Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH PERJALANAN ISLAM DARI MASA KE MASA

Makalah
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Study Islam”
Dosen Pengampu “Moh. Mansur Fauzi, M.Pd.I”

Oleh:
ILHAM GHULAM GIBRAN / (2277012043)
SALIS AL KAFI / (2277012094)
RIKO DWI AFRIANSYAH / (2277012090)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “MA’HAD ALY AL-HIKAM”
MALANG
November 2022
2

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................3

B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................3

BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................................................4

A. Islam Di Masa Nabi Muhammad SAW................................................................................4

B. Islam Di Masa Khulafaur Rasyidin......................................................................................5

C. Islam Di Masa Dinasti Umayyah Dan Abbasiyah..............................................................12

D. Islam Di Abad Pertengahan Dan Modern...........................................................................14

BAB III : KESIMPULAN...........................................................................................................18

BAB IV : RUJUKAN PUSTAKA...............................................................................................19


3

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejarah bukanlah sekedar rangkaian peristiwa-peristiwa, melainkan tafsiran peristiwa-
peristiwa dan pengertian mengenai hubungan-hubungan nyata dan tidak nyata yang menjalin
seluruh bagian serta memberinya dinamisme dalam waktu dan tempat.
Sejarah sangat penting untuk dipelajari. Siapa yang tidak mengenal sejarah, ia akan
kehilangan cermin untuk merancang masa depan. Siapa yang alpa terhadap sejarah, ia akan
kehilangan teladan. Karenanya, bagi mereka yang mempunyai agenda melemahkan umat Islam,
mereka berpegang pada adagium, “Jika ingin melumpuhkan suatu bangsa, maka jauhkan mereka
dari ingatan sejarahnya!”.
Agama yang disampaikan oleh Allah Swt. kepada manusia melalui Rasul-Nya Nabi
Muhammad Saw., kini telah berusia lima belas abad yang tersebar luas dalam berbagai kawasan
yaitu kawasan pengaruh kebudayaan Arab (Timur Tengah, Afrika Utara dan Spanyol Islam),
kawasan pengaruh kebudayaan Persia (Islam dan Negara-Negara Islam di Asia Tenggara),
kawasan pengaruh kebudayaan Turki, kawasan pengaruh kebudayaan India Islam, kawasan Asia
Tenggara dan kawasan Afrika Selatan dan Afrika Tengah.
Tentu saja menjadi suatu keharusan bagi kita umat Islam mengetahui Sejarah Perdaban
Islam di berbagai kawasan tersebut, namun karena luasnya kawasan tersebut, maka tidak
mungkin disajikan sekaligus dalam buku sederhana ini. Oleh karena itu, agar pembahasannya
lebih terpokus akan dibatasi pada kawasan Arab, meliputi Timur Tengah, Afrika Utara dan
Spanyol Islam dengan pendekatan priodesasi yaitu pada masa periode Klasik. Sedangkan dalam
periode Pertengahan dan periode Modern membutuhkan buku tersendiri. Demikian juga
membahas sejarah Islam di kawasan lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah perkembangan Islam di masa Nabi Muhammad SAW?
2. Bagaimana sejarah perkembangan Islam di masa Khulafa Al Rasyidun?
3. Bagaimana sejarah perkembangan Islam di masa dinasti Umayyah dan Abbasiyah?
4

4. Bagaimana sejarah perkembangan Islam di abad pertengahan dan modern?


5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Islam Di Masa Nabi Muhammad SAW


Jika dimulai dari perhitungan tahun hijrah, awal sejarah Islam dimulai semenjak Rasulullah
melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 M. Islam pada masa ini terbagi
menjadi 2, yaitu Islam masa Makkah dan Islam masa Madinah.1
Bangsa Arab sebelum Islam disebut juga Arab Jahiliyah. Sebuah bangsa yang tidak
memiliki peradaban, bodoh, penduduknya kebanyakan tidak mengenal aksara. Sebab membaca
dan menulis tidak dianggap penting pada saat itu, dan tidak pula menjadi tolak ukuran
kepandaian dan kecerdasan. Kaum Quraisy sebagai bangsawaan di kalangan bangsa Arab
setidaknya memiliki 17 orang yang pandai membaca dan menulis. Sedangkan penduduk Yastrib
di Madinah memiliki setidaknya 11 orang yang pandai membaca. Hal tersebut berakibat kepada
penduduk Arab, mereka sedikit sekali mengenal ilmu pengetahuan, hidup dengan mengikuti
hawa nafsu, senang berjudi, berpecah belah, saling berperang satu sama lain, yang kuat
menguasai yang lemah, wanita tidak ada harganya.2
Mayoritas penduduk Arab pada saat itu menyembah berhala, kelompok minoritasnya
beragama Kristen Najran dan beberapa beragama Hanif. Penyembah berhala memusatkan
berhala sesembahannya di Ka’bah, yang terbesar bernama Hubal. Hubal adalah patung yang
terbuat dari batu akik berwarna merah dibentuk serupa manusia, dan Hubal adalah patung yang
paling diagungkan.3
Dalam kondisi seperti ini Rasulullah berdakwah melalui beberapa tahap. Partama, secara
diam-diam di lingkungan keluarga dan sahabat dekatnya. Dakwah seperti ini berlangsung sekitar
3 tahun. Kedua, dakwah kepada keturunan Abdul Muthalib. Hal ini dilakukan setelah turunnya
wahyu ketiga, yakni surah as-Syu’ara ayat 214, yang berbunyi :
٢١٤ ۙ َ‫ك ااْل َ ْق َربِ ْين‬
َ َ‫َواَ ْن ِذرْ َع ِش ْي َرت‬
214. Berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat.

1
Hammis Syafaq, 2021. Pengantar Studi Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Hlm 21-
22
2
Sulthon Mas’ud. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Surabaya. Hlm 41
3
H. Syamruddin Nasution. 2007. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. Riau. Hlm 15-16
6

Hanya Abu Lahab dan istrinya yang mengutuk tindakan Rasulullah, sehingga turun surah
Al-Lahab ayat 1-5.
Ketiga, berdakwah kepada semua orang setelah turunnya wahyu yakni surah Al-Hijr ayat
94, yang berbunyi :
٩٤ َ‫فَاصْ َد ْع بِ َما تُْؤ َم ُر َواَ ْع ِرضْ َع ِن ْال ُم ْش ِر ِك ْين‬
94. Maka, sampaikanlah (Nabi Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang

diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.4


Dari sini Rasulullah mulai berdakwah tidak hanya kepada penduduk Makkah saja, tetapi
juga termasuk orang orang yang mengunjungi kota itu.
Setelah Khadijah istri Rasulullah wafat, kepala suku di Makkah juga wafat, dan digantikan
oleh kepala suku yang baru yang tidak bersimpati kepada Rasulullah. Menanggapi hal tersebut,
Rasulullah membuat persetujuan dengan sejumlah penduduk Yastrib yang terkemuka, tujuannya
adalah agar Rasulullah dan pengikutnya diterima di kalangan penduduk Yastrib. Yang kemudian
nama Yastrib ini berubah menjadi Madinah hingga saat ini.5
Segera setelah Rasulullah mendapatkan perintah dari Allah untuk hijrah, Rasulullah
menemui Abu Bakar agar mempersiapkan semua yang dibutuhkan dalam perjalanan. Nabi juga
menemui Ali dan meminta kepadanya agar tidur di kamarnya guna mengelabui musuh yang
berencana membunuhnya. Senin malam Selasa, Nabi ditemani Abu Bakar dalam perjalanan
menuju Yatsrib.
Berbeda dengan periode Makkah di mana umat Islam merupakan kelompok minoritas,
pada periode Madinah mereka menjadi kelompok mayoritas. Di Makkah Rasulullah hanya
berfungsi sebagai seorang Rasul, tetapi di Madinah beliau selain sebagai seorang Rasul dia juga
sebagai Kepala Negara.6

B. Islam Di Masa Khulafaur Rasyidin


Baginda Rasulullah wafat setelah beliau sakit, dan beliau wafat tidak meninggalkan pesan
apa pun terkait penggantinya dalam memimpin dakwah agama Islam. 7 Umat Islam selanjutnya
4
H. Syamruddin Nasution. 2007. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. Riau. Hlm 37-38
5
Hammis Syafaq, 2021. Pengantar Studi Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Hlm 22
6
H. Syamruddin Nasution. 2007. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. Riau. Hlm 45-47
7
Sulthon Mas’ud. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Surabaya. Hlm 53
7

harus mencari pemimpin yang baru. Jika pada masa Rasulullah semua masalah dan persoalan
dikembalikan kepada Rasulullah dan segala macam bentuk perselisihan dapat segera
diselesaikan, maka setelah beliau wafat berbagai macam persoalan yang muncul dan tidak ada
yang mampu untuk menyelesaikan. Orang-orang terpilih yang pantas menjadi kandidat untuk
meneruskan dakwah Rasulullah selanjutnya berjumlah 4 orang, yakni Abu Bakar ash-Siddiq,
Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Keempat orang tersebut dalam sejarah
disebut juga Khulafaur Rasyidin.
Kata Khulafa adalah bentuk jamak dari kata khalifah, yang artinya pengganti. Sedangkan
ar-Rasyidin bisa berarti para cendikiawan atau orang-orang bijak. Dengan demikian Khulafaur
Rasyidin berarti para pengganti yang cendikia atau yang bijak. 8 Berikut adalah masa
kepemimpinan pada masing-masing sahabat nabi:
1. Abu Bakar ash-Siddiq
Masalah politik adalah masalah pertama yang timbul setelah nabi Muhammad
wafat, yaitu mengenai siapakah pengganti nabi sebagai kepala negara dalam
kapasitasnya sebagai kepala negara di Madinah, sedangkan posisinya sebagai Rasul
tidak dapat digantikan oleh siapa pun. Sejumlah tokoh Anshar dan Muhajirin
berkumpul di balai Tsaqifah Bani Sa’idah Madinah. Mereka bermusyawarah untuk
memilih siapa yang ditunjuk menjadi kepala negara. Dalam musyawarah itu terjadi
perdebatan yang sangat alot karena masing-masing kelompok di antara dua kelompok
tersebut menganggap bahwa kelompoknya yang paling pantas menggantikan Nabi
sebagai khalifah. Orang-orang Muhajirin mengatakan bahwa mereka yang paling
berhak menjadi khalifah karena mereka lah yang mula-mula masuk Islam dan Nabi
berasal dari kalangan mereka. Sementara orang-orang Anshar menyebutkan mereka
pula yang paling berhak karena mereka lah yang telah membantu dan melindungi Nabi
dari serangan kaum Quraisy pada waktu hijrah ke Madinah. Abu Bakar mengusulkan
agar pemimpin baru itu dijabat oleh orang Muhajirin dan wakilnya dari kaum Anshar,
tetapi orang Anshar menolak usul itu. mereka mengusulkan agar diangkat dua orang
pemimpin dari dua kelompok itu. Abu Bakar tidak menerima usul itu dengan alasan
bisa membawa perpecahan. Kemudian Abu Bakar mengingatkan kaum Anshar
terhadap hadits nabi yang mengatakan “Pemimpin itu dari orang Quraisy”. Selanjutnya

8
Marzuki. Bab 5 Sejarah Peradaban Islam. Universitas Negeri Yogyakarta. Hlm 129
8

Umar bin Khattab lah diusulkan oleh Abu Bakar untuk menjadi khalifah. Namun umar
menolak dan mengatakan jika Abu Bakar masih ada, baliau lah yang pantas untuk
menjadi khalifah. Akhirnya Abu Bakar terpilih sebagai pemimpin atas usul Umar bin
Khathab, ketika itu usia Abu Bakar 61 tahun.9
Pada masa Abu Bakar, banyak orang Islam yang kembali murtad dan
memberontak dengan alasan enggan untuk membayar zakat. Mereka menganggap
bahwa perjanjian mereka dengan nabi Muhammad telah usai ketika beliau telah wafat.
Dalam pemerintahannya, Abu Bakar berhasil memerangi kelompok pembelot ini. Dan
pada masa pemerintahan Abu Bakar pula lah al-Quran berhasil dikumpulkan dalam
satu mushaf, yang tadinya tulisannya berserakan di berbagai benda, seperti tulang,
pelepah kurma, batu, dan lain-lain. Namun pemerintahan Abu Bakar berakhir sangat
singkat, periode pemerintahannya antara tahun 632-634 M. Kemudian beliau wafat
setelah mengalami penyakit demam di umur yang sama dengan Rasulullah, yakni 63
tahun dan beliau dimakamkan di samping makam Rasulullah.10
2. Umar bin Khattab
Setelah Abu Bakar wafat, pemerintahan selanjutnya dipegang oleh sahabat nabi
selanjutnya, yakni Umar bin Khattab. Perawakannya tinggi besar dan tegap dengan
otot-otot yang menonjol dari kaki dan tangannya, jenggot yang lebat dan berwajah
tampan, serta warna kulitnya coklat kemerah-merahan. Sewaktu masih terbaring sakit,
khalifah Abu Bakar secara diam-diam melakukan tinjauan pendapat terhadap tokoh-
tokoh terkemuka dari kalangan sahabat mengenai pribadi yang layak untuk
menggantikannya. Pilihan beliau jatuh pada Umar ibn al-Khaththab.11
Setelah piliham Abu Bakar jatuh kepada Umar, beliau tidak langsung mengatakan
Umar lah yang selanjutnya harus menjadi pemimpin setelah beliau. Tapi Langkah
beliau selanjutnya setelah pilihan jatuh kepada Umar adalah memanggil para sahabat
nabi yang lain, dan menanyakan pendapat masing-masing sahabat terkait Umar bin
Khattab. Abdurahman bin Auf meminta pendapat Abu Bakar agar mengemukakan
alasan memilih Umar. Abu Bakar berkata: “Dia adalah seorang yang berhati lembut”.

9
H. Syamruddin Nasution. 2007. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. Riau. Hlm 69-70
10
Hammis Syafaq, 2021. Pengantar Studi Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Hlm 24
11
Ely Zainudin. 2015. Peradaban Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin. Universitas Islam Nahdlatul Ulama
Jepara. Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01. Hlm 54
9

Abdurrahman berkata: “Demi Allah! Dia lebih utama dari apa yang engkau kira”.
Kemudian Abu Bakar mengundang Utsman dan berkata: Ceritakan kepadaku!
Penilaianmu kepada Umar. Utsman menjawab: Sungguh sepengetahuanku bahwa
hatinya lebih baik dari apa yang ditampakkan oleh perilaku anggota badannya. Di
tengah kita, dia tidak ada duanya.4 Kemudian Abu Bakar meminta pendapat Asid bin
Hudhair al-Anshari dan mengajak musyawarah Sa’id bin Zaid dan yang lain dari
kalangan Muhajirin dan Anshar tentang penilaian mereka terhadap Umar, ternyata
semuanya menyanjungnya. Setelah Abu Bakar bermusyawarah dengan mereka, lalu
beliau pun memanggil Utsman bin Affan untuk menuliskan bahwa Umar adalah
pengganti dirinya, menjadi khalifah nanti. Dengan demikian, Penetapan Umar sebagai
khalifah ditulis pada suatu piagam pengangkatan. Pengangkatan Umar ini bermaksud
untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan
umat Islam di kemudian hari. Kebijakan Abu Bakar tersebut ternyata diterima
masyarakat dan mereka secara beramai-ramai membai’at Umar sebagai khalifah kedua
dalam usia 53 tahun.12
Umar bin Khatthab menyebut dirinya “Khalifah Khalifati Rasulillah” (pengganti
dari pengganti Rasulullahh). Ia juga mendapat gelar Amir AlMukminin (komandan
orang-orang beriman) sehubungan dengan penaklukan-penaklukan yang berlangsung
pada masa pemerintahannya.13
Belum lagi genap satu tahun memerintah, Umar telah menorehkan tinta emas
dalam sejarah perluasan wilayah kekuasaan ini. Di masa Umar inilah penyebaran Islam
meluas hingga di luar jazirah Arabia. Bahkan 2 kerajaan besar, Persia dan Romawi
takluk di bawah kekuasaannya. Pada tahun 635 M, Damaskus yang merupakan ibu kota
Syiria ditundukkan, setahun kemudian seluruh wilayah Syiria jatuh ke tangan kaum
muslimin, setelah pertempuran hebat di lembah Yarmuk di sebelah timur anak sungai
Yordania, pasukan Romawi yang terkenal kuat itu tunduk kepada pasukan-pasukan
Islam.14
Perkembangan peradaban Islam juga sangat maju pada masa Umar. Sejalan
dengan perluasan wilayah Islam, menjadi sebab banyaknya orang masuk Islam dari
12
H. Syamruddin Nasution. 2007. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. Riau. Hlm 80-81
13
Mun’in Majeed. 1965. Tarikh Al-Hadarah Al-Islamiyah, Mesir. Angelo. Hlm. 28.
14
Sulthon Mas’ud. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Surabaya. Hlm 60
10

berbagai suku dan kalangan baru. Perbedaan Bahasa, dialek, pemikiran, dan kebiasaan
adalah suatu hal yang lumrah dalam suatu perluasan wilayah, maka dari itu dibutuhkan
ilmu-ilmu baru untuk memahami agama Islam. Dan pada masa Umar inilah beberapa
ilmu tentang Islam ikut dimajukan dan dikembangkan. Beberapa ilmu tersebut antara
lain adalah ilmu qira’at, ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu nahwu, ilmu fiqh, dan ilmu
arsitektur.15
Tetapi sungguh suatu ironi, pribadi yang mengagumkan dan mempesona itu
akhirnya terbunuh di tangan budak Persia, bernama Abu Lu’lu’ (Abd Mughiroh).
Karena orang-orang Persia sangat merasa dendam kepada Umar yang menaklukkan
dan telah menghancurkan negeri mereka, dan sebab itu mereka mempergunakan budak
tersebut untuk membunuhnya. Umar meninggal dunia dalam usia 63 tahun, setelah
memerintah selama sepuluh tahun. Umar dimakamkan didekat makam Rasulullah.16
3. Utsman bin Affan
Nama lengkapnya ialah Ustman ibn Affan ibn abdil Ash ibn Umayyah dari pihak
Quraisy. Ia memeluk islam lantaran ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah seorang
sahabat dekat Nabi. Para sahabat terkemuka meminta Umar agar menetapkan
penggantinya sebagai khalifah bila dia meninggal dunia. Dia menolak karena orang
yang dipandangnya cakap Abu Ubaidah bin Jarrah telah meninggal dunia. Ada usul
agar anaknya Abdullah bin Umar dapat diangkat, itu pun ditolaknya juga. Akhirnya dia
membentuk “Panitian Enam” (Ashab al-Sittah) dan diberi tugas untuk memilih
penggantinya. Mereka itu adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin
Ubaidillah, Zubeir bin Awwam, Abd. Rahman bin Auf, dan Saad bin Abi Waqqash.
Mereka bersidang sesudah Umar wafat. Berdasarkan hasil sidang dan pendapat di
kalangan masyarakat, Abd. Rahman sebagai ketua sidang menetapkan Utsman sebagai
khalifah ketiga dalam usia 70 tahun setelah empat hari Umar wafat, dengan tiga
pertimbangan. Pertama, dari segi senioritas bila Ali diangkat menjadi khalifah tidak
ada lagi kesempatan buat Utsman sesudahnya. Kedua, masyarakat telah jenuh dengan
pola kepemimpinan Umar yang serba disiplin dan keras bila Ali diangkat akan terulang
seperti itu. Ketiga, menarik jabatan khalifah dari Ali sebagai keluarga Nabi jauh lebih

15
H. Syamruddin Nasution. 2007. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. Riau. Hlm 88-93
16
H. Syamruddin Nasution. 2007. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. Riau. Hlm 88
11

sulit dibandingkan dengan Utsman. Ali bin Abi Thalib dengan pendukungnya turut
memberikan bai’at mereka kepada Utsman.
Kepemimpinan Utsman sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Utsman
mengambil beberapa kebijaksanaan yang menimbulkan keresahan masyarakat yang
berlanjut pada kerusuhan. Pertama, dia mengangkat kaum kerabatnya pada jabatan-
jabatan tinggi negara atau yang dikenal dengan politik nepotisme, yaitu sebagai
gubernur dan sekretaris negara. Kedua, membubarkan dewan pengelola Baitul Mal
yang dulu dibentuk pada masa khalifah Umar dan dijabat oleh Abdullah ibn Arqam
yang terkenal sangat jujur dan berpotensi mengelola Baitul Mal. Kini badan itu
dihapuskan sehingga pengelola Baitul Mal langsung berada di tangan khalifah.
Akibatnya orang yang dulu mendapat tunjangan dari negara, kini tidak ada lagi.
Ketiga, tanah-tanah rampasan perang atau ditinggalkan pemiliknya pada waktu
perluasan wilayah di masa khalifah Umar dulu dijadikan milik negara. Tanah itu diolah
rakyat, dan negara memperoleh bagian dari hasil tanah itu. Kini, di masa Usman tanah-
tanah itu diperjual belikan. Seperti tanah negara yang ada di Basrah dan Kufah dijual
kepada Talhah dan zubeir. Juga memberikan tanah Fadak di Persia kepada Marwan ibn
Hakam dan membolehkan Muawiyah mengambilalih tanah-tanah negara di seluruh
wilayah Syiria, suatu hal yang dilarang keras oleh Khalifah Umar sebelumnya.
Akibatnya, banyak keluarga Bani Umaiyah dan sahabat-sahabat tertentu yang kaya
mendadak yang hidup mewah melimpah berkecukupan, sebaliknya sangat banyak pula
rakyat yang menjadi miskin mendadak karena lahan kehidupan mereka terputus, hilang
mata pencaharian.17
Masa pemerintahannya adalah yang terpanjang dari semua khalifah di zaman para
Khalifah Rasyidah, yaitu 12 tahun, tetapi sejarah mencatat tidak seluruh masa
kekuasannya menjadi saat yang baik dan sukses baginya. Para penulis sejarah membagi
zaman pemerintahan Utsman menjadu dua periode, yaitu enam tahun terakhir
merupakan masa kejayaan pemerintahannya dan tahun terakhir merupakan masa
pemerintahan yang buruk.18
Karya monumental Utsman lain yang dipersembahkan kepada umat Islam ialah
penyusunan kitab suci al Quran. Penyusunan al Quran dimaksudkan untuk mengakhiri
17
H. Syamruddin Nasution. 2007. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. Riau. Hlm 94-99
18
Al-Baladzuri. Futuhul Buldan. Jilid V. Mesir. Maktabah An-Nahdah Al-Misriyah. hlm. 25-26.
12

perbedaan-perbedaan serius dalam bacaan al Quran. Disebutkan bahwa selama


pengiriman ekspedisi militer ke Armenia dan Azerbaijan, perselisihan tentang bacaan
al Quran muncul dikalangan tentara muslim, dimana sebagiannya direkrut dari Suriah
dan sebagian lagi dari Irak. Ketua dewan penyusunan al Quran, yaitu Zaid bin Tsabit,
sedangkan yang mengumpulkan tulisan-tulisan al Quran antara lain adalah dari Hafsah,
salah seorang istri Nabi SAW. Kemudian dewan itu membuat beberapa salinan naskah
al Quran untuk dikirimkan ke berbagai wilayah kegubernuran sebagai pedoman yang
benar untuk masa selanjutnya.19
Kembali kepada permasalahan kebijakan yang dibentuk oleh Utsman, umat Islam
menjadi terpecah belah pada saat itu karena pembagian kekuasaan yang dianggap tidak
merata dan menjadikan munculnya berbagai macam kelompok pemberontak dalam
masa Utsman. Sehingga pada suatu waktu, para pemberontak berhasil memasuki rumah
Utsman dan mencoba membunuhnya. Utsman bin Affan akhirnya terbunuh oleh
kalangan pemberontak ketika sedang membaca al Quran. Persis seperti yang dikatakan
Rasulullah jauh sebelum beliau wafat, yakni Utsman akan meninggal dalam keadaan
syahid. Utsman dimakamkan di pekuburan Baqi di Madinah.20
4. Ali bin Abi Thalib
Sebagai pengganti Usman, Ali bin Abu Thalib menjadi khalifah keempat (656-
661 M), tetapi ia mendapat tantangan dari pihak pendukung Usman yang menuntut
qishash atas terbunuhnya Usman seperti Muawiyah, Gubernur Damaskus. Konflik
politik antara Ali bin Abu Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan diakhiri dengan
tahkim. Dari pihak Ali bin Abu Thalib, diutus Abu Musa al-Asy'ari, sedangkan dari
pihak Muawiyah diutus Amr bin al-Ash. Hasil tahkim tersebut menjadikan pendukung
Ali bin Abi Thalib terpecah menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah mereka
yang secara terpaksa menghadapi hasil tahkim dan mereka tetap setia kepada Ali bin
Abi Thalib. Adapun kelompok kedua adalah kelompok yang menolak hasil tahkim dan
kecewa terhadap kepemimpinan Ali bin Abi Thalib dan akhirnya mereka menyatakan

19
Sulthon Mas’ud. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Surabaya. Hlm 65-66
20
Ely Zainudin. 2015. Peradaban Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin. Universitas Islam Nahdlatul Ulama
Jepara. Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01. Hlm 55
13

diri keluar dari pendukung Ali bin Abi Thalib yang kemudian melakukan gerakan
perlawanan terhadap semua pihak yang terlibat tahkim, termasuk Ali bin Abi Thalib.
Khawarij mengeluarkan beberapa pernyataan yang menuduh orang-orang yang
terlibat tahkim sebagai orang-orang kafir. Khawarij berpendapat bahwa Ali bin Abi
Thalib telah menyeleweng dari ajaran Islam karena melakukan tahkim dan dalam
pandangan mereka telah keluar dari Islam, yaitu murtad dan kafir. Demikian juga
halnya Mu'awiyah, Amr bin al-Ash dan Abu Musa al-Asy'ari serta semua orang yang
menerima tahkim. Di samping Khawarij yang menjadi kelompok penentang, Ali bin
Abi Thalib memiliki kelompok pendukung yang sangat fanatik yang kemudian dikenal
sebagai kelompok Syi'ah. Ali bin Abi Thalib kemudian dibunuh oleh kaum Khawarij.21

C. Islam Di Masa Dinasti Umayyah Dan Abbasiyah


1. Dinasti Umayyah
Setelah Ali terbunuh, kepemimpinan dilanjutkan oleh Bani Umayyah. Dinasti
Bani Umayyah yang didirikan oleh Muawiyah yang berumur kurang lebih 90 tahun.
Dan pada zaman ini, ekspansi yang terhenti pada zaman kedua khalifah terakhir
(Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib) dilanjutkan kembali.
Disamping ekspansi kekuasaan Islam, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam
pembangunan di berbagai bidang. Muawiyah Radhiallahu ‘anhu mendirikan dinas pos
dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan
peralatannya di sepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata
dan mencetak mata uang. Pada masanya, jabatan khusus seorang hakim (qadhi) mulai
berkembang menjadi profesi tersendiri, Qadhi adalah seorang spesialis dibidangnya.
Abdul-Malik Rahimahullah mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di
daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri pada tahun
659 M dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab. Khalifah Abdul-Malik
Rahimahullah juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi
pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi
pemerintahan Islam. Keberhasilan Khalifah Abdul-Malik Rahimahullah diikuti oleh
21
Dr. Din Muhammad Zakariya. 2018. Sejarah Peradaban Islam Prakenabian Hingga Islam Di Indonesia.
CV. Intrans Publishing. Malang. Hlm 19-20
14

puteranya al-Walid bin Abd al-Malik Rahimahullah seorang yang berkemauan keras
dan berkemampuan melaksanakan pembangunan. Dia membangun panti-panti untuk
orang cacat. Semua personel yang terlibat dalam kegiatan yang humanis ini digaji oleh
negara secara tetap. Dia juga membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu
daerah dengan daerah lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan dan
masjid-masjid yang megah.22
Meskipun keberhasilan banyak dicapai pada masa ini, bukan berarti laju
politiknya stabil. Perselisihan yang terjadi di dalam dinasti ini adalah dalam bentuk
perebutan kekuasaan yang kemudian membawanya kepada keruntuhan.23 Karena
Muawiyah Radhiallahu ‘anhu dianggap tidak mentaati isi perjanjiannya dengan al-
Hasan bin Ali Radhiallahu ‘anhuma ketika dia naik tahta, yang menyebutkan bahwa
persoalan penggantian pemimpin setelah Muawiyah diserahkan kepada pemilihan umat
Islam. Deklarasi pengangkatan anaknya Yazid Rahimahullah sebagai putera mahkota
menyebabkan munculnya gerakan-gerakan oposisi di kalangan rakyat yang
mengakibatkan terjadinya perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan.24
Demikianlah, fase sejarah peradaban Islam yang dibuat oleh Dinasti Bani
Umayyah hingga akhirnya pada tahun 750 M Dinasti Umayyah berhasil digulingkan
Bani Abbas yang bersekutu dengan Abu Muslim al-Khurasani.25
2. Dinasti Abbasiyah
Dikatakan pendiri dinasti ini bernama Abdullah al-Saffah bin Muhammad bin Ali
bin Abdullah bin al-Abbas, namun pendiri aslinya bernama al Mansur. Kekuasaannya
berlangsung panjang, yakni dari tahun 132 H. (750 M.) s. d. 656 H. (1258 M.).
Awalnya al Mansur merasa kurang aman di tengah-tengah Arab, maka ia mendirikan
ibu kota baru sebagai ganti Damaskus, yaitu Baghdad di dekat bekas ibu kota Persia,
Ctesiphon, pada tahun 762 M. Sehingga Bani Abbas berada di tengah-tengah bangsa
Persia. Al-Mahdi (775-785 M) menggantikan al Mansur sebagai khalifah dan di
masanya perekonomian mulai meningkat. Pertanian ditingkatkan dengan mengadakan
22
Sulthon Mas’ud. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Surabaya. Hlm 85
23
Hammis Syafaq, 2021. Pengantar Studi Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Hlm 27
24
Sulthon Mas’ud. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Surabaya. Hlm 85
25
Dr. Din Muhammad Zakariya. 2018. Sejarah Peradaban Islam Prakenabian Hingga Islam Di Indonesia.
CV. Intrans Publishing. Malang. Hlm 22
15

irigasi dan penghasilan gandum, beras, kurma, dan zaitun bertambah. Hasil
pertambangan seperti perak, emas, tembaga, besi, dan lain-lain berkembang. Adanya
transit antara timur dan barat juga membawa kejayaan.26
Dinasti ini mencapai kejayaannya pada masa Harun ar Rasyid, beliau banyak
memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Beliau membangun rumah sakit, pendidikan
kedokteran, farmasi dikembangkan, sehingga jumlah dokter pada saat itu mencapai 800
orang. Beliau juga membangun jalan raya yang menghubungkan akses ke seluruh
negara yang masuk di wilayah kekuasaannya. Fokus utama yang menjadi ciri khas dari
kejayaan dinasti ini adalah di bidang pengembangan keilmuan.27

D. Islam Di Abad Pertengahan Dan Modern


1. Abad Pertengahan
Yang pertama kali dikenang di masa ini adalah masa kemunduran total kekuasaan
Islam di Baghdad. Kaum pemberontak muncul di mana-mana. Seperti munculnya
dinasti Umayyah period ke 2 di Spanyol dan juga munculnya dinasti Fatimiyyah di
Mesir. Intinya pada masa ini banyak muncul pemberontak, muncul berbagai dinasti lain
yang tujuannya untuk menggulingkan dan menjatuhkan kekuasaan Islam. Hingga
sempat muncul 3 kerajaan besar Islam yang berusaha sekuat tenaga untuk
membangkitkan kembali kekuasaan Islam. Namun sayangnya tidak ada yang bisa
bertahan, satu persatu kerajaan tersebut berjatuhan dan digantikan oleh kekuatan yang
lain. Akhirnya umat Islam memasuki fase kemunduran dan terus mundur.28
Pada masa ini kekuasaan militer dan politik umat Islam semakin menurun.
Perdagangan dan ekonomi umat Islam juga jatuh dengan hilangnya monopoli dagang
antara Timur dan Barat dari tangan mereka. Ilmu Pengetahuan di dunia Islam dalam
keadaan stagnansi. Tarekat-tarekat diliputi oleh suasana khurafat. Umat Islam
dipengaruhi oleh sifat fatalistis. Dunia Islam mengalami kemunduran dan statis.
Sementara Eropa dengan kekayaan-kekayaan yang diangkut dari Amerika dan laba dari
perdagangan langsung dengan Timur jauh bertambah kaya dan maju. Penetrasi Barat,
yang kekuatannya bertambah besar ke dunia Islam yang didudukinya, kian lama
26
Dr. Din Muhammad Zakariya. 2018. Sejarah Peradaban Islam Prakenabian Hingga Islam Di Indonesia.
CV. Intrans Publishing. Malang. Hlm 22
27
Hammis Syafaq, 2021. Pengantar Studi Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Hlm 27
28
Hammis Syafaq, 2021. Pengantar Studi Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Hlm 28
16

bertambah mendalam. Akhirnya di tahun 1798 M Napoleon menduduki Mesir, sebagai


salah satu pusat Islam terpenting. Jatuhnya pusat Islam ini ke tangan Barat,
menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa di
Barat telah timbul peradaban yang lebih tinggi dari peradaban Islam, dan merupakan
ancaman bagi hidup Islam sendiri.29
2. Masa Modern
Di Asia Tenggara, Islam merupakan kekuatan sosial yang patut diperhitungkan,
karena hampir seluruh negara yang ada di Asia Tenggara penduduknya, baik mayoritas
ataupun minoritas memeluk agama Islam. Misalnya, Islam menjadi agama resmi
negara federasi Malaysia, Kerajaan Brunei Darussalam, negara Indonesia
(penduduknya mayoritas atau sekitar 90% beragama Islam), Burma (sebagian kecil
penduduknya beragama Islam), Republik Filipina, Kerajaan Muangthai, Kampuchea,
dan Republik Singapura.30
Islam mengalami kemajuan pesat pada masa ini, sehingga Harun Nasution
menyebut masa ini adalah masa kebangkitan Islam. Islam masuk ke Asia Tenggara
disebarluaskan melalui kegiatan kaum pedagang dan para sufi. Hal ini berbeda dengan
daerah Islam di Dunia lainnya yang disebarluaskan melalui penaklulan Arab dan Turki.
Islam masuk di Asia Tenggara dengan jalan damai, terbuka dan tanpa pemaksaan
sehingga Islam sangat mudah diterima masyarakat Asia Tenggara. Beberapa tokoh
pembaharu atau modernisasi di kalangan dunia Islam di antaranya: Muhammad bin
Abdul Wahab di Arabia. Muhammad Abduh, Jamaluddin al-Afghani, Muhammad
Rasyid Ridha di Mesir. Sayyid Ahmad Khan, Syah Waliyullah dan Muhammad Iqbal
di India. H. Abdul Karim Amrullah, KH. Ahmad Dahlan, dan KH. Hasyim Asy'ari di
Indonesia, dan masih banyak yang lainnya.31
Sebagai contoh perkembangan Islam dapat masuk dan dikenal orang pada masa
ini adalah melalui beberapa faktor seperti kesenian, perdagangan, dan lain-lain.
Indonesia adalah salah satu contoh negara yang mayoritas penduduknya dapat

29
Dr. Din Muhammad Zakariya. 2018. Sejarah Peradaban Islam Prakenabian Hingga Islam Di Indonesia.
CV. Intrans Publishing. Malang. Hlm 40
30
Sulthon Mas’ud. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Surabaya. Hlm 148
31
Dr. Din Muhammad Zakariya. 2018. Sejarah Peradaban Islam Prakenabian Hingga Islam Di Indonesia.
CV. Intrans Publishing. Malang. Hlm 41
17

memeluk Islam menjadi bukti berhasilnya beberapa faktor tersebut. Beberapa faktor
tersebut ialah:
A. Faktor saluran peradagangan. Masyarakat dari timur tengah berdagang tidak hanya
membawa barang dagangannya saja, namun juga membawa agamanya untuk
didakwahkan dan diperkenalkan kepada masyarakat lain yang belum mengenal
Islam.
B. Faktor saluran perkawinan. Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki
status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk
pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi isteri saudagar-
saudagar itu. Sebelum dikawin mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka
mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-
kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim. Dalam perkembangan berikutnya,
ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan, tentu saja
setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu.
C. Faktor saluran tasawuf. Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan
teosofi yang bercampur dengana jaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat
Indonesia. Mereka mahir dalam soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan
menyembuhkan.
D. Faktor saluran prendidikan. Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik
pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiyai-kiyai
dan ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai
mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke
kampung masing-masing atau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan Islam.
E. Saluran kesenian. Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah
pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir
dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia
meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat.
F. Saluran politik. Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam
setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat
membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu, baik di Sumatera dan
Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-
18

kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam. Kemenangan kerajaan


Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk
Islam.32
Melalui beberapa cara inilah Islam dapat berkembang pada masa modern seperti
saat ini.

32
Sulthon Mas’ud. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Surabaya. Hlm 151-153
19

BAB III
KESIMPULAN

Melalui makalah ini kami dapat mengetahui dan memahami bahwa banyak lika-liku yang
dialami oleh Islam mulai dari masa Rasulullah hingga masa modern saat ini. Banyak peristiwa
besar terjadi, mulai dari perang, permusuhan antar saudara muslim, saling menyerang, saling
membunuh, dan lain-lain terjadi mulai dari Islam pada masa Rasulullah hingga era modern masa
kita tinggal saat ini.
Sebuah gambaran umum periodesasi peradaban Islam dari masa Rasulullah hingga
modern. Hal ini menjadi cermin masa lalu dan sebagai pelajaran bagi orang yang datang
kemudian agar mampu menghadapi masa depan dengan penuh optimisme serta belajar dari
kegagalan masa lalu dan agar terhindar dari pesimisme.
20

BAB IV
DAFTAR RUJUKAN

Hammis Syafaq, 2021. Pengantar Studi Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Sulthon Mas’ud. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Surabaya.

H. Syamruddin Nasution. 2007. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. Riau.

Marzuki. Bab 5 Sejarah Peradaban Islam. Universitas Negeri Yogyakarta.

Ely Zainudin. 2015. Peradaban Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin. Universitas Islam Nahdlatul
Ulama Jepara. Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 01.

Mun’in Majeed. 1965. Tarikh Al-Hadarah Al-Islamiyah, Mesir. Angelo.

Al-Baladzuri. Futuhul Buldan. Jilid V. Mesir. Maktabah An-Nahdah Al-Misriyah.

Dr. Din Muhammad Zakariya. 2018. Sejarah Peradaban Islam Prakenabian Hingga Islam Di Indonesia.
CV. Intrans Publishing. Malang.

Anda mungkin juga menyukai