Makalah
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Study Islam”
Dosen Pengampu “Moh. Mansur Fauzi, M.Pd.I”
Oleh:
ILHAM GHULAM GIBRAN / (2277012043)
SALIS AL KAFI / (2277012094)
RIKO DWI AFRIANSYAH / (2277012090)
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................3
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah bukanlah sekedar rangkaian peristiwa-peristiwa, melainkan tafsiran peristiwa-
peristiwa dan pengertian mengenai hubungan-hubungan nyata dan tidak nyata yang menjalin
seluruh bagian serta memberinya dinamisme dalam waktu dan tempat.
Sejarah sangat penting untuk dipelajari. Siapa yang tidak mengenal sejarah, ia akan
kehilangan cermin untuk merancang masa depan. Siapa yang alpa terhadap sejarah, ia akan
kehilangan teladan. Karenanya, bagi mereka yang mempunyai agenda melemahkan umat Islam,
mereka berpegang pada adagium, “Jika ingin melumpuhkan suatu bangsa, maka jauhkan mereka
dari ingatan sejarahnya!”.
Agama yang disampaikan oleh Allah Swt. kepada manusia melalui Rasul-Nya Nabi
Muhammad Saw., kini telah berusia lima belas abad yang tersebar luas dalam berbagai kawasan
yaitu kawasan pengaruh kebudayaan Arab (Timur Tengah, Afrika Utara dan Spanyol Islam),
kawasan pengaruh kebudayaan Persia (Islam dan Negara-Negara Islam di Asia Tenggara),
kawasan pengaruh kebudayaan Turki, kawasan pengaruh kebudayaan India Islam, kawasan Asia
Tenggara dan kawasan Afrika Selatan dan Afrika Tengah.
Tentu saja menjadi suatu keharusan bagi kita umat Islam mengetahui Sejarah Perdaban
Islam di berbagai kawasan tersebut, namun karena luasnya kawasan tersebut, maka tidak
mungkin disajikan sekaligus dalam buku sederhana ini. Oleh karena itu, agar pembahasannya
lebih terpokus akan dibatasi pada kawasan Arab, meliputi Timur Tengah, Afrika Utara dan
Spanyol Islam dengan pendekatan priodesasi yaitu pada masa periode Klasik. Sedangkan dalam
periode Pertengahan dan periode Modern membutuhkan buku tersendiri. Demikian juga
membahas sejarah Islam di kawasan lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah perkembangan Islam di masa Nabi Muhammad SAW?
2. Bagaimana sejarah perkembangan Islam di masa Khulafa Al Rasyidun?
3. Bagaimana sejarah perkembangan Islam di masa dinasti Umayyah dan Abbasiyah?
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Hammis Syafaq, 2021. Pengantar Studi Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Hlm 21-
22
2
Sulthon Mas’ud. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Surabaya. Hlm 41
3
H. Syamruddin Nasution. 2007. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. Riau. Hlm 15-16
6
Hanya Abu Lahab dan istrinya yang mengutuk tindakan Rasulullah, sehingga turun surah
Al-Lahab ayat 1-5.
Ketiga, berdakwah kepada semua orang setelah turunnya wahyu yakni surah Al-Hijr ayat
94, yang berbunyi :
٩٤ َفَاصْ َد ْع بِ َما تُْؤ َم ُر َواَ ْع ِرضْ َع ِن ْال ُم ْش ِر ِك ْين
94. Maka, sampaikanlah (Nabi Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang
harus mencari pemimpin yang baru. Jika pada masa Rasulullah semua masalah dan persoalan
dikembalikan kepada Rasulullah dan segala macam bentuk perselisihan dapat segera
diselesaikan, maka setelah beliau wafat berbagai macam persoalan yang muncul dan tidak ada
yang mampu untuk menyelesaikan. Orang-orang terpilih yang pantas menjadi kandidat untuk
meneruskan dakwah Rasulullah selanjutnya berjumlah 4 orang, yakni Abu Bakar ash-Siddiq,
Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Keempat orang tersebut dalam sejarah
disebut juga Khulafaur Rasyidin.
Kata Khulafa adalah bentuk jamak dari kata khalifah, yang artinya pengganti. Sedangkan
ar-Rasyidin bisa berarti para cendikiawan atau orang-orang bijak. Dengan demikian Khulafaur
Rasyidin berarti para pengganti yang cendikia atau yang bijak. 8 Berikut adalah masa
kepemimpinan pada masing-masing sahabat nabi:
1. Abu Bakar ash-Siddiq
Masalah politik adalah masalah pertama yang timbul setelah nabi Muhammad
wafat, yaitu mengenai siapakah pengganti nabi sebagai kepala negara dalam
kapasitasnya sebagai kepala negara di Madinah, sedangkan posisinya sebagai Rasul
tidak dapat digantikan oleh siapa pun. Sejumlah tokoh Anshar dan Muhajirin
berkumpul di balai Tsaqifah Bani Sa’idah Madinah. Mereka bermusyawarah untuk
memilih siapa yang ditunjuk menjadi kepala negara. Dalam musyawarah itu terjadi
perdebatan yang sangat alot karena masing-masing kelompok di antara dua kelompok
tersebut menganggap bahwa kelompoknya yang paling pantas menggantikan Nabi
sebagai khalifah. Orang-orang Muhajirin mengatakan bahwa mereka yang paling
berhak menjadi khalifah karena mereka lah yang mula-mula masuk Islam dan Nabi
berasal dari kalangan mereka. Sementara orang-orang Anshar menyebutkan mereka
pula yang paling berhak karena mereka lah yang telah membantu dan melindungi Nabi
dari serangan kaum Quraisy pada waktu hijrah ke Madinah. Abu Bakar mengusulkan
agar pemimpin baru itu dijabat oleh orang Muhajirin dan wakilnya dari kaum Anshar,
tetapi orang Anshar menolak usul itu. mereka mengusulkan agar diangkat dua orang
pemimpin dari dua kelompok itu. Abu Bakar tidak menerima usul itu dengan alasan
bisa membawa perpecahan. Kemudian Abu Bakar mengingatkan kaum Anshar
terhadap hadits nabi yang mengatakan “Pemimpin itu dari orang Quraisy”. Selanjutnya
8
Marzuki. Bab 5 Sejarah Peradaban Islam. Universitas Negeri Yogyakarta. Hlm 129
8
Umar bin Khattab lah diusulkan oleh Abu Bakar untuk menjadi khalifah. Namun umar
menolak dan mengatakan jika Abu Bakar masih ada, baliau lah yang pantas untuk
menjadi khalifah. Akhirnya Abu Bakar terpilih sebagai pemimpin atas usul Umar bin
Khathab, ketika itu usia Abu Bakar 61 tahun.9
Pada masa Abu Bakar, banyak orang Islam yang kembali murtad dan
memberontak dengan alasan enggan untuk membayar zakat. Mereka menganggap
bahwa perjanjian mereka dengan nabi Muhammad telah usai ketika beliau telah wafat.
Dalam pemerintahannya, Abu Bakar berhasil memerangi kelompok pembelot ini. Dan
pada masa pemerintahan Abu Bakar pula lah al-Quran berhasil dikumpulkan dalam
satu mushaf, yang tadinya tulisannya berserakan di berbagai benda, seperti tulang,
pelepah kurma, batu, dan lain-lain. Namun pemerintahan Abu Bakar berakhir sangat
singkat, periode pemerintahannya antara tahun 632-634 M. Kemudian beliau wafat
setelah mengalami penyakit demam di umur yang sama dengan Rasulullah, yakni 63
tahun dan beliau dimakamkan di samping makam Rasulullah.10
2. Umar bin Khattab
Setelah Abu Bakar wafat, pemerintahan selanjutnya dipegang oleh sahabat nabi
selanjutnya, yakni Umar bin Khattab. Perawakannya tinggi besar dan tegap dengan
otot-otot yang menonjol dari kaki dan tangannya, jenggot yang lebat dan berwajah
tampan, serta warna kulitnya coklat kemerah-merahan. Sewaktu masih terbaring sakit,
khalifah Abu Bakar secara diam-diam melakukan tinjauan pendapat terhadap tokoh-
tokoh terkemuka dari kalangan sahabat mengenai pribadi yang layak untuk
menggantikannya. Pilihan beliau jatuh pada Umar ibn al-Khaththab.11
Setelah piliham Abu Bakar jatuh kepada Umar, beliau tidak langsung mengatakan
Umar lah yang selanjutnya harus menjadi pemimpin setelah beliau. Tapi Langkah
beliau selanjutnya setelah pilihan jatuh kepada Umar adalah memanggil para sahabat
nabi yang lain, dan menanyakan pendapat masing-masing sahabat terkait Umar bin
Khattab. Abdurahman bin Auf meminta pendapat Abu Bakar agar mengemukakan
alasan memilih Umar. Abu Bakar berkata: “Dia adalah seorang yang berhati lembut”.
9
H. Syamruddin Nasution. 2007. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. Riau. Hlm 69-70
10
Hammis Syafaq, 2021. Pengantar Studi Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Hlm 24
11
Ely Zainudin. 2015. Peradaban Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin. Universitas Islam Nahdlatul Ulama
Jepara. Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01. Hlm 54
9
Abdurrahman berkata: “Demi Allah! Dia lebih utama dari apa yang engkau kira”.
Kemudian Abu Bakar mengundang Utsman dan berkata: Ceritakan kepadaku!
Penilaianmu kepada Umar. Utsman menjawab: Sungguh sepengetahuanku bahwa
hatinya lebih baik dari apa yang ditampakkan oleh perilaku anggota badannya. Di
tengah kita, dia tidak ada duanya.4 Kemudian Abu Bakar meminta pendapat Asid bin
Hudhair al-Anshari dan mengajak musyawarah Sa’id bin Zaid dan yang lain dari
kalangan Muhajirin dan Anshar tentang penilaian mereka terhadap Umar, ternyata
semuanya menyanjungnya. Setelah Abu Bakar bermusyawarah dengan mereka, lalu
beliau pun memanggil Utsman bin Affan untuk menuliskan bahwa Umar adalah
pengganti dirinya, menjadi khalifah nanti. Dengan demikian, Penetapan Umar sebagai
khalifah ditulis pada suatu piagam pengangkatan. Pengangkatan Umar ini bermaksud
untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan
umat Islam di kemudian hari. Kebijakan Abu Bakar tersebut ternyata diterima
masyarakat dan mereka secara beramai-ramai membai’at Umar sebagai khalifah kedua
dalam usia 53 tahun.12
Umar bin Khatthab menyebut dirinya “Khalifah Khalifati Rasulillah” (pengganti
dari pengganti Rasulullahh). Ia juga mendapat gelar Amir AlMukminin (komandan
orang-orang beriman) sehubungan dengan penaklukan-penaklukan yang berlangsung
pada masa pemerintahannya.13
Belum lagi genap satu tahun memerintah, Umar telah menorehkan tinta emas
dalam sejarah perluasan wilayah kekuasaan ini. Di masa Umar inilah penyebaran Islam
meluas hingga di luar jazirah Arabia. Bahkan 2 kerajaan besar, Persia dan Romawi
takluk di bawah kekuasaannya. Pada tahun 635 M, Damaskus yang merupakan ibu kota
Syiria ditundukkan, setahun kemudian seluruh wilayah Syiria jatuh ke tangan kaum
muslimin, setelah pertempuran hebat di lembah Yarmuk di sebelah timur anak sungai
Yordania, pasukan Romawi yang terkenal kuat itu tunduk kepada pasukan-pasukan
Islam.14
Perkembangan peradaban Islam juga sangat maju pada masa Umar. Sejalan
dengan perluasan wilayah Islam, menjadi sebab banyaknya orang masuk Islam dari
12
H. Syamruddin Nasution. 2007. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. Riau. Hlm 80-81
13
Mun’in Majeed. 1965. Tarikh Al-Hadarah Al-Islamiyah, Mesir. Angelo. Hlm. 28.
14
Sulthon Mas’ud. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Surabaya. Hlm 60
10
berbagai suku dan kalangan baru. Perbedaan Bahasa, dialek, pemikiran, dan kebiasaan
adalah suatu hal yang lumrah dalam suatu perluasan wilayah, maka dari itu dibutuhkan
ilmu-ilmu baru untuk memahami agama Islam. Dan pada masa Umar inilah beberapa
ilmu tentang Islam ikut dimajukan dan dikembangkan. Beberapa ilmu tersebut antara
lain adalah ilmu qira’at, ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu nahwu, ilmu fiqh, dan ilmu
arsitektur.15
Tetapi sungguh suatu ironi, pribadi yang mengagumkan dan mempesona itu
akhirnya terbunuh di tangan budak Persia, bernama Abu Lu’lu’ (Abd Mughiroh).
Karena orang-orang Persia sangat merasa dendam kepada Umar yang menaklukkan
dan telah menghancurkan negeri mereka, dan sebab itu mereka mempergunakan budak
tersebut untuk membunuhnya. Umar meninggal dunia dalam usia 63 tahun, setelah
memerintah selama sepuluh tahun. Umar dimakamkan didekat makam Rasulullah.16
3. Utsman bin Affan
Nama lengkapnya ialah Ustman ibn Affan ibn abdil Ash ibn Umayyah dari pihak
Quraisy. Ia memeluk islam lantaran ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah seorang
sahabat dekat Nabi. Para sahabat terkemuka meminta Umar agar menetapkan
penggantinya sebagai khalifah bila dia meninggal dunia. Dia menolak karena orang
yang dipandangnya cakap Abu Ubaidah bin Jarrah telah meninggal dunia. Ada usul
agar anaknya Abdullah bin Umar dapat diangkat, itu pun ditolaknya juga. Akhirnya dia
membentuk “Panitian Enam” (Ashab al-Sittah) dan diberi tugas untuk memilih
penggantinya. Mereka itu adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin
Ubaidillah, Zubeir bin Awwam, Abd. Rahman bin Auf, dan Saad bin Abi Waqqash.
Mereka bersidang sesudah Umar wafat. Berdasarkan hasil sidang dan pendapat di
kalangan masyarakat, Abd. Rahman sebagai ketua sidang menetapkan Utsman sebagai
khalifah ketiga dalam usia 70 tahun setelah empat hari Umar wafat, dengan tiga
pertimbangan. Pertama, dari segi senioritas bila Ali diangkat menjadi khalifah tidak
ada lagi kesempatan buat Utsman sesudahnya. Kedua, masyarakat telah jenuh dengan
pola kepemimpinan Umar yang serba disiplin dan keras bila Ali diangkat akan terulang
seperti itu. Ketiga, menarik jabatan khalifah dari Ali sebagai keluarga Nabi jauh lebih
15
H. Syamruddin Nasution. 2007. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. Riau. Hlm 88-93
16
H. Syamruddin Nasution. 2007. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. Riau. Hlm 88
11
sulit dibandingkan dengan Utsman. Ali bin Abi Thalib dengan pendukungnya turut
memberikan bai’at mereka kepada Utsman.
Kepemimpinan Utsman sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Utsman
mengambil beberapa kebijaksanaan yang menimbulkan keresahan masyarakat yang
berlanjut pada kerusuhan. Pertama, dia mengangkat kaum kerabatnya pada jabatan-
jabatan tinggi negara atau yang dikenal dengan politik nepotisme, yaitu sebagai
gubernur dan sekretaris negara. Kedua, membubarkan dewan pengelola Baitul Mal
yang dulu dibentuk pada masa khalifah Umar dan dijabat oleh Abdullah ibn Arqam
yang terkenal sangat jujur dan berpotensi mengelola Baitul Mal. Kini badan itu
dihapuskan sehingga pengelola Baitul Mal langsung berada di tangan khalifah.
Akibatnya orang yang dulu mendapat tunjangan dari negara, kini tidak ada lagi.
Ketiga, tanah-tanah rampasan perang atau ditinggalkan pemiliknya pada waktu
perluasan wilayah di masa khalifah Umar dulu dijadikan milik negara. Tanah itu diolah
rakyat, dan negara memperoleh bagian dari hasil tanah itu. Kini, di masa Usman tanah-
tanah itu diperjual belikan. Seperti tanah negara yang ada di Basrah dan Kufah dijual
kepada Talhah dan zubeir. Juga memberikan tanah Fadak di Persia kepada Marwan ibn
Hakam dan membolehkan Muawiyah mengambilalih tanah-tanah negara di seluruh
wilayah Syiria, suatu hal yang dilarang keras oleh Khalifah Umar sebelumnya.
Akibatnya, banyak keluarga Bani Umaiyah dan sahabat-sahabat tertentu yang kaya
mendadak yang hidup mewah melimpah berkecukupan, sebaliknya sangat banyak pula
rakyat yang menjadi miskin mendadak karena lahan kehidupan mereka terputus, hilang
mata pencaharian.17
Masa pemerintahannya adalah yang terpanjang dari semua khalifah di zaman para
Khalifah Rasyidah, yaitu 12 tahun, tetapi sejarah mencatat tidak seluruh masa
kekuasannya menjadi saat yang baik dan sukses baginya. Para penulis sejarah membagi
zaman pemerintahan Utsman menjadu dua periode, yaitu enam tahun terakhir
merupakan masa kejayaan pemerintahannya dan tahun terakhir merupakan masa
pemerintahan yang buruk.18
Karya monumental Utsman lain yang dipersembahkan kepada umat Islam ialah
penyusunan kitab suci al Quran. Penyusunan al Quran dimaksudkan untuk mengakhiri
17
H. Syamruddin Nasution. 2007. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. Riau. Hlm 94-99
18
Al-Baladzuri. Futuhul Buldan. Jilid V. Mesir. Maktabah An-Nahdah Al-Misriyah. hlm. 25-26.
12
19
Sulthon Mas’ud. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Surabaya. Hlm 65-66
20
Ely Zainudin. 2015. Peradaban Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin. Universitas Islam Nahdlatul Ulama
Jepara. Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01. Hlm 55
13
diri keluar dari pendukung Ali bin Abi Thalib yang kemudian melakukan gerakan
perlawanan terhadap semua pihak yang terlibat tahkim, termasuk Ali bin Abi Thalib.
Khawarij mengeluarkan beberapa pernyataan yang menuduh orang-orang yang
terlibat tahkim sebagai orang-orang kafir. Khawarij berpendapat bahwa Ali bin Abi
Thalib telah menyeleweng dari ajaran Islam karena melakukan tahkim dan dalam
pandangan mereka telah keluar dari Islam, yaitu murtad dan kafir. Demikian juga
halnya Mu'awiyah, Amr bin al-Ash dan Abu Musa al-Asy'ari serta semua orang yang
menerima tahkim. Di samping Khawarij yang menjadi kelompok penentang, Ali bin
Abi Thalib memiliki kelompok pendukung yang sangat fanatik yang kemudian dikenal
sebagai kelompok Syi'ah. Ali bin Abi Thalib kemudian dibunuh oleh kaum Khawarij.21
puteranya al-Walid bin Abd al-Malik Rahimahullah seorang yang berkemauan keras
dan berkemampuan melaksanakan pembangunan. Dia membangun panti-panti untuk
orang cacat. Semua personel yang terlibat dalam kegiatan yang humanis ini digaji oleh
negara secara tetap. Dia juga membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu
daerah dengan daerah lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan dan
masjid-masjid yang megah.22
Meskipun keberhasilan banyak dicapai pada masa ini, bukan berarti laju
politiknya stabil. Perselisihan yang terjadi di dalam dinasti ini adalah dalam bentuk
perebutan kekuasaan yang kemudian membawanya kepada keruntuhan.23 Karena
Muawiyah Radhiallahu ‘anhu dianggap tidak mentaati isi perjanjiannya dengan al-
Hasan bin Ali Radhiallahu ‘anhuma ketika dia naik tahta, yang menyebutkan bahwa
persoalan penggantian pemimpin setelah Muawiyah diserahkan kepada pemilihan umat
Islam. Deklarasi pengangkatan anaknya Yazid Rahimahullah sebagai putera mahkota
menyebabkan munculnya gerakan-gerakan oposisi di kalangan rakyat yang
mengakibatkan terjadinya perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan.24
Demikianlah, fase sejarah peradaban Islam yang dibuat oleh Dinasti Bani
Umayyah hingga akhirnya pada tahun 750 M Dinasti Umayyah berhasil digulingkan
Bani Abbas yang bersekutu dengan Abu Muslim al-Khurasani.25
2. Dinasti Abbasiyah
Dikatakan pendiri dinasti ini bernama Abdullah al-Saffah bin Muhammad bin Ali
bin Abdullah bin al-Abbas, namun pendiri aslinya bernama al Mansur. Kekuasaannya
berlangsung panjang, yakni dari tahun 132 H. (750 M.) s. d. 656 H. (1258 M.).
Awalnya al Mansur merasa kurang aman di tengah-tengah Arab, maka ia mendirikan
ibu kota baru sebagai ganti Damaskus, yaitu Baghdad di dekat bekas ibu kota Persia,
Ctesiphon, pada tahun 762 M. Sehingga Bani Abbas berada di tengah-tengah bangsa
Persia. Al-Mahdi (775-785 M) menggantikan al Mansur sebagai khalifah dan di
masanya perekonomian mulai meningkat. Pertanian ditingkatkan dengan mengadakan
22
Sulthon Mas’ud. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Surabaya. Hlm 85
23
Hammis Syafaq, 2021. Pengantar Studi Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Hlm 27
24
Sulthon Mas’ud. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Surabaya. Hlm 85
25
Dr. Din Muhammad Zakariya. 2018. Sejarah Peradaban Islam Prakenabian Hingga Islam Di Indonesia.
CV. Intrans Publishing. Malang. Hlm 22
15
irigasi dan penghasilan gandum, beras, kurma, dan zaitun bertambah. Hasil
pertambangan seperti perak, emas, tembaga, besi, dan lain-lain berkembang. Adanya
transit antara timur dan barat juga membawa kejayaan.26
Dinasti ini mencapai kejayaannya pada masa Harun ar Rasyid, beliau banyak
memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Beliau membangun rumah sakit, pendidikan
kedokteran, farmasi dikembangkan, sehingga jumlah dokter pada saat itu mencapai 800
orang. Beliau juga membangun jalan raya yang menghubungkan akses ke seluruh
negara yang masuk di wilayah kekuasaannya. Fokus utama yang menjadi ciri khas dari
kejayaan dinasti ini adalah di bidang pengembangan keilmuan.27
29
Dr. Din Muhammad Zakariya. 2018. Sejarah Peradaban Islam Prakenabian Hingga Islam Di Indonesia.
CV. Intrans Publishing. Malang. Hlm 40
30
Sulthon Mas’ud. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Surabaya. Hlm 148
31
Dr. Din Muhammad Zakariya. 2018. Sejarah Peradaban Islam Prakenabian Hingga Islam Di Indonesia.
CV. Intrans Publishing. Malang. Hlm 41
17
memeluk Islam menjadi bukti berhasilnya beberapa faktor tersebut. Beberapa faktor
tersebut ialah:
A. Faktor saluran peradagangan. Masyarakat dari timur tengah berdagang tidak hanya
membawa barang dagangannya saja, namun juga membawa agamanya untuk
didakwahkan dan diperkenalkan kepada masyarakat lain yang belum mengenal
Islam.
B. Faktor saluran perkawinan. Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki
status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk
pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi isteri saudagar-
saudagar itu. Sebelum dikawin mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka
mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-
kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim. Dalam perkembangan berikutnya,
ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan, tentu saja
setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu.
C. Faktor saluran tasawuf. Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan
teosofi yang bercampur dengana jaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat
Indonesia. Mereka mahir dalam soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan
menyembuhkan.
D. Faktor saluran prendidikan. Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik
pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiyai-kiyai
dan ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai
mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke
kampung masing-masing atau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan Islam.
E. Saluran kesenian. Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah
pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir
dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia
meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat.
F. Saluran politik. Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam
setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat
membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu, baik di Sumatera dan
Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-
18
32
Sulthon Mas’ud. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Surabaya. Hlm 151-153
19
BAB III
KESIMPULAN
Melalui makalah ini kami dapat mengetahui dan memahami bahwa banyak lika-liku yang
dialami oleh Islam mulai dari masa Rasulullah hingga masa modern saat ini. Banyak peristiwa
besar terjadi, mulai dari perang, permusuhan antar saudara muslim, saling menyerang, saling
membunuh, dan lain-lain terjadi mulai dari Islam pada masa Rasulullah hingga era modern masa
kita tinggal saat ini.
Sebuah gambaran umum periodesasi peradaban Islam dari masa Rasulullah hingga
modern. Hal ini menjadi cermin masa lalu dan sebagai pelajaran bagi orang yang datang
kemudian agar mampu menghadapi masa depan dengan penuh optimisme serta belajar dari
kegagalan masa lalu dan agar terhindar dari pesimisme.
20
BAB IV
DAFTAR RUJUKAN
Hammis Syafaq, 2021. Pengantar Studi Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Sulthon Mas’ud. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Surabaya.
Ely Zainudin. 2015. Peradaban Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin. Universitas Islam Nahdlatul
Ulama Jepara. Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01.
Dr. Din Muhammad Zakariya. 2018. Sejarah Peradaban Islam Prakenabian Hingga Islam Di Indonesia.
CV. Intrans Publishing. Malang.