wa akrim


nuzulaha“

4. Takbir Keempat Kemudian Berdoa Untuk Jenazah Lagi

Setelah takbir keempat, kemudian membaca Doa sholat jenazah lagi sebagai
berikut.

ُ‫اللَّهُ َّم الَ تَحْ ِر ْمنَا أَجْ َرهُ َوالَ تَ ْفتِنَّا بَ ْع َدهُ َو ا ْغفِرْ لَنَا َولَه‬

“Allahumma laa tahrrimna aj-rahu walaa taftinnaa ba’dahu wagh firlanaa walahu”

7
Artinya :

“Ya Allah, janganlah engkau menutup-nutupi pahala mayit ini kepada kami dan
janganlah diberikan fitnah kepada kami setelah kami meninggalkan mayit
tersebut, ampunilah kami dan ampunilah dia.”

Jika jenazahnya perempuan, maka “hu” diganti “ha” menjadi:

‫اللَّهُ َّم الَ تَحْ ِر ْمنَا أَجْ َرهَا َوالَ تَ ْفتِنَّا بَ ْع َدهَا َو ا ْغفِرْ لَنَا َولَهَا‬

“Allahumma laa tahrrimna aj-raha walaa taftinnaa ba’daha wagh firlanaa walaha”

Dalam takbir ke empat ini apabila jenazahnya belum baligh diganti doa sebagai
berikut.

Doa Jenazah Anak-Anak yang Belum Baligh

‫ح‬ َ ِ‫ َوأَ ْل ِح ْقهُ ب‬،‫از ْينَهُ َما َوأَ ْع ِظ ْم بِ ِه أُجُوْ َرهُ َما‬
ِ ِ‫صال‬ ِ ‫ اَللَّهُ َّم ثَقِّلْ بِ ِه َم َو‬.‫ َو َشفِ ْيعًا ُم َجابًا‬،‫اَللَّهُ َّم اجْ َع ْلهُ فَ َرطًا َو ُذ ْخرًا لِ َوالِ َد ْي ِه‬
‫ َوأَ ْهالً خَ ْيرًا ِم ْن‬،‫َار ِه‬
ِ ‫ َوأَ ْب ِد ْلهُ دَارًا خَ ْيرًا ِم ْن د‬،‫اب ْال َج ِحي ِْم‬ َ ‫ك َع َذ‬ َ ِ‫ َوقِ ِه بِ َرحْ َمت‬،‫ َواجْ َع ْلهُ فِ ْي َكفَالَ ِة إِ ْب َرا ِه ْي َم‬، َ‫ْال ُم ْؤ ِمنِ ْين‬
‫ َوأَ ْف َرا ِطنَا َو َم ْن َسبَقَنَا بِاْ ِإل ْي َما ِن‬،‫ اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ أِل َ ْسالَفِنَا‬.‫أَ ْهلِ ِه‬

“Allaahummaj ‘alhu farothon wa dzukhron liwaalidaihi, wa syafii’an mujaaban.


Allaahumma tsaqqil bihi mawaaziinahumaa wa a’zhim bihi ujuurohumaa, wa
alhiqhu bishoolihil mu’miniin, waj ‘alhu fii kafaalati ibroohiim, wa qihi
birohmatika ‘adzaabal jahiim, wa abdilhu daaron khoiron min daarihi, wa ahlan
khoiron min ahlihi. Allaahummaghfir li-aslaafinaa, wa afroothinaa wa man
sabaqonaa bil iimaan.”

Artinya:

“Ya Allah, jadikanlah kematian anak ini sebagai pahala yang didahulukan,
simpanan bagi kedua orang tuanya dan pemberi syafaat yang dikabulkan doanya.
Ya Allah, dengan musibah ini, beratkanlah timbangan perbuatan mereka dan
berilah pahala yang agung.”

“Anak ini kumpulkan dengan orang-orang yang shalih dan jadikanlah dia
dipelihara oleh Nabi Ibrahim. Peliharalah dia dengan rahmatMu dari siksaan
Neraka Jahim. Berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah
keluarga (di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia). Ya Allah,
ampunilah pendahulu-pendahulu kami, anak-anak kami, dan orang-orang yang
mendahului kami dalam keimanan.”

8
5. Mengucapkan Salam

Setelah selesai membaca doa sholat jenazah pada takbir keempat, kemudian
dilanjutkan dengan mengucapkan salam sambil menoleh kekanan dan kekiri.

ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬

“Assalaamu’alaikum warahmatullah wa barakaatuh”

Arti:

“Salam sejahtera untuk semua, rahmat Allah dan Barokah Allah juga untuk kamu
semua.”

6. Doa Selesai Sholat Jenazah

Sebelum berdoa sebaiknya imam memimpin untuk memberikan kepada jenazah,


membaca Al-Fatihah (kemudian berdoa dan makmum meng-Amiinkan doa imam
tersebut).

Doa Setelah Sholat Jenazah

‫بِس ِْم هّٰللا ِ الرَّحْ مٰ ِن ال َّر ِحي ِْم‬


‫ت ( ٰه ِذ ِه‬ ْ ‫اب ٰه َذ‬
ِ ِّ‫اال َمي‬ َ ‫اِ ْعتِ ْق ِرقَابَن‬.‫ق ْالفَتِ َح ِة‬
َ َ‫َاو ِرق‬ ِّ ‫ اَ ٰللّهُ َّم بِ َح‬.‫صلِّى ع َٰلى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َوع َٰلى ٰا ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫اَللّهُ َّم‬
ٰ
ٰ
َ‫ضةً ِمن‬ َ ْ‫ت) َواجْ َعلْ قَب َْر ٗه(هَا) َرو‬ ِ ِّ‫× اَللّهُ َّم اَ ْن ِز ِل الرَّحْ َمةَ َو ْال َم ْغفِ َرةَع َٰلى ٰه َذ ْال َمي‬٣‫ار‬
ِ َ‫ت ( ٰه ِذ ِه ْال َميِّت‬ ِ َّ‫ت) ِمنَ الن‬ ِ َ‫ْال َميِّت‬
‫وصلَّى هّٰللا ُ ع َٰلى خَ يْر َخ ْلقه سيِّدنَامحم ٍدو ٰاله وصحْ به اَجْ مع ْينَ و ْالحم ُدهّٰلِل‬.‫والَتَجْ ع ْلهُ لَهٗ (لَها) ُح ْفرةًمنَ النِّ ْيران‬.‫ْالجنَّة‬
ِ ْ َ َ ِ َ ٖ ِ َ َ ٖ ِ َ َّ َ ُ ِ َ ٖ ِ ِ َ َ ِ َ ِ َ َ َ َ ِ َ
َ‫َربِّ ْال َعالَ ِم ْين‬

“Bismillaahirrahmaanirrahiim, Allaahumma sholli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin


wa’alaa aali sayyidinaa Muhammadin.”

“Allaahumma bihaqqil fatihati i’tiq riqaa banaa wariqaaba haadzal mayyiti


(haadzihil mayyitati) waj’al qabrahuu (haa) roudhotan minal jannati. Walaa
taj’alhu lahuu (lahaa) hufratan minanniiraani. Washollallaahu ‘alaa khoiri
kholqihi sayyidinaa Muhammadin wa aalihii washohbihii ajma’iina
walhamdulillaahi rabbil ‘aalamiina.”

Artinya:

“Ya Allah, curahkanlah rahmat atas junjungan kami Nabi Muhammad dan
kepada keluarga Nabi Muhammad. Oh Allah, dengan berkahnya surat Al
Fatihah, bebaskanlah dosa kami dan dosa mayat ini dari siksaan api neraka (3
kali).”

9
“Ya Allah, curahkanlah rahmat dan berilah ampunan kepada mayat ini. Dan
jadikanlah tempat kuburnya taman nyaman dari surga dan janganlah Engkau
menjadikan kuburnya itu lubang jurang neraka. Semoga Allah memberi rahmat
kepada semulia-mulia makhluk-Nya yaitu junjungan kami Nabi Muhammad dan
keluarganya serta sahabat-sahabatnya sekalian. Segala puji bagi Allah Tuhan
seluruh alam.”

Kewajiban ke-4 : Menguburkan Jenazah

Kewajiban yang keempat yaitu menguburkan jenazah secepatnya. Proses


menguburkan jenazah untuk umat muslim tidak asal dimasukkan ke lubang dan
ditimbun tanah begitu saja.

Ada beberapa aturan pe;aksanaan penguburan jenazah yang sudah ditetapkan


dalam ajaran Islam. Ada perlakuan khusus yang harus dilakukan dan juga ada
doa-doa yang harus diucapkan.

Allah berfirman dalam Al Quran surah Al-Isra ayat 70

‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِي آ َد َم‬

Artinya:

“Dan sungguh telah Kami muliakan anak keturunan Adam.” (QS. Al-Isra ayat
70)

Langkah-Langkah Menguburkan Jenazah Sesuai Syariat Islam


1. Jenazah dikuburkan didalam sebuah lubang yang dalamnya sekitar tingginya
orang dewasa berdiri dan dengan lebar seukuran satu dzira lebih satu jengkal.
2. Ketika menaruh jenazah ke lubang kubur wajib memiringkan tubuh jenazah ke
sebelah kanan dan menghadapkannya ke arah kiblat.
3. Melepas tali ikatannya dimulai dari kepala setelah jenzah diletakkan dalam
lubang kubur.
4. Menutup lubang kubur dan memberikan batu nisan sebagai tanda biar mudah
dikenali jenazah yang dikuburkan.

2.4 Sholat Jenazah Ghaib


Didalam kitab Sarah Imam Nawawi ada anjuran untuk melakukan sholat
ghaib kepada jenazah. Shalat ghaib adalah melakukan sholat jenazah yang

10
kematiannya sudah berlalu, hal ini dishalati walaupun jenazahnya tidak ada
didepan mereka.
Walaupun jenazah yang meninggal sudah berlalu atau meninggal pada hari
itu, akan tetapi jenazahnya tidak ada di depan yang melaksanakn sholat jenazah
bisa disebut juga dengan sholat ghaib. Biasanya para umat muslim tersebut
mengerjakan sholat jenazah kepada jenazah yang terkenal masa-masanya atau
memiliki kedekatan lebih kepada Allah. Misalnya meninggalnya seorang kiyai
atau ustadz yang lokasinya jauh.
Bisa juga untuk jenazah yang dulunya seorang pemimpin yang bijaksana.
Dan kematiannya itu sangat jauh bilamana para jamaah ikut melayat ke sana,
maka cukup dirumah dan menyampaikan dengan shalat ghaib. Sesuai dengan
Rasulullah ketika Raja Habsyah meninggal dunia. Rasulullah lantas
mengumumkan kepada orang banyak atas kematian raja tersebut dan setelah itu
mereka pergi ke masjid menunaikan shalat jenazah atas raja Habsyah. Waktu itu
raja Habsyah tidak ada di depan mereka, keadaan inilah yang disebut sholat ghaib.

Tata Cara Sholat Ghaib

Tata cara sholat ghaib atau rukun sholat ghaib tidak berbeda dengan tata cara
sholat jenazah yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pada sholat ghaib hanya
berbeda pada bacaan niatnya saja.

Bacaan Niat Sholat Ghaib

‫ض ْال ِكفَايَ ِة هّلِل ِ تَ َعالى‬ ٍ ‫ب أَرْ بَ َع تَ ْكبِي َْرا‬


َ ْ‫ت فَر‬ ِ ‫(ال َميِّتَ ِة) ْالغَائ‬
ْ ‫ت‬ َ ُ‫أ‬
ِ ِّ‫صلِّى َعلَى ْال َمي‬

“Ushalli ‘alaa mayyiti (sebut nama mayit) al ghaaibi arba’a takbiiraatin fardlu
kifaayati lillaahi ta’aala.”

“Aku niat shalat kepada mayit….(sebut nama mayit) yang ghaib dengan empat
takbir fardlu kifayah karena Allah ta’aala.”

Mengenai doa setelah salam atau doa setelah sholat ghoib boleh
menggunakan doa sholat jenazah.
2.5 Tata Cara Mengurus Bayi yang Meninggal
Bayi yang lahir kemudian langsung meninggal dunia biasanya kelahirannya
sebelum 6 bulan kandungan. Bayi 6 bulan jelas sudah bernyawa akan tetapi

11
kesempuraan didalam dirinya ada kekurangan, sehingga ada yang meninggal dan
juga ada yang hidup.
Untuk mengurus kematian bayi seperti ini ada ketentuan-ketentuan yang
harus diperhatikan, sebab tidak lamanya bayi maninggal di urus dengan tata
kewajiban muslim kepada jenazah.
Ketentuan-ketentuan untuk mengurus Bayi yang meninggal:
1. Apabila bayi sudah lahir dan bayi sempat menjerit sebentar kemudian
meninggal, hukumnya seperti anak yang meninggal. Perlu dimandikan,
dikafani, dishalati dan dikubur.
2. Bayi yang lahir tanpa ada jeritan dan langsung mati, sementara bentuk
tubuhnya sudah sempurna, kita hanya berkewajiban memandikan, mengkafani
dan mengubur.
3. Bayi yang lahir tanpa ada jeritan dan langsung mati dan belum sempurna
bentuk tubuhnya hanya berkewajiban mengubur saja.

BAB III

PENUTUP

12
Bagi umat Islam yang ada saudaranya meninggal dunia mereka
berkewajiban mengurus jenazahnya. Hukum mengurus jenazah adalah fardhu
kifayah.
Hukum dari fardhu kifayah artinya bila diantara mereka umat Islam ada
yang mengurus dengan baik. Mulai dari memandikan, mensholatkan sampai
dengan mengubur. Maka umat islam yang tidak ikut sudah tidak berkewajiban dan
tidak berdosa.

DAFTAR PUSTAKA

13
Al Ghaits, Abdur Rahman, Bimbingan Praktis Penyelenggaraan Jenazah , Solo.
At- Tibyan, 2000.

Mokhtar, Sofyan, Pendidikan Agama Islam Xl , Surakarta: Pustaka Firdaus


Utama, 2013.

Mudzhar M. Atho, Pendidikan Agama Islam , Jakarta: Direktorat Pembinaan


Pendidikan Agama Islam,1992.

Hassan, M. Ali, Syafi’i, Pendidikan Pengamalan Ibadah , Jakarta: Direktorat


Jenderal PembinaanKelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka,
1993

Rifa’i, Moh, Tuntunan Shalat Lengkap , Semarang: Karya Toha Putra, 2014

14

Anda mungkin juga menyukai