Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KHULAFAUR RASYIDIN

KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segala puji syukur saya
panjatkan kepada ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Sejarah Pearadaban Islam yang
berjudul “Khulafaur Rasyidin”
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, penulisan ini
bertujuan untuk memahami Politik di Indonesia.
Merupakan suatu harapan pula, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, khususnya untuk penulis, kritik dan saran dari pembaca akan sangat perlu untuk
memperbaiki dalam penulisan makalah dan akan diterima dengan senang hati. Serta semoga
makalah ini tercatat menjadi motivator bagi penulis untuk penulisan makalah yang lebih baik
dan bermanfaat. Aamiin.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Barakallahu fiikum.

Bandar Lampung, 13 November 2016

Pemakalah

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................  i
Daftar isi ...................................................................................................................  ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang.................................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................................  1
C.     Tujuan  Masalah............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A.  Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq
Kelahiran Abu Bakar Ash Shiddiq ..........................................................  2
Abu Bakar: Peran dan fungsi.................................................................... 3
Penyebaran islam pada masa Abu Bakar.................................................. 4
Peradaban pada masa Abu Bakar............................................................. 5
B.  Khalifah Umar Ibn Al-Khathab
Kelahiran Umar ibn Al-Khathab............................................................... 4
Latar belakang kehidupan Umar ibn Al-Khathab..................................... 4
Peradaban pada masa Khalifah Umar ......................................................  6
C. Khalifah Umar Bin Affan
Kelahiran Umar bin Affan........................................................................ 7
Peradaban pada masa Umar bin Affan..................................................... 8
D. Khalifah Ali bin Abi Thalib
Kelahiran Ali bin Abi Thalib..................................................................... 8
Memanajemen pemerintah ali bin Abi Thalib............................................ 9
Ali bin Abi Thalib Wafat........................................................................... 10
        E. Kemajuan peradaban pada masa Khulafaur Rasyidin................................... 10

BAB III KESIMPULAN


Kesimpulan....................................................................................................  12
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
          Sejarah peradaban islam memiliki arti yang sangat penting dan tidak bisa kita abaikan
begitu saja. Karena dengan sejarah kita bisa mengetahui apa yang telah terjadi pada zaman
sebelum sekarang dan juga kita bisa mengerti bagaimana pemerintahan pada zaman nabi
sampai pada khulafaur rasyidin. Kaum muslim mulai dipimpin oleh seorang khalifah
semenjak wafatnya nabi untuk menggantikan kedudukan nabi sebagai pemimpin umat dan
pemimpin negara.

B.  Rumusan Masalah
a.  Apa pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin ?
b. Bagaimana kepemimpinan pada masa khalifah Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali ?
c. Bagaimana perkembangan peradaban islam ?

C.  Tujuan
a.    Kita bisa mengetahui pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin.
b.    Kita bisa mengetahui kepemimpinan pada masa khulafaur rasyidin.
c.    Kita bisa mengetahui perkembangan peradaban islam.
d.    Kita bisa mempelajari sejarah lebih dalam lagi.
BAB I
PENDAHULUAN

A.      KHALIFAH ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ


1.         Kelahiran Abu Bakar Ash-siddiq
Abu bakar ash-shiddik dilahirkan pada tahun 573 M. Dia dilahirkan dilingkungan suku
yang sangat berpengaruh dan suku  yang banyak melahirkan tokoh-tokoh besar. Ayahnya
bernama utsman (abu kuhafah) bin amir bin amr bin ka’ab bin saad bin laym bin mun’ah bin
ka’ab bin lu’ay, bersal dari suku Quraisy, sedangkan ibunya bernama Ummu Al-khair Salmah
binti Sahr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taym bin Murrah. Garis keturunannya bertemu pada
neneknya, yaitu ka’ab bin sa’ad.[1]
Abu bakar adalah orang yang pertama kali masuk islam ketika islam mulai didakwahkan.
Baginya, tidaklah sulit untuk mempercayai ajaran yang dibawakan oleh Muhammad SAW.
Dikarenakan sejak kecl ia telah mengenal keagungan Muhammad SAW.setelah masuk islam,
ia tidak segan untuk menumpahkan segenap jiwa dan harta bendanya untuk islam.[2]
Pengorbanan Abu Bakar terhadap islam tidak dapat diragukan. Ia juga pernah ditunjuk
Rasul sebagai penggantinya untuk mengimami shalat ketika Nabi sakit. Nabi muhammad
SAW pun wafat tak lama setelah kejadian tersebut. Karena tidak ada pesan mengenai siapa
penggantinya dikemudian hari, pada saat jenazah nabi belum dimakamkan di antara uat
islam, ada yang mengusulkan untuk cepat-cepat memikirkan pengganti nabi.
Abu bakar dipilih berdasarkan aklamasi, walaupun tokoh-tokoh lain tidak ikut
membai’atnya, misalnya Ali bin Abi Thalib, Yhalhah dan Zubair yang menolak dengan
hormat. Mereka masih mempermasalhkan diangkatnya Abu Bakar tersebut. Keadaan
penolakan tersebut akhirnya baru muncul setelah pada pemerintahan Ali bin Abi Thalib.
Kelompok lain yang menyetujuinya ialah Anshar Salad bin Ubadah meskipun pada akhirnya
tenggelam dalam sejarah. Dengan terpilihnya Abu Bakar serta  pembai’atnya, resmilah
berdirinya kekhalifahan pertama di dunia islam.

2.     Abu Bakar: Peran dan Fungsinya


a.       Kebijakan pengurusan terhadap agama.
Pada awal pemerintahannya, diuji dengan adanya ancaman yang datang dari umat islam
sendiri yang menentang kepemimpinannya. Di antara perbuatan makar tersebut ialah
timbulnya orang-orang yang murtad, orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakat,
orang-orang yang mengaku menjadi nabi, dan pemberontakan dari beberapa kabilah.[3]
b.      Kebijakan kenegaraan
Diantara kebijakan Abu Bakar dalam pemerintahan atau kenegaraan sebagai pulungan,
diuraikan sebagai berikut.
1.       Bidang eksekutif
2.       Pertahanan dan keamanan
3.       Yudikatif
4.       Sosial ekonomi
3.    Penyebaran Islam pada Masa Abu Bakar
Setelah pergolakan dalam negeri berhasil  dipadamkan (terutama memerangi orang-orang
murtad), khalifah Abu Bakar menghadapi kekuatan persia dan romawi yang setiap saat
berkeinginan menghancurkan ekstensi islam. Untuk menghadapi persia, Abu bakar mengirim
tentara islam di bawah pimpinan Khalid bin Walid danmutsanna bin Haritsah dan berhasil
merebut beberapa daerah penting Irak dari kekuasaan persia. Adapun untuk menghadapi
romawi, Abu Bakar memilih empat panglima ialam terbaik untuk memimpin beribu-ribu
pasukan di empat front, yaitu Amr bin Al-Ash di front palestina, Yazid bin Abi Sufyan di
front Damaskus, Abu Ubaidah di front Hims, dan Syurahbil bin hasanah di front yordania.[4]
Faktor keberhasilan Abu Bakar yang lain adalah dalam membangun pranata sosial di
bidang politik dan pertahanan keamanan. Keberhasialan tersebut tidak lepas dari sikap
keterbukaannya, yaitu memberikan ahk dan kesempatan yang sama kepada tokoh-tokoh
sahabat untuk ikut membicarakan berbagai masalah sebelum ia mengambil keputusan melalui
forum musyawarah sebagai lembaga legislatif.
Adapun urusan pemerintah di luar kota madinah, Khalifah Abu Bakar membagi wilayah
kekuasaan hukum negara madinah menjadi beberapa provinsi, dan setiap provinsi ia
menugaskan seorang amir atau wali (semacam jabatan gubernur). Para amir tersebut juga
bertugas sebagai pemimpin agama, juga (seperti imam dalam shalat), menetapkan hukum dan
melaksanakan undang-undang. Artinya seorang amir di samping sebagai pemimpin agama,
juga sebagai hakim dan pelaksana tugas kepolisian.

4.    Peradaban pada Masa Abu Bakar


Bentuk peradaban yang paling besar dan luar biasa dam merupakan satu kerja yang
dilakukan pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah perhimpunan Al-Quran. Abu Bakar
Ash-Shiddiq memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Quran dari
pelepah kurma, kulit bintang, dan dari hapalan kaum muslimin. Umarlah yang mengusulkan
pertama kali penghimpunan Al-Quran ini. Sejak itulah Al-Quran dikumpulkan dalam satu
mushaf. Inilah untuk pertama kalinya Al-quran dihimpun.[5]

B.     KHALIFAH UMAR IBN AL-KHATHAB


1.      Kelahiran Umar ibn Al-Khaththab
Umar ibn Al-khaththab, (583-644) yang memiliki nama lengkap Umar bin khaththab bin
Nufail bin abd Al-Uzza bin Ribaah bin Abdillah bin Qart bin Razail bin ‘adi bin Ka’ab bin
Lu’ay adalah khalifah kedua yang menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Dia adalah salah
seorang sahabat terbesar sepanjang sejarah sesudah Nabi Muhammad SAW. Kebesarannya
terletak pada keberhasilannya, baik sebagai negarawan yang bijaksana maupun sebagai
mujtahid yang ahli dalam membangun negara besar yang ditegakkan atas prinsip-prinsip
keadilan, persamaan, dan persaudaraan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
[6] Dalam banyak hal, Umar ibn Al-khaththab dikenal sebagai tokoh yag sangat bijaksana
dan kreatif, bahkan genius.
Peranan Umar dalam sejarah masa permulaan merupakan yang paling menonjol karena
perluasan wilayahnya, di samping kebijakan-kebijakan politiknya yang lain. Adanya
penaklukan besar-besaran pada masa pemerintahan Umar merupakan fakta yang diakui
kebenarannya oleh para sejarawan. Bahkan, ada yang mengatakan, kalau tidak karena
penaklukan-penaklukan yang dilakukan pda masa Umar, islam akan tersebar seperti
sekarang.
2.      Latar Belakang Kehidupan Umar ibn Al-Khaththab
Umar ibn Al-Khaththab dilahirkan di Mekah dari keturunan suku Quraisy yang
terpandang dan terhormat. Ia lahir empat tahun sebelum terjadinya perang fijar atau
sebagaimana yang ditulis oleh Muhammad Al-Khudari Bek, tiga belas tahun muda dari
Muhammad SAW.
Sebelum masuk islam Umar termasuk diantara kaum Quraisy yang paling ditakuti oleh
orang-orang yang sudah masuk islam. Dia adalh musuh dan penentang Nabi Muhammad
SAW. Yang paling ganas dan kejam, bahkan sangat besar keinginanya untuk membunuh
Nabi Muhammad dan pengikut-pengikutnya. Dia menyebar fitnah dan menuduh Nabi
Muhammad SAW sebagai penyair tukang tenung.
Setelah Umar masuk agama islam, pada bulan Dzulhijjah enam tahun setelah kerasulan
Nabi Muhammad SAW.kepribadiannya bertolak belakang dengan keadaan sebelumnya. Dia
berubah menjadi salah seorang yang gigih dan setia membela agama islam. Bahkan,dia
termasuk sahabat yang terkemuka dan paling dekat dengan Nabi Muhammad SAW.[7]
Abu Bakar sebelum meninggal pada tahun 634 M/13 H. Menunjuk Umar ibn Al-
Khaththab sebagai penggantinya. Kendatipun hal ini merupakan perbuatan yang belum
pernah terjadi sebelumnya, tampaknya penunjukan ini bagi Abu Bakar merupakan hal yang
wajar untuk dilakukan. Ada beberapa faktor yang mendorong Abu Bakar untuk menunjuk
Umarmenjadi khalifah. Pertama, kekhawatiranperistiwa yang sangat menegangkan di
Tsaqifah Bani Sa’idah yang nyaris menyeret umat islam ke jurang perpecahan akan terulang
kembali, bila ia tidak menunjuk seorang untuk menjadi penggantinya. Kedua, kaum Anshar
dan Muhajirin saling mengkalim sebagai golongan ya ng berhak menjadi khalifah. Ketiga,
umat islam pada saat itu baru saja selesai menumpas kaum murtad dan pembangkang.
Sementara itu di luar kota madinah melawan tentara persia di satu pihak dan tentara romawi
di pihak lain.[8]
Berangkat dari kondisi politik yang demikian,tampaknya tidak menguntungkan apabila
pemilihan khalifah diserahkan sepenuhnya kepada  umat secara langsung. Jika alternatif ini
dipilih,besar kemungkinan akan timbul kontroveksi berkepanjangan di kalangan umat islam
tentang siapa yang lebih proporsional menggantikan Abu Bakar.
Setelah Abu Bakar mendapat persetujuan kaum muslimin atas pilihannya, ia memanggil
Utsman bin Affan untuk menuliskan teks pengangkatan Uma(bai’at Umar). Sebagaimana
Abu Bakar, Umar bin Khaththab begitu dibai’at atau dilantik menjadi khalifah
menyampaikan pidato penerimaan jabatannya di Majid Nabidi hadapan kaum muslimin.

3.    Umar Ibn Khaththab: Madinah sebagai Negara Adikuasa


Semenjak penaklukan persia dan romawi, pemerintah islam menjadi adikuasa dunia yang
memiliki wilayah kekuasaan luas, meliputi semenanjung Arabia, Palestina,Siria,Irak, Persia
dan Mesir. Umar ibn Al-khaththab yang dikenal sebagai negarawan, administrator terampil
dan pandai, dan seorang pembaharu membuatbberbagai kebijakan mengenai pengelolaan
wilayah kekuasaanyang luas, ia menata struktur kekuasaan dan administrasi pemerintah
negara Madinah berdasarkan semangat demokrasi.[9]
Untuk menunjang kelancaran administrasi dan opersional tugas-tugas jeksekutif, Umar
melengkapinya dengan beberapa jawatan, antara lain: Umar melengkapinya dengan beberapa
jawatan, antara lain:
a.    Dewan Al-kharraj (jawatan pajak ).
b.    Dewan Al-addats (jawatan kepolisian).
c.    Nazar Al-nafiat (jawatan pekerjaan umum).
d.   Dewan Al-jund (jawatan militer).
e.    Bai’at Al-mal (lembaga pembendaharaan negara).

4.    Peradaban pada Masa Khalifah Umar


Peradaban yang paling signifikan pada masa Umar, selain pola administrasi pemerintah,
peperangan, dan sebagainya adalah pedoman dalam peradilan. Pemikiran khalifah Umar bin
khaththab khususnya dalam peradilan yang masih berlaku sampai sekarang dikutip
M.Fauzan.
Dalam mempertimbangkan perkara ini, Khalifah Umar selaku hakim yang bijaksana
melakukan dua hal penting yang patut mendapatkan perhatian dan menjadi pelajaran
berharga bagi para hakim di sepanjang zaman. Upaya yang dilakukan oleh Umar dengan
meminta bantuan dari Ali r.a adalah apa yang dinamakan sekarang tahlil unshuril-jarimah
(menganalisis unsur kejahatannaya sendiri), seperti pemeriksaan darah, sidik jari, dan
sebagainya dalam peristiwa pembunuhan. Misalnya, langkah selanjutnya Umar
menitikberatkan pada bahan bukti yang diahurkan oleh pendakwah (wanita yang menuduh).
[10]

 C.  KHALIFAH USTMAN BIN AFFAN


1.    Kelahiran Utsman bin Affan
Khalifah ketiga adalah Utsman bin Affan. Nama lengkapnya ialah Utsman bin Affan bin
Abil Ash bin Umayyah dari suku Quraisy. Lahir pada tahun 576 M., enam tahun setelah
penyerangan Kabah oleh pasukan bergajah ataun enam tahun sebelum kelahiran Rasulullah
SAW. Ibu nya bernama Urwy bin Kuraiz. Utsman bin Affan masuk islam pada usia 30
tahun.  Sesaat setelah masuk islam, ia sempat mendapatkan siksaan dari pamannya, Hakam
bin Abil Ash. Ia memeluk islam karena ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah seorang sahabat
dekat Nabi SAW. Ia sangat kaya tetapi berlaku sedehana, dan sebagian besar kekayaannya
digunakan untuk kepentingan Islam. Ia mendapat julukan zun nurain, artinya memiliki dua
cahaya, karena menikahi dua putri Nabi SAW secara berurutan setelah yang satu meninggal,
yakni Ruqayyah dan Ummu Kulsum. Dan Utsman pernah meriwayatkan hadis kurang lebih
150 hadis. Seperti halnya Umar, Utsman diangkat menjadi Khalifah melalui proses
pemilihan.
Khalifah Utsman bin Affan ikut berhijrah bersama istrinya ke Abesinia dan termasuk
muhajirin pertama ke Yatsirb. Ia termasuk orang yang saleh ritual dan sosial. Siang harinya ia
gunakan untuk shaum dan malamnya untuk shalat. Ia sangat gemar membaca Al-Quran,
sehingga Khalid Muh Khalid menulis bahwa untuk shalat dua rakaat saja, Utsman
menghabiskan waktu semalam karena banyaknya ayat Al-Quran yang dibaca, dan pada saat
Khalifah Utsman bin Affan wafat, Al-Quran berada di pangkuanya. Kesalehan sosialnya
terbukti dan membeli telaga milik Yahudi seharga 12.000 dirham dan menghibahkannya
kepada kaum muslimin pada saat hijrah ke Yatsrib. Mewakafkan tanah seharga 15.000 dinar
untuk peluasan Masjid Nabawi. Menyerahkan 940 ekor kuda, 10.000 dinar untuk keperluan
Jaisyul Usrah pada Perang Tabuk. Setiap hari Jumat, Utsman bin Affan membebaskan
seorang budak laki-laki dan seorang budak perempuan.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW., Utsman bin Affan mengikuti beberapa peperangan,
di antara Perang Uhud, Khaibar pembebasan kota Mekah, Perang Thaif, Hawazin, dan
Tabuk. Perang Badar, tidak ia ikuti karena disuruh oleh Rasulullah SAW. Menunggu istrinya
yang sedang sakit sampai meninggal.

2.    Peradaban Pada Masa Utsman bin Affan.


Pada masa-masa awal pemerintahannya, Utsman melanjutkan sukses para pendahulunya,
terutama dalam perluasan wilayah kekusaan Islam. Karya monumental Utsman yang
dipersembahkan kepada umat Islam ialah penyusunan kitab suci Al-Qur’an. Pembukuan ini
didadasarkan atas alasan dan pertimbangan untuk mengakhiri perbedaan bacaan dikalangan
umat Islam yang diketahui pada saat ekspedisi militer ke Amenia dan Azerbaijian. 
Penyusunan Al-Qur’an, yaitu Zaid bin Tsabit, sedangkan yang mengumpulkan tulisan-
tulisan Al-Qur’an antara lain Adalah dari Hafsah, salah seorang Istri Nabi SAW. Kemudian
dewan itu membuat beberapa salinan naskah Al-Qur’an untuk dikirimkan ke berbagai
wilayah kegubernuran sebagai pedoman yang benar untuk masa selanjutnya. Adapun
kegiatan pembangunan di wilayah Islam yang luar itu, meliputi pembangunan daerah,-daerah
pemukiman, jembatan, jalan, masjid, wisma tanu, pembangunan kota-kota baru yang
kemudian tumbuh pesat. Semua jalan yang menuju ke Madinah dilengkapi dengan Khalifah
dan fasilitas bagi para pendatang. Masjid Nabi di Mdianh diperluas. Tempat persediaan air
dibangun di Madinah, di kota-kota padang pasir, dan ladang-ladang perternakan untadan
kuda. Pembangunan beberapa sarana umum ini menunjukan bahwa Utsman sebagai Khalifah
sangat memerhatikan kemaslahatan publik sebagai bentuk dari manifestasi kebudayaan
sebuah masyarakat.[11]
Bentuk manajemen yang ditetapkan dalam pemerintahaan Umar r.a. tercermin dalam
pengumpulan mushaf Al-qur’an menjadi satu di kenal dengan Mushaf Utsmani. Pada masa
kekhalifahan Utsman r.a. terdapat indikasi praktik nepotisme. Hal ini yang membuat
sekelompok sahabat mencela kepemimpinan Utsman r.a. karena telah memilih keluarga
kerabat sebagai pejabat pemerintahaan.[12] Pada paroh trakhir masa kekhalifahannya, muncul
perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman
memang sangat berbeda dengan
kepemimpinan Umar. Pada tahun 35H/655M, Usman di bunuh oleh kaum pemberontak yang
terdiri dari orang-orang kecewa itu. Pembunuhan usman merupakan malapetaka besar yang
menimpa ummat

D. KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB


1.    Kelahiran Ali bin Abi Thalib
Khlifah keempat adalah Ali bin Abi Thalib. Ali adalah keponakan dan menantu Nabi. Ali
adalah putra Abi Thalid bin Abdul Muthalib. Ali adalah seseorang yang memiliki kelebihan,
selain itu ia adalah pemegang kekuasaan. Pribadinya penuh vitalitas dan energik, perumus
kebijakan dengan wawasan yang jauh ke depan. Ia adalah pahlawan yang gagah berani,
penasehat yang bijaksana, penasihat hukum yang ulung dan pemegang teguh tradisi, seorng
sahabat sejati, dan seorang lawan yang dermawan. Ia telah bekerja keras sampai akhir
hayatnya dan merupakan orang kedua yang berpengaruh setelah Nabi Muhammad.[13]
Ali adalah putra Abi Thalib ibn Abdul Muthallib. Ia adalah sepupu Nabi Muhammad
SAW., yang kemudian menjadi menantunya karena menikahi putri Nabi Muhammad SAW,
yaitu Fatimah. Ia masuk Islam ketika usianya sangat muda dan termasuk orang yang pertama
masuk islam dari golongan pria. Pada saat nabi menerima wahyu pertama, Ali berumur 13
tahun, menurut A.M. Saban, sedangkan menurut Mahmudunnasir, Ali berumur 9 tahun.
Mahmudunnasir selanjutnya menulis bahwa Ali termasuk salah seorang yang  baik dalam
memainkan pedang dan pena, bahkan ia di kenal sebagai orator.  Setelah Usman wafat,
masyarakat beramai-ramai membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Ali memerintah
hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan.
Setelah menduduki jabatan khalifah, Ali memecat para gubernur  yang di angkat oleh Usman.
Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan
menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara, dan memakai kembali sistem distribusi
pajak tahunan dia antara orang-orang Islam sebagaimana pernah ditetapkan Umar.
2. Manajemen Pemerintahan Ali bin Abi Thalib.
Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a. menjalankan sistem pemerintahaan sebagaimana
Khalifah sebelumnya, baik dari segi kepemimpinan ataupun manajemen. Dalam mengangkat
seorang pemimpin, beliau mendelesiasikan wewenang dan kekuasaan atas wilayah yang
dipimpinnya. Seorang memiliki kewenangan penuh untuk mengelola wilayah yang
dikuasainya, namun halifah tetap melakukan pengawasan terhadap kinerja pemimpin
tersebut. Khalifah senantiasa mengajak pegawainya untuk  hidup Zuhud, berhemat dan
sederhana dalam kehidupan, begitu juga untuk selalu memperhatikan dan berbelas kasihan
terhadap kehidupan rakyatnya. Beliau juga mengjarkan system renumirasi. Selain itu, beliau
juga konsisten terhadap kepentingan masyarakat secara umum.[14]

3. Ali bin Abi Thalib Wafat


Kaum Khawarij tidak lagi mempercayai kebenaran pemimpin-pemimpin Islam, dan
mereka berpendapat bahwa pangkal kekacauan Islam pada saat itu adalah karena adanya 3
orang imam, yaitu Ali, Muawwiyah dan Amr.
Mereka bersumpah akan melaksanakan pembunuhan pada tanggal 17 Ramadhan 40 H/24
Januari 661 M di waktu subuh. Diantara tiga orang Khawarij itu. Hanya Ibnu Muljam yang
berhasil membunuh Ali ketika beliau sedang sholat Subuh di Masjid Kufah tetapi Ibnu
Muljam pun tertangkap dan juga dibunuh.
Khalifah Ali wafat dalam usia 58 tahun, kemudian Hasan bin Ali dinobatkan menjadi
Khalifah yang berkedudukan di Kufah.[15]
              
E. KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN
Masa kekuasaan khulafaur rasyidin yang dimulai sejak Abu Bakar Ash-Shiddiq hingga
Ali bin Abi Thalib, merupakan masa kekusaan khalifah Islam yang berhasil dalam
mengembangkan wilayah Islam lebih luas. Nabi Muhammad SAW yang telah meletakkan
dasar agama Islam di arab, setelah beliau wafat, gagasan dan ide-idenya diteruskan oleh para
khulafaur rasyidin. Ekspansi ke negri-negri yang sangat jauh dari pusat kekusaan, dalam
waktu tidak lebih dari setengah abad merupakan kemenangan menakjubkan dari suatu bangsa
yang sebelumnya tidak pernah memiliki pengalaman politik yang memadai.[16]
Ada beberapa faktor yang menyebabkan ekspansi itu demikian cepat, antara lain sebagai
berikut :
    1. Islam, di samping merupakan ajaran yang mengatur humbungan manusia dengan  Tuhan,
juga agama yang mementingkan soal pembentukan masyarakat.
2.   Dalam dada para sahabat Nabi SAW tertanam keyakinan yang sangat kuat tentang kewajiban
menyerukan ajaran-ajaran Islam (dakwah) keseluruh penjuru dunia.
3.  Pertentangan aliran agama di wilayah Bizaitun mengakibatkan hilangnya kemerdekaan
beragama bagi rakyat.
4.    Islam datang kedaerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik dan toleran, tidak
memaksa rakyat untuk mengubah agamanya dan masuk Islam.
5.  Bangsa sami di Syiria dan palestina, dan bangasa Hami di Mesir memandang bangsa Arab 
lebih dekat daripada bangsa Eropa, Bizantiun, yang merintah mereka.
6.    Mesir, Syiria dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan intu membantu pengusa
Islam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang lebih jauh.
Dr. Hasan Ibrahim dalam bukunya “Tarikh Al-Islam As-Siyasi”, menjelaskan bahwa
organisasi-organisasi atau lembaga-lembaga Negara yang ada pada masa Khulafaur rasyidin,
diantaranya sebagi berikut :
1.      Lembaga Politik.
2.      Lembaga Tata Usaha Negara.
3.      Lembaga Keuangan Negara.
4.      Lembaga Kehakiman Negara.

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
       Pada masa pemerintahanKhulafaurRasyidin, khalifah di pilihberdasarkanmusyawarah.
SetelahNabi Muhammad wafat, Abu Bakardiangkatmenjadikhalifahmelaluipertemuansaqifah
atas usulanumar. Problem besar yang dihadapi Abu Bakarialahmunculnyanabipalsu dan
kelompokingkarzakatsertamunculnyakamummurtadMusailimahbinkazzabbesertapengikutnya
menolak. membayarzakat dan murtaddari islam yang
mengakibatkanterjadinyaperangYamamah. Perangtersebutterjadi pada tahun 12 H.
       Umar yang tahuakanhalitumerasakhawatirakankelestarian Al-
Qur’anhinggadiamengusulkankepada Abu Bakar agar membukukan/mengumpulkanmushaf
yang ditulis pada masa nabimenjadisatumushaf Al-Qur’an. Umar membentukpanitia yang
beranggotakan 6 orangsahabat dan memintasalahsatudiantaranyamenjadikhalifahsetelah
Umar wafat. PanitiaberhasilmengangkatUtsmanmenjadikhalifah.
       Utsmandibunuholehkaum yang tidakpuasakankebijakannya yang
mengangkatpejabatdarikaumnyasendiri (Bani Umayah). SetelahUtsmanwafatumat islam
membaiak Alimenjadikhalifahpenggantiutsman. SetelahAlimeninggal, iadigantiolehanaknya,
Hasan. Hasan mengadakanperundingandamaidenganMu’awiyah dan umat islam
dikuasaiolehMu’awiyah. Denganbegituberakhirlahpemerintahan yang berdasarkanpemilihan
(khulafaurrasyidinbergantidengansistemkerajaan).

B.  Saran.
          Kami bangga sekaligus kagum atas perjuangan-perjuangan yang dilakukan oleh
Khulafaur Rasyidin. Tapi yang di sayangkan pada masa pemerintahan salah satu dari
Khulafaur Rasyidin ialah: Para aparatur Negara di ambil dari kalangan keluarga Khalifah,
dan ketidak tegasan dalam memutuskan/menyelesaikan masalah, hal tersebut yang
menyebabkan perpecahan dan pemberontakan di kalangan umat Islam, sehingga berdampak
negatif di era globalisasi ini.

DAFTAR PUSTAKA
Amin Samsul Munir, Sejarah Perkembangan Islam,  Jakarta : Amzah, 2009.
Rahman Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam,  Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf. 1995.
Sinn Ahmad Ibrahim Abu, Manajemen Syariah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996.
Susanto Musyrifah, Sejarah Islam Klasik, Jakarta Timur: Prenada Media
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1993

Anda mungkin juga menyukai