Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Sejarah Pendidikan Islam Ardiansyah, M. Pd

Pendidkan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin

(Sayidina Abu Bakar dan Sayidina Umar bin Khattab)

Disusun Oleh Kelompok 5

MAHFIZUL AMAL : 12310113800

SAID NAJIBUL HARIRI : 12310110807

PAI 1.F

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


Kata Pengantar

AssalamualaikumWarohmatullahi Waborokatuh

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-
Nya, sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah orientasi sebagai pemenuhan
tugas pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam sekaligus penambah wawasan
mahasiswa.

Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasul Muhammad
SAW guru guru di atas segala guru yang telah membawa kita umatnya dari zaman
kebodohan menuju zaman yang penuh imu pengetahuan seperti saat ini.

Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Banyak kekurangan yang
mendasar baik sengaja maupun tidak sengaja. Semoga diskusi bersama para para
mahasiswa semester 1 kelas F Pendidikan Agama Islam Bapak Ardiansyah, M. Pd. ,
dapat melengkapi dan memperbaiki semua kekurangan dalam makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Pekanbaru, 22 September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.........................................................


B. Masa Khalifah Umar Bin Khattab..................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran-saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan islam merupakan suatu hal yang paling pokok yang harus di penuhi
oleh setiap individu, golongan bahkan negara, karena dengan pendidikan tersebut seorang
lebih maju, dengan pendidikan tersebut suatu kelompok atau golongan dapat di katakan
sebagai golongan yang berkualitas, tidak hanya kuantitas saja dan dengan pendidikan
suatu negara akan terlihat dominan di mata dunia. Terselenggaranya pendidikan baik
akan membawa dampak terhadap pemahaman dan pengalaman ajaran agama.

Al-quran dan Hadits merupakan sumber utama dalam pendidikan islam khususnya
pendidikan agama yang diharapkan dan memberi petunjuk dan memimbing manusia
kejalan yang lurus sesuai dengan fitrahnya. Maka dari itu pendidikan sangat di butuhkan
oleh setiap individu manusia. Cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW
sampai sekarang. Pendidikan islam mulai dilaksanakan Rasuullah setelah mendapat
perintah dari Allah melalui firmannya, langkah awal yang dapat ditempuh oleh Nabi
adalah menyeru keluarganya, sahabat-sahabatnya, tetangga dan masyarakat luas. Pada
masa Nabi, Negara islam meliputi seluruh jazirah arab pendidikan islam berpusat di
madinah, setelah Rasulullah wafat kekuasaan pemerintah islam dipegang oleh
khulafarasyidim dan wilayah islam telah meluas di luar jazirah arab. Para khalifah ini
memusatkan perhatianya kepada pendidikan, syiarnya agama dan kokohnya Negara
Islam.

Setelah umat islam memperoleh pertolongan dan kemenangan besar dari Allah SWT
melakukan kota mekah pada peristiwa “Fathul Makkah” dan Rasulullah SAW
melaksanakan ibadah haji yang terakhir yang disebut Haji Wada’, turunlah kepada
rasulullah SAW ayat al-quran yang terakhir yaitu surah al-Maidah ayat 3 ketika beliau
wukuf di padang Arafah. Ayat tersebut berkenaan dengan telah sempurnanya syariat
agama islam yang menjadi misi rasulullah SAW di dunia ini. Turunnya ayat tersebut
menjadi tanda akan berakhirnya misi Rasululah SAW. Setelah kembali di Madinah,
beberapa bulan kemudian Rasulullah SAW jatuh sakit kemudian beliau meninggal pada
hari Senin tanggal 12 Rabiulawal tahu ke-11 dari Hijriah atau pada tanggal 8 Juni tahun
632 Masehi pada usia 63 tahun lebih tiga hari.

Setelah Rasulullah SAW wafat maka tampak kepemimpinan uat islam dipercayakan
kepada khulafarrasyidin. Khulafarrasyidin berarti pemimpin-pemimpin yang mendapat.
Mereka adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali
bin Abi Thalib. Masa pemertintahan khulafarrasyidin merupakan masa yang penting
dalam perjalanan islam. Mereka telah mampu menyelamatkan islam,
mengonsoidasikannya, dan meletakkan dasar-dasar kehidupan bagi keagungan islam dan
umatnya.

Khulafaurrasyidin telah bertindak sebagai pemimpin tidak hanya demokratis,


namun juga kharismatik, arif, dan bijaksana. Banyak sekalis jasa, kebaikan, dan prestasi
yang diraih selama mereka menjabat sebagai khalifah. Selanjutnya setelah dan
berlangsungnya periode khulafarrasyidin mulailah muncul pemikiran politik dari bani
umayah setelah meninggalnya sayyidina utsman di kalangan masyarakat islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan pada masa Khulafa’ur Rasyidin

Pada masa-masa khulafa al-Rasyidin sebenarnya telah ada tingkat pengajaran,


hampir seperti masa sekarang, tingkat pertama ialah kuttab, tempat anak-anak belajar
menulis dan membaca/menghafal al-Quran serta belajar pokok-pokok Agama Islam.
Setelah tamat al-Quran mereka meneruskan pelajaran ke masjid. Pelajaran di masjid ini
terdiri dari tingkat menengah dan tingkat tinggi. Pada tingkat menengah gurunya
belumlah ulama besar, sedangkan pada tingkat tinggi gurunya ulama yang dalam ilmunya
dan masyhur kealiman dan kesalehannya. Umumnya pelajaran diberikan guru kepada
murid-murid seorang demi seorang baik di kuttab atau di masjid pada tigkat menengah.
Pada tingkat tinggi pelajaran diberikan oleh guru dalam satu halaqah yang dihadiri leh
pelajar bersama-sama. Ilmu-ilmu yang diajarkan pada kuttab pada mulanya adalah dalam
keadaan sederhana yaitu belajar membaca dan menulis, membaca al-Quran dan
menghafalnya serta belajar pokok-pokok agama Islam seperti cara berwudhu, shalat,
puasa dan sebagainya.

1. Masa khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq (632-634 M)


A. Riwayat Singkat Abu Bakar Shiddiq

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Utsman bin’Amir bin ‘Amr bin Ka’ab
bin Sa’id bin Taim bin Murrah al-Tamimi, yang lebih dikenal dengan Abdul al-Ka’bah di
masa jahiliyah kemudian nama itu ditukar Nabi dengan menjadi Abdullah. Gelar Abu
Bakar diberikan Nabi Muhammad Saw. Kepadanya karena dia seoranng yang paling
cepat masuk islam. Sedangkan gelar Shiddiq diberikan orang kepadanya karena dia
sangat segera membenarkan Rasulullah dalam berbagai peristiwa, terutama peristiwa
Isra’Mi’raj.1 Dia dilahirkan di makkah dua tahun beberapa bulan seteah tahun gajah,
berarti beliau lebih muda dua tahun dari Rasulullah Saw, Dia terkenal sebagai seorang

1
Tim penulis, Ensiklopedia Islam (Jakarta:PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001), hlm. 37.
Ibid, hlm.37.
yang berperilaku terpuji, tidak pernah minum khamar dan selalu menjaga kehormatan
dia.

Abu Bakar pada masa mudanya adalah seorang saudagar kaya, dia yang pertama
kali masuk islam dari kalangan lelaki dewasa dan setelah menjadi seorang Muslim dia
lebih memusatkan diri dalam kegiatan dakwah isamiyah bersama Rasulullah. Banyak
orang arab masuk islam melalui Abu Bakar, di antaranya Utsman bin Affan, Zubeir nbin
Awwam, Abdurrahman bib Auf, Sa’ad bib Abii Waqqash, da Thalhah bin Ubaidillah.

B. Kepemipinan Abu Bakar Asshidiq

Abu bakar Asshidiq sahabat Rasulullah SAW yang lahir pada tahun 573
Masehi. Ayah beliau bernama Abu Kuhafah (Ustman) yang berasal dari kaum Quraisy.
Sedangkan ibunya bernama Ummu Al-Khair Salamah. Abu Bakar diberi gelar Asshiddiq
karena amat segera membenarkan Rasul dalam berbagai macam peristiwa, terutama
peristiwa isra’mi’raj.

Abu Bakar merupakan orang yang pertama masuk islam ketika agama ini
mulai didakwahkan. Baginya tidak sulit untuk mempercayai ajaran yang dibawa oleh
Rasulullah SAW dikarenakan sejak kecil beliau telah mengenal keagungan Nabi
Muhammad SAW. Setelah masuk islam, ia tidak segan untuk menumbuhkan segenap
jiwa dan harta bendanya untuk islam.

Pada saat Abu Bakar diangkat sebagai khalifah menggantikan kedudukan


Rasulullah SAW, beliau berpidato yang isinya kurang lebih sebagai berikut:

“Wahai Manusia, sungguh aku telah memangku jabatan yang kamu percayakan,
padahal aku bukan orang yang terbaik di antara kamu. Pabila aku melaksanakan tugasku
dengan baik, bantulah aku, dan jika aku berbuat salah, luruskan aku. Kebenaran adalah
suatu kepercayaan , dan kedustaan adalah suatu penghianatan. Orang yang lemah di
antara kamu adalah orang yang kuat bagiku hingga aku mengambil haknya, Insyaallah.
Janganlah salah seorang dari kamu meninggalkan jihad. Sesungguhnya kaum yang tidak
memenuhi panggilan jihad maka Allah akan menimpakan atas mereka satu kehinaan.
Patuhlah kepadaku selama aku taatkepada Allah dan Rasul Nya. Sekali-kai janganlah
kamu menaatiku. Dirikanlah shalat, semoga Allah merahmati kamu.”2

C. Sistem Pendidikan era Abu Bakar Asshidiq

Pelaksanaan pendidikan islam pada masa khalifah Abu Bakar Asshidiq hampir
sama dengan pendidikan islam yng dilaksanakan pada masa Rasulullah SAW, baik dari
segi materi maupun lembaga pendidikannya. Dri segi materi pendidikan islam,
terdiriatas:

1) Pendidikan keimanan, yaitu menanamkan bahwa satu-satunyayang wajib


disembah adalah Allah SWT.
2) Pendidikan akhak, seperti adab masuk rumah orang sopan santun dalam
bertetangga, bergaul dalam masyarakat, dan lai sebagainya.
3) Pendidika Ibadah, seperti pelaksanaan shalat, puasa, zakat, dan haji.
4) Pendidikan kesehatan, seperti kebersihan, gerak-gerik dalam shalat merupakan
didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani

Walaupun lembaga pendidkan pada masa khalifah Abu Bakar masih seperti
lembaga pendidikan pada masa Rasulullah, akan tetapi dari segi kuantitas maupun
kualitas sudah banyak mengalami perkembangan. Adapun lembaga-lembaga tersebut
meliputi:

1) Kutab

kutab/maktab berasal dari kata dasar yang sama, yaitu kataba yang artinya
menulis. Maka kutab/maktab adalah tempat menulis, atau tempat di mana
dilangsungkannya kegiatan tulis menulis. Pada mulanya, pendidikan kutab berlangsung
dirumah-rumah para guru. Akan tetapi, setelah agama mulai berkembang secaraa luas,
institusi kutab yang mengalami perkembangan yang cukup berarti, sehingga ada yang
mampu menyediakan fasilitas asrama dan akomodasi bagi para muridnya.

2) Masjid

2
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm 70.
Masjid merupakan lembaga pendidikan lanjutan setelah anak-anak tamat belajar
pada kutab. Di masjid ini ada dua tingkat pendidikan, yaitu pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi. Yang membedakan antara kedua tingkat tersebut adalah bahwa pada
tingkat menengah, gurunya belum mencapai status ulama besar, sedangkan pada tingkat
tinggi, para pengajarnya adalah ulama yang memiliki pengetahuan yang mendalam dan
integritas kesalehan dan kealiman yang diakui leh masyarakat.3

Menurut Ahmad Syalabi, lembaga untuk belajar dan membaca menulis ini disebut
dengan kuttab. Kuttab merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk setelah masjid,
selanjutnya Asama Hasan Fahmi mengatakan bahwa kuttab didirikan oleh orang-orang
Arab pada masa Abu Bakar dan pusat pembelajaran pada masa itu adalah Madinah,
sedangkan yang bertindak sebagai para pendidik adalah para sahabat rasul yang terdekat.4

Metode yang di gunakan ada masa abu bakar yaitu:

A. Membaca dan menulis.


B. Menghafal al-Quran.
C. Mempelajari pokk-pokok ajaran islam dengan praktik, seperti cari wudhu, shalat,
dan sebagainya.
D. Abu Bakar Wafat

Pada saat pasukan Islam sedang berada di luar kota Abu Bakar sakit selama
satu minggu. Pada saat sakit itu, dia bermusyawarah dengan para sahabat terkemuka yang
berhasil menetapkan penggantinya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua. Abu Bakar
meninggal dunia dalam usia 63 tahun beberapa bulan, setelah memerintah selama dua
tahun beberapa bulan.

Wa Allah a’lam bi al-shawab

2. Masa Khalifah Umar bin Khattab (13-23 H/ 634-644 M)


A. Riwayat singkat Umar bin Khattab
3
Ibrahim Al-Quraibi, Tarikh Khulafa, (Jakarta: Qisthi Press, 2009), hlm. 409
4
Mansur dan Mahfud Junaeda, Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta:
Departemen Agama RI, 2005), hlm, 24.
Ibrahim Al-Quraibi, Tarikh Khulafa, (Jakarta: Qisthi Press, 2009), hlm. 409
Nama lengkanya adalah Umar Ibn Khattab Ibn Nafil Ibn Abdul al-Uzzaibn
Rabah ibn Ka’bah ibn Luay al-Quraisy. Slisih umar bertemu dengan Rasulullah pada
kakek ketujuh, sedangkan dari pihak ibunya pada kakek keenam.

Umar dilahirkan di Makkah empat tahun sebelum Perang Fijar, tetapi menurut
Ibn Atsir dia dilahirkan tiga belas tahun sesudah kelahiran Rasulullah SAW. Hal ini
berarti Beliau lebih muda tiga belas tahun dari Nabi Muhammad SAW. Dia fasih
berbicara, tegas dalam menyatakan pendapat dan membela yang hak.

Semasa kecil dia mengembala kambing ayahnya dan berdagang ke negeri syam.
Jika terjadi perang antara suku, dia selalu diutus sebagai penengah. Umar msuk islam
tahun kelima dari kerasulan Nabi Muhammad SAW. Setelah masuk islam dia menolak
menyembunyikan keislamannya.

Sebelum masuk islam Umar dikena paling gigi menentang dakwah Nabi ketika
disampaikan kepadanya adiknya Fatimah beserta suaminya telah msuk islam dia sangat
marah dan pergi ke tempat adiknya dengan emosi yang meluap-luap menampar adikna
yang sedang belajar al-Qur’an dan membaca pangkl surah Taha, tetap dia kemudian
terharu dengan bacaan Al-Qur’an tersebut, karenanya dia menemui Nabi untuk
menyatakan diri masuk islam.5

B. Kepemimpinan Umar Bin Khattab

Pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab, situasi politik dalam keadaan
stabil. Banyak terjadi penaklukan wilayah yang semula kafir, menjadi wilayah-wilayah
islam. Bahkan persia dan Romawi yang kala itu merupakan dua kerajaan adidanya,
tunduk di bawah pemerintahan Islam.

Umar bi Khattab menjalankan semua aktivitas dan kebijaksanaannya dengan


adil. Ia tdak melihat satu orang pun yang punya kelebihan di atas yang lain, kecuali
karena taqwa. Yang mengagumkan, ia pun hanya menempuhkan dirinya sebagai bagian
dari umat islam yang justru dibebani untuk melayani mereka. Ia memposisikan dirinya
sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan dan keadaan mereka. Ia
5
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), hlm. 403-
404.
memberikan perlakuan yang sama baik saat menghadapi raja ataupun pekerja biasa. Ia
akan bersikap sama kepada pembantu da majikan.

Politik kepemimpinannya melihat umat berkedudukan sama. Bahkan umar


sangat mungkin mendahulukan anak yang masih kecil, jika anak tersebut punya ilmu dan
kecerdasan. Sebaliknya, ia akan mengakhirkan orang besar, karena ia tidak punya ilmu
pengetahuan.6

C. Pendidikan era Umar bin Khattab

Meluasnya wilayah islam mengakibatkan meluas pul kehidupan masyarakat


dalam segala bidang. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan manusia yang
memiliki keterampilan dah keahlian. Meluasnya kekuasaan islam mendorong
kegiatan pendidikan islam bertamnah besar. Mereka yang baru menganut agama
islam ingin menimba ilmu keagamaan dari sahabat-sahabat yang menerima langsung
dari Nabi. Pada masa ini telah terjadi mobilitas penuntun ilmu agama dari daerah-
daerah yan jauh dari Madinah, sebagai pusat agama Islam. Gairah menuntut ilmu
agama islam inilah yang kemudian mendorong lahirnya sejumlah pembidangan
disiplin imu keagamaan

1) Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan pada masa Khalifah Umar bi Khattab sama dengan masa
Abu Bakar Asshidiq. Akan tetapi, dari segi kemajuan lembaga, masa Umar bin Khattab
mengalami kemajun pesat pendidikan, dan juga terbentuknya pusat-pusat pendidikan
diberbagai kota.

2) Materi Pendidikan

Materi pendidikan pada masa Umar bin Khattab adalah materi kutub masa
Abu Bakar. Di samping itu, materi yang diajarkan ditambah dengan beberapa mata
pelajaran dan keterampilan. Ketika Umar bin Khattab diangkat menjadi khalifah, ia
menginstruksikan kepada pendidik agar anak-anak diajarkan: Berenang, mengendarai

6
Mansur dan Mahfud Junaeda, Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta:
Departemen Agama RI, 2005), hlm. 24
unta, memanah, membaca, dan menghafal syair-syair. Adapun materi pendidikan pada
tingkat menengah dan tinggi terdiri dari al-qur’an dan tafsirnya, hadist dan
mengumpulkannya, serta fiqih.

3) Pendidik

Pada masa khalifah Umar, yang menjadi pendidik adalah beliau sendiri, serta
guru-guru yang beliau angkat. Umar merupakan seorag pendidikmyang sering meakukan
penyuluhan pendidikan di kota Madinah. Beliau juga menerapkan pendidikan di masjid-
masjid dan pasar-pasar, serta mengangkat dan menujuk guru-guru utuk tiap-tiap daerah
yang ditaklukkan tersebut. Beliau juga menujuk di antara sahabat-sahabat menjadi
pendidik ke daerah yang baru ditaklukkan tersebut, seperti Abdurrahman In Ma’qal dan
Imran Ibn al-Haim di Basyrah, Abdurrahman Ibn Ghannam di syiria, dan Hasan Ibn Abi
Jabalah di Mesir.

Pada masa Khalifah Umar sahabat-sahabat besar yang ebih dekat kepada
rasuullah dan memiliki pengaruh besar, dan pendidikan islam terpusatkan di Madinah
sehingga kota tersebut pada pada waktu itu menjadi pusat Keiluan Islam. Meluasnya
kekuasaan islam mendorong kegiatan pendidikan islam bertambah besar karena mereka
yan baru mendorong kegiatan pendidikan islam bertambah besar karena mereka yang
baru menganut Islam ingin menimba ilmu keagamaan dari sahabat yng menerima
langsung dari Nabi SAW. Khususnya meyangkut hadist Rasul yang merupakan salah satu
suber agama yang belum teebukukan dan hanya dalam ingatan para sahabat.

Materi Pendidikan Islam yan diajarkan pada masa khulafaur rasyidin sebelum masa
Umar bin Khattab, untuk pendidikan dasar: 7

a. Memebaca dan menulis


b. Membaca dan menhafal al-qur’an
c. Pokok-pokok agama islam, seperti cara wudhu, shalat, shoum, dan sebagainya

Ketika Umar bin Khattab diangkat menjadi Khalifah ia menginstruksikan kepada


penduduk agar ank-anak diajari

7
Syamsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2008), hal. 47.
a. Mengendarai unta
b. Memanah, membaca
c. Menghafal syair-syair yang mudah dan pribahasa

Sedangkan materi pendidikan pada tingkat menengah dan tinggi terdiri dari:

a. Al-qur’an dan tafsirnya


b. Hadis dan pengumpulannya
c. Fiqih
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan pada masa Abu Bakar masih belum jauh dari pola pendidikan Islam
di zaman Nabi, baik dari segi materi maupun lembaganya dan ada sedikit
perembangannya dan pertumbuhan dengan adanya pengumpulan tulisan-tulisan ayat A-
Qur’an guna menghindari hilangnya Al-Quran tersebut. Lalu sebelum Abu Bakar wafat
beliau menunjuk Umar bin Khattab sebagai penggantinya dengan tujuan agar tidak terjadi
perselisihan dan perpecahan dikalang umat muslim.

Pada masa khalifah Umar bin Khattab, pendidikan sudah lebih maju sebab
selama Umar memerintah Negara berada dalam keadaan yang stabil dan aman, disamping
itu ditetapkannya masid sebagai pusat pendidikan da dibentuknya pusat-pusat pendidikan
di berbagai kota dengan materi yang dikembangkan bai dar segi imu bahasa, menulis dan
pokok-pokok ilmu lainnya.

B. Saran

Penulis menyarankan beberapa hal terkait penerapan ilmu dan informasi yang
dibahas dalam makalah serta dalam penyusunannya, yaitu:

Kepada pembaca agar dapat mengambill pandangan lebih luas mengenai


pentingnya sebuah Sejarah Pendidikan Islam dalam kemajuan Pendidikan Islam dimasa
sekarang.

Kepada par institusi pemerintahan terutama daam kepada kementrian


Pendidikan, untuk dapat lebih jeli lagi mengawasi serta memajukan system pendidikan di
indonesia terutama pendidikan agama islam.

DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Badri. 2018. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Isamiyah II. Jakarta: Rajawali
Pres

Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaa Setia

Shafwan Muhamad Hambal. 2014. Intisari Sejarah Pendidikan Islam. Solo: Pustaka
Arafah

Nizar, Samsul. 2007. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Prendamedia Group

Syalabi, Ahmad. 2000. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Al-Husna Zikra

Anda mungkin juga menyukai