Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“P Sejarah Peradaban Islam Masa Khulafaur Rasyidin”


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
SEJARAH PERADABAN ISLAM

Dosen Pengampu : H. Musbir Ibrahim Meuraxa, MA


Disusun oleh : Rohayati
Nim: 232300008

STAI AL-AQIDAH AL-HASYIMIYYAH JAKARTA


TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT,


yang telah memberikan begitu banyak nikmat diantaranya nikmat iman,
nikmat islam, nikmat taufik hidayah, nikmat sehat dan begitu banyak nikmat
yang tidak terhingga yang telah diberikan oleh Allah SWT, diantaranya
nikmat kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sejarah Peradaban Islam Masa Khulafaur Rasyidin” sebagai salah
satu tugas makalah. Semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan umatnya
yang senantiasa mengikuti ajarannya Aamiin.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak


kesalahan dan kekurangannya, dikarenakan keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya, dengan senang hati penulis menerima semua masukan dan
keritikan dari pembaca dan dari semua pihak, atas kritikan dan masukannya
penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih.

Jakarta, 22 Maret 2024

Penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 1
C. TUJUAN PEMBELAJARAN........................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KHULAFA’UR RASYIDUN ................................................. 3


B. MASA KEPEMIMPINAN ABU BAKAR ....................................................... 4
C. MASA KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB ...................................... 6
D. MASA KEPEMIMPINAN USTMAN BIN ‘AFFAN .................................... 11
E. MASA KEPEMIMPINAN ALI BIN ABI THALIB ...................................... 13

BAB III : PENUTUP

A. KESIMPULAN ............................................................................................... 16
B. KRITIK & SARAN ........................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 18

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setelah nabi Muhammad ‫ ﷺ‬wafat, fungsi sebagai Rasulullah tidak dapat
digantikan oleh siapa pun di duna ini,karna pemilihan tersebut adalah
mutlak dari Allah SWT. Fungsi beliau sebagai kepala pemerintahan dan
pemimpin masyarakat harus ada yang menggantikan. Selanjutnya
pemerintahan Islam dipimpin oleh empat sahabat terdekatnya.
Kepemimpinan dari sahabat rasul ini disebut periode Khulafa’ur rasyidun
(Para pengganti yang mendapat bimbingan ke jalan yang lurus).

Meskipun hanya berlangsung 30 tahun, masa Khalifah Khulafa’ur


rasyidun adalah masa yang penting bagi sejarah peradapan Islam.
Khulafa’ur rasyidun berhasil menyelamatkan Islam. Mengkonsilidasi dan
meletakkan dasar bagi keagungan umat Islam.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari Khulafaur Rasyidun ?
2. Bagaimana Kepemimpinan Abu Bakar?
3. Bagaimana Kepemimpinan Umar bin Khattab?
4. Bagaimana Kepemimpinan Ustman bin Affan?
5. Bagaimana Kepemimpinan Ali bin Abi thalib

C. Tujuan pembelajaran
1. Untuk mengetahui pengertia Khulafa’ur Rasyidun
2. Untuk mengetahui kepemimpinan Abu Bakar
3. Untuk mengetahui kepemimpinan Umar bin Khattab
4. Untuk mengetahui kepemimpinan Ustman bin Affan
5. Untuk mengetahui kepemimpinan Ali bin Abi Thalib

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Khulafa’ur Rasyidun

Khulafaur Rasyidun menurut bahasa artinya para pemimpin yang


mendapatkan petunjuk dari Allah SWT. Sedangkan menurut istilah yaitu
para khalifah (pemimpin umat Islam) yang melanjutkan kepemimpinan
Rasulullah SAW sebagai kepala negara (pemerintah) setelah Rasulullah ‫ﷺ‬
wafat.
Rasulullah ‫ ﷺ‬meninggal dunia tidak hanya sebagai seorang Nabi
yang diutus Allah SWT untuk menyampaikan risalah agama Islam, namun
lebih dari itu Beliau juga seorang kepala negara yang memimpin suatu
negara. Oleh karena itu, jabatannya sebagai kepala pemerintahan harus ada
yang menggantikannya.
Maka setelah Rasulullah wafat, para sahabat Muhajirin maupun
sahabat Anshor berkumpul untuk bermusyawarah mengangkat seorang
pemimpin diantara mereka. Pengangkatan seorang pemimpin atas dasar
musyawarah yang dilakukan secara demokratis sesudah wafatnya Nabi
inilah yang disebut Khulafaur Rasyidun. Jumlahnya ada 4 orang, yaitu:
a. Abu Bakar as Shiddiq
b. Umar bin Khatab
c. Usman bin Affan
d. Ali bin Abu Thalib
Sesudah Ali bin Abu Thalib, para pemimpin umat Islam (khalifah)
tidak termasuk Khulafaur Rasyidun karena mereka merubah sistem dari
pemilihan secara demokratis menjadi kerajaan, yaitu kepemimpinan
didasarkan atas dasar keturunan seperti halnya dalam sistem kerajaan.

3
B. Masa kepemimpinan Abu Bakar As-siddiq (11-13 H / 632-634 M)
1. Riwayat singkat Abu Bakar
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Utsman bin ‘Amir bin
‘Amr bin Ka’ab bin Taim bin Murrah At-tamimi, yang levih dikenal
dengan Abd al-Ka’bah di masa jahiliyyah kemudian ditukar Nabi
menjadi Abdullah1. Gelar Abu Bakar diberikan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
kepadanya karena dia seorang yang paling cepat masuk Islam.
Sedankan gelar Shiddiq diberkan orang kepadanya karena dia sangat
membenarkan Rasullullah dalam berbagai peristiwa, terutama
peristiwa Isra’ Mi’raj.
Dia dilahirkan di Kota Makkah dua tahun beberapa bulan setelah
tahun gajah, berarti beliau lebih muda dua tahun dari Rasulullah ‫ﷺ‬.
Dia dikenal sebagai seorang yang berprilaku terpuji, tidak pernah
minum khamar, dan selalu menjaga kehormatan dirinya.

2. Diangkat Menjadi Khalifah


Masalah yang pertama timbul alam Islam sesudah Nabi wafat adalah
politik, yaitu mengenai pengganti Nabi sebagai kepala negara dalam
kapasitasnya sebagai kepala negara di Madinah, sedang kedudukannya
sebagai Rasul tidak dapat digantikan oleh siapapun. Rasul telah
mengajarkan suatu prinsip, yaitu musyawarah, sesuai dengan ajaran
Islam itu sendiri. Prinsip tersebut telah dibuktikan dengan peristiwa-
peristiwa yang terjadi dalam setiap pergantian pimpinan dari empat
khalifah periode khulafa’ur rasyidun.
Abu bakar memangku jabatan khalifah berdasarkan pilihan yang
berlangsung sangat demokratis di muktamar Tsaqibah bani Sa’adh,
memenuhi tata cara perundingan yang di kenal dunia modren ini. Orang-
orang Muhajirin mengatakan mereka yang paling berhak menjadi
khalifah karena mereka lah yang mula-mula masuk Islam dan Nabi
berasal dari kalangan mereka. Sementara orang-orang Anshor

1 Prof. Dr. H. Syamruddin Nasition,M.Ag, Sejarah perkembangan Peradaban Islam


(Pekanbaru, cv asa riau,2017), hlm.68

4
menyebutkan mereka pula habat yang paling berhak karena mereka lah
yang telah membantu dan melindungi Nabi dari serangan kaum Quraisy
pada waktu hijrah ke Madinah. Sementara itu dari Ahlul Bait juga
mengatakan bahwa dari merekalah yang paling berhak karena mereka
dari keluarga Nabi. Hampir saja perpecahan terjadi bahkan adu fisik,
melalui perdebatan dengan beradu argumentasi. Akhirnya Abu Bakar
disetujui jamaah kaum muslimin untuk menduduki jabatan Khalifah.
Abu Bakar adalah orang yang paling tepat menggantikan Nabi
sebagai khalifah. Mengingat prestasinya dalam tiga hal yang tidak dapat
dimiliki oleh sshabat lainnya. Pertama, sebagai orang yang pertama
masuk Islam dari kalangan dewasa. Kedua, menemani Nabi sewaktu
hijrah ke Yatsrib (Madinah). Ketiga, satu-satunya orang yang ditunjuk
oleh Nabi menjadi imam sholat ketika beliau sakit.

3. Kebijakan-kebijakan Abu Bakar


1) Memerangi Tiga Golongan yang Mengacaukan Islam
Pada Awal kepemimpinanya, Abu Bakar banyak menghadapi
gangguan dari berbagai golongan antara lain : orang-orang murtad,
golongan yang tidak membayar zakat, dan golonagna yang megaku
menjadi Nabi. Ada nya orang-orang murtad karena mereka belum
memahami Islam secara mendalam. Mereka baru taraf pengakuan atau
masuk Islam karena terpaksa.
Golongan yang tidak membayar zakat kebanyakan berasal dari
kabilah yang tinggal di madinah seperti Bani Qothfah dan Bani Bakr.
Mereka beranggapan bahwa membayar zakat hanya pada masa
Rasulullah, apabila Rasulullah meninggal maka tidak ada lagi kewajiban
membayar zakat.
Sedangkan orang-orang yang mengaku sebagai Nabi telah muncul
hari-hari terakhir kehidupan Rasulullah. Mereka semakin berani
melakukan kekacauan atas nama agama. Diantara orang yang mengaku
Nabi adalah Musailamah Al-Kadzab, Thulaikha bin Khuwailid, saj’ah
Tamimiyah, Aswad Al-Ansi.

5
2) Pengumpulan Mushaf Al-Qur’an
Perang yamamah merupakan perang dalam menumpas orang-orang
murtad yang mengkhawatirkan Umar bin Khattab. Dalam perang
Yamamah terdapat 1200 tentara Islam yang gugur Syahid dan
diantaranya adalah sahabat yang hapal Al-Qur’an. Kekhawatiran Umar
mendorong untuk mengusulkan kepada khalifah Abu Bakar untuk
mengumpulkan Al-Qur’an dengan alasan agar Al-Qur’an tidak hilang
dan tetap lestari. Pengumpulan lembaran-lembaran Al-Qur’an diketuai
oleh Zaid bin Tsabit.

3) Perluasan Wilayah
Pada tahun 12 setelah hijrah, Abu Bakar mengirim pasukan ke
Irak yang dipimpin oleh Kholid bin Walid dan dibantu oleh Al-
Mustsanna bin Haritsah dan Qo’qok bin Amr. Irak pada waktu itu
adalah jajahan kerajaan Persia (Iran). Dalam peperangan ini pasukan
Islam Mendapat Kemenangan. Daerah-daerah yang di kuasai pasukan
Islam adalah Majar, Walajah, Allis, Hirrah, Anbar, Annuttamar, dan
Daumatul Jandal.
Untuk menaklukkan Syiria (Suriah) Abu Bakar mengirim pasukan
yang dipimpin oleh Utsman bin Zaid bin Haritsyah. Pasukan Islam
berhasil Menguasai Negeri Qudho’ah. Sedangkan untuk perluasan
daerah syiria lainnya, Abu Bakar Mengirim Pasukan lainnya. Ke daerah
Palestina oleh Amr bin Ash, ke Roma oleh Ubaid bin Jarroh, ke
Damaskus oleh Yazid bin Mu’awiyah dan ke Yordania oleh Syurahbil
bin Hasanah.

4. Wafatnya Abu Bakar


Pada saat pasukan Islam sedang berada diluar kota menghadapi
pasukan Romawi (Itali,Roma). Abu Bakar sedang dalam keadaan sakit.
Pada saat sakit itu, dia bermusyawarah dengan para sahabat
terkemukam, yang berhasil menetapkan Umar bin Khattab sebagai

6
khalifah kedua. Abu Bakar meninggal dunia dalam usia 63 tahun
bebarapa bulan, setelah memerintah selama 2 tahun beberapa bulan.

C. Masa Kepemimpinan Umar Ibn Khattab (13-23 H / 634-644 M)


1. Riwayat singkat Umar bin Khattab
Nama lengkapnya adalah Umar bin Khattab bin Nafil bin Abd al-
Uzza bin Rabah bin Ka’ab bin Luay al-Quraisy. Umar dilahirkan di
Kota Makkah empat tahun sebelum perang Fijar, tetapi menurut Ibn
Atsir dia dilahirkan tiga belas tahun sesudah kelahiran Rasulullah ‫ﷺ‬. Hal
ini brarti beliau lebih muda 13 tahun dari Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Dia fasih
berbicara, tegas dalam menyatakan pendapat dan membela yang hak 2. 1F

Umar bin Khattab masuk Islam tahun kelima dari kerasulan Nabi
Muhammad ‫ﷺ‬. Setelah islam dia menolak menyembunyikan ke-
Islamannya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah pernah berdo’a :

Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dua lelaki


ini,yaitu ‘Amr bin Hisyam dan Umar bin Khattab.
Doa Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dikabulkan Allah dengan Islamnya
Umar. Bersamaan dengan Islamnya Umar, masuk Islam pula paman
Nabi Hamzah ibn Muththalib.

2. Diangkat Menjadi Khalifah


Ketika Abu Bakar sakit, dia memperhatikan sahabatnya, siapa
yang di antara mereka yang sesuai diangkat menjadi khalifah, “yang
tegas tidak kejam,dan yang lembut tidak lemah”. Dia mendapatkan
kriteria pilihanya itu, di antara dua sahabat, yaitu antara Umar bin
Khattab dan Ali bin Abi Thalib. Tetapi kemudian pilihannya kepada
Umar bin Khattab3.

2 Prof. Dr. H. Syamruddin Nasition,M.Ag, Sejarah perkembangan Peradaban Islam


(Pekanbaru, cv asa riau,2017), hlm.78
3 Prof. Dr. H. Syamruddin Nasition,M.Ag, Sejarah perkembangan Peradaban Islam
(Pekanbaru, cv asa riau,2017), hlm.80

7
Umar bin Khattab di bai’at para sahabat dan kaum muslimin
sebagai Khalifah keduapada saat umur beliau 53 tahun. Kemudian
Umar bin Khattab memperkenalkan istilah “Amirul Mukminin”
(komandan orang-orang yang beriman) bukan Khalifah.
Yang pertama sekali dilakukan Umar bin Khattab setelah
diangkat menjadi Khalifah adalah Memecat Panglima Khalid bin Walid
dari jabatannya sebagai komandan 4 pasukan di utara dan
menyerahkannya kembali kepada komandan semula yaitu Abu Ubaidah
bin Jarrah.
Tentang pemecatan ini Umar bin Khattab menyatakan orang-
orang terlalu mengagungkan Khalid bin Walid dan ini bisa berbahaya
bagi kaum muslimin yang imannya masih kurang.

3. Kebijakan-kebijakan Umar bin Khattab


1) Perluasan Wilayah
pada zaman Umar bin Khottob, ekspansi dilakukan secara
bertahap. Damaskus ibu kota Syiria jatuh dan dikuasai oleh umat Islam
pada tahun 635 M. Setahun kemudian Byzantium dikalahkan oleh
tentara Islam. Dari Syiria ekspansi dilanjutkan ke Mesir dibawah
pimpinan Amr bin Ash dan ke Irak dibawah pimpinan Sa’ad bin Abi
waqosh. Niskandariyah ibu kota Mesir ditaklukan pada tahun 641 M.
Al-Qodisiyah sebuah kota dekat Hirah di Iraq berhasil dikuasai tentara
Islam pada tahun 637 M. Dari Hirah serangan dilanjutkan ke ibu kota
Persia Al-Madain dan ibu kota itu berhasil dikuasai oleh tentara Islam
pada tahun 641 M. Mosul juga berhasil dikusai tentara Islam. Jadi pada
zaman Umar bin Khottob kekuasan wilayah Islam meliputi Jazirah arab,
Palestina, Basrah, Kufah dan sebagian wilayah Persia dan Mesir.
2) Meletakkan prinsip Keadilan
Umar bin Khattab mengirim surat kepada Abu Musa Al-
Asy’ari (Hakim Kufah) yang isinya mengandung prinsip-prisip perkara
di persidangan dalam lingkungan peradilan.

8
Surat Umar bin Khattab ini merupakan prinsip-prinsip peradilan
yang tinggi. Karna prinsip peradilan itu masih dipakai hingga saat ini.
Meskipun telah dilakukan beberapa perubahan. Gagasan tentang
peradilan inilah yang menjadikan dasar Umar bin Khattab sebagai bapak
Peradilan.
3) Mengembangkan Kekuasaan
Umar bin Khattab membagi daerah Islam menjadi beberapa
Wilayah atau provinsi. Masing-masing provinsi dibawah kekuasaan
Gubernur. Seperti di Kufah yang dipimpin oleh Sa’ad bin Abi Waqash,
di Basrah dibawah pimpinan Athbah bin Khazwan, dan Fustad di Mesir
dibawah Pimpinan Amr bin Ash.
4) Membentuk beberapa Dewan
Antara lain Baitul Mal (Pembendaharaan Negara), yang
bertugas mengatur keluar masuk uang sehinnga keuangan Negara
terkontrol dengan baik, dan Dewan Angkatan Perang yang bertugas
mencatat nama-nama tentara dan mrnjaga daerah-daerah perbatasan..
5) Menetapkan Tahun Hijriyah Sebagai Tahun Islam.
6) Membangun dan memperluas Beberapa Mesjid
Antara lain Masjidil Haram, Mesjid Nabawi, Mesjid Amr bin Ash di
Mesir, dsb.
7) Menempa/Mencetak mata uang sebagai alat tukar yang resmi dari
negara4.

4. Wafatnya Khalifah Umar bin Khattab


Melihat keberhasilan Umar bin Khattab ini, banyak musuh
dari negara lain hendak membunuh khalifah. Maka seorang tahanan
perang Nahawan yang bernama Fairus (Abu Lu’lu) dari bangsa persia
dan menjadi hamba atau budak dari Mughirah bin syu’bah sakit hati
dan dendam kepada khalifah atas hancurnya kekaisaran Persia. Umar
bin Khattab Meninggal dalam usia 63 tahun berketepatan pada tahun 23

4 Ahmad Syalabi,sejarah dan kebudayaan Islam,(jakarta : Pt. Al-Husna Zikra,1997), hlm.


263

9
H karena di tikam oleh Abu Lu’lu pada saat sedang melaksanakan
sholat subuh.

5. Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Umar bin Khattab


1) Ilmu Qira’at
Sejalan dengan perluasan wilayah Islam banyak orang Islam
yang tidak dapat membaca Al-Quran. Karna itu Khalifah Umar bin
Khattab khawatir terjadinya kesalahan membaca Al-Quran.
Untuk mempelajari bacaan Al-Quran, Uamar bin Khattab
telah mengutus para sahabat ,diantanya: Muadz bin Jabal Ke Palestina,
Ibadah bin Al-Shamit ke Hims, Abu Dadan ke Damaskus, Ubai bin
Ka’ab dan Abu Ayyah tetap dimadinah.
2) Ilmu Tafsir
Ilmu tafsir diperlukan dalam rangka memahami ayat-ayat Al-
Quran. Sahabat menafsirkan Ayat-ayat Al-Quran pada Khulafa’ur
Rasyidun sesuai apa yang mereka dari Rasulullah. Inilah tahab awal
munculnya Ilmu Tafsir.
3) Ilmu Hadits
Ilmu Hadits Belum dikenal pada masa Khulafaur Rasyidun
ini, tetapi ilmu penegetahuan tentang hadits Nabi telah Tersebar luas
dikalangan umat Islam. Rasullah melarang sahabat menulis hadist karna
dikhawatirkan bercambur baur dengan Al-Quran. Sehingga, hadits Rasul
pada masa Khulafaur Rasyidun belum dibukukan, baru ada usaha
membukukannya pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
4) Ilmu nahwu
Ilmu nahwu lahir dan berkembang di kota Basrah dan Kufah,
Karena dua kota tersebut banyak tinggal kabilah arab yssng berbicara
dengan bermacam dialek bahasa selain bahasa arab. Untuk itu, perlu
disusun tata bahasa mempelajari bahasa arab. Ali bin Abi Thalib adalah
pembina dan penyusun pertama dasar-dasar Ilmu Nahwu.
5) Ilmu Fiqih

10
Ilmu Fiqih sudah mulai muncul pada masa pemerintahan
Khalifah Umar bin Khattab ini karena wilayah Islam semakin luas,
semakin banyak permasalhan yang dihadapi umat Islam yang
memerlukan ketetapan hukum.
6) Ilmu arsitektur
Ilmu arsitektur pertama dalam Islam adalah Arsitektur
masjid, kemudian baru arsitektur kota, selanjutnya baru arsitektur
bangunan5.

D. Masa Kepemimpinan Ustman bin Affan (23-35 H / 644-656 M)


1. Riwayat singkat Ustman bin Affan
Nama lengkapnya adalah Ustman bin Affan bin Abu Al-Ash
bin Umayah bin Abd al-syams bin Abd al-Manaf bin Qushai. Lahir
pada tahn ke-5 dari kelahiran Rasulullah ‫ﷺ‬. Ada jugayang
mengatakan dia lahir pada tahun ke-6 sesudah tahun gajah.
Ustman masuk Islam melalui Abu Bakar dan dinikahkan
dengan putrinya Rukaiyah binti Muhammad ‫ﷺ‬. Ustman terkenal
sebagai orang yang pandai menjaga kehormatan diri, pemalu, lemah
lembut, budiman, penyabar, dan penderma. 6 5F

2. Diangkat Menjadi Khalifah


Para sahabat terkemuka meminta Umar agar menetapkan
penggantinya sebagai Khalifah bila dia meninggal dunia. Maka di
bentuklah “Kepanitiaan yang Enam ( Ashabus sittah), dan diberi
tugas untuk memilih penggantinya. Mereka itu adalah Ustman bin
Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin
Awwam, Abd Rahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abi Waqash.
Mereka bersidang sesudah Khalifah Umar bin Khattab
meninggal dunia. Berdasarkan hasil sidang da pendapat di kalangan

5 Prof. Dr. H. Syamruddin Nasition,M.Ag, Sejarah perkembangan Peradaban Islam


(Pekanbaru, cv asa riau,2017), hlm.91
6 Prof. Dr. H. Syamruddin Nasition,M.Ag, Sejarah perkembangan Peradaban Islam
(Pekanbaru, cv asa riau,2017), hlm.94

11
masyarakat, Abd Rahman sebagai ketua menetapkan Ustman bin
Affan sebagai Khalifah ke 3 dalam usia 70 tahun setelah empat hari
Umar bin Khattab Wafat.

3. Kebijakan-kebijakan Ustman bin Affan


1) Pemerintahan
Kepemimpinan Ustman bin Affan sangat berbeda dengan
kepemimpinan Umar bin Khattab. Ustman mengambil beberapa
kebijaksanaan yang menimbulkan keresahan masyarakat yang
berlanjut pada kerusuhan.
Pertama, dia mengangkat kaum kerabatnya pada jabatan-
jabatan tinggi negara atau yang dikenal dengan politik Nepotisme.
Kedua, Membubarkan dewan pengelola Baitl Mal yang dulu
dibentuk pada masa Khalifah Umar. Kini badan itu dihapuskan
sehingga pengelola Baitul Mal langsung berada di tangan Khalifah.
Akibanya orang yang dulu mendapat tunjangan dari negara kini tidak
ada lagi.
Ketiga, tanah-tanah rampasan perang atau ditinggalkan
pemiliknya pada waktu perluasan wilayah dimasa Khalifah Umar
dulu dijadikan milik negara. Tanah itu di olah oleh rakya, dan negara
memperoleh bagian dari hasil tanah itu. Kini, di maa Ustman tanah-
tanah itu diperjual-belikan. Seperti tanah Basrah dan Kufah yang
dijual kepada Talhah dan Zubair.7
Akibatnya, banyak keluarga Bani Umaiyah dan sahabat-sahabat
tertentu yang mendadak menjadi kaya, sebaliknya sangat banyak pula
rakyat yang menjadi miskin mendadak karena lahan kehidupan
mereka terputus, hilang mata pencaharian meraka.
Dari tiga kebijaksanaan yang dilakukan oleh Khalifah Ustman
di atas menimbulkan kekecewaan dan kemarahan rakyat, terutama di
Mesir, Kufah, dan Basrah.

7 Prof. Dr. H. Syamruddin Nasition,M.Ag, Sejarah perkembangan Peradaban Islam


(Pekanbaru, cv asa riau,2017), hlm.99

12
2) Pembukuan Al-Quran
Pekerjaan yang paling berat yang dirasakan oleh Ustman pada
masa pemerintahannya adalah Pengumpulan Al-Quran (Pembukuan
Al-quran) yang merupakan lanjutan kerja yang di awali oleh
Khalifah Abu Bakar atas inisiatif Umar bin Khattab. Sebagaimana
yang telah disinggung sebelumnya bahwa pengumpulan Al-Quran
pada masa Abu Bakar dilatarbelakangi oleh Syahidnya 70 orang
sahabat Rasulullah yang hapal Al-Quran Pada saat perang Zamamah.
Sedangkan yang melatar belakangi pengumpulan Al-Quran pada
zaman Ustman bin Affan adalah perbedaan Qiroat (bacaan) Al-Quran
yang menimbulkan percekcokan antara murid dan gurunya.
3) Membentuk Angkatan Laut
Pada masa pemerintahan Ustman bin Affan, daerah Islam telah
sampai ke Afrika, Mesir, Cyprus, dan Turki. Daerah-daerah ini
banyak di kelilingi oleh lautan. Atas usulan Muawiyah bin Abi
Sofyan, Gubernur Damaskus, Khalifah Ustman Menyetujui
Pembentukan Armada laut yang di lengkapi personil yang memadai.
4) Merehab Masjid Nabawi di Madinah
Pada zaman Khalifah Ustman bin Affan, mesjid Nabawi
dibongkar, kemudian dibangun kembali dengan ukuran yang lebih
luas. Bentuk dan corak bangunannya di perindah.

4. Wafatnya Khalifah Ustman bin Affan


Ia wafat pada tahun 35 H pada pertengahan tasyriq. Rumah
Khalifah di kepung oleh pemberontak selama 40 hari. Khalifah
Ustman diberi 2 pilihan yaitu Mengundurkan diri dari Jabatan
Khalifah atau di bunuh. Meskipun Khalipah Ustman Mempunyai
kekuatan untuk menyingkirkan pemberontak, namun ia berprinsip
untuk tidak menumpahkan darah umat Islam.
Khalifah Ustman Akhirnya Wafat pada bulan Dzulhijjah
ketika para pemberontak berhasi memasuki rumanya dan membunuh

13
Ustman ketika sedang membaca Al-Quran. Beliau wafat pada hari
Jum’at dan di makamkan dikuburan Baqi di Madinah.

E. Masa kepemimpinan Ali Ibn Abi Thalib


1. Riwayat Singkat Ali bin Abi Thalib
Nama lengkapnya adalah Ali bin Abi Thalib bin Abdul
Muththalib bin Hasyim bin Abd Manaf bin Luay bin Kilab bin
Qushai. Dia dilahirkan di kota Makkah pada saat 30 tahun umur
Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Ibunya bernama Fathimah binti Asad bin
Hasyim bin Abd Manaf.
Ali adalah orang yang pertama masuk Islam darikalangan
anak-anak, pada saat itu umurnya belum genap berusia 13 tahun. Ali
dinikahkan Nabi dengan putrinya Fathimah bin Muhammad ‫ ﷺ‬pada
tahun ke 3 hijrah, saat itu usia Ali 26 tahun. Dari hasil
pernikahannya itu mereka dikaruniai Allah SWT dua orang putera
yaitu Hasan dan Husein. 8 7F

2. Diangkat Menjadi Khalifah


Ketika kaum pemberontak menguasai kota madinah dan
orang-orang Bani Umayyah banyak yang meninggalkan kota itu.
Kaum pemberontak mulai mendesak Ali supaya bersedia diangkat
menjadi Khalifah, tetapi ditolaknya, dan dia menegaskan bahwa
masalah itu buakanlah urusan meraka, tetapi urusan para pejuang
Badr seperti Zubair, Thalhah, Sa’ad. Karena Ali Menolak, Mmereka
kemudian meminta kesediaan Sa’ad bia Abi Waqash dan Abd
Rahman bin ‘auf. Tetapi masing-masing dari merka juga menolak.

3. Kebijakan-kebijakan Ali bin Abi Thalib


1) Mengganti Para Gubernur

8 Prof. Dr. H. Syamruddin Nasition,M.Ag, Sejarah perkembangan Peradaban Islam


(Pekanbaru, cv asa riau,2017), hlm.104

14
Semua gubernur yang diangkat oleh Khalifah Ustman Bin
affan harus di senang. Karena menurut pengamatannya, para
Gubernur inilah yang menyebabkan timbulnya banyak
pemberontakan terhadap pemerintahan Ustman bin Affan.9
2) Menarik Kembali Tanah Milik Negara
Pada masa pemerintahan Ustman bin Affan banyak dari
kerabatnya yang diberilkan fasilitas dari berbagai bidang. Sehingga
banyak diantara mereka yang merongrong pemerintahan Ustman.
Untk itulah Ali merasa perlu untuk menarik kembali semua tanah
pemberian Ustman kepada keluarganya menjadi Milik Negara.
3) Perbaikan Bidang Ilmu Bahasa
Pada masa pemerintahan Ali wilayah Islam sudah sangat luas,
tidak Hanya Jazirah Arab tetapi sudah sampai Tunisia bahkan ke
India. Masyakat muslim yang bukan berasal dari Jazirah Arab banyak
di temukan kesulitan dalam membaca teks Al-Quran dan Hadits,
sebagai sumber hukum Islam.
Ali berfikir bahwa kesulitan masyarakat muslim untuk
membaca Al-Quran dan Hadits Menjadi kendala dalam memahami
ajaran Islam. Sangat perlu adanya perbaikan bacaan masyarakan
muslim non arab dalam mempelajari ajaran Islam yang kebanyakan
Berbahasa Arab.

4.Wafatnya Ali bin Abi Thalib


Secara mayoritas umat islam memilih Ali sebagai pengganti
Usman. Begitu besar keinginan Ali untuk memulihkan keadaan umat
islam agar segera selamat dari krisis yang melanda umat islam.
Tetapi kondisi semakin memprihatikan. Orang –orang islam yang
dulu bersatu padu dalam ikatan Ukhuwah Islamiyah untuk
menegakkan Islam telah hilang berubah menjadi permusuhan, akibat
dari hasutan orang-orang munafiq yang tidak ingin Islam

9 Prof. Dr. H. Syamruddin Nasition,M.Ag, Sejarah perkembangan Peradaban Islam


(Pekanbaru, cv asa riau,2017), hlm.106

15
berkembang. Orang-orang dulu dekat dengan Ali telah menjadi
lawan politik.

Seorang Jalal-Din Al-Suyuti mengatakan bahawa Thalhah,


Zubair dan A’isyah telah berangkat ke Basrah untuk mengajukan
tuntutan kepada Ali agar menangkap pembunuh Usmman Bin
Affan.Akibat dari tuntutan itu Ali menyiapkan pasukan bereperang
dengan pasukan Tholhah, Zubair, dan A’isyah. Perang ini dalam
sejarah dikenal dengan perang Jamal (Unta). Tholhah, Zubair
terbunuh dalam peperangan itu sedangkan A’isyah dapat
diselamatkan.

Di lain pihak, pembangkangan yang dilakukan oleh


Mu’awiyah Bin Abi Sofyan telah melahirkan konflik senjata antara
pasukan Ali dengan pasukan Mu’awiyah yang dipimpin oleh Amr
Bin Ash.Perang ini kemudian dikenal dengan perang shiffin. Dalam
perang ini disebutkan bahwa pasukan Ali telah berhasil mematahan
pertahanan pasukan Mu’awiyah.Dalam situasi yang demikian
pasukan Mu’awiyah yang dipimpin oleh Amr Bin Ash mengangkat
mushaf Al-Quran di atas tembok pertanda perang dihentikan dengan
melakukan perdamaian.Perintiwa ini disebut dengan peristiwa
tahkim.

Akibat dari peristiwa Tahkim ini kubu Ali terpecah menjadi 2


yaitu golongan yang keluar dari Ali disebut golongan Khawarij dan
golongan yang setia kepada Ali disebut golongan Syiah. Di luar
golongan ini masihn ada golongan umat Islam yang lain yaotu
golongan yang mendukung Mu’awiyah dan golongan Murji’ah.
Adanya friksi-friksi ini semakin memperkeruh kondosi umat islam,
sampai pada akhirnya Ali Bin Abi Tholib terbunuh oleh seorang
Khowarij yang bernama Abdur Rahman Bin Muljam pada tanggal 17
Romadlon tahun 40 H.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Khulafaur Rasyidun menurut bahasa artinya para pemimpin yang
mendapatkan petunjuk dari Allah SWT. Sedangkan menurut istilah yaitu
para khalifah (pemimpin umat Islam) yang melanjutkan kepemimpinan
Rasulullah SAW sebagai kepala negara (pemerintah) setelah Rasulullah
SAW wafat.
Pengangkatan seorang pemimpin atas dasar musyawarah yang
dilakukan secara demokratis sesudah wafatnya Nabi inilah yang disebut
Khulafaur Rasyidun. Jumlahnya ada 4 orang, yaitu:
a) Abu Bakar as Shiddiq ( 11 – 13 H = 632 – 634 M )
b) Umar bin Khatab ( 13 – 23 H= 634 – 644 M)
c) Usman bin Affan (23 – 35 H = 644 – 656 M)
d) Ali bin Abu Thalib ( 35 – 40 H = 656 – 661 M)
Sesudah Ali bin Abu Thalib, para pemimpin umat Islam (khalifah)
tidak termasuk Khulafaur Rasyidun karena mereka merubah sistem dari
pemilihan secara demokratis menjadi kerajaan, yaitu kepemimpinan
didasarkan atas dasar keturunan seperti halnya dalam sistem kerajaan.
Dengan wafatnya khalifah Ali, maka masa pemerintahan Khulafaur
Rasyidun telah selesai karena sesudah itu pemerintahan Islam dipegang oleh
khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan secara turun-temurun, sehingga disebut
Daulat / Bani Umayyah.

17
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Syalabi, A. 1983. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta Pusat : Pustaka


Al – Husna
Nasution.Syamruddin. 2017. Sejarah Perkembangan peradabn Islam.
Pekanbaru : cv. Asa RiauProf. Dr. H. Syamruddin Nasition,M.Ag, Sejarah
perkembangan Peradaban Islam, hlm.68
Prof. Dr. H. Syamruddin Nasition,M.Ag, Sejarah perkembangan Peradaban
Islam, hlm.78
Prof. Dr. H. Syamruddin Nasition,M.Ag, Sejarah perkembangan Peradaban
Islam, hlm.80
Ahmad Syalabi,sejarah dan kebudayaan Islam, hlm. 263
Prof. Dr. H. Syamruddin Nasition,M.Ag, Sejarah perkembangan Peradaban
Islam, hlm.91
Prof. Dr. H. Syamruddin Nasition,M.Ag, Sejarah perkembangan Peradaban
Islam, hlm.94
Prof. Dr. H. Syamruddin Nasition,M.Ag, Sejarah perkembangan Peradaban
Islam, hlm.99
Prof. Dr. H. Syamruddin Nasition,M.Ag, Sejarah perkembangan Peradaban
Islam, hlm.104
Prof. Dr. H. Syamruddin Nasition,M.Ag, Sejarah perkembangan Peradaban
Islam, hlm.106

18

Anda mungkin juga menyukai