Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Pendidikan Akhlak (Tasawuf) Perspektif Tafsir Tarbawi


Dosen pengampu : Addin Kholisin, S.Ud., M.Ag

Nama Kelompok :
Amanda Yulia Maharani (2277012024)
Dwi Rahmawati (2277012031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “MA’HAD ALY AL -


HIKAM” MALANG

TAHUN 2023
2

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ucapkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho
yang diberikan oleh Allah SWT.tanpa rahmat dan ridhoNya,kita tidak bisa
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Tafsur Tarbawi , dengan judul Pendidikan Akhlak (Tasawuf) Perspektif Tafsir
Tarbawi. Sholawat serta salam kami tujukan kepda baginda Nabi Muhammad
SAW.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak dan sumber yang insya allah tulus memberikan doa,saran dan
kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pemahaman dan pengetahuan yang kami
miliki.oleh karena itu kamimemhn segala bentuk saran yang membangun.dan kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi perkembangan
dunia pendidikan

Malang, 17 Maret 2023


3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4

A. Latar Belakang................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5


1. Tafsir Tarbawi Tentang Pendidikan Jiwa Raga ........................................ 5
1) Tahap-Tahap Perkembangan Dan Pendidikan Karakter .......................... 7
2. Tafsir Tarbawi tentang relasi shalat dan Maksiat ..................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 9
A. KESIMPULAN ............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan


dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memaham inilai-nilai
perilaku manusia yang berhubungan dengan Allah, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan, dan kebangsaan. Tulisan ini bertujuan untuk Memahami formulasi
konsep pendidikan karakter prespektif Al- Quran dan Hadits.

Akhlak adalah dasar dari nilai dan norma manusia Menyesuaikan segala
sikap, perilaku dan cara berpikir. ajaran Islam adalah bentuk dari nilai-nilai
tersebut yang berpedoman pada Al-Qur'an dan cara berpikirnya Gunakan ijtihad. ’
(Yusron, 2019).Menurut Kurniawan, “Moralitas berasal dari bahasa Al-Khulk
dalam bahasa Arab artinya tabiat, perangai, tingkah laku, kebiasaan, budi pekerti.
berdasarkan Dengan kata lain, moralitas adalah kualitas yang ada pada diri
seseorang yang mampu melakukan sesuatu Hal-hal bahagia tanpa pikiran dan
paksaan. “(Kurniawan, 2019). Dalam kamus bahasa Indonesia akhlak adalah
tabiat, tingkah laku atau Perilaku. (KBBI, 2019)

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Tafsir Tarbawi Tentang Pendidikan jiwa Raga?


2. Bagaimana Tafsir Tarbawi tentang relasi shalat dan Maksiat ?
5

BAB II PEMBAHASAN

1. Tafsir Tarbawi Tentang Pendidikan Jiwa Raga

Untuk mengembangkan Pendidikan jiwa raga atau Pendidikan karakter,


yang terpenting adalah pondasi. Islam adalah agama yang sempurna, sehingga
setiap ajaran yang ada dalam Islam memiliki dasar pemikiran, dan Pendidikan
karakter. Adapun landasan pendidikan karakter adalah Al-Qur’an, Al-hadits dan
Takwa, dengan kata lain, dasar-dasar lain selalu dikembalikan al-qur'an, sunnah
dan taqwa kepada allah swt.

a. al- Quran

Ayat-ayat Al-Qur'an yang menjadi dasar pendidikan akhlak antara lain:


Dibawah ini:

ُ ْ ْ َ ْ َ ٰ َّ َ َ َ َ َ ٰ َ ْ ْ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ْ
ْ ُ ْ َ ْ ْ ُ َ َ ٰ َّ َ َ
‫ٰي ُبنَّي ا ِق ِم الصلوة وأمر ِبالمعرو ِف وانه ع ِن المنك ِر واص ِبر على مآ اصابكَۗ ِان ذ ِلك ِمن عز ِم الامو ِر‬
ْ ُ

‫ض َم َر ًح ۗا ا َِّّن ه‬
‫ّٰللاَ ََل ي ُِّحبُّ ُك َّل ُم ْخت َا ٍل فَ ُخ ْو ٍر‬ ِّ ‫اس َو ََل ت َْم ِّش فِّى ْاَلَ ْر‬ َ ُ ‫َو ََل ت‬
ِّ َّ‫ص ِّع ْر َخ َّدكَ ِّللن‬
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap
apa yang menimpakamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri (Q.S. Luqman ayat 17-18)

Tidak diragukan lagi Al-Qur'an adalah sumber pertama dan utama Sebuah
referensi untuk menjadi seorang Muslim. Semua masalah yang dihadapi umat
Islam saat itu Solusinya adalah Al Quran. Tidak hanya itu, Al Quran juga telah
menjadi Pedoman dan petunjuk bagi orang-orang di luar Islam. Dalam hal ini,
Yatimin Abdullah pernah Menegaskan bahwa dalam perspektif Islam, sumber
ajaran budi pekerti atau akhlak adalah Al-Qur'an dan As-Sunnah
6

b. Hadist

Mengingat kebenaran al-Qur’an dan al-Hadis adalah mutlak, maka setiap


ajaran yang sesuai dengan al-Qur’an dan al-Hadis harus dilaksanakan dan apabila
bertentangan maka harus ditinggalkan. Dengan demikian berpegang teguh kepada
al-Qur’an dan sunnah Nabi akan menjamin seseorang terhindar dari kesesatan.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, selain Al-Qur'an, As-Sunnah


juga menjadi sumber pendidikan karakter. Hadits adalah segala sesuatu yang
didasarkan pada perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir) dan lain-lain dari Nabi
Muhammad SAW. Ibnu Taimiyah memberikan batasan bahwa hadis berarti
sesuatu berdasarkan perkataan, perbuatan dan taqrir Rasulullah SAW setelah
pengangkatannya sebagai rasul. Jadi sesuatu yang didasarkan padanya sebelum
dia menjadi rasul bukanlah hadits. Hadits sangat berharga setelah Al-Qur'an, dan
banyak ayat Al-Qur'an memposisikan Nabi Muhammad sebagai Rasulnya. 1

c. Takwa

Takwa adalah nama yang diambil dari kata al-Wiqāyah (menopang), yaitu.
seseorang melakukan sesuatu sebagai sarana untuk menghindari atau menangkal
nasib buruk Allah dan sesuatu atau yang berarti menjalankan perintah Allah dan
Jauhi larangan Allah. karena melalui orang ini Bebas dari azab Allah. 2

Jika ada yang berpikir kesalehan adalah Dasar yang mendesak untuk
pembentukan karakter seseorang. berapa banyak yang harus diberikan Perintah
Allah kepada hamba-hamba-Nya menganugerahi mereka akhlak terpuji. di
samping itu, Banyaknya larangan Allah bagi hamba-hamba-Nya menjaga mereka
dari akhlak yang keji. Sunnah biasa berpendapat bahwa takwa adalah dasar dari
karakter.

1
Hasanah, Rafiatul. “PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PRESPEKTIF AL-QURAN HADITS Rafiatul.”
HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD Volume IV, no. 1 (2020): 3. jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika.
2
7

1) Tahap-Tahap Perkembangan Dan Pendidikan Karakter

Dalam perspektif Islam, tahapan-tahapan pendidikan karakter dimulai


sedini mungkin.

a. Tauhid ( Usia 0 – 2 Tahun ) Manusia dilahirkan ke dunia dalamkondisi fitrah

Saat bayi lahir Ucapkan kalimat-kalimat tauhid ini untuk menjaga


ketauhidan sampai Bayi usia 2 tahun sudah memiliki kemampuan berbicara,
begitu kata-katanya Yang keluar dari mulutnya adalah tauhid/kalimat thayyibah
sesering mungkin cincin kepadanya

b. Adab ( Usia 5-6 Tahun )

Menurut Hidayatullah pada fase ini anak dididik budi pekerti, terutama yang
berkaitan dengan nilai-nilai karakter jujur (tidak berbohong), mengenal yang baik-
buruk, benarsalah,yang diperintahkan-yang dilarang.

c. Tanggung Jawab ( 7-8 Tahun)

Berdasarkan hadits tentang perintah shalat pada usia tujuh tahun


menggambarkan bahwa pada fase ini anak dididik untuk bertanggung jawab. Jika
perintah shalat itu tidak dikerjakan maka akan mendapat sanski, dipukul (pada usia
sepuluh tahun).

d. Caring / Peduli ( 9-10 Tahun)

Setelah anak memiliki rasa tanggung jawab, maka akan muncul sifat
kepedulian, baik kepedulian terhadap lingkungan maupun kepedulian terhadap
sesama. Bila bercermin kepada tarikh Rasulullah SAW bahwa pada usia 9 tahun
Rasul menggembalakan kambing. Pekerjaan menggembala kambing merupakan
wujud kepedulian rasul terhadap kondisi kehidupan ekonomi pamannya, yang pada
saat itu mengurusnya

e. Kemandirian ( 11-12 tahun)

Pada usia ini anak telah memiliki kemandirian. Kemandirian ini ditandai
dengan siap menerima resiko jika tidak mentaati peraturan. Contoh kemandirian
8

pada pribadi rasul adalah saat beliau mengikuti pamannya untuk berniaga ke negeri
Syam.

f. Bermasyarakat (13 Tahun )

Pada fase ini anak sudah mulai memiliki kemampuan untuk bermasyarakat
dengan berbekal pengalaman-pengalaman yang didapat pada fase-fase sebelumnya.
Kehidupan dalam masyarakat lebih kompleks dari kehidupan keluarga, anak anak
mengenal banyak karakter manusia selain karakter orang-orang yang dia temui di
dalam keluarganya.

2. Tafsir Tarbawi tentang relasi shalat dan Maksiat

Kaitan antara shalat dan maksiat tertuang dalam Surat al Ankabut ayat 45:

‫ه‬ ْ َ َ ْ ْ ْ َ ٰ َّ َّ َ ٰ َّ َ ْ َ َْ َ ْ ُ َ ُ ُْ
‫اّٰلل‬ َ ‫وة َت ْن ٰهى َعن ال َف ْح َشاۤء َوال ُمنكر‬
ِ ‫َۗول ِذك ُر‬ ‫ل‬ ‫الص‬ ‫ن‬‫ا‬ ‫وة‬‫ل‬ ‫الص‬ ‫م‬ ‫ق‬ ‫ا‬ َ ‫ك م َن الك ٰتب‬
‫و‬
ِ ِ ِ ِ َۗ ِِ ِ ِ ِ ‫اتل مآ او ِحي ِالي‬

َ ْ َُ ْ َ َ ُ َ َْ ُ‫َ َُْ َ ه‬
‫اكبرَۗواّٰلل يعلم ما تصنعون‬

Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan


laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan
mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya
dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

a. Tafsir surah al Ankabut ayat 45

“Setelah memerintahkan membaca, mempelajari dan mengamalkan ajaran


Al-Qur’an, Allah memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan shalat wajib,
yaitu shalat lima waktu,” tulis Kementerian Agama.

Menurut ahli tafsir Ibnu Katsir, doa Surah Al Ankabut ayat 45 mengandung dua
macam hikmah. Kebijaksanaan adalah mencegah tindakan keji serta tindakan jahat.
"Doa mengandung dua jenis kebijaksanaan yang mencegah kejahatan keji," kata
komentar Ibnu Katsir.
9

Konon, shalat bisa menjadi salah satu bentuk pengendalian diri bagi mereka yang
terbiasa melakukan kedua gerakan tersebut. Sambil mendorong seseorang untuk
menghindarinya.

Shalat adalah cara berkomunikasi dengan Tuhan. Cara kita memiliki


hubungan transenden dengan Tuhan. Bisa kita bayangkan jika komunikasi dan
pertemuan dengan Allah ini tidak berjalan dengan baik, maka akan terjadi
ketidakharmonisan hubungan antara kita, seperti makhluk hidup dan Allah pencipta,
maka Allah akan membencinya dan sebaliknya, Sesungguhnya Allah mencintai
hamba-Nya jika kami melakukan sholat 5 waktu secara teratur.

Dengan demikian ia akan menjadi penolong, pelindung, dan pemberi


kekuatan bagi hamba-hambanya, yang merupakan perkembangan aktif dari
kemampuan anak untuk menjaga diri dari kejahatan dan keburukan.

Sholatlah untuk kepatuhan pada standar yang mencegah kekejian dan


ketidakadilan, sehingga mengembangkan karakter positif pada anak-anak kita, yang
tercermin dalam setiap tindakan kita. Antara lain, pertama, shalat mengajarkan kita
untuk menyucikan hati, pikiran, tubuh, dan panca indera kita dari hal-hal yang dapat
mencemarkannya.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan


dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai
perilaku manusia yang berhubungan dengan Allah, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya, dan adat istiadat. Pendidikan karakter melibatkan aspek pengetahuan
(cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Ketika hal tersebut dapat
berjalan beriringan, maka akan terbentuk karakter seseorang yang bisa baik atau
buruk.
10

Karakter seseorang akan lebih mudah dibentuk ketika masih dalam usia
anak-anak, seterusnya lingkungan sekolah dan masyarakat yang akan mendidiknya.
Dalam Islam juga pendidikan karakter biasa disebut dengan pendidikan akhlak.
Pendidikan karakter atau akhlak sebenarnya telah diajarkan sejak masa Rasulullah
SAW, baik dalam sikap, sifat, maupun pola berpikirnya. Segala sesuatu yang telah
diajarkan dalam Islam tercermin dalam diri Rasulullah SAW serta tertulis dalam
ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits masyhur. Allah mengajarkan berbagai
macam pendidikan karakter dalam Al-Qur’an, seperti memiliki rasa kasih sayang,
menghormati, sopan santun, jujur, cerdas, menjaga kepercayaan, selalu berkata
benar. Selain itu, Allah juga memberikan contoh karakter yang buruk, seperti
mencaci maki, berprasangka buruk, mengumbar aib orang lain, dan hal buruk
lainnya yang dilarang untuk dilakukan oleh manusia.
11

DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, Rafiatul. “PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PRESPEKTIF AL-


QURAN HADITS Rafiatul.” HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD
Volume IV, no. 1 (2020): 3. jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika.

Syafri, Ulil Amri, (2012), Pendidikan Karakter Berbasis Al Qur‟an, Rajawali


Pers,Jakarta. Muhammad Bin Utsaimiin, (2002),

Syarh riyadh Ash-Shalihin, Dar As-Salam, Kairo. Guntur Cahyono, (2017),


Pendidikan Karakter Prespektif Al-Quran dan Hadits, Jurnal Dosen
IAIN Salatiga.

Ulil Amri Syafri, (2014) Metodologi Pendidikan Akhlak Dalam Perspektif Al-
Qur‟an (Analisis Terhadap Ayat-Ayat Al-Qur‟an Ber-lafadz “Yâ Âyyuhâ
al-Ladzîna Âmanû”),Uin Syarif Hadayatullah Jakarta.
Sudarsono, (2008) Pendidikan kemanusiaan dan peradaban”. Dalam Soedijarto
(Ed.). Landasan dan Arah

Anda mungkin juga menyukai